Episode 05

“Le-lelaki bersorban merah itu mantan royal guard kerajaan?” Yudai mengekspresikan kilat begitu mengingat salah satu perampok mengenali identitas Nacht saat pintu telah tertutup.

“Ka-kamu juga baru tahu?” Sans juga tidak menyangka.

Belum selesai Yudai ingin menyuarakan reaksinya, hantaman ombak akibat badai kembali menggoyangkan dinding dan lantai kapal. Membuat posisi mereka tergoncang kembali, terlebih lagi keduanya berdiri di hadapan jalan menurun landau dan minim penerangan. Hanya beberapa lentera yang terpasang pada dinding menyinari jalan pada ruangan kapal, sama seperti ruang penyimpanan barang.

Kaki Sans sampai terselip ketika tubuhnya tidak dapat menahan keseimbangan akibat guncangan badai pada kapal, apalagi dia tengah memegang sekantong berisi beberapa ramuan. Ketika tubuh Sans mulai merunduk ke lantai menurun, Yudai mengcengkeram tangan kirinya.

“Whoa!” jerit Sans dan Yudai bersamaan.

Berkat cengkeraman Yudai, Sans dapat bernapas lega ketika ia tahu dirinya tidak jatuh dan berhasil melindungi ramuan pemberian Nacht.

“Beruntung,” ucap Yudai membantu Sans berdiri tegak, “hampir saja.”

Selesai menegakkan badannya, Sans pun mengecek isinya, ia membukanya dengan sangat hati-hati mengingat terjangan ombak yang bisa saja sewaktu-waktu menghantam kapal dengan sangat hebat.

Berbagai botol dalam berbagai bentuk seperti gelas lonjong dan labu yang tertutup oleh gabus bundar. Masing-masing bentuk botol pun memiliki cairan yang berbeda-beda. Botol gelas lonjong berisi cairan hijau, sedangkan botol labu berisi cairan merah.

Melihat dua warna pada cairan di dalam masing-masing botol, Sans hanya bisa kebingungan dengan manfaat ramuan tersebut. “Dia tidak memberitahu yang mana ramuan untuk menyembuhkan”

“Jangan tanya aku. Aku bahkan tidak tahu apa-apa soal ramuan,” tutur Yudai, “aku juga sama penasarannya denganmu” 

“Tapi … aku tidak ingin membuat penderitaan para korban lebih parah begitu kita memberi ramuan yang salah. Berarti kita tidak bisa menebak begitu saja. Kita—"

Yudai mulai berlari menuruni tanjakan lalu mengambil berbelok ke kanan, tanpa membiarkan Sans melanjutkan kata-katanya. Keadaan penumpang dan kru yang terluka begitu genting, kondisi mereka kritis ... apalagi ketika suara geraman dan kesakitan terdengar memilukan.

Sans pun menutup kantong berisi ramuan sebelum menggenggamnya dengan tangan kanan. Ia turut mengikuti langkah Yudai menuruni jalan menuju belokan pertama, menyelusuri dengan jejak darah lurus berpotongan kering di lantai.

Sans berbelok memasuki pintu menuju ruangan, hanya satu lantai di bawah ruang penyimpanan barang. Jejak darah pun seakan terpisah menuju lokasi berbeda-beda. Beberapa kru dan penumpang telah duduk di ruangan tersebut, mengambil posisi bersandar pada dinding. Penderitaan korban yang terluka, baik kru dan penumpang, juga tidak tertahankan. Sans menatap salah satu korban menggeretakkan gigi dan menutup mata menahan rasa sakit, seakan-akan raut muka meningkat ke atas.

Yudai menggunakan telunjuk untuk menghitung jumlah korban yang terluka, baik kru dan penumpang. Secara keseluruhan, sembilan orang. 

Sans mendekati Yudai yang juga telah berdiri menatap beberapa kru dan penumpang, terutama para korban tebasan pedang perompak bengis. Ia pun mengambil masing-masing satu botol ramuan berbentuk gelas lonjong panjang dan labu, berpikir ramuan mana yang tepat untuk menyembuhkan luka.

“AAAAAAAAH…,” jerit salah satu korban yang duduk di sudut kanan dekat mereka. Lelaki itu terlihat menyentuh luka di perutnya, darah dapat terlihat menetes membasahi kemeja cokelat dan celana birunya.

Menatap kedua botol ramuan itu sekali lagi, tiba-tiba saja wajah Sans terlihat seperti orang yang tersambar petir layaknya beberapa saat sebelumnya ia mendapatkan sebuah ide baru. Dengan cepat langkah kakinya langsung berlari ke arah lelaki yang mengerang kesakitan itu.

