Episode 12

Lebatnya dedaunan pada pepohonan yang cukup tinggi dan membentang menjadi pandangan pertama ketika gerbang menuju hutan lokasi aptitude test bagian luar telah terbuka. Berbagai pepohonan berbadan kayu lebih tipis turut menyembunyikan pancaran cahaya terhadap hijaunya rerumputan dan cokelatnya tanah sebagai jalan.

Seluruh murid baru telah berdiri di hadapan gerbang yang telah terbuka lebar dan menjadi garis mulai. Ketegangan, kegemparan, dan hasrat telah memenuhi perasaan mereka, tidak sabar untuk segera memasuki hutan dan mulai menjalankan tes bagian luar.

Dolce pun menghampiri barisan murid baru untuk menjelaskan, “Ini herb biru yang harus kalian cari.”

Beberapa di antara mereka pun berbondong-bondong menatapnya dengan antusias, meski tidak berdekatan. Dapat mereka lihat dari kejauhan bahwa ukurannya setinggi setengah dari pangkal tangan.

“Herb biru ini telah disembunyikan secara acak dengan jarak tertentu. Kalian tetap harus berhati-hati dengan berbagai binatang luas, bahkan, mungkin kalian tidak akan kembali dengan selamat.”

Penjelasan Dolce tentang binatang buas mengungkapkan dari tahun-tahun sebelumnya terdapat korban terkaman binatang buas entah terluka atau hingga tewas. Beatrice sampai menelan ludah ketika nada bicara tersebut terdengar sebagai ancaman.

“Aptitude test bagian luar akan berakhir ketika lonceng berbunyi. Begitu lonceng berbunyi, kalian harus kembali ke akademi, atau kami yang akan menjemput kalian,” ia pun mengakhiri penjelasannya, “satu lagi, siapapun yang ketahuan membawa senjata atau menggunakan sihir akan dikeluarkan dari akademi. Mengerti?”

Yudai berkomentar, “Sial. Kalau mengetahui ada binatang buas, seharusnya boleh menggunakan senjata atau sihir dong.”

Neu menyimpulkan, “Inilah mengapa tes ini sangat menantang. Kalau kita menggunakan senjata atau sihir dalam tantangan pertama, mana seru, setiap profesor ingin melihat potensi kita terlebih dahulu. Tapi, yang kupikir tidak masuk akal adalah bagian akhir, bertarung. Kalau yang ingin menjadi mage harus berhadapan dengan instruktur tanpa menggunakan sihir, bagaimana caranya kalau mereka tidak punya keahlian bertarung fisik?”

“Sudah kubilang. Ternyata yang ingin menjadi mage cukup sulit.”

“Setidaknya itu untuk tipe attacker. Kalau benar mage hanya menjadi tipe attacker sepenuhnya, sia-sia sudah belajar sihir sebelum ke akademi.”

“A-ayo ki-kita mu-mulai ….” Beatrice mengambil ancang-ancang dan tidak bisa menyembunyikan ketegangannya.

Ketika menatap Beatrice telah mengambil ancang-ancang, Sans menatap hampir setiap murid tahun pertama telah melakukan hal demikian, terutama memandang ekspresi wajah begitu serius tidak sabar ingin memulai tes.

“Kalau begitu, tes bagian luar … dimulai!” Dolce memberi aba-aba.

Setelah mengambil ancang-ancang, seluruh murid tahun pertama akhirnya berlari melewati gerbang menuju hutan lokasi yang mereka tuju. Beberapa murid di barisan pertama sudah menambah kecepatan terlebih dahulu agar mendapat keuntungan dalam mencari herb biru.

“Ayo!” jerit Yudai ketika dirinya, Sans, dan Neu mulai berlari secara bersamaan mengikuti irama seluruh murid baru.

Beatrice pun panik ketika didahului oleh Sans, Yudai, dan Neu. “Tu-tunggu aku!!”

Melihat seluruh murid tahun pertama telah meninggalkan lingkungan akademi, Dolce mengutarakan pada setiap profesor di belakangnya tanpa memandang mereka. “Mari?”

***

Memulai persaingan untuk mencari herb biru, seluruh murid terpencar untuk melakukan apapun demi menemukannya. Beberapa dari mereka menerobos pepohonan alih-alih melewati jalan tanah membentang lurus. Jalan ditandai oleh tanah cokelat di antara rerumputan biasanya dianggap sebagai jalan paling aman bagi kebanyakan murid.

