Chapter 18 | Hadiah dari Jovin

Memang, ya, yang namanya hobi kalau sudah menghasilkan begini jadi nyaman sekali untuk dilakukan. Setelah kemenangan Jovan minggu kemarin, hari ini giliran Jovin yang akan tampil di sebuah acara perlombaan sing and dance.

Kalau dilihat, cukup normal, sih, kalau hobi menyanyi begini untuk anak-anak.

“Udah siap, Dek?” tanya Jovan yang melihat adiknya tiba di ruang makan memakai setelan cling-cling.

E.. maksudnya bukan cling-cling yang semerbak kemilau gitu. Pokoknya, pakaian Jovin itu semacam dress mini sepaha berwarna pink manis dengan celana hitam ketat yang menutupi seluruh kaki mungilnya. Gadis kecil itu harus tampil memukau dong.

“Jovin terlahir dengan kesiapan maksimal,” seru Jovin menggebu-gebu. Kedua tangan kecilnya terkepal di depan dada, lalu dinaikkan ke atas.

Aqilla dan Ely cuma bisa tertawa gemas melihat tingkah si bungsu. Jovan pun ikut terkekeh geli. Raut wajah adiknya memang selucu itu sekarang. Mata ungunya membulat dengan binar antusias.

“Udah, deh. Cepet makan, habis itu kita berangkat ke tempat lombanya,” ucap Aqilla menghentikan perdebatan antara kedua anaknya.

Sebenarnya Jovan dan Jovin ingin membalas lagi, tetapi mengingat situasi kurang memungkinkan, mereka memilih patuh hari ini. Mereka berempat makan dengan tenang walaupun si kembar sesekali berulah. Entah itu perang-perangan garpu-sendok ataupun bermain dengan gelas, pokoknya mereka tidak bisa diam.

Haduh.. maklumi anakku. Mereka memang masih kecil, otaknya aja yang besar.

Beberapa menit berlalu, keempatnya selesai menyantap sarapan. Tanpa menunda lagi, Aqilla langsung mengajak mereka berangkat ke tempat acara.

...👑👑👑...

“Semangat, Dek,” kata Jovan sebelum meninggalkan Jovin di backstage, bergabung dengan peserta lainnya.

Jovin mengangguk kuat, antusiasnya bukan main. “Tenang aja, Kak. Jovin selalu optimis,” balasnya dengan senyum merekah.

Jovan memeluk Jovin yang dibalas erat pula. Kalau begini enak banget dilihat. Kedua bocah dengan topeng yang hampir menutupi setengah wajah mereka terlihat sangat manis jika sedang akur. Tapi, kalau sudah ribut, tentu saja yang puyeng Aqilla.

“Semoga menang, Putri Mommy,” kata Aqilla seraya mengusap kepala Jovin pelan, ia tidak mau merusak perjuangannya sendiri dalam hal tata-menata rambut. Percayalah, Aqilla butuh waktu lebih dari 2 jam untuk menyusun rambut Jovin hingga sedemikian rupa.

Untung saja Ely datang waktu itu. Kalau nggak, bisa berjam-jam Aqilla frustrasi.

“Keponakan Aunty yang cantik, jangan mau kalah, oke? Jovin pasti menang!” Ely ikut memberi semangat. Lagi-lagi Jovin tersenyum lebar.

Lantas setelahnya, Aqilla, Ely, dan Jovan meninggalkan backstage. Jovin melambai ceria hingga ia dijemput oleh manajernya untuk bergabung bersama peserta lain di ruang tunggu. Manager itu bernama Blessy—Jovin terbiasa memanggilnya Aunty Essy.

Jovin tersenyum manis sewaktu melihat peserta lain meliriknya sinis. Mereka tidak suka jika melihat keberadaan bocah kecil itu di sini. Pasalnya, Jovin selalu memborong juara pertama sejak gadis mungil itu hadir. Mereka, kan, jadi tidak ada kesempatan.