“Sans!” Yudai pun menyusul begitu Sans berlutut menemui sang korban.

Sans menyerahkan botol ramuan berbentuk labu berisi cairan merah pada korban pertama. “Ini, minumlah seteguk”

“Eh?” ucap Yudai tercengang ketika menatap kawannya itu memberikan botol ramuan berisi cairan merah itu. “Ka-kamu yakin ramuan yang itu?”

Sans mengeluarkan satu botol ramuan berisi cairan merah dari kantong milik Nacht. “Ini.”

“Hah?” Yudai tercengang ketika Sans menyerahkan satu botol ramuan berisi cairan merah pada genggamannya.

“Katakan agar minum hanya seteguk, setidaknya satu botol ramuan cukup untuk dua atau tiga orang. Cepatlah!” Sans memberi satu botol ramuan berisi cairan merah pada Yudai lagi. “Percayalah, ini ramuannya.”

“I-iya.” Yudai masih terheran bagaimana Sans dapat menyimpulkan ramuan berupa cairan merah sebagai obat penyembuh luka.

“Ini, minumlah seteguk,” tutur Sans pada sang korban sambil membuka penutup botol berbentuk gabus bundar.

“Terima kasih, anak muda,” ucap sang kru yang menemani sang korban mengambil botol minuman itu. Ia membantu mendekatkan mulut botol pada mulut sang korban seraya membantu meneguk ramuan itu.

“Hanya seteguk, satu botol ramuan itu hanya akan cukup untuk dua atau tiga orang.”

***

Begitu ombak, angin, dan hujan tidak selebat seperti sebelumnya, yaitu menurun intensitasnya, Nacht memutuskan untuk menyerahkan kendali kapal pada seorang kru yang menemaninya. Alih-alih tetap di ruang kemudi kapal, ia justru keluar lalu melangkah menuju tangga, meski hujan dan angin masih berembus, membasahi seluruh pakaiannya.

Lelaki berwajah lonjong itu melangkahi geladak kapal menatapi beberapa mayat segar yang telah basah akibat hujan deras dan ombak dari badai. Lantai kayu pada geladak kapal seketika bersih dan meninggalkan sedikit sisa jejak darah segar.

Ia pun membuka pintu menuju ruangan lantai bawah kapal. Begitu dia melewatinya, dengan cepat pula dia menutup dengan rapat agar aliran air tidak terlalu membasahi lantai di dalamnya. Setelah itu menuruni jalanan menurun menuju belokan pertama. Belokan yang akan menuntunnya menuju ruang para penumpang, ruangan di mana setiap korban tengah menenangkan diri dari luka mendalam akibat serangan para perompak bengis.

Begitu dia membuka pintu ruangan itu, suara raungan dan tangisan sebagai pelampiasan trauma terdengar seperti mendesis. Meski pun begitu, beberapa luka fisik akibat tebasan pedang perompak sudah tidak mengalirkan darah ke pakaian dan lantai. Pakaian mereka penuh dengan darah segar yang telah mengering dan menjadi noda.

“Sial, kru kapal benar-benar tidak siaga, setidaknya mereka harus bersenjata semua untuk menghadapi skenario terburuk seperti datangnya perompak yang menyusup,” gumam Nacht.

“Ah! Lelah sekali! Bahkan salah satu sampai hampir menghabiskan satu botol ramuan!” Begitu suara Yudai menjadi perhatiannya, Nacht beralih pandangan pada sudut kiri ruangan dekat pintu.

Yudai pun duduk di samping Sans sambil menghela napas, kelelahan sehabis memberitahu dan memberikan ramuan berupa cairan merah di botol berbentuk labu.

“Padahal sudah kubilang agar semua ramuan yang tersedia cukup untuk semuanya. Tapi, yang menghabiskan hampir seluruh botol itu tidak ingin mendengar seakan sedang terburu-buru,” Yudai menyampaikan keluh-kesahnya.

“Setidaknya kita berhasil. Ramuan cairan merah itu setidaknya mulai berproses,” ujar Sans.

“Oh ya, darimana kamu tahu kalau ramuan cairan merah itu untuk menyembuhkan luka?”

Begitu mendengar pertanyaan Yudai pada Sans, mulut Nacht menyungging. Ia lega ketika Sans mampu memilih ramuan yang tepat tanpa petunjuk sama sekali. 

Matanya mulai beralih menuju Sans yang kini sedang menjelaskan manfaat ramuan itu kepada Yudai, Nacht mengangguk. Dalam benaknya, ia yakin telah membuat keputusan tepat untuk membiarkan Sans mengambil Daun ars di tepi pantai.

