I Love You Tuan Muda

I Love You Tuan Muda

Chapter 1 | Pertemuan

Halo, semua!

Ini cerita kedua Ay yang fiks bakalan Ay tulis setelah “Kisah Kita” selesai. Jadi, prioritas Ay tetep “Kisah Kita”, ya.

So, cerita ini bakalan bener-bener slow update.

Kalau mau baca sekarang, ya, silakan. Mau baca setelah banyak chapter, ya, silakan. Atau mau nunggu tamat dulu juga silakan. Itu keputusan kalian, Sayang.

...Happy reading:)...

.......

.......

.......

Brengsek!! Dasar bodoh!

Lelaki itu terus mengumpat dalam hati sambil meneguk ‘minuman’. Dentuman keras musik yang ada di club sama sekali tidak mengganggu aktivitas lelaki yang satu ini. Bahkan, wajah tampannya tampak sayu karena sudah terlalu mabuk.

Empat botol kosong berjejer di meja lelaki itu. Masa bodoh jika sampai mati sekalipun. Ia rela, kok.

“Kenapa, Chels? Kenapa...?” gumam lelaki itu lirih.

“Kenapa kamu khianatin aku?”

“Kenapa kamu lebih milih dia daripada aku?”

“Aku sangat mencintaimu.. kamu tau itu, kan?”

Lelaki itu meneguk lagi ‘minuman’ langsung dari botol. Beberapa bartender yang berjaga nampak memperhatikan lelaki ini.

“Lihat! Dia sudah minum empat botol!” seru bartender 1.

Bartender 2 nampak meneliti penampilan lelaki tadi. Kaus oblong putih berbalut jaket dan celana panjang santai. “Dia orang kaya bukan, sih?” gumamnya.

Bartender 1 menoleh. “Kenapa emang?”

“Nanti kalo dia nggak bisa bayar, gimana?”

Bartender 1 berpikir keras. Lantas mengangguk setuju menyadari perkataan bartender 2 ada benarnya. “Iya juga, ya.”

Kedua bartender tadi sibuk membicarakan lelaki itu. Setelah perundingan yang alot, mereka sepakat mendatangi lelaki itu.

“Maaf, permisi,” ucap bartender 1 sopan. Lelaki itu mendongak. Parasnya yang kusut dan sayu membuat bartender 1 agak kasihan. Kayaknya, dia lagi patah hati, deh.

“Kenapa, sih?” tanya lelaki itu ketus.

“Tuan sudah ‘minum’ banyak, lho. Sudah, ya,” pinta bartender 1.

“Tuan-nya bisa bayar, kan?” ledek bartender 2 dengan pandangan sinis.

Lelaki itu mengerutkan dahi. “Heh! Asal kamu tahu, ya. Hik.. aku bisa beli satu club ini dan, hik.. pecat kamu dari sini!” ancam lelaki itu diselingi cegukan.

Bartender 2 tertawa. Sama sekali tidak percaya dengan penuturan lelaki mabuk ini. “Ya udah, cepat bayar!” Ia menodongkan tangan dengan telapak tangan terbuka.

Lelaki itu merogoh saku celana. Kosong. Hei, di mana dompetku?!

“Tuh, kan! Dia nggak bisa bayar!” gerutu bartender 2 kesal. Ia berbalik, lalu berjalan cepat membelah kerumunan.

“Ada apa, Tuan?” tanya bartender 1 bersimpati.

“Dompet saya nggak ada!” seru lelaki itu sebal.

Bartender 1 terdiam. Di satu sisi, ia kasihan pada lelaki ini. Di sisi lain, ini adalah pekerjaannya. Jika lelaki ini tidak membayar, dari mana ia akan mendapat penghasilan?

“Security, cepat usir dia!!” seru bartender 2 yang datang bersama dua security.

Security tadi mengangguk paham. Keduanya mengapit lelaki tadi dan membawanya paksa keluar club. Semua orang yang melihat tentu memberi jalan. Ada berbagai tatapan yang dilayangkan pada lelaki mabuk tadi.

Kasihan, jijik, dan remeh.

Yah, begitulah sistem kerja impuls manusia. Selalu menyimpulkan sesuatu hanya berdasarkan apa yang dia lihat.

Lelaki tadi memberontak keras. “Lepas! Hei, lepaskan aku!” teriaknya. “Aku akan buat kalian bangkrut, ya! Lepas!”

Bartender 1 dan 2 mengekori security tadi. Setelah tiba di luar, security tersebut menghempas tubuh lelaki tadi ke tanah.