Sayangnya, tidak ada satupun dari mereka yang berani bertindak di luar batas kepada Jovin. Mommy Jovin terlalu berkuasa untuk dilawan. Sudah dipastikan siapa pun yang mengusik Jovin, Aqilla akan datang dengan aura kemarahan yang membara.

Terakhir, dulu ada peserta yang sengaja mendorong Jovin hingga terjatuh dan tangan gadis kecil itu lecet. Blessy tentu langsung melapor pada Aqilla. Dan, kalian tahu apa yang dilakukan wanita itu?

Aqilla membuat kerugian besar di bisnis keluarga peserta itu dan menghancurkan karir peserta itu di dunia hiburan hingga tidak diizinkan mengikuti lomba apa pun dan bergabung dengan agensi manapun. Aqilla hanya butuh menelepon untuk melakukan itu. Memang salah, sih, karena itu namanya menyalahgunakan kekuasaan.

Tetapi, kalau tidak begitu, orang-orang bisa makin melunjak dan menganggap remeh mereka.

“Hei, Girl, kamu ingin makan sesuatu dulu?” tanya Blessy perhatian. Walaupun dia keturunan orang Kanada, bekerja selama beberapa bulan dengan Jovin membuatnya bisa berbahasa Indonesia. Sayangnya, aksen berbicaranya sedikit lucu.

Jovin menggeleng. “Tidak usah, Aunty. Tapi, kalau boleh, Jovin ingin minum air putih.”

Blessy tersenyum kecil. “Tentu saja, Beautiful. Aunty akan ambilkan air untukmu. Jadwal kamu tampil masih lama, kok.”

Blessy sendiri sangat menyukai kepribadian Jovinka. Gadis kecil itu tetap menghormatinya sebagai manajer walaupun semakin terkenal sekarang. Bahkan, tak jarang Jovin menyebutkan namanya setiap ia ditanyai tentang siapa saja yang berjasa dalam karirnya ini.

Jovin menunggu sendirian di kursinya. Mata ungunya diedarkan ke sekeliling, menonton teman-teman peserta lain yang sedang sibuk berias atau memperbaiki penampilan. Dan, semua orang itu adalah orang-orang berumuran 15 tahun ke atas.

Hanya dirinya saja yang masih 6 tahun.

Ah, tidak. Ada anak kecil juga. Dia gadis kecil berusia 7 tahun. Saat ini sedang duduk ditemani sang ayah—mungkin, sih. Melihat itu, Jovin merasa sedikit iri.

Seandainya Jovin punya daddy, pasti seru...

Jovin menghela napas berat. Ia menggeleng kuat. No. Mommy saja juga nggak pa pa, kok. Maaf, Ya Allah, Jovin tetap bersyukur karena punya mommy yang baik seperti Mommy Qilla.

...👑👑👑...

“Our next contestant... Vin!”

Jovan berteriak heboh sewaktu lampu dimatikan dan fokus menyorot sang adik yang sudah berdiri di tengah panggung. Aqilla dan Ely ikut berteriak menyerukan nama Vin dan fighting.

Lagu diputar. Jovin mulai bergerak lincah sambil bernyanyi menggunakan head mic miliknya. Lagu Singularity yang dinyanyikan oleh V - BTS mengalun seirama dengan gerakan Jovin.

Hampir seluruh penonton terpukau. Apalagi para juri yang sudah menganga sewaktu melihat Jovin melompat untuk melakukan sedikit atraksi. Tubuh Jovin bak karet yang bisa meliuk begitu lentur.

Sekitar tiga menit, lagu berakhir. Jovin membungkuk sopan dan tersenyum manis sampai beberapa orang yang melihat ikut tersenyum gemas. Jovin kembali ke backstage dengan kaki mungilnya.

“Good, Girl. Penampilanmu selalu keren,” puji Blessy yang sudah berjongkok di depan Jovin. Ia bahkan mengusap pipi tembam Jovin yang super menggemaskan.

Jovin tersenyum lebar. “Thank you, Aunty Essy.”

👑👑👑

“The first winner of this competition is... VIN!” teriak MC.