Nacht berpikir bahwa Sans bukanlah orang biasa, melainkan memiliki potensi untuk menjadi orang hebat, apalagi jika berkaitan dengan ramuan itu.

***

Sebuah suara dengkuran menjadi hal pertama yang terdengar ketika Sans terbangun dari tidurnya. Ketika ia mengumpulkan tenaga untuk bangkit setelah membuka mata, sudah tidak ada lagi penumpang di dalam ruangan kapal tersebut.

Sans beralih ke posisi duduk sambil menatap Yudai yang masih terlelap dengan dengkurannya yang keras tepat di sebelah kirinya. Menyadari bahwa mereka telah terlelap semenjak selesai memberikan ramuan pada korban tebasan pedang, dia menepuk pundak Yudai perlahan.

“Yudai? Yudai? Bangun”

“Uh ….” Yudai terlebih dahulu mengosok mata kanan begitu dengkurannya terhenti dan terbangun dari mimpi.

Ketika ia telah sadar sepenuhnya, lelaki itu pun cukup kaget karena di dalam ruangan tempatnya tidur tidak ada siapapun terkecuali mereka berdua. Sontak ia pun beranjak cepat sambil melongo. 

“Ki-kita ketiduran!” ucap Yudai panik. 

“Uh ….”

“Tidak!” Yudai mulai menepuk kedua pipinya. “Kalau sudah tidak ada penumpang dan kru, berarti sebenarnya kita sudah sampai di Aiswalt, tapi … kita masih di kapal!”

“Yudai.”

“Kita ketiduran! Lalu kita akan kembali ke Grindelr!”

“Whoa, Yudai, tenanglah.”

“Sepertinya kalian sudah bangun, ya?” Nacht mengungkapkan dirinya dari balik pintu ketika memasuki ruangan untuk menemui keduanya. “Kita sudah sampai ke Aiswalt, kapal ini sama sekali belum berlayar ke Grindelr lho.”

“Eh?” ucap Yudai kebingungan. “Lalu kenapa Anda tidak membangunkan kami begitu sampai?”

“Aku telah menunggu kalian untuk bangun. Aku tidak enak menganggu tidur kalian yang lelap. Jadi aku larang siapapun untuk membangunkan kalian ketika tiba di Aiswalt,” Nacht mengungkapkan alasannya.

“Ja-jadi … pantas saja sudah tidak ada siapapun.”

Sans pun melihat jika kantung berisi botol ramuan yang ia gunakan masih berada di dalam kepemilikannya, mengingat tidak ada korban yang membutuhkannya lagi, perhatiannya mulai beralih kepada Nacht. Setelah itu memberikannya lagi kepada pria santai yang kini menatapnya dari atas. 

“Ini ...”

“Tidak usah mengembalikannya. Kantung ini untukmu, anak muda,” sahutnya dengan sunggingan kecil.

“Ta-tapi … sisa ramuan ini—”

“Sisa ramuan, bersama dengan kantung itu, buatmu. Siapa tahu berguna suatu saat nanti. Dan … coba lihat di bawah tumpukan botol-botol itu di dalam kantong.”

Sans kembali memasukkan tangan kanannya ke dalam kantung berisi botol-botol ramuan itu. Begitu menyentuh bagian terdalamnya, ia merasakan sesuatu yang cukup tebal dengan bagian yang berlapis-lapis.

Ia pun mengeluarkannya dengan perlahan-lahan. Ia terheran-heran dengan benda yang kini berada dalam genggamannya. Sebuah buku bersampul merah dengan motif keemasan.

“Aku sudah melihat kalian menggunakan ramuan yang tepat untuk menyembuhkan setiap korban luka. Terlebih, ketika aku mendengar penjelasanmu mengapa ramuan cairan merah itu merupakan ramuan penyembuh luka, aku berpikir akan lebih baik kamu memiliki buku ini,” jelas Nacht sambil menatap Sans.

Yudai pun ikut bangkit dan menatap buku di genggaman Sans. Dia membacakan judul buku itu. “Buku Dasar Alchemist?”

Sans pun mulai membuka buku tersebut, mulai dari halaman pertama. Ketika matanya menelisik halaman pertama itu, ternyata ada Daun ars yang semula berada di genggamannya.

“Daun ars-nya!” gumam Sans seraya mengambil daun itu menggunakan tangan kiri.

“Sudah kubilang, kamu simpan saja daun ars itu. Suatu saat kamu akan tahu kegunaan spesialnya.”

