Chapter 6 | Bertemu Lagi

Beberapa hari kemudian...

Rayhan seolah lupa tentang Aqilla, kekasih barunya itu. Pasalnya, lelaki itu sedang sibuk mengurus perusahaannya agar dapat mengajukan tender dalam jumlah besar dan mendapatkan lahan incaran.

Sebagai pengusaha muda yang terkenal, Rayhan tentu tidak mau kalah. Apalagi dia memang sangat membutuhkan lahan tersebut untuk membangun cabang perusahaan baru.

Rayhan ingin memperlebar sayap bisnisnya lagi hingga ke penjuru dunia. Letak lahan tersebut ada di Taipei, Taiwan.

Setelah perjuangan Rayhan selama beberapa hari ini, akhirnya semua usaha lelaki itu membuahkan hasil. Rayhan berhasil mendapatkan lahan yang diinginkan. Lelaki itu segera menyuruh Alvin untuk memulai pembangunan.

Alhasil, malam ini, Rayhan mengajak seluruh keluarganya untuk makan malam di luar.

“Tumben, Kak, ngajak makan di luar,” heran Jessie.

Rayhan yang sedang menyetir mobil tersenyum mendengar perkataan adiknya. “Ini untuk perayaan aja, Dek. Kakak habis dapat jackpot besar di perusahaan,” balas Rayhan.

“Hm? Maksud kamu?” Robert tak paham.

“Ray berhasil dapetin lahan yang bagus untuk cabang perusahaan Ray yang baru, Pi.”

Robert tersenyum bangga. “Good job, Boy,” pujinya.

“Thanks, Pi.”

Setelah itu, suasana mobil hening. Tidak ada lagi yang membuka suara. Entah itu Jessie, Reva, maupun Robert. Sedangkan Rayhan fokus menyetir.

Setibanya di restoran, seluruh anggota keluarga Refalino turun dari mobil. Restoran yang mereka masuki nampak sepi karena Rayhan sengaja menyewa seluruh tempat.

Biar privasi mereka terjaga.

“Selamat datang, Tuan Muda,” sambut pemilik restoran.

Rayhan mengangguk kecil untuk menanggapinya.

Di samping pemilik restoran ada Alvin yang memang sengaja datang karena undangan Rayhan. Alvin nampak membungkuk sopan untuk menyapa majikannya.

“Mari masuk, Tuan Muda, Tuan Besar, Nyonya Besar, dan Nona Muda.” Pemilik restoran memberi jalan. Mereka melangkah masuk ke dalam restoran dengan penuh wibawa.

“Silakan duduk, Tuan. Pelayan kami akan segera datang untuk melayani Anda sekeluarga,” pinta pemilik restoran.

Rayhan mengedarkan pandangannya ke penjuru restoran. Tempat makan ini merupakan spot favorit seluruh keluarganya. Restoran ini menyediakan aneka makanan berbau Prancis dengan cita rasa yang hampir sama seperti restoran di Prancis.

Dahi Rayhan sukses dibuat mengerut ketika matanya menangkap sosok manusia lain tengah duduk di salah satu kursi. Dilihat dari rambutnya yang panjang dan bergelombang, sepertinya dia adalah seorang gadis.

“Bukankah saya sudah meminta Anda untuk mengosongkan seluruh restoran? Lalu siapa dia?” tanya Rayhan dingin.

Pemilik restoran merasakan hawa dingin yang keluar dari Rayhan. Sebelum berbicara, ia meneguk salivanya kuat-kuat. “Ma−maaf, Tuan Muda. Saya tidak berani mengusir gadis itu,” akunya.

“Tidak berani?” beo Reva bingung.

“Iya, Nyonya.”

Karena penasaran, Rayhan melangkah menuju gadis tadi. Sepertinya, gadis itu sudah menyelesaikan acara makannya. Ada beberapa piring kosong yang tertata di depan gadis itu.

“Hei, kau!” seru Rayhan.

Gadis itu menoleh. Matanya langsung membelalak melihat Rayhan yang berdiri di belakangnya.

Rayhan pun ikut membolakan kedua matanya. “Aqilla?!”

Gadis itu—Aqilla jadi gelagapan melihat Rayhan. Apalagi ketika Robert, Reva, dan Jessie ikut menyusul. Aqilla seketika terserang kepanikan yang luar biasa.

“Kak Qilla!” seru Jessie heboh.