Jovin yang mendengar nama samarannya disebut sebagai pemenang langsung melompat-lompat di tempat. Blessy yang melihat ikut tertawa. Ia pun menuntun sang juara ke atas panggung.

Sementara para peserta lain lagi-lagi menatap Jovin jengkel. Dia lagi, dia lagi yang menang. Begitulah yang mereka pikirkan jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Jovin menerima piala, sertifikat, buket bunga, dan hadiah uang. Bahkan, ada beberapa pihak agensi yang memberinya penawaran untuk bergabung. Tidak peduli jika gadis kecil itu masih di bawah umur untuk bekerja, mereka terlalu terkagum-kagum dengan sosok Jovin.

“Uncle,” panggil Jovin menarik-narik jas sang MC. MC itu tersenyum, lantas berjongkok untuk menyamakan tinggi. “Can I borrow the microphone, Uncle?” tanya Jovin sopan.

MC itu tertawa karena gemas. Ia menyerahkan microphone yang dibawa kepada Jovin. Bahkan, ikut membantu membawakan piala karena gadis imut itu kesulitan memegang microphone.

“Hi everybody,” sapa Jovin.

“Hello...” balas para penonton riuh.

“Vin is very happy to win again. Vin wants to specially thank someone.” Jovin beralih menatap ke arah Aqilla, Ely, dan Jovan duduk. “Thank you, Mommy. Thank you for being the greatest mommy who always supports all of Vin’s favorites. Vin dear Mommy, I love you.”

“Ouw..” Semua orang ikut terharu dengan kata-kata tulus Jovin.

Terutama Aqilla yang mengukir senyum tipis di bibirnya. Ia bangga pada dirinya sendiri karena bisa mendidik kedua anaknya hingga seperti ini. Terlepas dari rasa bersalahnya, Aqilla senang kedua anaknya tumbuh seperti seharusnya.

Sang MC yang sudah menerima microphone baru ikut berseru. “Hm, I'm curious as to what kind of figure Vin's mommy loves very much. Is your mommy here, Vin?”

Jovin mendongak dan tersenyum. “Yes, Uncle. My mom is here.”

“How about we call Mommy Vin on stage everyone?” tanya sang MC meminta pendapat ke semua penonton.

“Yes! Come up!”

“We’re curious too!”

“Call your mommy here, Vin,” pinta sang MC berbisik.

Jovin langsung melompat kecil. “Mommy! Ayo sini, Mom! Ayo naik!” serunya heboh yang sukses mengundang rasa gemas tingkat tinggi.

Aqilla tertawa sebentar. Lantas berdiri dari duduknya setelah menitipkan Jovan pada Ely. Semua pasang mata beralih padanya yang berjalan mendekati panggung. Beberapa dari mereka melotot mengenali sosok Aqilla.

Aqilla berhasil naik ke atas panggung dibantu beberapa staf. Seketika semua orang menjadi kaku melihatnya.

“M–Miss Qaill?” ucap sang MC terbata-bata. Rasanya gugup dan tidak percaya.

“Yes, it’s me.” Aqilla menatap sang MC dengan senyum penuh makna.

“A–Are you Vin’s.. mommy?” tanyanya gugup.

Aqilla tersenyum tipis. “Yeah, she is my daughter.” Menatap Jovin yang tersenyum lebar.

“Mommy!” seru Jovin girang. Ia berlari ke arah Aqilla dan menerjangnya, memeluknya kelewat erat dengan masih sertifikat, bunga, dan amplop di tangan. “Jovin menang, Mom,” bisiknya.

Aqilla berjongkok dan mengusap kepala Jovin penuh rasa bangga.

Tiba-tiba gadis kecil itu menaruh semua barang di tangannya ke lantai, lanjut berlari ke arah MC dan mengambil pialanya. “This trophy is for Mommy.”

Aqilla tersenyum. “Kamu memang anak Mommy yang membanggakan, Girl.”