Lelaki tersebut menggeram marah. “Berani sekali kalian memperlakukan seorang Rayhan seperti ini, hah!!!”

Bartender 2 terbahak. Diikuti oleh kedua security tadi. “Heh, Tuan Rayhan yang terhormat, kalau nggak bisa bayar, nggak usah ke sini lagi, oke,” kata bartender 2 sinis. “Miskin aja belagu banget.”

“Kamu—” geram Rayhan marah.

“Ada apa ini?”

Mereka menoleh bersamaan. Manik bartender 2 juga security yang berada di sana nampak berbinar.

Suara tadi adalah milik gadis cantik dengan rambut panjang bergelombang. Parasnya elok sekali. Apalagi pakaiannya yang elegan. Beuhh... cantiknya bukan main, Bro.

“Selamat datang, Nona. Ada yang bisa saya bantu?” tanya bartender 2 ramah.

Rayhan yang melihat tersebut berdecih sinis. Dasar mata keranjang! Penjilat!

Gadis tadi masih sibuk mengamati Rayhan yang tersungkur di tanah. Sepertinya, lelaki itu tidak kuat berdiri karena mabuk. “Tuan?” panggilnya.

Rayhan menoleh. Melihat paras cantik gadis tersebut, ia ikut terpukau. “Cantik sekali,” katanya tanpa sadar.

Gadis itu tersenyum manis. “Terima kasih.” Ia beralih menatap bartender tadi. “Ada apa sebenarnya? Kenapa kalian mendorong Tuan ini?”

“Begini, Nona, lelaki ini sudah banyak ‘minum’, tapi tidak membayar. Maka dari itu, kami mengusirnya,” jelas bartender 2.

Gadis itu mengangguk paham. Dia mengeluarkan dompet dari tas selempangnya. “Biar saya yang bayar. Berapa totalnya?”

“Eh?” Bartender dan security tadi terkejut.

Rayhan mencoba bangkit, ingin menahan gadis yang ingin membayarkan ‘minuman’nya. Namun, tubuhnya malah sempoyongan dan tidak bisa seimbang. Refleks, gadis tadi menopang tubuh Rayhan. “Biar saya bantu, Tuan.”

Rayhan menatap lekat wajah cantik gadis itu dari dekat. “Nama kamu siapa?”

Gadis itu tersenyum pada Rayhan yang menatapnya sayu. “Aqilla.”

“Nama saya Aqilla, Tuan.”

...👑👑👑...

Sebenarnya tujuan Aqilla datang ke club bukan untuk bersenang-senang. Dia punya tugas lain di sini. Namun, meninggalkan Rayhan yang mabuk tanpa didampingi siapa pun juga membuat dirinya tak tega.

Rasa kemanusiaan Aqilla begitu besar.

Dia memang dilatih seperti itu sejak kecil, jadi jangan heran.

“Manusia itu makhluk sosial. Kita tidak bisa hidup sendirian. Jadi, sebisa mungkin, bantulah orang-orang di luar sana, La. Mungkin dengan begitu, orang tersebut juga akan membantu kita di masa depan.”

Itu adalah kalimat yang selalu Aqilla ingat sepanjang masa.

Usai membayar biaya ‘minuman’ Rayhan, Aqilla membawa lelaki itu ke bagian VIP di club tersebut agar Rayhan bisa beristirahat. Aqilla meminum jus jeruknya seraya memperhatikan Rayhan.

Sekarang Rayhan tengah mengoceh tentang seorang gadis bernama Chelsea. Dari apa yang Aqilla dengar, ia bisa menyimpulkan bahwa Rayhan sedang patah hati. Chelsea adalah pujaan hatinya. Dan, gadis itu mengkhianati Rayhan dengan bersanding bersama lelaki lain.

Lelaki mana yang tidak sakit hati coba?

“Tuan baik-baik saja, kan?” tanya Aqilla sopan.

Rayhan menatap Aqilla sendu. “Apa aku tidak tampan?” tanyanya meracau.

Aqilla memperhatikan paras Rayhan dengan saksama. “Tampan, kok.”

“Apa aku kurang kaya?”

“Ah, saya tidak tahu. Saya tidak mengenal Anda, Tuan.”

Rayhan merengut. “Jahat sekali kamu tidak mengenalku.”

Aqilla terkekeh. “Baik, maafkan saya.”

“Baik, baik. Aku akan memperkenalkan diri.” Rayhan berlagak memperbaiki pakaiannya yang kusut. “Aku Rayhan Albar Refalino, putra sulung keluarga Refalino, Presdir RH Group.”

