Jrruusshhh...!
“Uhukk.. uhukk..” Jessie menepuk-nepuk dadanya yang sesak karena tersedak air. Bahkan, sebagian minuman di mulutnya sempat tersembur keluar.
Untung aja nggak ada orang yang duduk di depannya.
Setelah dirasa membaik, Jessie menegakkan tubuhnya. Kedua matanya membulat sempurna dengan sorot mengarah pada televisi. “KAK QILLA? ITU KAK QILLA, KAN?!” pekiknya terkejut.
Jessie maju sampai ke depan televisi, mengamati sosok wanita yang sedang mendampingi seorang gadis kecil bertopeng yang diakui sebagai putrinya. “Tapi, kok, matanya ungu, ya? Bukannya item?” gumamnya bingung.
“Eh!” Jessie menggelengkan kepala cepat. Ia berdiri, lalu berteriak kencang, “MAMI! MAMI!”
Reva yang mendengar teriakan putrinya bergegas menuruni tangga, lupa kalau di mansion mereka punya lift khusus yang bisa digunakan. Karena terlalu panik, ya, begini, nih.
“Kenapa, Sayang? Ada apa? Kamu sakit? Mana yang sakit? Ayo ke rumah sakit.” Tanpa menunggu jawaban, Reva langsung menarik tangan Jessie.
Jessie berdecak. Ia menahan tangannya hingga langkah Reva terhenti. “Bukan, Mami. Jessie nggak sakit!” serunya kesal.
“Terus kenapa, Sayang? Kenapa kamu teriak-teriak?”
Jessie menunjuk ke arah televisi. “Itu, Mi! Ada Kak Qilla di TV!”
Reva terkejut, ia lantas ikut memperhatikan televisi yang kebetulan masih menampilkan sosok Aqilla bersama gadis kecil yang sedang menerima hadiah. Cukup lama Reva menatap, wanita paruh baya itu berbinar. “Iya! Itu Aqilla! Mantan calon menantu Mami!”
Jessie menepuk jidatnya tak habis pikir. Ternyata hingga detik ini, Reva masih menganggap Aqilla sebagai mantan calon menantu. Ini pasti karena masalah Rayhan tujuh tahun lalu.
“Ah, sayang sekali, dia udah menikah dan punya anak,” ucap Reva lesu.
“Tapi, Mi, mata Kak Qilla, kok, warnanya ungu, ya,” celetuk Jessie mengutarakan penasarannya.
Reva ikut mengamati. Memang benar mata Aqilla berwarna ungu, begitupun gadis kecil di sebelahnya. “Mata anaknya juga ungu. Mungkin itu warna mata aslinya, nggak mungkin, kan, anak kecil pake lensa?”
Jessie mengangguk sependapat. “Sayang banget Kak Qilla udah nikah. Padahal, Jessie setuju, lho, kalo Kak Qilla jadi kakak ipar Jessie,” katanya sendu.
Reva tersenyum miris. Ia mengusap kepala putrinya yang terlihat tidak bersemangat mengetahui berita ini. “Kondisi keluarga kita nggak baik-baik aja sejak berita tentang kakakmu kesebar, Jess.”
Jessie menggeram kesal. “Ini gara-gara mantan kakak tuh, Mi! Dia malah nyebarin soal kakak yang susah punya anak.”
Reva menghela napas berat. “Di berita, Rayhan disebut sebagai laki-laki mandul, Jess. Makanya, sampai detik ini nggak ada wanita baik-baik yang mau menikah sama kakakmu.”
“Kalaupun ada, mereka itu wanita matre yang mau manfaatin uang Rayhan aja,” sambung Reva.
Sebagai seorang ibu, tentu saja Reva sedih meratapi nasib putra sulungnya itu. Berita mengenai Rayhan yang mandul memang tidak sepenuhnya salah. Lelaki itu dinyatakan memiliki persentase kemungkinan memiliki anak begitu kecil karena insiden bertahun-tahun silam.
Maka dari itu, sulit mencari wanita yang mau menerima kekurangan Rayhan yang satu ini. Beratus rumah Reva datangi untuk meminang putri keluarga mereka, namun mereka menolak. Tetapi, Reva juga tidak bisa menyalahkan mereka yang menolak.
Setiap wanita pasti ingin memiliki keturunan bukan? Dan, sayangnya, Rayhan didiagnosis sulit memiliki keturunan.
“Apa kita nikahin aja, ya, Kak Ray sama janda yang punya anak, Mi?” usul Jessie.
Reva melotot kesal. “Nggak gitu juga, Jessie. Mami nggak mau nanti keluarga kita pecah karena anak tiri.”
Mengerti maksud maminya, Jessie cuma bisa mengangguk. Ia beralih menatap televisi yang masih menampilkan sosok Aqilla yang tengah menuntun putrinya menuruni panggung. “Tapi, kalo jandanya itu Kak Qilla, Mami mau?”
Reva terdiam. Ia menoleh ke arah televisi. Sorot matanya tak bisa diartikan. Jessie bahkan tidak mengerti apa yang ada pikiran maminya sekarang.
“Kalo jandanya Aqilla, Mami mau, kok,” balas Reva tak terduga. “Semoga suaminya udah meninggal, deh.”
Jessie melotot. “ASTAGFIRULLAH, MAMI! ISTIGHFAR, MI! MAMI BARU AJA DOAIN SUAMI ORANG MATI!”
