My Affair
Plak Plak Plak.
Bunyi tamparan keras yang berkali kali mendarat di pipi mulus seorang dokter muda yang baru pulang dinas dari rumah sakit. Dokter muda yang sangat cantik itu tidak menyangka akan mendapatkan tamparan keras di pipinya. Badannya yang sangat letih semakin letih akibat ulah suaminya itu. Dia sama sekali tidak dalam posisi siap untuk menerima pisang goreng berkali kali lipat yang dihadiahkan oleh suaminya.
Vian memegang pipinya yang memanas dan perih itu. Semua kejadian penamparan itu disaksikan oleh semua pembantu dan seorang supir. Supir tersebut menahan hatinya untuk tidak membalas perbuatan suami dari dokter muda tersebut.
"Apa apaan ini. Kenapa setiap hari kamu menampar Aku? Kalau kamu memang tidak suka ada aku di sini, kembalikan saja aku kepada kedua orang tua ku. Ceraikan saja aku. Aku juga tidak butuh menjadi istri dari seorang Juan Alexsander." teriak Vian kepada pria yang bernama Juan Alexsander.
Juan Alexsander adalah pengusaha yang luar biasa berkuasa di dunia bisnis. Dia terkenal kejam fan arogan terhadap semua orang uang berbisnis dengan dirinya.
"Apa kamu bilang cerai? Kembalikan kepada orang tua kamu? Jangan harap j*l*ng. Jangan pernah berharap." jawab Juan dengan emosi.
Plak. Sebuah tamparan kembali mendarat di Pipi Vian.
"Setiap yang sudah masuk kedalam rumah milik Juan Alexsander akan bisa pergi dari sini atas perintah dan izin Juan Alexsander. Camkan itu di otak bodoh kamu" ujar Juan sambil memimpuk kepala Vian dengan bantalan sofa.
Vian yang dalam posisi tidak siap terhunyung kebelakang. Dia terduduk di sofa. Sang sopir yang melihat ingin melangkah maju dan menolong Vian. Tetapi di tahan oleh Bik Ina. Bik Ina tidak ingin sopir juga menerima akibat uang sama dengan yang diterima Vian.
Bik Ina juga tidak mau, Nyonyanya akan menerima penyiksaan yang lebih lagi. Cukup yasng selama ini diterima oleh Vian. Mereka ingin sekali menolong Vian. Tetapi kalau mereka menolong Vian maja Vian akan menerima penyiksaan yang lebib lagi. Hal ini sufah pernah terjadi dahulu, akibatnua Vian tidak diizinkan makan di rumah dan pembantu yang menolong Vian diusir dari rumah.
"Stop. Sudah stop. Sudah cukup semua yang kau berikan kepada aku Mr Juan Alexsander. Sudah, kalau memang kamu tifak akan menceraikan aku, setidaknya tolong jangan siksa aku lagi." ujar Vian sambil berdiri dari sofa tempat dia terhempas tadi.
Vian kemudian berjalan meninggalkan semua drama dan penonton yang menyaksikan drama yang terjadi setiap malam itu. Penyiksaan demi penyiksaan harus di terima Vian setiap hari. Vian sebenarnua bisa saja kabur dan pergi, tetapi ada satu hal yang membuat Vian harus bertahan dan sabar dalam menerima semuanya.
Vian melangkahkan kakinya dengan gontai menuju kamar pribadinya di lantai dua rumah besar nan mewah itu. Vian masuk ke dalam kamar dan langsung membaringkan tubuhnya di ranjang king size miliknya. Vian tidak bisa lagi menangis. Semua ait matanya sudah terkuras habis sejak hari dimana semua kejadian ino bermula.
Kejadian dimana dirinya harus setiap hari menerima caci maki dan juga penyiksaan fisik dari orang yang dikatakan sebagai suami. Vian sama sekali sudah kehabisan akal, Vian sama sekali tidak bisa menemukan jawaban, kenapa manusia yabg seharusnya membela dan menjaga dirinya agar tidak menderita, malahan menjadi sumber pusat penderitaan dirinya.
"Mami kenapa hal ini menimpa Vian Mi. Apa salah Vian Mi, sehingga Vian menerima semua akibat ini." ujar Vian berkata sendirian sambil menatap langit langit kamarnya.
"Mami, bantu Vian menjawab semuanya Mi. Apakah ini adalah kesalahan Vian?" ujar Vian kembali.