Aqilla tersenyum kikuk menatap satu per satu anggota keluarga Refalino. “Ah, ha−halo,” sapanya.

“Kak Qilla di sini? Sendirian?” tanya Jessie senang.

Aqilla mengangguk patah-patah. Ia masih syok bertemu dengan keluarga ini. Kenapa harus ketemu mereka lagi, sih?

“Maaf, Nona, Tuan, Nyonya. Saya pamit dulu.” Aqilla bergegas merapikan seluruh barangnya yang berserakan. Ia menyambar rompi yang tersampir di kursi dan bergegas pergi.

“Tunggu, Qill!” pinta Rayhan seraya mencekal lengan Aqilla.

Aqilla memekik kaget melihat lengannya. Ia memberontak kuat. Entah itu berusaha menggeliatkan lengan ataupun memukuli tangan Rayhan agar mau melepas cengkeraman. Namun, semua tetap sia-sia.

Tenaga Rayhan cukup kuat jika hanya diperlakukan seperti itu.

“Tuan Muda, lepaskan tangan saya!” seru Aqilla kesal.

Rayhan menggeleng keras. “Nggak, Qill. Kamu lupa? Kamu kekasihku!”

Aqilla melotot kaget. A–apa dia ingat soal kejadian malam itu? Dia ingat semua?!

“Saya bukan kekasih Anda! Lepaskan cepat!!” Aqilla memukul-mukul tangan Rayhan kencang. Lelaki itu sampai meringis merasakan sakit.

Pukulan Aqilla tidak main-main kuatnya.

“Aqilla! Diamlah!” seru Rayhan menahan kedua tangan Aqilla.

Saking geramnya, Aqilla langsung menyentak kedua tangannya dan membuat gerakan memutar dengan bertumpu satu kaki. Kaki lainnya diluruskan, bersiap untuk menendang Rayhan.

Menyadari gerakan tersebut, Rayhan langsung mengelak. Ia merunduk hingga berjongkok. Namun, Aqilla tak menyerah. Ia ingin menendang lagi dari bawah hingga membuat Rayhan mau tak mau mundur beberapa langkah.

Robert dan Alvin yang melihatnya tercengang. Kecepatan serangan Aqilla sangat tidak bisa ditebak.

Merasa cukup aman, Aqilla langsung mengambil langkah seribu untuk pergi. Sayangnya, jalan di hadapannya tidak semulus yang dibayangkan.

Sesosok lain menghadang jalan Aqilla yang ingin berlari ke pintu keluar. Aqilla mengambil ancang-ancang untuk melayangkan kepalan tangan.

Namun, pergerakan tangan Aqilla seketika berhenti mengetahui siapa yang berdiri di depannya. Aqilla langsung menarik kepalan tangannya mundur.

“No–Nona Jessie?” sebut Aqilla tergagap.

Jessie yang berdiri menghadang jalan Aqilla nampak memejamkan matanya erat. Ia takut pukulan Aqilla mengenai dirinya. Setelah mendengar suara Aqilla, Jessie pun membuka matanya.

“E.. aku nggak kenal pukul, kan?” ucap Jessie polos.

“Maaf, Nona. Saya tidak bermaksud,” kata Aqilla seraya membungkuk kecil.

Reva bergegas menghampiri putrinya. Ia memeriksa setiap inci tubuh Jessie. “Kamu nggak pa pa, kan, Sayang?” tanyanya.

Jessie cengengesan. “Nggak pa pa, Mi.”

“Apa yang Anda lakukan di depan saya, Nona? Itu tadi sangat bahaya untuk Anda.” Aqilla mengomel dengan bahasa formal.

Jessie menatap Aqilla tajam. “Kak Qilla merasa bersalah tidak?” todongnya.

Aqilla mengerjap bingung. “Hah?”

“Merasa bersalah tidak?” ulang Jessie.

Tapi, kan, tadi bukan salah saya juga, Nona. Nona yang berlari ke depan saya.

“Ehm, iya,” jawab Aqilla ragu.

Jessie tersenyum lebar. “Sebagai permintaan maaf, Kak Qilla harus ikut kita makan malam!”

Aqilla melotot kaget. “Hah?!”

...👑👑👑...

Beginilah nasib Aqilla sekarang. Terjebak di antara keluarga Refalino. Ia tersenyum kikuk ditatapi oleh Robert, Reva, Jessie, dan Rayhan.

