Chapter 20 | Di Mana Daddy Kami?

Menunggu adalah hal yang kurang Jovan dan Jovin sukai. Mereka tidak suka menunggu, tapi hobi membuat orang lain menunggu mereka.

Aneh memang anaknya Aqilla ini.

Jovan dan Jovin menyeringai. Keduanya sedang berdiri di samping pintu kamar Aqilla, bersiap untuk melakukan kejailan sebelum berangkat sekolah.

Jovin menempelkan telinganya ke pintu. Ketika suara langkah kaki mendekat terdengar, gadis kecil itu memberi kode pada sang kakak kalau mommy mereka akan segera membuka pintu.

“Satu..” hitung Jovan.

“Dua..” sambung Jovin.

“Tiga!” Serempak, bersamaan dengan pintu yang terbuka. Keduanya melempar baskom ke atas yang berisikan tepung terigu hingga mengenai tubuh Aqilla dari atas sampai bawah.

Aqilla segera menundukkan kepalanya, menghindari butiran tepung agar tidak mengenai matanya. Kedua mulutnya menganga karena kaget.

“Hahahaaa...” Tawa si kembar menggema di setiap penjuru rumah. Mereka bertos ria melihat kejailan mereka berhasil total tanpa cela. “MANUSIA TEPUNG! HAHAHA..” ledek keduanya.

Kedua tangan Aqilla mengepal, giginya menggertak hebat, rahangnya mengeras, dan matanya berkobar. “Jovan.. Jovin..” sebutnya geram.

Bukannya takut, kedua bocah itu berlari menghindari mommy mereka yang langsung mengejar. Tawa kedua anak itu masih terus menggelegar bak speaker yang disetel dengan volume maksimal.

“Haha.. Mommy lucu,” seru Jovan sambil berlindung di belakang sofa.

“Makanya, Mommy, jangan lama-lama di kamar. Kami, kan, jadi telat,” sambung Jovin yang diangguki sang kakak.

Aqilla memilih untuk berhenti mengejar. Ia mendengkus kasar. “Bawel banget, sih, kalian. Untung anak sendiri,” ketusnya.

“Kalo bukan?” tanya Jovan penasaran.

“Udah Mommy iket, terus masukin ke tong, habis itu buang ke samudra.”

Tawa si kembar kembali menggema. Mereka tidak ada takut-takutnya berulah seperti ini. Mommy mereka memang kadang cenderung seperti teman, jadi gaya bicara ketiganya terbilang santai dan sangat terbuka.

“Udah, deh. Ayo berangkat, kalian telat nanti.”

Jovan dan Jovin sudah berhenti tertawa walaupun masih ada sedikit sisa. “Mommy nggak bersih-bersih dulu?” kata Jovan dengan senyum mengejek melihat sekujur tubuh Aqilla berubah putih.

Aqilla mendengkus. “Huh! Mommy anter kalian dulu, baru mandi.”

Jovan dan Jovin cekikikan di belakang Aqilla. Keduanya bertos ria lagi, senang dengan kejailan kali ini.

...👑👑👑...

Waktu berlalu dengan cepat. Jovan dan Jovin sudah menyelesaikan sekolah mereka. Saat ini, keduanya sedang duduk di kursi dekat pos satpam, menunggu mommy mereka menjemput.

“Hi, Twins,” sapa Mike, salah satu anak yang berada di kelas 1 sekolah dasar.

Jovan dan Jovin yang merasa diajak bicara tersenyum ramah. “Hello, Mike,” sapa keduanya balik.

“Are you waiting for your mommy to pick you up?” tanya Mike.

Jovin mengangguk. “Yes, you are right.”

“Then where’s your daddy? How come I never saw it?” tanya Mike ingin tahu.

Si kembar terdiam, bingung ingin menjawab apa. Sementara Mike terus menatap mereka dengan sorot penasaran.

“They don’t have daddy.”

Jovan, Jovin, dan Mike menoleh ke asal suara. Jovin memutar bola matanya malas melihat Selsy datang. Gadis itu selalu saja mengganggunya dengan sang kakak.

Mike menatap Jovan dan Jovin dengan dahi mengerut. “Don’t have a daddy?” ulangnya tak mengerti. “Why did it happen?”

