Pernikahan Di Atas Permusuhan
"nona Mika, nona Mika, dipanggil Tuan untuk segera turun!" , teriakan Bi Sari, Bi Sari adalah asisten rumah tangga di rumah Mika, ia sangatlah dekat dengan keluarga Mika, ia mengurus keperluan Mika dari kecil, hingga meninggal dunianya ibu Mika di usianya 7 tahun, Mika terlalu dekat dengan Bi Sari sampai saat ini.
"iya Bi" , jawab Mika yang sedang sibuk memandangi laptop nya itu.
Ketika Mika turun didapati Ayah serta kedua Abang nya Rio dan Tomi duduk di sofa, sehingga Mika mulai heran, tumben Ayahnya mengumpulkan anak-anak nya.
"Mika, ayo duduk!" , sahut ayahnya
(Ayah Mika bernama Muhammad Chen)
Ayah Mika seorang mualaf, yang memiliki keturunan Tionghoa dan Indonesia (Batak), Chen seorang pengusaha yang terkenal akan strategi bisnisnya, dan memiliki banyak teman bisnis sukses lainnya.
Mika menuruti perintah ayahnya itu, Mika anak perempuan satu-satunya Chen, yang telah terbiasa akan kemanjaan dan sering melakukan hal sesukanya.
Rio adalah anak pertama Chen, Rio telah berkeluarga sejak 2 tahun silam, namun dari pernikahannya masih belum dikaruniai seorang anak.
Tomi adalah anak kedua Chen, Tomi sangat dekat dengan Mika, meski mereka sering bertengkar dengan Mika, bisa dibilang ketika Tomi ingin menasehati Mika, ia menghormati perkataan Tomi.
Chen memulai pembicaraannya, "Rio kamu bisa kan, urus kantor di kota G, kamu bisa bawa istri kamu di sana!".
"iya yah bisa" , jawab Rio menuruti perintah ayahnya.
Chen terkenal tegas di keluarga besar baik dari keluarga Ibu Mika ataupun keluarga Chen, tapi itu hanya pembawa dari keluarga besar Chen yang mendidiknya keras.
"Tomi" , sahut Chen ke anaknya
"iya, yah", jawab Tomi dan menyadarkan Mika dari lamunannya,
"Bagaimana lanjutan kuliah S2 mu ke Jerman ?"
tanya Chen ke putranya Tomi
"1 bulan lagi akan berangkat yah, dan selama 2 Minggu ini khusus mengurus dokumen yang akan diperlukan", jelas Tomi ke Ayahnya.
Mika kaget terhadap obrolan ayah dan abangnya itu, ntah Mika yang terlalu sibuk atau bagaimana?, Mika sama sekali tidak mengetahui rencana lanjutan kuliah bg Tomi ke luar negeri.
"Apa ?", sahut Mika sambil berdiri, dengan wajah bertanya-tanya kepada ayah dan abang-abang nya.
"Mengapa tidak ada yang memberi tau aku?",
lanjut Mika.
"Mika duduklah dulu, ayah sengaja mengumpulkan kita, ingin memberi tau ini kepadamu", jawab Chen sambil memegang tangan putrinya untuk kembali duduk.
Wajah Mika sedang tidak baik-baik saja, ia tidak ingin abangnya pergi darinya, dimana bang Rio juga dipindahkan tugas dan harus meninggalkan rumah bersama dengan istrinya (Rani), sekarang ! , bang Tomi tiba-tiba akan kuliah di luar negeri.
Mika mengira Ayahnya benar-benar membuat nya kesepian.
"Mika, jangan pasang wajah seperti itu, abang-abang mu hanya pergi untuk sebentar saja kan, berhentilah bertingkah kekanakan"
lanjut Chen kepada putrinya.
"Lalu Mika harus seperti apa yah?, apakah aku akan bergaul dengan pelayan-pelayan disini?"
jawab Mika.
"Mika," teriak Tomi kepadanya, "Jaga bicara kamu"
Tomi tidak suka melihat adiknya itu berkata sesukanya merendahkan orang.
Mika hanya terdiam dan langsung berlari ke kamarnya, disaat suasana hatinya sakit, karena selalu mendapat informasi yang selalu mendadak, dan Abang kesayangannya Tomi baru saja memarahinya.
<--{Di kamar Mika}--\>
Semua orang hanya memikirkan dirinya, ucap Mika sendirian di kamarnya.
Tok,,, tok,,,tok
Chen menyuruh Tomi menemui Mika terlebih dahulu, memberikan pengertian kepada adiknya itu.
Tomi langsung masuk ke kamar Mika, menemui Mika yang hanya duduk termenung di sofa kamar adiknya itu.
"Mika, cobalah mengerti, aku hanya pergi belajar diluar sana, lagi pula akan ada keluarga ayah yang lain yang akan tingga di rumah kita, bukan?, seperti anak-anak tante Miska, Lia dan Sarah", jelas Tomi ke Muka
"Hmm,,,", gumam Mika
Mika hanya mengiyakan perkataan Tomi, moodnya sangatlah tidak baik pagi ini.