^^^To be continue...^^^

Terpopuler

Comments

Norfadilah

Norfadilah

Bahagia dan Bangganya orang tua...😃😍😍

2023-06-27

0

ʏᴏͯɴͥɴͣaͦ🍿👑🎧⁹²⁵BT

ʏᴏͯɴͥɴͣaͦ🍿👑🎧⁹²⁵BT

moga kemenangan jovin, diliat sama Daddy nyy yg ada di indo 🤧😂😂
lanjutkan Thor 💪💪

2022-06-28

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Pertemuan
2 Chapter 2 | Hanya Ingin Membantu
3 Chapter 3 | Penjelasan
4 Chapter 4 | Tentang Tuan Muda
5 Chapter 5 | Tentang Aqilla
6 Chapter 6 | Bertemu Lagi
7 Chapter 7 | Usaha Penangkapan
8 Chapter 8 | Tertangkap
9 Chapter 9 | Hubungan Terlarang
10 Chapter 10 | Pamit
11 Chapter 11 | Hamil?
12 Chapter 12 | Izin Hiatus
13 Chapter 13 | Welcome Twins J
14 Chapter 14 | Keseharian Aqilla
15 Chapter 15 | Bukan Anak Haram!
16 Chapter 16 | Ketakutan Aqilla
17 Chapter 17 | Kemenangan Jovan
18 Chapter 18 | Hadiah dari Jovin
19 Chapter 19 | Kondisi Keluarga Refalino
20 Chapter 20 | Di Mana Daddy Kami?
21 Chapter 21 | Ingin Bertemu
22 Chapter 22 | Dia Daddy Kami!
23 Chapter 23 | Siap Bertemu
24 Chapter 24 | Cerita Masa Lalu
25 Chapter 25 | Tiba di Indonesia
26 Chapter 26 | Data Keluarga Aqilla
27 Chapter 27 | Dad vs Son
28 Chapter 28 | Kasih Sayang Aqilla
29 Chapter 29 | Belanja
30 Chapter 30 | Bertemu Jessie
31 Chapter 31 | Aunty Pulang!
32 Chapter 32 | Calon Menantu?!
33 Chapter 33 | Penyerangan
34 Chapter 34 | Ajakan ke Mansion
35 Chapter 35 | Makan Bersama
36 Chapter 36 | Rencana Berhasil!
37 Chapter 37 | Grandpa, Grandma
38 Chapter 38 | Grandpa, Grandma (2)
39 Chapter 39 | Pesta: Akhirnya Bertemu
40 Chapter 40 | Pesta: Tidak Tahu Malu!
41 Chapter 41 | Pesta: Pencari Masalah
42 Chapter 42 | Pesta: Dia Tidak Mandul!
43 Chapter 43 | Pesta: Daddy!
44 Chapter 44 | Pulang ke Mansion
45 Chapter 45 | Pulang ke Mansion (2)
46 Chapter 46 | Berkumpul Bersama
47 Chapter 47 | Kebiasaan Si Kembar
48 Chapter 48 | Ayo Menikah
49 Chapter 49 | Ingin Lebih Dekat
50 Chapter 50 | Kesempatan Berdua
51 Chapter 51 | Kesempatan Berdua (2)
52 Chapter 52 | Perpisahan
53 Chapter 53 | Ikut ke Kantor
54 Chapter 54 | Pelaku Korupsi
55 Chapter 55 | Hilang
56 Chapter 56 | Fathur?
57 Chapter 57 | Selamanya Sahabat
58 Chapter 58 | Mommy Pulang!
59 Chapter 59 | Jalan-Jalan Keluarga
60 Chapter 60 | Jalan-Jalan Keluarga 2
61 Chapter 61: Jalan-Jalan Keluarga (3)
62 Chapter 62 | Gadis Itu
63 Chapter 63 | Diculik
64 Chapter 64 | Aksi si Kembar
65 Chapter 65 | Tidak Diizinkan!
66 Chapter 66 | Selesaikan Masalah!
67 Chapter 67 | Tidak Ada?
68 Chapter 68 | Janji Sebelum Tidur
69 Chapter 69 | Kapan Menikah?
70 Chapter 70 | Tidak Boleh Pergi!
71 Chapter 71 | Misi Penyergapan