Oh, ya. Satu lagi. Alvin.

“Kak Qilla sedang apa di sini?” tanya Jessie.

Aqilla tersenyum kecil. “Makan malam, Nona.”

Plak!

“Orang kalau ke restoran, ya, buat makan, Jessie.” Rayhan membalas adiknya.

Jessie memeletkan lidahnya kepada sang kakak. “Terserah Jessie dong,” belanya. Pandangan Jessie beralih pada Aqilla lagi. Ia tersenyum lebar.

“Kamu tinggal di mana, Nak?” tanya Reva seraya menyentuh tangan Aqilla yang berada di meja.

Sumpah, aku ingin menghilang saja! Huaaa...

“Ee.. di Perumahan Melati, Nyonya,” jawab Aqilla apa adanya.

“Wah, itu, kan, salah satu perumahan elit di sini,” heboh Jessie. Dibalas senyuman tipis dari Aqilla.

Aqilla terlihat kurang nyaman berada di situasi ini. Ia ingin segera pergi untuk menyelesaikan tugasnya.

Keluarga Refalino makan malam ditemani Aqilla, diiringi celotehan Jessie. Gadis yang berstatus sebagai Nona Muda itu tampak gembira berada di dekat Aqilla.

Drrtt.. drttt...

Aqilla mengecek ponselnya. Ada telepon masuk.

...Elysia is calling......

Buru-buru Aqilla menggeser tombol yang berwarna hijau melompat-lompat. “Halo?”

“Kamu di mana?” tanya Ely langsung.

Dahi Aqilla mengernyit. “Restoran Prancis. Kenapa?”

“Aku ke sana jemput kamu. Kamu buka email sekarang juga.”

Tut.

Nih, anak kenapa coba?

“Ada apa, Kak Qilla? Ada masalah?”

Aqilla terpelonjat mendengar suara Jessie. Ia mendongak, menatap satu per satu keluarga Refalino yang memandangnya bertanya-tanya.

“Em, tidak apa, Nona,” balas Aqilla canggung.

Sebelum membuka email kiriman Ely, Aqilla tersenyum sopan kepada keluarga Refalino. Ia mempersilakan mereka agar melanjutkan makannya.

Ketika dibuka, terdapat lampiran file di dalam email. Aqilla menekannya dan membaca isi dokumen.

Lexi...?

“Ekhem!”

“Eh?” Aqilla terkejut. Rayhan barusan berdeham kencang. “Ada apa, Tuan Muda?”

“Kamu sedang bersama kami. Jangan bermain ponsel!” tegur Rayhan.

Aqilla segera mematikan ponselnya dan menaruhnya di meja. “Iya, Tuan Muda.”

“Bagus.” Rayhan tersenyum puas. “Kamu kekasih yang penurut rupanya.”

Aqilla melotot. “Apa? Saya bukan kekasih Anda!” bantah gadis itu.

“Tapi, malam itu—”

“Saya mengiyakan permintaan Anda karena saya tidak mau berdebat dengan orang yang sedang mabuk, bukan karena saya menerima Anda,” potong Aqilla segera menjelaskan.

Kening Rayhan mengerut. “Kalau begitu, anggap saja sebagai pertanggungjawabanku karena sudah menciummu.”

Mata Aqilla semakin membelalak. What?!

Reva dan Robert ikut terkejut. “Kamu cium Aqilla, Ray?” tanya mereka berbarengan.

Rayhan mengangguk enteng. “Iya, Mami, Papi.”

“Oh, astaga..”

“Tapi, Tuan—”

“Ekhem!”

Aqilla menoleh ke belakang. Ely berdiri di belakangnya dengan seragam resminya. Gadis itu sempat berbinar melihat Rayhan—si tuan muda kesayangan. Namun, kembali memasang ekspresi serius ketika sadar bahwa ini bukan waktu yang tepat.

“Ehm, Qill, kita harus pergi,” kata Ely.

Aqilla tersenyum lebar kepada Ely. Oh, sahabatku. Kamu memang Dewi penolongku!

“Selamat malam, Tuan Muda, Tuan, Besar, Nyonya Besar, dan Nona Muda. Saya El dari kepolisian nasional. Saya datang untuk menjemput Nona Qaill untuk kembali,” kata Ely memperkenalkan diri dengan sopan.

“Ada masalah apa?” tanya Aqilla.