6 Bulan berlalu,,,
semenjak keberangkatannya ke Jerman untuk kuliah, dan Rio pun telah kembali ke rumah bersama istrinya.
<--{di meja makan}--\>
"Mika bantulah Bi Sari mencuci piring nanti ya", perintah Ayahnya (Chen).
"iya yah", jawab Mika
Mika sebenarnya anak baik, namun dia kadang bersikap ketus kepada orang-orang jika dirasa tidak nyaman akan sesuatu.
Mika juga tidak tega membiarkan Bi Sari mencuci piring yang sangat banyak di rumahnya, semenjak keluarga ayah ataupun ibunya sering menginap di rumahnya.
(Malam hari setelah sholat Maghrib)
"Mika ikutlah dengan ayah menghadiri acara syukuran berdirinya cabang perusahaan Griz", ucap ayahnya setelah sholat Maghrib.
Perusahaan Griz adalah milik keluarga besar Griz, yang merupakan salah satu sahabat bisnis ayahnya Mika.
"Mika ada kerjaan yah, lain kali aja ya!", jawab Mika
"Sesibuk apa pekerjaan kamu?, ayo temani ayah! , ayah tunggu 20 menit lagi di ruang tamu", balas ayahnya.
Mika sangat sulit menghindari perintah ayahnya.
Mika kembali ke kamar untuk bersipa-siap, ia tidak ingin menjadi anak yang suka membantah ucapan orang tua, termasuk Bu Sari yang ia hormati.
"Yah, mika sudah selesai, ayo berangkat", sahut Mika.
"Ayo", balas Chen (ayahnya).
Diruang keluarga yang berdekatan dengan ruang tamu, di sana ada Jeri, adik dari Lia, menggoda Mika.
"Kak Mika cantik sekali, Jeri bisa punya abang tambahan kalau kak Mika pulang nanti", sambil sedikit tertawa.
kak Rani (istri bang Rio) yang berada di sana juga ikut sedikit tertawa.
"Oh tentu saja aku cantik", membalas pujian jeri sambil memberikan gaya angkuhnya kemudian tertawa.
<--{Di gedung pesta syukuran)--\>
Pesta itu sangatlah megah, dan dihadiri oleh banyak kolega dan pebisnis tingkat atas, Chen merupakan salah satunya, tak heran jika Mika kadang bisa manja akan harta Ayahnya.
Chen menjabat tangan Tuan Tama Griz, pendiri perusahaan Griz, Mika hanya mengikuti ayahnya kemana saja pergi, lagi pula, tidak ada orang yang ia kenal.
Mika izin kepada ayahnya untuk pergi ke toilet,
pesta ini terlihat membosankan, gumam Mika di depan toilet yang tanpa ia sadari, ia berada di depan toilet lelaki,
sambil berjalan ke dalam toilet ia bertabrakan dengan seorang lelaki muda.
"aaaak",,,
"kalau jalan hati-hati", ucap Kevin,,, yaaa lelaki itu bernama Kevin.
"huffh,,,,", hela nafas Mika, dan tersadar mengapa seorang lelaki yang keluar.
"Eh, anda melakukan apa di toilet ini?", tanya nada ketus penasaran Mika.
"Hei, jika ingin mewawancarai seseorang tunggu lah di luar gedung ini atau di tempat acara, bukan di depan toilet seperti ini, dan kau tidak pantas bertanya apa yang saya lakukan di toilet, paham", jawab Kevin dengan jelas, yang mengira Mika ingin mewawancarai nya.
"Hah", jawab Mika sambil heran
"Hello, saya bukan ingin mewawancarai anda, saya hanya ke toilet dan menemui anda keluar dari sini, bukankah toilet di gedung ini dipisah antara pria dan wanita, hah? ".
"Atau anda mau mengintip ya, hah?, saya tau banyak sekali wanita cantik disini, tapi tolong lihat tempat ya pak", ketus Mika memperingati Kevin.
Kevin mulai heran dan sedikit tertawa sinis melihat ucapan wanita yang ada di depannya ini, Kevin mengerti wanita ini yang salah toilet.
Lalu ada lelaki lain yang tergesa-gesa akan masuk ke toilet tersebut, seketika Mika menghentikannya, "kamu ngapain masuk toilet ini juga?", tanya Mika.
"Maaf mba, ini kan toilet lelaki, saya buru-buru", jawab lelaki tersebut dan langsung meninggalkan Mika dan Kevin.
Mita tersadar setelah melihat gambar yang bertanda toilet lelaki, lalu seketika membuat wajah dari hadapan Kevin.
Tanpa meminta maaf kepada Kevin, Mika langsung melangkah cepat ke arah toilet wanita.
"Dasar cewek Aneh ", ketus Kevin
sembari kembali ke acara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments