Episode 15

“Kamu berhasil lagi?” Yudai terkejut ketika mendengar cerita dari Beatrice usai Aptitude Test bagian dalam berakhir. “Meski terpisah dari kami?”

“A-aku tidak menyangka. Kurasa aku bisa menghindari dinding ilusi, monster screamer, dan kesatria patung,” Beatrice membalas.

“Kami hampir setengah mati begitu mendapati dirimu terpisah.” Neu menghela napas. “Yang penting Beatrice lolos dua dari tiga tes. Hanya tinggal satu tes lagi.”

“Bagaimana dengan kita? Kita bahkan tidak lolos dua aptitude test sama sekali. Kita gagal melakukan tugasnya!” Yudai mengingatkan. “Yang jelas, kita sudah persiapkan diri untuk tes akhir, kita sudah melakukan pekerjaan di quest board dan berlatih bertarung menggunakan tangan kosong.”

Neu menyampaikan, “Berbicara tentang bertarung menggunakan tangan kosong, aku puas sudah membuat Tay murka. Ia memang tidak tahu malu mengejek diriku, Sans, dan Yudai.”

“Sans?” Yudai menatap Sans ketika memasuki gerbang menuju kastil akademi. “Kamu tidak apa-apa?”

“Eh?” Sans keluar dari perenungannya. “Tadi itu, tinggal sedikit lagi. Tertangkap kesatria patung benar-benar buruk.”

Yudai menepuk pundak kirinya, “Tidak apa-apa. Kita hanya harus melakukan sebaik mungkin untuk menghadapi tes terakhir besok. Pasti kita bisa melakukannya.”

Neu setuju. “Ya. Lagipula, kita juga tidak tahu bagaimana semua profesor menilai kita selama tes ini berlangsung. Meski kita tidak berhasil melakukan setiap tugas, bisa jadi kita lulus karena keterampilan kita dalam memecahkan masalah.”

***

Seluruh murid tahun pertama telah berada di ruang latihan bertarung dan berbaris rapi. Satu per satu instruktur juga mulai memasuki ruangan dan menempati ring masing-masing, setidaknya ada enam orang instruktur yang berperan sebagai penguji, termasuk Dolce.

Hunt menghampiri barisan para murid tahun pertama untuk menjelaskan, “Selamat datang di tes bagian akhir. Seperti yang kalian lihat, Dolce akan menjadi salah satu penguji. Salah satu dari kalian mungkin akan berhadapan melawan Dolce di ring paling kiri itu untuk dapat lulus dari tes ini.”

Seluruh murid tertegun ketika menatap Dolce tengah bersiap-siap. Wajah mereka memucat ketika mengetahui mungkin salah satu diantara merekalah yang akan menghadapi profesor kelas bertarung itu.

“Begini aturannya, seperti yang kalian tahu, tes bagian akhir ini hanya diperbolehkan menggunakan tangan kosong, selain dari itu dilarang, tanpa kecuali. Siapapun yang melanggar peraturan ini akan dikeluarkan dari Akademi Lorelei,” tegasnya.

“Saat saya memanggil nama kalian, kalian harus menuju ring sesuai urutan panggilan untuk memulai ujian, mulai dari ring di sebelah kanan. Ketika kalian bersiap, pertama saya akan memberi aba-aba terlebih dahulu. Begitu mereka selesai, saya akan memanggil nama kalian kembali dan seterusnya”

“Peraturannya sederhana. Kalian hanya punya empat menit untuk melawan atau bertahan melawan instruktur. Kalian akan lolos jika kalian mampu mengalahkan instruktur atau bertahan tanpa menyatakan menyerah. Kalau tidak ada pertanyaan, saya akan mulai memanggil nama kalian secara acak.”

Kehadiran Dolce menjadi buah bibir bagi seluruh murid tahun pertama. Mereka bahkan mengungkapkan ketidakberanian melawan guru kelas tempur itu, mengetahui kemampuannya dari mulut ke mulut.

Hunt memanggil satu per satu nama secara acak, “Tora, Maude, Booth, Beatrice, Stone, dan Kanta. Silakan menuju ring masing-masing sesuai urutan panggilan, yang dipanggil awal ke sebelah kanan, yang paling akhir ke sebelah kiri.”

Ketika mengetahui nama Kanta dipanggil untuk menghadapi Dolce, murid lainnya langsung membuat buah bibir dan pertanyaan apakah murid tersebut dapat bertahan atau tidak. Mereka menyimpulkan siapapun yang menghadapi profesor yang satu ini tidak begitu beruntung.