“Ada informasi terbaru pasal buronan yang kita incar. Kau tidak membaca email yang kukirim?” Ely memicing curiga.

Aqilla cengengesan. “Tidak, hehe.”

Ely memutar bola mata malas. “Sudah, ayo cepat. Yang lain sudah berkumpul.”

Aqilla mengangguk. Ia bangkit dari duduk dan menyambar rompi seragam polisinya, lanjut mengenakannya. Di seragam cokelat tersebut ada banyak lencana yang tertempel—bentuk penghargaan yang Aqilla dapat.

“Maaf, Tuan Muda, Nona Muda, saya sudah harus kembali.” Aqilla membungkuk sopan. Ia meraih topi kebanggaan dari dalam tas dan mengenakannya.

“Kami permisi,” seru Aqilla dan Ely bersama. Lanjut membuat gerakan hormat sekilas.

Aqilla menyambar tasnya dan bergegas pergi mengikuti Ely.

Jessie yang melihat itu berbinar. “Ah, keren sekali...”

Reva terkekeh. “Kamu suka?”

“Suka, Mami! Sangat suka!”

“Apalagi kalau Kak Qilla jadi kakak iparku, aku akan jauh lebih suka.”

^^^To be continue...^^^

...👑👑👑...

Ay mau bilang apa, ya, sama kalian?

Komen sama like dong, guys. Itu aja permintaan Ay.

See you di chapter selanjutnya:)