72 Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
73 Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
74 Chapter 73 | Mommy Daddy Sedang Apa?
75 Chapter 74 | Aqilla Setuju
76 Chapter 75 | Pergi dan Datang
77 Chapter 76 | Sedang Apa di Sini?
78 Chapter 77 | Takut Mommy
79 Chapter 78 | Melepas Rindu
80 Chapter 79 | Bertemu Chelsea
81 Chapter 80 | Permintaan Chelsea
82 Chapter 81 | Selamat Ulang Tahun, Aqilla
83 Chapter 82 | Aku Saudara Kembarnya
84 Chapter 83 | Dibawa Pergi
85 Chapter 84 | Kebenaran Masa Lalu
86 Chapter 85 | Kebenaran Masa Lalu (2)
87 Chapter 86 | Tekad Rayhan
88 Chapter 87 | Mansion Kenzie
89 Chapter 88 | Dari Dulu Begitu
90 Chapter 89 | Maksud Kedatangan
91 Chapter 90 | Kebenaran
92 Chapter 91 | Kebenaran (2)
93 Chapter 92 | Kebenaran (3)
94 Chapter 93 | Baikan
95 Chapter 94 | Meminta Izin
96 Chapter 95 | Happy Birthday, Twins
97 Chapter 96 | Direstui
98 Chapter 97 | Kisah Aqilla-Kenzie
99 Chapter 98 | Kisah Aqilla-Kenzie (2)
100 Chapter 99 | Kisah Aqilla-Kenzie (3)
101 Chapter 100 | Wali Nikah Aqilla?
102 Chapter 101 | In the Seoul
103 Chapter 102 | Fakta Masa Lalu
104 Chapter 103 | Kembali Bersama
105 Chapter 104 | Kembali Bersama (2)
106 Chapter 105 | The Last: Hari Bahagia
107 Chapter 106 | The Last: Hari Bahagia (2)
108 Bonus Chapter 1
109 Bonus Chapter 2
110 Bonus Chapter 3
111 Bonus Chapter 4
112 Bonus Chapter 5
113 Question??
114 Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Chapter 1 | Pertemuan
2
Chapter 2 | Hanya Ingin Membantu
3
Chapter 3 | Penjelasan
4
Chapter 4 | Tentang Tuan Muda
5
Chapter 5 | Tentang Aqilla
6
Chapter 6 | Bertemu Lagi
7
Chapter 7 | Usaha Penangkapan
8
Chapter 8 | Tertangkap
9
Chapter 9 | Hubungan Terlarang
10
Chapter 10 | Pamit
11
Chapter 11 | Hamil?
12
Chapter 12 | Izin Hiatus
13
Chapter 13 | Welcome Twins J
14
Chapter 14 | Keseharian Aqilla
15
Chapter 15 | Bukan Anak Haram!
16
Chapter 16 | Ketakutan Aqilla
17
Chapter 17 | Kemenangan Jovan
18
Chapter 18 | Hadiah dari Jovin
19
Chapter 19 | Kondisi Keluarga Refalino
20
Chapter 20 | Di Mana Daddy Kami?
21
Chapter 21 | Ingin Bertemu
22
Chapter 22 | Dia Daddy Kami!
23
Chapter 23 | Siap Bertemu
24
Chapter 24 | Cerita Masa Lalu
25
Chapter 25 | Tiba di Indonesia
26
Chapter 26 | Data Keluarga Aqilla
27
Chapter 27 | Dad vs Son
28
Chapter 28 | Kasih Sayang Aqilla
29
Chapter 29 | Belanja
30
Chapter 30 | Bertemu Jessie
31
Chapter 31 | Aunty Pulang!
32
Chapter 32 | Calon Menantu?!
33
Chapter 33 | Penyerangan
34
Chapter 34 | Ajakan ke Mansion
35
Chapter 35 | Makan Bersama
36
Chapter 36 | Rencana Berhasil!
37
Chapter 37 | Grandpa, Grandma
38