***

Tidak ingin menunggu lama di dalam kapal hanya untuk berbincang-bincang, Nacht mengajak Sans dan Yudai keluar kapal menuju dermaga. Melewati dermaga berbentuk jembatan, keramaian dapat terpampang di depan mata, para pelaut mulai berlarian atau membawa kotak berisi barang ke kapal, calon penumpang bahkan mulai mengantre, hingga kesibukan kapal yang satu per satu mulai datang dan pergi.

Begitu melewati dermaga dan pantai, jalan bebatuan telah mereka injak, memasuki sebuah kota di Aiswalt. Situasi kota jauh berbeda daripada di Grindelr, terutama di desa Highwind. Berbagai gedung multilantai telah tampak, kebanyakan berwarna perak, putih, krem, dan hijau hanya dari pintu masuk melalui pantai.

“Jadi Paman adalah mantan Royal Guard kerajaan, kan? Apa aku tidak salah dengar?” Yudai mengulang pernyataan dari salah satu perompak semalam.

“Benar,” Nacht mengangguk, “dan satu lagi ... aku masih muda, jadi jangan panggil aku Paman”

“A-ah, umm ... tapi, kenapa Anda memutuskan untuk meninggalkan kerajaan? Kenapa? Dari yang aku dengar, bukan kah Royal Guard menjadi pelindung paling penting, kan?”

“Aku ada alasan pribadi mengapa aku memutuskan untuk meninggalkan kerajaan. Tapi, suatu saat nanti, kalian akan memilih keputusan sulit seperti yang kulakukan,” ucap Nacht ketika mereka melewati gerbang masuk kota.

“Wow,” gumam Sans ketika menapakkan kaki pada kota.

Lantai batu-bata berwarna krem telah menyambut mereka di kota yang penuh warna, berbagai gedung juga telah menanti. Sekumpulan anak kecil yang sedang berlarian juga memenuhi keceriaan kota, pemandangan menjanjikan untuk kota besar di benua Aiswalt.

“Jika kalian membutuhkan uang, pergilah ke pusat kota. Ada Quest Board yang berisi berbagai pekerjaan. Lebih baik memilih pekerjaan di Quest Board daripada menerima dari calo. Jika kalian ingin pergi ke akademi, pergilah ke utara, kalian akan menemukannya,” jelas Nacht.

“Tu-tunggu. Anda tahu kami akan ke akademi?” Yudai melongo.

Alih-alih menjawab pertanyaan Yudai, Nacht justru bertanya, “Oh ya, siapa nama kalian? Kalau kalian keberatan, tidak usah jawab.”

Yudai mengacungkan jempol pada dirinya dan memperkenalkan diri, “Aku Yudai”

“Aku Sans,” lanjut Sans.

Nacht melebarkan senyuman ketika menatap wajah Sans dan Yudai sekali lagi. “Kalian akan menjadi orang hebat dan tangguh.” Tatapannya dia fokuskan pada Sans. “Terutama kamu, Sans. Aku yakin, kamu akan menjadi orang yang hebat saat kita bertemu lagi. Kamu memiliki potensi yang hebat.”

“Aku?” Sans menunjuk dirinya. “Ta-tapi—”

Yudai menepuk pundak Sans. “Tentu saja! Dia sudah melihat dirimu memilih ramuan. Kamu benar-benar hebat! Tapi jangan lupa, aku takkan kalah!”

Nacht menatap langit biru jernih sebelum berpamitan, “Kurasa sampai di sini saja. Berjanjilah, begitu kita bertemu lagi, kalian sudah menjadi orang hebat, orang yang di luar dugaanku, berbeda dari saat kita bertemu pertama kali.”

“Tentu saja. Suatu saat nanti, kita bertemu lagi.” Sans bersikeras.

“Selamat berjuang.” Nacht berbalik meninggalkan kota dan kembali menuju dermaga.

“Sampai jumpa!” Sans dan Yudai berbalik untuk mengucapkan salam perpisahan.

Ketika Nacht sudah seakan menghilang dari pandangan, Sans menatap kembali kantung berisi Buku Dasar Alchemist dan empat botol ramuan berisi cairan hijau. Ketika dia menatap ramuan berisi cairan hijau, itulah hal yang dia lupa tanyakan sampai tercengang.

“A-aku lupa menanyakan apa fungsi ramuan hijau ini,” gumam Sans.

Terpopuler

Comments

Yukity

Yukity

hadir kak...

like back novelku ya..
GADIS TIGA KARAKTER

2021-09-04

0

John Singgih

John Singgih

perpisahan dengan tuan penolong

2021-03-19

0

Muma

Muma

suka

2020-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204 Latest Update...
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204
Latest Update...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!