Selsy tertawa mengejek. “If my mother said, they are illegitimate children,” katanya.

Jovan dan Jovin seketika menatap Selsy tajam. Kedua tangan mereka terkepal, berusaha menahan emosi yang ingin membuncah.

“Illegitimate child? What is an illegitimate child? I don’t understand,” tanya Mike yang memang tidak tahu menahu mengenai istilah tersebut.

Selsy merupakan keturunan orang Indonesia, sedangkan Mike asli orang Calgary. Jadi, istilah anak haram seperti itu kurang dia mengerti.

Baru saja Selsy ingin menjelaskan, gadis itu sudah lebih dulu berlari menuju pria paruh baya yang masih terlihat muda dengan raut bahagia. “Papa!” pekiknya senang. “Hari ini Papa jemput Selsy?” tanyanya.

Papa Selsy tersenyum dan mengangguk. “Iya, Sayang. Senang tidak kalau Papa yang jemput?”

“Senang sekali!” seru Selsy antusias. “Papa, ayo kita mampir makan es krim. Janji, hanya satu cup, kok.”

Jovin yang melihat kedekatan Selsy dengan papanya membuatnya iri. Raut wajahnya berubah mendung. Dan, itu diketahui oleh Jovan.

Sebagai kakak, Jovan tentu mengerti perasaan adiknya. Jovin pasti juga ingin diperlakukan seperti itu oleh daddy mereka. Namun, hingga detik ini, Aqilla tidak pernah membahas siapa daddy mereka dan mengapa daddy mereka tidak ada di sisi mereka.

Si kembar pun mengira bahwa mommy dan daddy mereka memiliki masalah. Jadi, keduanya tidak berani bertanya, takut membuat Aqilla sedih.

“Jovan, Jovin.”

Kedua anak yang dipanggil menoleh. Senyum keduanya mengembang melihat mommy mereka datang dengan setelan khusus IAF yang berwarna putih. Mereka langsung berlari menghampiri Aqilla yang juga melangkah lebih dekat.

“Mommy,” panggil Jovin yang langsung berlari memeluk Aqilla yang sudah berjongkok. “Mommy dari markas, ya?”

“Iya, Girl. Maaf, ya, agak lama,” kata Aqilla penuh sesal.

“Huh, kalo udah masalah kerjaan Mommy, Jovin mana bisa marah.” Gadis kecil memberengut kesal.

Aqilla terkekeh. Ia beralih ke arah putranya yang berdiri dengan sorot tak terartikan. Aqilla menaikkan sebelah alisnya, bingung dengan maksud Jovan. Yang Aqilla tahu, Jovan ingin mengatakan sesuatu padanya.

“Ayo kita pulang,” ajak Aqilla. Ia berdiri dan menggandeng tangan kedua anaknya di sisi kanan-kiri.

...👑👑👑...

Malam tiba dengan cepat. Aqilla, Ely, Jovan, dan Jovin sudah menyelesaikan acara makan malam mereka dengan menu hidangan ala Indonesia.

“Mom, Jovin ke kamar dulu, ya. Udah ngantuk, nih.” Jovin mengucek matanya yang memang terasa berat.

Aqilla pun mengiyakan. Ia juga mengingatkan agar anaknya itu mencuci tangan dan kaki, menyikat gigit, dan berdoa sebelum tidur—kebiasaan yang Aqilla tanamkan sejak dahulu.

Beralih kepada sang putra, Aqilla menawarkan diri untuk mengantarnya ke kamar. Jovan menolak karena merasa sudah besar. Namun, Aqilla memaksa. Lantas Jovan pasrah dan membiarkan mommy-nya mengikutinya hingga ke dalam kamar.

Sejak umur si kembar 5 tahun, Jovan dan Jovin memiliki kamarnya masing-masing. Aqilla sengaja memisah mereka untuk memupuk keberanian.

“Tumben banget, Mom. Biasanya bodo amat tuh,” sindir Jovan yang sangat mengenal sosok Aqilla.

Aqilla tertawa, merasa terpojok karena anaknya sendiri. Ia ikut duduk di ranjang berhadapan dengan Jovan. “Bilang sama Mommy, ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan waktu di sekolah, kan?” katanya to the point.