Chapter 38 | Grandpa, Grandma (2)
39
Chapter 39 | Pesta: Akhirnya Bertemu
40
Chapter 40 | Pesta: Tidak Tahu Malu!
41
Chapter 41 | Pesta: Pencari Masalah
42
Chapter 42 | Pesta: Dia Tidak Mandul!
43
Chapter 43 | Pesta: Daddy!
44
Chapter 44 | Pulang ke Mansion
45
Chapter 45 | Pulang ke Mansion (2)
46
Chapter 46 | Berkumpul Bersama
47
Chapter 47 | Kebiasaan Si Kembar
48
Chapter 48 | Ayo Menikah
49
Chapter 49 | Ingin Lebih Dekat
50
Chapter 50 | Kesempatan Berdua
51
Chapter 51 | Kesempatan Berdua (2)
52
Chapter 52 | Perpisahan
53
Chapter 53 | Ikut ke Kantor
54
Chapter 54 | Pelaku Korupsi
55
Chapter 55 | Hilang
56
Chapter 56 | Fathur?
57
Chapter 57 | Selamanya Sahabat
58
Chapter 58 | Mommy Pulang!
59
Chapter 59 | Jalan-Jalan Keluarga
60
Chapter 60 | Jalan-Jalan Keluarga 2
61
Chapter 61: Jalan-Jalan Keluarga (3)
62
Chapter 62 | Gadis Itu
63
Chapter 63 | Diculik
64
Chapter 64 | Aksi si Kembar
65
Chapter 65 | Tidak Diizinkan!
66
Chapter 66 | Selesaikan Masalah!
67
Chapter 67 | Tidak Ada?
68
Chapter 68 | Janji Sebelum Tidur
69
Chapter 69 | Kapan Menikah?
70
Chapter 70 | Tidak Boleh Pergi!
71
Chapter 71 | Misi Penyergapan
72
Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
73
Chapter 72 | Aqilla... Sakit?
74
Chapter 73 | Mommy Daddy Sedang Apa?
75
Chapter 74 | Aqilla Setuju
76
Chapter 75 | Pergi dan Datang
77
Chapter 76 | Sedang Apa di Sini?
78
Chapter 77 | Takut Mommy
79
Chapter 78 | Melepas Rindu
80
Chapter 79 | Bertemu Chelsea
81
Chapter 80 | Permintaan Chelsea
82
Chapter 81 | Selamat Ulang Tahun, Aqilla
83
Chapter 82 | Aku Saudara Kembarnya
84
Chapter 83 | Dibawa Pergi
85
Chapter 84 | Kebenaran Masa Lalu
86
Chapter 85 | Kebenaran Masa Lalu (2)
87
Chapter 86 | Tekad Rayhan
88
Chapter 87 | Mansion Kenzie
89
Chapter 88 | Dari Dulu Begitu
90
Chapter 89 | Maksud Kedatangan
91
Chapter 90 | Kebenaran
92
Chapter 91 | Kebenaran (2)
93
Chapter 92 | Kebenaran (3)
94
Chapter 93 | Baikan
95
Chapter 94 | Meminta Izin
96
Chapter 95 | Happy Birthday, Twins
97
Chapter 96 | Direstui
98
Chapter 97 | Kisah Aqilla-Kenzie
99
Chapter 98 | Kisah Aqilla-Kenzie (2)
100
Chapter 99 | Kisah Aqilla-Kenzie (3)
101
Chapter 100 | Wali Nikah Aqilla?
102
Chapter 101 | In the Seoul
103
Chapter 102 | Fakta Masa Lalu
104
Chapter 103 | Kembali Bersama
105
Chapter 104 | Kembali Bersama (2)
106
Chapter 105 | The Last: Hari Bahagia
107
Chapter 106 | The Last: Hari Bahagia (2)
108
Bonus Chapter 1
109
Bonus Chapter 2
110
Bonus Chapter 3
111
Bonus Chapter 4
112
Bonus Chapter 5
113
Question??
114
Promosi [Cruel Mafia vs Cool Mafia]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!