Setelah lelah dengan pemikirannya sendiri, Vian masuk ke dalam bak mandi besar miliknya. Dia berdiri di bawah shower. Air yang keluar dari shower membasuk seluruh tubuh telanjangnya yang sudah lelah seharian bekerja di rumah sakit ditambah lagi dengan penyiksaan yang diterimanya tadi dari orang yang dikatakan sebagai suami.
Saat Vian sedang berusaha menenangkan kembali jiwa dan pikirannya. Tiba tiba intercom kamar Vian mengeluarkan suara.
"Nyonya ini Bik Ina Nyonya." ujar Bik Ina dari intercom yang berada di luar kamar Vian.
"Iya bik ada apa?" tanya Vian. Vian sangat tau bagaimana baiknya Bik Ina selama ini kepada dirinya. Bik Ina menyaksikan semua penderitaan Vian yang diakibatkan oleh Juan Alexsander suami sah Vian.
"Nyonya, kata Tuan Muda, Nyonya harus bersiap siap, karena Tuan Muda akan mengajak Nyonya makan malam bersama dengan kolega bisnis Tuan Muda yang baru." ujar Bik Ina menyampaikan informasi yang diberikan oleh Juan.
"Baik Bik. Makasi infonya. Saya akan bersiap siap. Tolong tanyakan kepada Tuan Muda pakaian apa yang harus saya pakai." ujar Vian.
"Pakaiannya sudah ada di almari Nyonya. Tuan Muda sudah menyiapkan semuanya untuk Nyonya, lengkap dengan perhiasan dan tas tangan serta sepatu." ujar Bik Ina.
"Baik Bik. Akan saya pakai." ujar Vian.
Vian menyelesaikan ritual mandinya. Dia kemudian memakai pakaian yang telah disiapkan oleh Juan. Vian melihat sebuah gaun malam panjang berwarna silver sudah terletak di almarinya masih terbungkus plastik. Sebuah merk dari perancang ternama tergantung dibaju tersebut.
"Seandainya kamu pria normal. Pasti istri kamu akan bahagia diperlakukan seperti ini. Tapi sayangnya kamu adalah pria sarap yang sama sekali tidak memiliki hati." ujar Vian menggerutu dan memakai gaun tersebut.
"Sudah menggerutunya. Saya menunggu kamu di bawah. Lewat lima belas menit, saya akan kembali menyiksa kamu." ujar Juan dari balik bahu Vian.
Vian kaget saat mendengar apa yang dikatakan oleh Juan. Dia tidak menyangka Juan akan berada tepat dibelakangnya, akan berada di kamar pribadi Vian.
"Kenapa kamu bisa masuk ke dalam kamar saya?" tanya Vian.
"Rumah rumah saya. Lagian ini juga kamar istri saya. Jadi suka suka saya." jawab Juan.
"Istri yang setiap hari di siksa." ujar Vian dengan pelan.
Juan mendengar apa yang dikatakan oleh Vian. Tapi dia berusaha untuk pura pura tidak mendengar. Juan tidak ingin memulai keributan kembali dengan Vian. Dia menunggu Vian merias wajahnya.
Juan melihat bekas tamparannya memerah di pipi Vian. Vian dengan lembut dan telaten berusaha menutupi memar tersebut dengan make up. Dia tidak ingin membuat malu suaminya.
"Selesai." ujar Vian.
Vian melangkah menuju Juan. Juan kaget melihat begitu cantiknya istrinya itu.
"Saya sudah siap." ujar Vian.
Juan dan Vian turun kelantai bawah rumah mereka. Sopir yang bernama Jero sudah berdiri di depan pintu penumpang. Saat melihat sepasang suami istri itu sudah dekat, Jero membukakan pintu mobilnya. Juan dan Vian Alexsander masuk ke dalam mobil. Jero akan mengantarkan mereka ke acara jamuan makan malam para pengusaha muda negara A.
Jerp menatap ke arah Vian dengan cara curi curi pandang. Jero mencari bekas tamparan di pipi Vian. Tapi Jero sama sekali tidak menemukan bekas tamparan itu.
"Kamu memang istri yang baik dan terbaik." ujar Jero berucap dalam hatinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments
Sulati Cus
membayangkan dpt tamparan bolak balik pipi ku ikutan nyeri, klu ak yg jd istrinya udah tak tuker tambah dia
2022-09-15
0
ennita
mampir 😊
2022-07-21
0
Laurensiaming
kayak ok nih novel u thor😁
2022-06-22
1