Jovan terdiam, tidak kaget kalau Aqilla bisa mengetahui itu karena mommy-nya memang kelewat peka terhadap perasaan orang lain.

“Tatapan kamu ke Mommy mengisyaratkan sesuatu, Boy. Sekarang bilang, ada apa sebenarnya?” desak Aqilla yang juga penasaran.

Jovan menundukkan kepalanya sejenak, ia menghela napas panjang, baru mendongakkan kepala. “Di mana daddy kami, Mom?” tanyanya memberanikan diri.

Deg!

Aqilla membeku.

Akhirnya...

Akhirnya pertanyaan ini muncul juga..

^^^To be continue...^^^

Terpopuler

Comments

Norfadilah

Norfadilah

Di Negeri tercinta Anak Sholeh....Indonesia...🇮🇩🇮🇩🇮🇩

2023-06-27

0

ʏᴏͯɴͥɴͣaͦ🍿👑🎧⁹²⁵BT

ʏᴏͯɴͥɴͣaͦ🍿👑🎧⁹²⁵BT

Daddy kamu di indo, jemput lh Deddy kamu
lanjutkan Thor 💪💪

2022-06-30

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Pertemuan
2 Chapter 2 | Hanya Ingin Membantu
3 Chapter 3 | Penjelasan
4 Chapter 4 | Tentang Tuan Muda
5 Chapter 5 | Tentang Aqilla
6 Chapter 6 | Bertemu Lagi
7 Chapter 7 | Usaha Penangkapan
8 Chapter 8 | Tertangkap
9 Chapter 9 | Hubungan Terlarang
10 Chapter 10 | Pamit
11 Chapter 11 | Hamil?
12 Chapter 12 | Izin Hiatus
13 Chapter 13 | Welcome Twins J
14 Chapter 14 | Keseharian Aqilla
15 Chapter 15 | Bukan Anak Haram!
16 Chapter 16 | Ketakutan Aqilla
17 Chapter 17 | Kemenangan Jovan
18 Chapter 18 | Hadiah dari Jovin
19 Chapter 19 | Kondisi Keluarga Refalino
20 Chapter 20 | Di Mana Daddy Kami?
21 Chapter 21 | Ingin Bertemu
22 Chapter 22 | Dia Daddy Kami!
23 Chapter 23 | Siap Bertemu
24 Chapter 24 | Cerita Masa Lalu
25 Chapter 25 | Tiba di Indonesia
26 Chapter 26 | Data Keluarga Aqilla
27 Chapter 27 | Dad vs Son
28 Chapter 28 | Kasih Sayang Aqilla
29 Chapter 29 | Belanja
30 Chapter 30 | Bertemu Jessie
31 Chapter 31 | Aunty Pulang!
32 Chapter 32 | Calon Menantu?!
33 Chapter 33 | Penyerangan
34 Chapter 34 | Ajakan ke Mansion
35 Chapter 35 | Makan Bersama
36 Chapter 36 | Rencana Berhasil!
37 Chapter 37 | Grandpa, Grandma
38 Chapter 38 | Grandpa, Grandma (2)
39 Chapter 39 | Pesta: Akhirnya Bertemu
40 Chapter 40 | Pesta: Tidak Tahu Malu!
41 Chapter 41 | Pesta: Pencari Masalah
42 Chapter 42 | Pesta: Dia Tidak Mandul!
43 Chapter 43 | Pesta: Daddy!
44 Chapter 44 | Pulang ke Mansion
45 Chapter 45 | Pulang ke Mansion (2)
46 Chapter 46 | Berkumpul Bersama
47 Chapter 47 | Kebiasaan Si Kembar
48 Chapter 48 | Ayo Menikah
49 Chapter 49 | Ingin Lebih Dekat
50 Chapter 50 | Kesempatan Berdua
51 Chapter 51 | Kesempatan Berdua (2)
52 Chapter 52 | Perpisahan
53 Chapter 53 | Ikut ke Kantor
54 Chapter 54 | Pelaku Korupsi
55 Chapter 55 | Hilang
56 Chapter 56 | Fathur?
57 Chapter 57 | Selamanya Sahabat
58 Chapter 58 | Mommy Pulang!
59 Chapter 59 | Jalan-Jalan Keluarga
60 Chapter 60 | Jalan-Jalan Keluarga 2
61 Chapter 61: Jalan-Jalan Keluarga (3)