Sans, Beatrice, Yudai, dan Neu mengiringi jalan paling aman bagi kebanyakan murid. Mereka tidak ingin langsung tersesat ketika menerobos padat dan lebatnya pepohonan di sisi kiri dan kanan jalan begitu melewati garis awal. Hal itu menjadi cara untuk meyusuri hutan demi menemukan herb biru.

Melihat di sekitar mereka, beberapa murid pun memisahkan diri, baik secara individu atau kelompok, terutama menuju sebelah kiri, sebuah lembah menurun berlapis rumput. Jeritan pembawa semangat sontak meledak menuju telinga.

Kurang lebih tujuh menit berlari melewati jalan lurus, jalan dua arah, kiri dan kanan pun berada di depan mata. Mereka pun mengerem larinya ketika dua arah berbeda terpaksa membuat mereka memilih.

Neu berkomentar, “Oke, lebih baik, kita pilih jalan yang mana? Lagipula, kalau ada jalan seperti ini, biasanya ada tanda yang mana aman dan yang mana bahayanya.”

Beatrice mengangkat tangan kanan. “Aku tahu! Kalau mau yang aman, pasti kanan, kan?”

Yudai menggeleng. “Lebih baik kita ambil kiri.”

Beatrice tertegun ketika mendengar keputusan Yudai. “Eh!! Ke-kenapa? Pa-padahal akan lebih baik kita belok ke kanan, kan?”

“Sederhana. Kalau dihadapkan dengan dua pilihan seperti ini, kiri dan kanan, kebanyakan orang pasti akan memilih kanan. Kalau kita tidak mengikuti kebanyakan orang, bisa jadi keajaiban muncul, dan kita mungkin akan menemukan herb biru lebih dulu di sana,” Yudai mengungkapkan alasannya.

“Ke-keajaiban?” ulang Beatrice.

Neu mengangguk setuju. “Kalau begitu, aku setuju dengan Yudai. Aku akan ke kiri. Bagaimana denganmu, Sans?”

“A-aku akan ke kanan,” tunjuk Sans.

“Ja-jadi bagaimana? Aku dan Sans ingin ke kanan, sedangkan Yudai dan Neu ke kiri. Ba-bagaimana ini?” Beatrice sampai kewalahan ketika memutuskan.

Yudai secara berani menyatakan keputusannya, “Kalau begitu, kita berpencar saja. Aku dan Neu ke kiri, Sans dan Beatrice ke kanan. Mungkin kita akan menemukan herb biru dengan cepat, lalu kembali ke akademi dengan selamat. Nah, kalian hati-hati ya!”

Tanpa perlu pertimbangan lagi, Yudai kembali memelesatkan larinya menuju jalan sebelah kiri. Neu tertegun tidak meyangka melihat rekannya telah mencuri start.

“Yudai! Sembarangan saja berlari!” Neu menyusul menuju jalan kiri.

Begitu menyaksikan Yudai dan Neu berlalu memasuki jalan kiri, Beatrice menatap wajah Sans secara langsung. Ketegangannya sudah tidak dapat tersembunyi lagi di balik wajah.

“Ba-bagaimana ini? Kalau terpisah, bagaimana kalau mereka tersesat? Bagaimana kalau kita juga tersesat.”

Sans menghela napas begitu menatap ketegangan Beatrice dan mulai melangkah. “Apa boleh buat. Kita ambil jalan kanan saja seperti yang kita tadi.”

“Tu-tunggu!!” jerit Beatrice mulai berlari mengikuti Sans.

***

“Omong-omong, aku boleh bertanya soal mage tidak, Neu? Kamu kan baca begitu banyak buku sebelum ke akademi,” tanya Yudai.

Demi menghemat tenaga dan napas, alih-alih berlari, langkah mereka mulai melambat. Mereka memutuskan untuk berjalan dan menoleh sekeliling jika ada sesama murid baru atau herb biru yang tersembunyi.

Neu terlebih dahulu mendekati semak-semak di balik pepohonan seperti pembatas jalan di sebelah kanan. Ketika berlutut, kedua tangannya mulai menyentuh dedaunan seraya menyusuri untuk menemukan herb biru.

Neu menjawab ketika Yudai berdiri di samping kirinya, “apa ini soal tipe attacker?”

“Ya. Katamu tadi mage tidak dapat bertarung hanya menggunakan fisik, kan? Baik menyerang dan bertahan? Maksudku, um, yang ingin jadi mage pada umumnya hanya belajar sihir sebelum ke akademi, kan?”