Terpopuler

Comments

Norfadilah

Norfadilah

Maunya si Adik...🤣🤣

2023-06-26

1

Icha Santana

Icha Santana

nah si jessie nih pinter

2022-04-15

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Pertemuan
2 Chapter 2 | Hanya Ingin Membantu
3 Chapter 3 | Penjelasan
4 Chapter 4 | Tentang Tuan Muda
5 Chapter 5 | Tentang Aqilla
6 Chapter 6 | Bertemu Lagi
7 Chapter 7 | Usaha Penangkapan
8 Chapter 8 | Tertangkap
9 Chapter 9 | Hubungan Terlarang
10 Chapter 10 | Pamit
11 Chapter 11 | Hamil?
12 Chapter 12 | Izin Hiatus
13 Chapter 13 | Welcome Twins J
14 Chapter 14 | Keseharian Aqilla
15 Chapter 15 | Bukan Anak Haram!
16 Chapter 16 | Ketakutan Aqilla
17 Chapter 17 | Kemenangan Jovan
18 Chapter 18 | Hadiah dari Jovin
19 Chapter 19 | Kondisi Keluarga Refalino
20 Chapter 20 | Di Mana Daddy Kami?
21 Chapter 21 | Ingin Bertemu
22 Chapter 22 | Dia Daddy Kami!
23 Chapter 23 | Siap Bertemu
24 Chapter 24 | Cerita Masa Lalu
25 Chapter 25 | Tiba di Indonesia
26 Chapter 26 | Data Keluarga Aqilla
27 Chapter 27 | Dad vs Son
28 Chapter 28 | Kasih Sayang Aqilla
29 Chapter 29 | Belanja
30 Chapter 30 | Bertemu Jessie
31 Chapter 31 | Aunty Pulang!
32 Chapter 32 | Calon Menantu?!
33 Chapter 33 | Penyerangan
34 Chapter 34 | Ajakan ke Mansion
35 Chapter 35 | Makan Bersama
36 Chapter 36 | Rencana Berhasil!
37 Chapter 37 | Grandpa, Grandma
38 Chapter 38 | Grandpa, Grandma (2)
39 Chapter 39 | Pesta: Akhirnya Bertemu
40 Chapter 40 | Pesta: Tidak Tahu Malu!
41 Chapter 41 | Pesta: Pencari Masalah
42 Chapter 42 | Pesta: Dia Tidak Mandul!
43 Chapter 43 | Pesta: Daddy!
44 Chapter 44 | Pulang ke Mansion
45 Chapter 45 | Pulang ke Mansion (2)
46 Chapter 46 | Berkumpul Bersama
47 Chapter 47 | Kebiasaan Si Kembar
48 Chapter 48 | Ayo Menikah
49 Chapter 49 | Ingin Lebih Dekat
50 Chapter 50 | Kesempatan Berdua
51 Chapter 51 | Kesempatan Berdua (2)
52 Chapter 52 | Perpisahan
53 Chapter 53 | Ikut ke Kantor
54 Chapter 54 | Pelaku Korupsi
55 Chapter 55 | Hilang
56 Chapter 56 | Fathur?
57 Chapter 57 | Selamanya Sahabat
58 Chapter 58 | Mommy Pulang!
59 Chapter 59 | Jalan-Jalan Keluarga
60 Chapter 60 | Jalan-Jalan Keluarga 2
61 Chapter 61: Jalan-Jalan Keluarga (3)
62 Chapter 62 | Gadis Itu
63 Chapter 63 | Diculik
64 Chapter 64 | Aksi si Kembar
65 Chapter 65 | Tidak Diizinkan!
66 Chapter 66 | Selesaikan Masalah!
67 Chapter 67 | Tidak Ada?
68 Chapter 68 | Janji Sebelum Tidur
69 Chapter 69 | Kapan Menikah?
70 Chapter 70 | Tidak Boleh Pergi!
71 Chapter 71 | Misi Penyergapan
72 Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
73 Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
74 Chapter 73 | Mommy Daddy Sedang Apa?
75 Chapter 74 | Aqilla Setuju
76 Chapter 75 | Pergi dan Datang
77 Chapter 76 | Sedang Apa di Sini?
78 Chapter 77 | Takut Mommy
79 Chapter 78 | Melepas Rindu
80 Chapter 79 | Bertemu Chelsea
81 Chapter 80 | Permintaan Chelsea
82 Chapter 81 | Selamat Ulang Tahun, Aqilla
83 Chapter 82 | Aku Saudara Kembarnya
84 Chapter 83 | Dibawa Pergi
85 Chapter 84 | Kebenaran Masa Lalu
86 Chapter 85 | Kebenaran Masa Lalu (2)
87 Chapter 86 | Tekad Rayhan
88 Chapter 87 | Mansion Kenzie
89 Chapter 88 | Dari Dulu Begitu
90 Chapter 89 | Maksud Kedatangan
91 Chapter 90 | Kebenaran
92 Chapter 91 | Kebenaran (2)
93 Chapter 92 | Kebenaran (3)
94 Chapter 93 | Baikan
95 Chapter 94 | Meminta Izin
96 Chapter 95 | Happy Birthday, Twins
97 Chapter 96 | Direstui
98 Chapter 97 | Kisah Aqilla-Kenzie
99 Chapter 98 | Kisah Aqilla-Kenzie (2)
100 Chapter 99 | Kisah Aqilla-Kenzie (3)
101 Chapter 100 | Wali Nikah Aqilla?
102 Chapter 101 | In the Seoul
103 Chapter 102 | Fakta Masa Lalu
104 Chapter 103 | Kembali Bersama
105 Chapter 104 | Kembali Bersama (2)
106 Chapter 105 | The Last: Hari Bahagia
107 Chapter 106 | The Last: Hari Bahagia (2)
108 Bonus Chapter 1
109 Bonus Chapter 2
110 Bonus Chapter 3
111 Bonus Chapter 4