62 Chapter 62 | Gadis Itu
63 Chapter 63 | Diculik
64 Chapter 64 | Aksi si Kembar
65 Chapter 65 | Tidak Diizinkan!
66 Chapter 66 | Selesaikan Masalah!
67 Chapter 67 | Tidak Ada?
68 Chapter 68 | Janji Sebelum Tidur
69 Chapter 69 | Kapan Menikah?
70 Chapter 70 | Tidak Boleh Pergi!
71 Chapter 71 | Misi Penyergapan
72 Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
73 Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
74 Chapter 73 | Mommy Daddy Sedang Apa?
75 Chapter 74 | Aqilla Setuju
76 Chapter 75 | Pergi dan Datang
77 Chapter 76 | Sedang Apa di Sini?
78 Chapter 77 | Takut Mommy
79 Chapter 78 | Melepas Rindu
80 Chapter 79 | Bertemu Chelsea
81 Chapter 80 | Permintaan Chelsea
82 Chapter 81 | Selamat Ulang Tahun, Aqilla
83 Chapter 82 | Aku Saudara Kembarnya
84 Chapter 83 | Dibawa Pergi
85 Chapter 84 | Kebenaran Masa Lalu
86 Chapter 85 | Kebenaran Masa Lalu (2)
87 Chapter 86 | Tekad Rayhan
88 Chapter 87 | Mansion Kenzie
89 Chapter 88 | Dari Dulu Begitu
90 Chapter 89 | Maksud Kedatangan
91 Chapter 90 | Kebenaran
92 Chapter 91 | Kebenaran (2)
93 Chapter 92 | Kebenaran (3)
94 Chapter 93 | Baikan
95 Chapter 94 | Meminta Izin
96 Chapter 95 | Happy Birthday, Twins
97 Chapter 96 | Direstui
98 Chapter 97 | Kisah Aqilla-Kenzie
99 Chapter 98 | Kisah Aqilla-Kenzie (2)
100 Chapter 99 | Kisah Aqilla-Kenzie (3)
101 Chapter 100 | Wali Nikah Aqilla?
102 Chapter 101 | In the Seoul
103 Chapter 102 | Fakta Masa Lalu
104 Chapter 103 | Kembali Bersama
105 Chapter 104 | Kembali Bersama (2)
106 Chapter 105 | The Last: Hari Bahagia
107 Chapter 106 | The Last: Hari Bahagia (2)
108 Bonus Chapter 1
109 Bonus Chapter 2
110 Bonus Chapter 3
111 Bonus Chapter 4
112 Bonus Chapter 5
113 Question??
114 Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Chapter 1 | Pertemuan
2
Chapter 2 | Hanya Ingin Membantu
3
Chapter 3 | Penjelasan
4
Chapter 4 | Tentang Tuan Muda
5
Chapter 5 | Tentang Aqilla
6
Chapter 6 | Bertemu Lagi
7
Chapter 7 | Usaha Penangkapan
8
Chapter 8 | Tertangkap
9
Chapter 9 | Hubungan Terlarang
10
Chapter 10 | Pamit
11
Chapter 11 | Hamil?
12
Chapter 12 | Izin Hiatus
13
Chapter 13 | Welcome Twins J
14
Chapter 14 | Keseharian Aqilla
15
Chapter 15 | Bukan Anak Haram!
16
Chapter 16 | Ketakutan Aqilla
17
Chapter 17 | Kemenangan Jovan
18
Chapter 18 | Hadiah dari Jovin
19
Chapter 19 | Kondisi Keluarga Refalino
20
Chapter 20 | Di Mana Daddy Kami?
21
Chapter 21 | Ingin Bertemu
22
Chapter 22 | Dia Daddy Kami!
23
Chapter 23 | Siap Bertemu
24
Chapter 24 | Cerita Masa Lalu
25
Chapter 25 | Tiba di Indonesia
26
Chapter 26 | Data Keluarga Aqilla
27
Chapter 27 | Dad vs Son
28
Chapter 28 | Kasih Sayang Aqilla
29
Chapter 29 | Belanja
30
Chapter 30 | Bertemu Jessie
31
Chapter 31 | Aunty Pulang!
32
Chapter 32 | Calon Menantu?!