Aqilla membelalakkan mata. A–apa?

Rayhan tersenyum lebar. “Apa sekarang kamu mengenalku?”

Aqilla ikut tersenyum. “Iya, Tuan. Saya mengenal Anda.”

“Jadi, apa aku kurang kaya?”

“Tentu saja tidak, Tuan.”

Rayhan berdecak. “Sudah kuduga!”

Aqilla tertawa pelan mendengar gerutuan Rayhan. “Gadis itu yang bodoh karena meninggalkan Tuan yang sangat mencintainya. Jadi, Tuan lupakan saja gadis bodoh itu. Tuan bisa mencari gadis yang lebih pintar, kan?” ucap Aqilla memberi saran.

Rayhan mengangguk antusias dengan mata sayunya. “Kamu benar, Aqilla! Aku akan cari gadis yang pintar.”

Aqilla mengacak rambut Rayhan gemas. Lelaki ini juga tidak menolak—malah nyaman-nyaman saja.

Menyadari sesuatu, Rayhan menoleh pada Aqilla dengan raut serius yang terlihat lucu.

“Bagaimana kalau kamu saja yang menjadi kekasihku? Kamu gadis yang pintar menurutku!”

^^^To be continue...^^^

...👑👑👑...

Welcome di “Aqilla’s Story” semuanya!

Ini cerita tentang perjalanan hidup Aqilla yang penuh dengan konflik. Semoga kalian suka, ya.

See you di chapter selanjutnya:)

Terpopuler

Comments

Lamtota Siburian

Lamtota Siburian

keren banget ya.niatnya apa eh malah ditembak langsung sama lelaki kaya yang patah hati....so sweet banget deh 😀😀😀