Neu seakan membuka semak-semak bagaikan pintu, sama sekali tidak menemukan herb biru. “Dari yang kubaca, pada umumnya mage memiliki serangan dan pertahanan fisik cukup lemah, mereka hanya mengandalkan penyerangan dan pertahanan dari sihir. Makanya, Profesor Hunt berkata mage juga dapat menjadi tipe defender dan support, aku belum terlalu membaca sampai sihir apa saja yang digunakan masing-masing tipe mage, jadi yang kutahu hanyalah tipe attacker. Secara teknis, mage menyerang menggunakan sihir sudah dapat disebut tipe attacker.”

Yudai melongo, tidak mengerti tentang penjelasan Neu. Alih-alih menganggapi, tangannya juga mulai menyusuri semak-semak. Nihil, itulah hasil tersembunyi di dalam semak berlukar itu.

“Anu ….” Suara perempuan dari belakang menghentikan Yudai dan Neu untuk berlanjut menyelusuri semak berlukar itu.

Yudai dan Sans menoleh ke belakang. Seorang perempuan berambut bergelombang telah berdiri. Mereka pun berbalik dan bangkit untuk menganggapi.

Perempuan itu bertanya, “Bolehkah aku mencari herb biru bersama kalian? Murid-murid yang lain menolakku untuk bergabung.” 

“Ah!” Yudai pun mengingat identitas gadis itu. “Aku tahu dirimu. Kamu Sierra, kan? Gadis yang datang terlambat di kelas pertama Profesor Hunt dan tidak memakai seragam. Lalu kamu—"

Neu menyikut pinggang Yudai untuk memperingatkan agar tidak melanjutkan kata-kata menyinggung.

“Neu!” keluh Yudai.

“Silakan.” Neu menyetujui tanpa berpikir panjang. “Kami juga belum menemukan herb biru di balik semak ini, jadi, akan lebih baik kita bekerja sama.”

“Eh?” Yudai menepuk kedua pipi sambil tercengang dengan keputusan Neu.

“Kalau kamu belum tahu, aku Neu, dan dia Yudai,” Neu memperkenalkan diri.

***

Sudah kurang lebih tiga jam semenjak aptitude test bagian luar dimulai. Sejauh ini, hanya sedikit murid tahun pertama yang dapat menemukan herb biru tersembunyi. Alih-alih menemukannya, kebanyakan dari mereka justru mendapati binatang liar, terutama buas.

Beberapa murid pun menjadi incaran binatang buas seakan berubah posisi menjadi mangsa. Beberapa dari mereka berlari terbirit-birit hingga berhasil lolos, beberapa lagi terpaksa harus menjadi korban terkaman hingga terluka. Terlebih, senjata atau sihir tidak boleh digunakan untuk bertahan dari setiap terkaman binatang buas

Beberapa lagi pun menyerah dengan kembali ke akademi, bahkan ketika ketakutan begitu melihat terkaman binatang buas atau sebelum memulai mencari herb biru. Korban yang terluka juga telah kembali dan menyerah melihat situasi tubuhnya.

Setidaknya, Yudai, Neu, dan Sierra menjadi salah satu murid tahun pertama yang tetap bertahan di hutan itu. Begitu pula dengan Sans dan Beatrice.

Lelah mencari salah satu letak herb biru tersembunyi di darat, terutama di balik pohon, semak-semak, gua, dan bahkan tebing, beberapa murid pun sampai kehilangan semangat dan meluapkan frustrasi. Lebih parah lagi, panas dari matahari juga menyengat menuju tubuh. Makanan dan minuman juga harus dicari sendiri menggunakan tangan kosong. Sulit untuk menemukan herb biru tersembunyi, beberapa lagi memutuskan untuk kembali ke akademi dan menyerah sebelum waktu habis.

Yudai, Neu, dan Sierra begitu lelah mencari di setiap hal di darat hingga menuju sungai. Tentu saja mereka bersembunyi terlebih dahulu sebelum bertindak agar tidak berakhir menjadi mangsa binatang buas dan liar. Tidak satu pun yang mendapat herb biru sama sekali sejauh ini.

Mereka bertiga kembali di bawah pepohonan lebat, tetapi tidak satu pun herb biru tersembunyi di dekat batang pohon atau rerumputan di sekitar.

Neu menghela napas ketika menatap matahari mulai meluncur ke bawah. “Mereka serius memikirkan aptitude test seperti ini, benar-benar serius.”