Meski tidak berhadapan dengannya, Beatrice kembali kewalahan untuk mengendalikan ketegangan di dalam dirinya. Menjadi salah satu dari murid yang dipanggil pertama tentu membuat terengah-engah karena harus mencetak standar.

“Ayo, Beatrice!” Yudai memberi semangat. “Tunjukkan kemampuan terbaikmu!”

“Kamu kan lolos dua tes sebelumnya,” lanjut Neu, “dan kamu juga sudah berlatih bersamaku. Ayo, tunjukkan kemampuan bertarungmu pada instruktur penguji!”

“Se-semoga berhasil, kalau kamu bisa menyelesaikan dua tugas sebelumnya, pasti kamu mampu menghadapi tantangan ini” ucap Sans.

“Ba-baik,” Sautnya sambil melambatkan langkah ketika menuju ring keempat dari kanan. Wajahnya pun langsung menghitam bahkan sebelum bertarung.

Hunt berbalik menatap enam murid pertama telah menghadap masing-masing instruktur di setiap ring. Dapat terlilhat setiap instruktur, termasuk Dolce, mulai mengambil ancang-ancang untuk memulai.

Beatrice terengah-engah ketika menghadapi seorang lelaki botak, berotot kekar, dan bertubuh begitu tinggi di ring. Ia bahkan tidak tahu bagaimana harus menyerang lawan seperti itu.

Dalam pandangan Beatrice, lawannya yang berupa lelaki botak itu sudah menunjukkan bara api di seluruh tubuh. Ia kembali menghela napas ketika mengikuti posisi sang lawan, mengambil kuda-kuda dan menempatkan dua kepalan tangan di depan badan.

“Baik. Enam pertarungan putaran pertama!” Hunt mengangkat tangan kanan tinggi-tinggi. “Siap...  MULAI!”

Lelaki botak di ring keempat mulai melompat tinggi-tinggi dan melayangkan kepalan tangan kanan tepat menuju Beatrice. Ia mengeluarkan tenaga yang telah memanas dari dalam menuju kepalan tangan.

“Ah! Dia kuat sekali!” komentar Sans pada lawan Beatrice.

“AAAAAAAA—” Sudah didominasi oleh keguncangan di dalam tubuh dan jiwa, Beatrice menempatkan kedua tangan pada lantai dan berlutut. “—Aku menyerah!”

Jeritan Beatrice begitu nyaring hingga mencapai murid-murid lainnya yang belum terpanggil. Sans, Yudai, dan Neu melongo ketika menyaksikan yang bisa dianggap sebagai salah satu rekor tercepat untuk menyerah sebelum bertarung.

Lelaki yang menjadi lawan Beatrice mendaratkan kedua kaki pada lantai dan bertanya untuk memastikan, “Apa katamu tadi?”

“A-aku tidak bisa. Aku tidak bisa melawanmu. Maafkan aku! Maafkan aku!” Beatrice bersujud pada lawannya.

“Anu, apa tidak apa-apa kalau—”

Beatrice memotong perkataan lawannya, “Jangan pukul aku! Jangan pukul aku! Kumohon!”

“Ba-baiklah. Berarti, kamu tidak lolos tes akhir. Berdirilah. Kamu boleh kembali.”

“Syukurlah.” Beatrice pun bangkit meninggalkan ring sambil bernapas lega.

Ketika mendekati barisan murid tahun pertama yang menyaksikan setiap pertarungan, Beatrice melongo ketika dirinya menjadi buah bibir karena menyerah terlalu cepat tanpa sedikitpun melancarkan pukulan atau pertahanan.

Ia pun membuka suara ketika menemui ketiga temannya yang masih melongo, “Ta-tadi itu menakutkan sekali. Aku jadi kehilangan tenaga ketika melihat perawakan lawanku. Syukurlah, aku baik-baik saja. Setidaknya, aku sudah lolos dua tes sebelumnya, ‘kan?”

Yudai berkomentar pelan, “Ka-kamu mungkin saja memecahkan rekor murid yang paling cepat menyerah bahkan sebelum bertarung.”

Neu menghela napas. “Baiklah. Setidaknya kamu aman untuk sekarang, kamu sudah lolos dua tes sebelumnya, itu kabar baiknya. Sementara aku, Yudai, dan Sans masih harus lolos, entah mengalahkan instruktur atau bertahan selama empat menit.”

Menunggu setiap putaran selesai setelah empat menit, bisa dikatakan cukup banyak murid tahun pertama mempersiapkan diri untuk bertarung, berjaga-jaga jika nama mereka terpanggil. Cukup banyak pula yang hanya melihat pertarungan di setiap ring.