...👑👑👑...
Makan malam di mansion Refalino terasa sunyi—sesuatu yang sangat biasa. Hampir setiap malam, suasana di mansion besar yang berisikan satu keluarga dan puluhan pelayan itu selalu sepi. Tidak ada gelak tawa seperti seharusnya.
“Ray,” panggil Reva kepada putranya setelah acara makan malam mereka selesai.
Bukan hanya Rayhan yang menoleh, tapi juga Robert dan Jessie. “Kenapa, Mi?” tanya Rayhan.
Reva terdiam sejenak, bibir bawahnya digigit untuk menghilangkan keraguan yang tersimpan. “Tadi.. Mami sama Jessie lihat Aqilla,” katanya.
Spontan punggung Rayhan menegak di kursi, mata lelaki membola. “Di mana, Mi?” tanyanya tak sabar.
“Di TV,” jawab Jessie yang tahu bahwa maminya ragu dan kesulitan menjelaskan. “Kak Qilla... dia tadi ada di acara lomba sing and dance yang diadain di Kanada, Kak.”
“Kanada? Berarti Aqilla di sana?” gumam Rayhan yang merasa mendapat angin segar. Tujuh tahun lalu, ia bertekad mencari wanitanya itu bermaksud ingin bertanggung jawab. Namun, apa daya karena Aqilla memilih pergi.
Entah bagaimana nasib Aqilla sekarang.
“Tapi, Kak...” Kalimat Jessie menggantung. Dia ikut ragu seperti maminya. Ia takut berita ini akan mengecewakan Rayhan yang sebenarnya masih sangat berharap pada sosok Aqilla.
Dahi Robert mengerut bingung. “Tapi kenapa?” tanyanya mewakili Rayhan yang sama penasarannya.
Reva menghela napas berat. “Dia udah menikah,” cicitnya.
Rayhan terdiam.
“Kak Qilla di TV nganterin anak perempuannya ikut lomba, Kak. Jadi, mungkin... Kak Qilla udah menikah,” jelas Jessie lagi.
Hening sesaat. Robert, Reva, dan Jessie sama-sama menatap Rayhan sendu. Mereka tahu betul bagaimana perjuangan Rayhan tujuh tahun ini.
Ya, Rayhan memang menghentikan pencarian Aqilla dahulu. Namun, Robert berhasil mendapat informasi jika putranya masih berusaha mencari Aqilla diam-diam, wanita terakhir yang dia harapkan sebagai sosok jodohnya. Rayhan sangat berhasrat bahwa hubungan terlarang malam itu bisa menjadi kunci lepasnya belenggu kepedihan keluarganya.
Rayhan tidak tega melihat maminya yang terus bersedih. Bagaimana Reva selalu diejek oleh ibu-ibu lainnya karena tidak punya menantu ataupun cucu selalu diketahui oleh Rayhan. Dia ingin mewujudkan impian maminya itu.
Rayhan menghembuskan napas panjang. “Mungkin kami emang nggak berjodoh, Mi. Jadi, nggak usah dipikirin.”
Wajah Reva terlihat murung. “Padahal, Mami berharap banyak sama Aqilla, Ray,” katanya sendu. “Mami berharap dia mau menikah sama kamu karena kejadian tujuh tahun lalu. Jadi.. Mami punya menantu.” Mami juga ingin liat kamu punya pendamping dan bahagia, Nak...
Rayhan tersenyum kecil. “Ray nanti menikah, kok.”
“Sama siapa, Kak? Kakak udah punya calonnya?” tanya Jessie antusias.
Rayhan meringis. Ia menggeleng dengan raut sepolos mungkin. “Nggak ada, sih.” Rayhan terkekeh melihat adiknya mengalihkan pandangannya karena kesal. “Tapi, bukannya jodoh orang nggak akan ketuker? Pasti ada, kok, wanitanya, Mi. Ray pasti menikah. Cuma... kapan menikahnya Ray nggak tau.”
Reva memaksakan senyumnya terbit, ia tidak mau membuat putranya semakin terbebani dengan keinginannya. Reva tahu betul bagaimana penderitaan Rayhan selama ini. Lelaki itu sering mendapat ejekan dari banyak orang karena kekurangannya itu.
Setampan apa pun Rayhan jika didiagnosis sulit memiliki keturunan begini tentu menjadi bahan utama pertimbangan para wanita untuk menerimanya.
“Ray ke kamar dulu, ya, Mi, Pi.” Rayhan bangkit dari duduknya setelah mendapat anggukan dari Robert dan Reva. Lantas ia pergi menuju lift dan naik ke lantai tiga mansion.
Di dalam lift, lelaki itu menyandarkan punggungnya lelah di dinding lift dan menghela napas berat. Tangannya mengusap kasar wajah tampannya. “Jadi, kamu udah menikah?” lirih Rayhan.
Rayhan tersenyum kecut. “Kamu wanita sempurna, Qill. Mana mau sama laki-laki mandul kayak aku.”
Semoga kamu dan keluargamu bahagia, itu aja.
^^^To be continue...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Norfadilah
Kok sedih banget si Mas....😥😥
2023-06-27
0
ʏᴏͯɴͥɴͣaͦ🍿👑🎧⁹²⁵BT
mereka belum ketemu,, klw ketemu nanti pasti ada jawaban nyy. bukan sekarang,salah paham 🤧🤧
update lagi Thor 💪💪😘
2022-06-29
1