33
Chapter 33 | Penyerangan
34
Chapter 34 | Ajakan ke Mansion
35
Chapter 35 | Makan Bersama
36
Chapter 36 | Rencana Berhasil!
37
Chapter 37 | Grandpa, Grandma
38
Chapter 38 | Grandpa, Grandma (2)
39
Chapter 39 | Pesta: Akhirnya Bertemu
40
Chapter 40 | Pesta: Tidak Tahu Malu!
41
Chapter 41 | Pesta: Pencari Masalah
42
Chapter 42 | Pesta: Dia Tidak Mandul!
43
Chapter 43 | Pesta: Daddy!
44
Chapter 44 | Pulang ke Mansion
45
Chapter 45 | Pulang ke Mansion (2)
46
Chapter 46 | Berkumpul Bersama
47
Chapter 47 | Kebiasaan Si Kembar
48
Chapter 48 | Ayo Menikah
49
Chapter 49 | Ingin Lebih Dekat
50
Chapter 50 | Kesempatan Berdua
51
Chapter 51 | Kesempatan Berdua (2)
52
Chapter 52 | Perpisahan
53
Chapter 53 | Ikut ke Kantor
54
Chapter 54 | Pelaku Korupsi
55
Chapter 55 | Hilang
56
Chapter 56 | Fathur?
57
Chapter 57 | Selamanya Sahabat
58
Chapter 58 | Mommy Pulang!
59
Chapter 59 | Jalan-Jalan Keluarga
60
Chapter 60 | Jalan-Jalan Keluarga 2
61
Chapter 61: Jalan-Jalan Keluarga (3)
62
Chapter 62 | Gadis Itu
63
Chapter 63 | Diculik
64
Chapter 64 | Aksi si Kembar
65
Chapter 65 | Tidak Diizinkan!
66
Chapter 66 | Selesaikan Masalah!
67
Chapter 67 | Tidak Ada?
68
Chapter 68 | Janji Sebelum Tidur
69
Chapter 69 | Kapan Menikah?
70
Chapter 70 | Tidak Boleh Pergi!
71
Chapter 71 | Misi Penyergapan
72
Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
73
Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
74
Chapter 73 | Mommy Daddy Sedang Apa?
75
Chapter 74 | Aqilla Setuju
76
Chapter 75 | Pergi dan Datang
77
Chapter 76 | Sedang Apa di Sini?
78
Chapter 77 | Takut Mommy
79
Chapter 78 | Melepas Rindu
80
Chapter 79 | Bertemu Chelsea
81
Chapter 80 | Permintaan Chelsea
82
Chapter 81 | Selamat Ulang Tahun, Aqilla
83
Chapter 82 | Aku Saudara Kembarnya
84
Chapter 83 | Dibawa Pergi
85
Chapter 84 | Kebenaran Masa Lalu
86
Chapter 85 | Kebenaran Masa Lalu (2)
87
Chapter 86 | Tekad Rayhan
88
Chapter 87 | Mansion Kenzie
89
Chapter 88 | Dari Dulu Begitu
90
Chapter 89 | Maksud Kedatangan
91
Chapter 90 | Kebenaran
92
Chapter 91 | Kebenaran (2)
93
Chapter 92 | Kebenaran (3)
94
Chapter 93 | Baikan
95
Chapter 94 | Meminta Izin
96
Chapter 95 | Happy Birthday, Twins
97
Chapter 96 | Direstui
98
Chapter 97 | Kisah Aqilla-Kenzie
99
Chapter 98 | Kisah Aqilla-Kenzie (2)
100
Chapter 99 | Kisah Aqilla-Kenzie (3)
101
Chapter 100 | Wali Nikah Aqilla?
102
Chapter 101 | In the Seoul
103
Chapter 102 | Fakta Masa Lalu
104
Chapter 103 | Kembali Bersama
105
Chapter 104 | Kembali Bersama (2)
106
Chapter 105 | The Last: Hari Bahagia
107
Chapter 106 | The Last: Hari Bahagia (2)
108
Bonus Chapter 1
109
Bonus Chapter 2
110
Bonus Chapter 3
111
Bonus Chapter 4
112
Bonus Chapter 5
113
Question??
114
Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!