Yudai berpikir dan menatap salah satu pohon menghadap kubangan lumpur. Mengingat belum menemukan herb biru di daratan sama sekali, alangkah baiknya tempat tinggi seperti batang pohon berdaun menjadi sebuah tersembunyi.

Tanpa perlu berdiskusi dan berpikir panjang, Yudai menempatkan kedua tangan dan kedua kaki pada badan pohon. Seakan menaiki tangga, dia memanjati batang pohon demi mencapai salah satu ranting pohon di ketinggian.

Ia terlebih dahulu mencapai ranting pohon terdekat di kiri, meski masih ada banyak cabang di atasnya. Ia pun menggapai ranting pohon di sebelah kiri itu berujung sebuah sarang lebah berbentuk segienam di bawah ranting dan di balik dedaunan.

“Omong-omong, Yudai mana?” Neu bertanya pada Sierra tepat di bawah ranting bersarang lebah itu.

Ketika kedua tangan dan kaki Yudai mulai mencapai ranting pohon, ia tercengang ketika beratnya justru membantu sarang lebah bergerak. Ulahnya juga mengundang kekagetan Neu dan Sierra.

“Yudai!” jerit Neu. “Apa kamu sudah gila!”

“Di bawah sama sekali belum ketemu, kenapa tidak ke atas pohon saja?” Yudai membela keputusannya.

“Sebaiknya kamu turun saja. Tidak aman kalau memanjat pohon—”

Belum selesai Neu berbicara, ranting yang tengah ditempati Yudai seketika retak tanpa peringatan sedikitpun. Alih-alih badan ranting, sarang lebah mendahului terlebih dahulu dan terjatuh tepat di kepala Sierra.

“AAAAAAAAH Lebah!” Sierra menjerit panik dan mulai berlari meski pandangannya terhalang oleh bagian dalam sarang lebah.

“Whoa! WHOAAAA!!” jerit Yudai ketika ranting pohon yang dia tempati retak secara utuh dan mulai terjatuh.

“Yudai!” jerit Neu berdiri tepat pada tempat pendaratan Yudai sebagai upaya untuk menyelamatkannya.

Yudai pun akhirnya menubruk tubuh Neu hingga terjatuh ke tanah seketika. Keduanya mendarat dengan rasa sakit menguncang tubuh.

“A-aduh,” Neu mendapati Yudai berada di atas tubuhnya, “kalau saja boleh menggunakan sihir, tidak akan menjadi begini.”

“AAAAAAAAAH!” Sierra berkali-kali menubrukkan dirinya ke setiap badan pohon di hadapannya sebagai upaya untuk membebaskan kepala dari sarang lebah.

Karena sudah tidak ada lagi pohon di hadapannya, apalagi pandangan terhalang oleh bagian dalam sarang lebah, Sierra akhirnya tersandung menuju kubangan lumpur dengan kepala mendarat terlebih dahulu.

Sarang lebah berbentuk segienam itu terbelah menjadi dua ketika tubuh Sierra sudah basah oleh kubangan lumpur. Lebah-lebah itu pun keluar dari bekas sarang dan mulai mengunci Yudai dan Neu sebagai target sengatan mereka.

Begitu berdiri, Yudai dan Neu panik mendapati begitu banyak lebah mengincar mereka dari depan. “LEBAAAAAAH!!”

***

Tanpa terasa, tidak memedulikan kesulitan yang dialami setiap murid baru selama aptitude test bagian luar, langit pun berubah warna dari biru cerah menuju oranye kemerahan hingga warna hitam mulai muncul menandakan matahari seperti telah memasuki tanah.

Berjam-jam selama tes dimulai, setiap profesor yang mengawasi gerbang menuju hutan mendapati hal-hal sesuai dugaan. Begitu banyak murid yang menyatakan mundur begitu kembali ke akademi, entah terluka akibat terkaman binatang buas, menyerah bahkan sebelum memasuki hutan lebih dalam, atau tidak lagi mampu mencari herb biru karena kelelahan dan cuaca panas.

Sebuah bunyi lonceng terdengar sangat nyaring hingga mencapai hutan, berarti aptitude test bagian luar telah berakhir. Begitu mendengar bunyi lonceng itu, seluruh murid tahun pertama yang masih berada di dalam hutan harus kembali ke akademi. Jika membutuhkan waktu yang cukup lama karena tersesat, professor pengawas di dalam hutan akan menjemput dan membantu mereka keluar.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

petualangan mencari herb biru

2021-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204 Latest Update...
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204
Latest Update...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!