2022-11-29

1

Nii

Nii

usjd

2022-10-03

2

Nii

Nii

kan

2022-10-02

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Pertemuan
2 Chapter 2 | Hanya Ingin Membantu
3 Chapter 3 | Penjelasan
4 Chapter 4 | Tentang Tuan Muda
5 Chapter 5 | Tentang Aqilla
6 Chapter 6 | Bertemu Lagi
7 Chapter 7 | Usaha Penangkapan
8 Chapter 8 | Tertangkap
9 Chapter 9 | Hubungan Terlarang
10 Chapter 10 | Pamit
11 Chapter 11 | Hamil?
12 Chapter 12 | Izin Hiatus
13 Chapter 13 | Welcome Twins J
14 Chapter 14 | Keseharian Aqilla
15 Chapter 15 | Bukan Anak Haram!
16 Chapter 16 | Ketakutan Aqilla
17 Chapter 17 | Kemenangan Jovan
18 Chapter 18 | Hadiah dari Jovin
19 Chapter 19 | Kondisi Keluarga Refalino
20 Chapter 20 | Di Mana Daddy Kami?
21 Chapter 21 | Ingin Bertemu
22 Chapter 22 | Dia Daddy Kami!
23 Chapter 23 | Siap Bertemu
24 Chapter 24 | Cerita Masa Lalu
25 Chapter 25 | Tiba di Indonesia
26 Chapter 26 | Data Keluarga Aqilla
27 Chapter 27 | Dad vs Son
28 Chapter 28 | Kasih Sayang Aqilla
29 Chapter 29 | Belanja
30 Chapter 30 | Bertemu Jessie
31 Chapter 31 | Aunty Pulang!
32 Chapter 32 | Calon Menantu?!
33 Chapter 33 | Penyerangan
34 Chapter 34 | Ajakan ke Mansion
35 Chapter 35 | Makan Bersama
36 Chapter 36 | Rencana Berhasil!
37 Chapter 37 | Grandpa, Grandma
38 Chapter 38 | Grandpa, Grandma (2)
39 Chapter 39 | Pesta: Akhirnya Bertemu
40 Chapter 40 | Pesta: Tidak Tahu Malu!
41 Chapter 41 | Pesta: Pencari Masalah
42 Chapter 42 | Pesta: Dia Tidak Mandul!
43 Chapter 43 | Pesta: Daddy!
44 Chapter 44 | Pulang ke Mansion
45 Chapter 45 | Pulang ke Mansion (2)
46 Chapter 46 | Berkumpul Bersama
47 Chapter 47 | Kebiasaan Si Kembar
48 Chapter 48 | Ayo Menikah
49 Chapter 49 | Ingin Lebih Dekat
50 Chapter 50 | Kesempatan Berdua
51 Chapter 51 | Kesempatan Berdua (2)
52 Chapter 52 | Perpisahan
53 Chapter 53 | Ikut ke Kantor
54 Chapter 54 | Pelaku Korupsi
55 Chapter 55 | Hilang
56 Chapter 56 | Fathur?
57 Chapter 57 | Selamanya Sahabat
58 Chapter 58 | Mommy Pulang!
59 Chapter 59 | Jalan-Jalan Keluarga
60 Chapter 60 | Jalan-Jalan Keluarga 2
61 Chapter 61: Jalan-Jalan Keluarga (3)
62 Chapter 62 | Gadis Itu
63 Chapter 63 | Diculik
64 Chapter 64 | Aksi si Kembar
65 Chapter 65 | Tidak Diizinkan!
66 Chapter 66 | Selesaikan Masalah!
67 Chapter 67 | Tidak Ada?
68 Chapter 68 | Janji Sebelum Tidur
69 Chapter 69 | Kapan Menikah?
70 Chapter 70 | Tidak Boleh Pergi!
71 Chapter 71 | Misi Penyergapan
72 Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
73 Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
74 Chapter 73 | Mommy Daddy Sedang Apa?
75 Chapter 74 | Aqilla Setuju
76 Chapter 75 | Pergi dan Datang
77 Chapter 76 | Sedang Apa di Sini?
78 Chapter 77 | Takut Mommy
79 Chapter 78 | Melepas Rindu
80 Chapter 79 | Bertemu Chelsea
81 Chapter 80 | Permintaan Chelsea
82 Chapter 81 | Selamat Ulang Tahun, Aqilla
83 Chapter 82 | Aku Saudara Kembarnya
84 Chapter 83 | Dibawa Pergi
85 Chapter 84 | Kebenaran Masa Lalu
86 Chapter 85 | Kebenaran Masa Lalu (2)
87 Chapter 86 | Tekad Rayhan
88 Chapter 87 | Mansion Kenzie
89 Chapter 88 | Dari Dulu Begitu
90 Chapter 89 | Maksud Kedatangan
91 Chapter 90 | Kebenaran
92 Chapter 91 | Kebenaran (2)
93 Chapter 92 | Kebenaran (3)
94 Chapter 93 | Baikan
95 Chapter 94 | Meminta Izin
96 Chapter 95 | Happy Birthday, Twins
97 Chapter 96 | Direstui
98 Chapter 97 | Kisah Aqilla-Kenzie
99 Chapter 98 | Kisah Aqilla-Kenzie (2)
100 Chapter 99 | Kisah Aqilla-Kenzie (3)
101 Chapter 100 | Wali Nikah Aqilla?
102 Chapter 101 | In the Seoul
103 Chapter 102 | Fakta Masa Lalu
104 Chapter 103 | Kembali Bersama
105 Chapter 104 | Kembali Bersama (2)
106 Chapter 105 | The Last: Hari Bahagia
107 Chapter 106 | The Last: Hari Bahagia (2)
108 Bonus Chapter 1
109 Bonus Chapter 2
110 Bonus Chapter 3
111 Bonus Chapter 4
112 Bonus Chapter 5
113 Question??