Putaran keempat pun baru saja selesai ketika Hunt mengumumkan, “Saat aku memanggil nama kalian, silakan tempati ring masing-masing sesuai dengan urutan, dari kanan sampai kiri. Derrida, Vallen, Callan, Jacques, Kaila, dan Sans.”

Mendengar namanya dipanggil paling akhir pada putaran kelima, Sans menatap ring paling kiri. Dia harus menghadapi Dolce, profesor yang telah menjadi buah bibir sebagai lawan paling berbahaya selama tes bagian akhir berlangsung.

Beatrice, Yudai, dan Neu juga sama tercengangnya ketika mengetahui Sans akan melawan Dolce. Terlebih, mereka juga mendengar setiap lawan Dolce benar-benar tidak akan beruntung.

Beatrice menggelengkan kepala. “Kenapa? Kenapa harus Sans? Kenapa Sans harus melawan Dolce?”

Neu berkomentar, “Apa boleh buat. Ini kan panggilannya secara acak, jadi apapun bisa terjadi.”

“Sans....” Yudai mulai terbata-bata ketika menatap kawannya itu. “Ingat apa yang kita pelajari bersama. Ka-kamu lebih baik bertahan selama empat menit, setidaknya itu cukup untuk membuatmu menyelesaikan tes ini”

Sans menghela napas, “Baiklah”

“Yakinlah, kamu pasti bisa,” ucap Yudai sambil menepuk pundaknya.

Sans meninggalkan barisan murid tahun pertama dan melangkah menuju ring paling kiri. Memasuki ring, Dolce telah berdiri tegak mengepalkan kedua tangan dan mengambil posisi.

Begitu Sans menghadap padanya, ia meniru posisi dengan mengepalkan kedua tangan dan mengedepankan tangan kanan terlebih dahulu. Mengingat berbagai buah bibir dari setiap murid tahun pertama, ia pun menghela napas seraya membuang ketegangan sedikit demi sedikit.

Dolce membuka suara, “Sans, saya tidak akan membuat ini lebih mudah, meski saya pengujimu. Kuharap kamu memberi kemampuan terbaikmu.”

Hunt berbalik melihat seluruh murid telah berada di dalam ring dan mempersiapkan posisi menghadap setiap instruktur. Sekali lagi, dia mengangkat tangan kanan tinggi-tinggi untuk memberi aba-aba.

“Enam pertarungan putaran kelima! Siap... mulai!” 

Hunt pun berteriak sambil menurunkan lengan kanannya.

Dolce melangkah terlebih dahulu melancarkan pukulan sambil melompat dan mengambil langkah lebih tinggi. Refleks Sans cukup cepat hingga pukulan Hunt pun meleset.

Kini profesor itu dengan cepat melancarkan pukulan kedua dan Sans berhasil menangkisnya. Ia memanfaatkan siku tangan kiri untuk menembus celah dan menghantam lengan kanan Sans.

Sans tersandung sedikit ke belakang hingga bergeser secara diagonal. Tanpa ampun, wajahnya kembali terkena pukulan dari kepalan tangan Dolce.

“Ayo, Sans,“ teriak Yudai, “bertahanlah!”

Melihat Dolce sekali lagi melancarkan pukulan, Sans memiringkan kepala dan menunduk menghindarinya. Dari belakang, ia mengikat kedua tangan Dolce sebagai upaya membalas.

Namun itu tidak membuatnya lengah, sambil memanfaatkan celah menuju perut Sans, Dolce langsung mengayunkan kaki kirinya untuk menghantam.

Sans kembali terlepas begitu rasa sakit menghantam dirinya, terutama di bagian perut. Belum sempat bangkit, badannya terangkat oleh kedua tangan Dolce dan terbanting menuju lantai, mengenai kepala terlebih dahulu.

Lalu, seluruh pandangan menghitam seketika.

***

“Sans? Sans?”

Wajah Beatrice, Yudai, dan Neu menjadi hal pertama yang tampak ketika pandangan Sans bangkit dari kehitaman. Tapi, kepalanya justru menjadi terpukul akibat benturan saat pertarungan melawan Dolce.

Sans mendapati dirinya berada di dalam posisi berbaring di tempat tidur. Gorden kain biru terbuka menjadi pemicu dirinya menyadari bahwa dia telah tidak sadarkan diri.

“Syukurlah,” ucap Beatrice menghela napas, “tadi itu mengerikan! Untung kamu tidak kenapa-kenapa”

“Kamu baik-baik saja, Sans. Untung kami beserta Profesor Hunt dan Dolce membawamu ke rumah sakit,” tambah Neu.