112 Bonus Chapter 5
113 Question??
114 Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Chapter 1 | Pertemuan
2
Chapter 2 | Hanya Ingin Membantu
3
Chapter 3 | Penjelasan
4
Chapter 4 | Tentang Tuan Muda
5
Chapter 5 | Tentang Aqilla
6
Chapter 6 | Bertemu Lagi
7
Chapter 7 | Usaha Penangkapan
8
Chapter 8 | Tertangkap
9
Chapter 9 | Hubungan Terlarang
10
Chapter 10 | Pamit
11
Chapter 11 | Hamil?
12
Chapter 12 | Izin Hiatus
13
Chapter 13 | Welcome Twins J
14
Chapter 14 | Keseharian Aqilla
15
Chapter 15 | Bukan Anak Haram!
16
Chapter 16 | Ketakutan Aqilla
17
Chapter 17 | Kemenangan Jovan
18
Chapter 18 | Hadiah dari Jovin
19
Chapter 19 | Kondisi Keluarga Refalino
20
Chapter 20 | Di Mana Daddy Kami?
21
Chapter 21 | Ingin Bertemu
22
Chapter 22 | Dia Daddy Kami!
23
Chapter 23 | Siap Bertemu
24
Chapter 24 | Cerita Masa Lalu
25
Chapter 25 | Tiba di Indonesia
26
Chapter 26 | Data Keluarga Aqilla
27
Chapter 27 | Dad vs Son
28
Chapter 28 | Kasih Sayang Aqilla
29
Chapter 29 | Belanja
30
Chapter 30 | Bertemu Jessie
31
Chapter 31 | Aunty Pulang!
32
Chapter 32 | Calon Menantu?!
33
Chapter 33 | Penyerangan
34
Chapter 34 | Ajakan ke Mansion
35
Chapter 35 | Makan Bersama
36
Chapter 36 | Rencana Berhasil!
37
Chapter 37 | Grandpa, Grandma
38
Chapter 38 | Grandpa, Grandma (2)
39
Chapter 39 | Pesta: Akhirnya Bertemu
40
Chapter 40 | Pesta: Tidak Tahu Malu!
41
Chapter 41 | Pesta: Pencari Masalah
42
Chapter 42 | Pesta: Dia Tidak Mandul!
43
Chapter 43 | Pesta: Daddy!
44
Chapter 44 | Pulang ke Mansion
45
Chapter 45 | Pulang ke Mansion (2)
46
Chapter 46 | Berkumpul Bersama
47
Chapter 47 | Kebiasaan Si Kembar
48
Chapter 48 | Ayo Menikah
49
Chapter 49 | Ingin Lebih Dekat
50
Chapter 50 | Kesempatan Berdua
51
Chapter 51 | Kesempatan Berdua (2)
52
Chapter 52 | Perpisahan
53
Chapter 53 | Ikut ke Kantor
54
Chapter 54 | Pelaku Korupsi
55
Chapter 55 | Hilang
56
Chapter 56 | Fathur?
57
Chapter 57 | Selamanya Sahabat
58
Chapter 58 | Mommy Pulang!
59
Chapter 59 | Jalan-Jalan Keluarga
60
Chapter 60 | Jalan-Jalan Keluarga 2
61
Chapter 61: Jalan-Jalan Keluarga (3)
62
Chapter 62 | Gadis Itu
63
Chapter 63 | Diculik
64
Chapter 64 | Aksi si Kembar
65
Chapter 65 | Tidak Diizinkan!
66
Chapter 66 | Selesaikan Masalah!
67
Chapter 67 | Tidak Ada?
68
Chapter 68 | Janji Sebelum Tidur
69
Chapter 69 | Kapan Menikah?
70
Chapter 70 | Tidak Boleh Pergi!
71
Chapter 71 | Misi Penyergapan
72
Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
73
Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
74
Chapter 73 | Mommy Daddy Sedang Apa?
75
Chapter 74 | Aqilla Setuju
76
Chapter 75 | Pergi dan Datang
77
Chapter 76 | Sedang Apa di Sini?
78
Chapter 77 | Takut Mommy
79
Chapter 78 | Melepas Rindu
80
Chapter 79 | Bertemu Chelsea
81
Chapter 80 | Permintaan Chelsea
82
Chapter 81 | Selamat Ulang Tahun, Aqilla
83
Chapter 82 | Aku Saudara Kembarnya
84
Chapter 83 | Dibawa Pergi
85
Chapter 84 | Kebenaran Masa Lalu
86
Chapter 85 | Kebenaran Masa Lalu (2)
87
Chapter 86 | Tekad Rayhan
88
Chapter 87 | Mansion Kenzie
89
Chapter 88 | Dari Dulu Begitu
90
Chapter 89 | Maksud Kedatangan
91
Chapter 90 | Kebenaran
92
Chapter 91 | Kebenaran (2)
93
Chapter 92 | Kebenaran (3)
94
Chapter 93 | Baikan
95
Chapter 94 | Meminta Izin
96
Chapter 95 | Happy Birthday, Twins
97
Chapter 96 | Direstui
98
Chapter 97 | Kisah Aqilla-Kenzie
99
Chapter 98 | Kisah Aqilla-Kenzie (2)
100
Chapter 99 | Kisah Aqilla-Kenzie (3)
101
Chapter 100 | Wali Nikah Aqilla?
102
Chapter 101 | In the Seoul
103
Chapter 102 | Fakta Masa Lalu
104
Chapter 103 | Kembali Bersama
105
Chapter 104 | Kembali Bersama (2)
106
Chapter 105 | The Last: Hari Bahagia
107
Chapter 106 | The Last: Hari Bahagia (2)
108
Bonus Chapter 1
109
Bonus Chapter 2
110
Bonus Chapter 3
111
Bonus Chapter 4
112
Bonus Chapter 5
113
Question??
114
Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!