114 Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Chapter 1 | Pertemuan
2
Chapter 2 | Hanya Ingin Membantu
3
Chapter 3 | Penjelasan
4
Chapter 4 | Tentang Tuan Muda
5
Chapter 5 | Tentang Aqilla
6
Chapter 6 | Bertemu Lagi
7
Chapter 7 | Usaha Penangkapan
8
Chapter 8 | Tertangkap
9
Chapter 9 | Hubungan Terlarang
10
Chapter 10 | Pamit
11
Chapter 11 | Hamil?
12
Chapter 12 | Izin Hiatus
13
Chapter 13 | Welcome Twins J
14
Chapter 14 | Keseharian Aqilla
15
Chapter 15 | Bukan Anak Haram!
16
Chapter 16 | Ketakutan Aqilla
17
Chapter 17 | Kemenangan Jovan
18
Chapter 18 | Hadiah dari Jovin
19
Chapter 19 | Kondisi Keluarga Refalino
20
Chapter 20 | Di Mana Daddy Kami?
21
Chapter 21 | Ingin Bertemu
22
Chapter 22 | Dia Daddy Kami!
23
Chapter 23 | Siap Bertemu
24
Chapter 24 | Cerita Masa Lalu
25
Chapter 25 | Tiba di Indonesia
26
Chapter 26 | Data Keluarga Aqilla
27
Chapter 27 | Dad vs Son
28
Chapter 28 | Kasih Sayang Aqilla
29
Chapter 29 | Belanja
30
Chapter 30 | Bertemu Jessie
31
Chapter 31 | Aunty Pulang!
32
Chapter 32 | Calon Menantu?!
33
Chapter 33 | Penyerangan
34
Chapter 34 | Ajakan ke Mansion
35
Chapter 35 | Makan Bersama
36
Chapter 36 | Rencana Berhasil!
37
Chapter 37 | Grandpa, Grandma
38
Chapter 38 | Grandpa, Grandma (2)
39
Chapter 39 | Pesta: Akhirnya Bertemu
40
Chapter 40 | Pesta: Tidak Tahu Malu!
41
Chapter 41 | Pesta: Pencari Masalah
42
Chapter 42 | Pesta: Dia Tidak Mandul!
43
Chapter 43 | Pesta: Daddy!
44
Chapter 44 | Pulang ke Mansion
45
Chapter 45 | Pulang ke Mansion (2)
46
Chapter 46 | Berkumpul Bersama
47
Chapter 47 | Kebiasaan Si Kembar
48
Chapter 48 | Ayo Menikah
49
Chapter 49 | Ingin Lebih Dekat
50
Chapter 50 | Kesempatan Berdua
51
Chapter 51 | Kesempatan Berdua (2)
52
Chapter 52 | Perpisahan
53
Chapter 53 | Ikut ke Kantor
54
Chapter 54 | Pelaku Korupsi
55
Chapter 55 | Hilang
56
Chapter 56 | Fathur?
57
Chapter 57 | Selamanya Sahabat
58
Chapter 58 | Mommy Pulang!
59
Chapter 59 | Jalan-Jalan Keluarga
60
Chapter 60 | Jalan-Jalan Keluarga 2
61
Chapter 61: Jalan-Jalan Keluarga (3)
62
Chapter 62 | Gadis Itu
63
Chapter 63 | Diculik
64
Chapter 64 | Aksi si Kembar
65
Chapter 65 | Tidak Diizinkan!
66
Chapter 66 | Selesaikan Masalah!
67
Chapter 67 | Tidak Ada?
68
Chapter 68 | Janji Sebelum Tidur
69
Chapter 69 | Kapan Menikah?
70
Chapter 70 | Tidak Boleh Pergi!
71
Chapter 71 | Misi Penyergapan
72
Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
73
Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
74
Chapter 73 | Mommy Daddy Sedang Apa?
75
Chapter 74 | Aqilla Setuju
76
Chapter 75 | Pergi dan Datang
77
Chapter 76 | Sedang Apa di Sini?
78
Chapter 77 | Takut Mommy
79
Chapter 78 | Melepas Rindu
80
Chapter 79 | Bertemu Chelsea
81
Chapter 80 | Permintaan Chelsea
82
Chapter 81 | Selamat Ulang Tahun, Aqilla
83
Chapter 82 | Aku Saudara Kembarnya
84
Chapter 83 | Dibawa Pergi
85
Chapter 84 | Kebenaran Masa Lalu
86
Chapter 85 | Kebenaran Masa Lalu (2)
87
Chapter 86 | Tekad Rayhan
88
Chapter 87 | Mansion Kenzie
89
Chapter 88 | Dari Dulu Begitu
90
Chapter 89 | Maksud Kedatangan
91
Chapter 90 | Kebenaran
92
Chapter 91 | Kebenaran (2)
93
Chapter 92 | Kebenaran (3)
94
Chapter 93 | Baikan
95
Chapter 94 | Meminta Izin
96
Chapter 95 | Happy Birthday, Twins
97
Chapter 96 | Direstui
98
Chapter 97 | Kisah Aqilla-Kenzie
99
Chapter 98 | Kisah Aqilla-Kenzie (2)
100
Chapter 99 | Kisah Aqilla-Kenzie (3)
101
Chapter 100 | Wali Nikah Aqilla?
102
Chapter 101 | In the Seoul
103
Chapter 102 | Fakta Masa Lalu
104
Chapter 103 | Kembali Bersama
105
Chapter 104 | Kembali Bersama (2)
106
Chapter 105 | The Last: Hari Bahagia
107
Chapter 106 | The Last: Hari Bahagia (2)
108
Bonus Chapter 1
109
Bonus Chapter 2
110
Bonus Chapter 3
111
Bonus Chapter 4
112
Bonus Chapter 5
113
Question??
114
Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!