Di dalam kastil Akademi Lorelei, terdapat juga ruangan yang bisa dianggap sebagai rumah sakit. Beberapa tempat tidur membelakangi dinding dan terpisah oleh gorden biru, jendela besar bermotif hexagonal, dinding marmer, dan lantai keramik merupakan hal yang dapat terlihat ketika memasuki ruangan tersebut.

“Permisi, permisi.” Seorang suster perempuan bergaun merah tua, bercelemek putih, dan topi putih memanjang menghampiri Sans. Ia menggenggam sebuah botol putih. “Seharusnya kalian atau Profesor Dolce dan Profesor Hunt memberitahu saya kalau Sans sudah siuman. Setidaknya ia bisa dengan tenang mengikuti upacara pemberian mantel besok.”

Yudai mengulang ketika sang suster menuangkan cairan dari botol putih menuju gelas di meja, “Upacara pemberian mantel?”

“Ya. Kalian akan mengetahui hasil tes kalian di upacara pemberian mantel besok. Sebelumnya, Sans harus meminum ramuan ini agar kondisinya prima besok. Ini.” Sang suster memberikan segelas ramuan cairan bening pada Sans setelah meletakkan botol di meja.

“Jadi kita akan tahu tipe job kita?” Yudai bertanya lagi ketika Sans mulai meminum segelas cairan bening.

“Kamu terlalu banyak bertanya, sayang. Nanti biar Profesor Arsius saja yang menjelaskan besok malam.”

***

Seluruh murid tahun pertama satu per satu dalam barisan memasuki aula, disambut oleh tepuk tangan semua murid tingkat atas dan profesor. Tanpa perlu berbentrokan dan jeda, mereka menempati tempat duduk di hadapan meja paling kanan, saling berhadapan.

Arsius berdiri di podium untuk menyambut, “Murid-murid tahun pertama, selamat datang kembali. Kalian telah menjalani aptitude test sebanyak tiga bagian. Pertama, kalian telah menyusuri hutan untuk menemukan herb biru dan menghadapi berbagai binatang buas. Kedua, kalian juga menyusuri kastil terbengkalai demi mengambil air mata Patung Selene. Terakhir, kalian bertarung melawan instruktur. Semua tes kalian lakukan tanpa menggunakan senjata atau sihir selama tiga hari terakhir”

“Kita sudah tiba di penghujung tes ini, yaitu upacara pemberian mantel. Seperti yang kalian lihat, di depan meja profesor, terdapat tumpukan mantel yang akan kalian ambil. Mantel itu begitu kalian pakai, tipe job kalian akan terungkap. Dengan catatan kalian harus memakai mantel itu setelah semua murid tahun pertama mendapatkannya”

“Terlebih dahulu, saya jelaskan mantel yang akan kalian pakai nanti. Mantel akan berubah warna sesuai dengan tipe job kalian. Hijau untuk support, biru gelap untuk attacker, dan kuning jingga untuk defender. Saat seorang profesor, mulai dari sebelah kanan saya, memanggil sebuah nama, murid yang bersangkutan harus menemui profesor tersebut dan mengambil mantel, lalu kembali duduk.”

Dimulai dari Dolce yang duduk di meja sebelah kiri di hadapan setiap murid mulai bangkit dan memanggil nama satu per satu. Setiap murid yang terpanggil namanya oleh professor tertentu bangkit dari tempat duduk, menghampiri meja profesor dan mengambil sebuah mantel putih sebelum kembali ke tempat duduk.

Ketegangan pun melanda ketika pengambilan mantel, terutama bagi Sans, Beatrice, Yudai, dan Neu. Semua murid pertama sama sekali tidak tahu bagaimana penilaian selama aptitude test yang menentukan tipe job sesuai potensi masing-masing.

Sans menghela napas ketika mendapat mantel dan kembali ke tempat duduknya, menyadari bahwa dirinya gagal menyelesaikan tugas dari ketiga bagian tes.

Menyaksikan semua murid tahun pertama telah mendapat mantel, Arsius kembali bersuara, “Seluruh murid tahun pertama harap berdiri dan pakai mantel kalian.”

Secara bersamaan, seluruh murid tahun pertama mengangkat mantel putih tersebut dan meletakkan pada punggung masing-masing. Begitu ujung mantel tersebut mengenai bahu, warna pun berubah berdasarkan penggunanya.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

penentuan job empat sekawan

2021-03-21

0

nrasyaaaa

nrasyaaaa

Alo janlup mmpir juga ya ke cerita MINE dan RUMIT. Masih baru niii☺

2020-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204 Latest Update...
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204
Latest Update...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!