Episode 16

Seluruh murid tahun pertama tertegun ketika menyaksikan perubahan warna pada mantel masing-masing. Dari putih menjadi warna sesuai dengan potensi tipe job masing-masing.

Sorakan dari murid tahun pertama meledak ketika mengetahui hasil dari aptitude test masing-masing. Kerja keras dalam menghadapi tes itu telah membuahkan hasil.

Hal yang sama juga terlihat pada Yudai dan Neu. Mantel mereka berubah dari putih menjadi biru gelap.

Yudai bersorak, “Yes! Aku jadi attacker!”

Neu sama sekali tidak menyangka ketika mantelnya berubah menjadi biru, meski mengetahui menjadi mage tipe attacker merupakan hal sulit. “Wow. Ini benar-benar menakjubkan.”

“Eh?” Yudai menghentikan selebrasi ketika menatap mantel Sans dan Beatrice. “Tunggu dulu.”

Beatrice tercengang mendapati mantelnya tidak berubah sesuai dengan warna job tipe, melainkan menjadi cokelat. “A-apa ini? Kenapa aku begitu berbeda daripada yang lain?”

Sans menatap mantelnya sama sekali tidak berubah seperti yang lain. Mantelnya tetap menjadi warna putih.

“Kenapa warna mantel kalian begitu berbeda?” Yudai heran.

Arsius menginterupsi perayaan setiap murid tahun pertama, “Boleh minta perhatiannya sebentar?”

Sorak sorai kebahagian itu langsung terhenti dan kini mereka mulai melirik kembali Arsius.

“Seperti yang kalian lihat, mantel kalian berubah sesuai dengan potensi tipe job kalian. Tipe job yang kalian dapatkan berdasarkan hasil tes selama tiga hari sebelumnya.”

Pembicaraan Arsius membuat seluruh murid kembali bercakap-cakap. Ekspektasi terhadap penilaian selama tiga hari sebelumnya mulai membuahkan hasil. Mereka menyadari bahwa hasil ujian tersebut murni dari keberhasilan setiap bagian aptitude test.

Yang menjadi perhatian juga adalah mantel warna cokelat milik Beatrice. Berbagai pertanyaan bermunculan di kalangan murid, terutama berbicara tentang warna yang berbeda dari ketiga tipe job lain.

“Oh, saya juga melihat ada yang memakai mantel warna cokelat? Jubah warna cokelat menandakan bahwa dia telah berhasil dalam dua dari tiga bagian aptitude test, yang berarti dia adalah song mage. Dia adalah song mage pertama di Akademi Lorelei dalam lima tahun terakhir.”

Beatrice tercengang ketika hampir seluruh murid kagum terhadap dirinya memakai jubah cokelat. “E-EEEEEEEH?!!”

Neu menepuk pundak Beatrice di hadapannya. “Selamat, Beatrice. Kamu lulus dua dari tiga bagian aptitude test. Meski sebenarnya dirimu—”

“Eh!” Yudai memperhatikan mantel Sans yang sama sekali tidak berubah. “Itu berarti …. Sans! Kenapa? Kenapa!”

Neu merespon sambil menundukkan kepala, “Apa boleh buat. Sans tidak lolos salah satu dari tiga aptitude test.”

Yudai tetap membantah, “Tidak mungkin! Kenapa para professor tidak menilai potensimu saja! Kenapa mantel Sans tidak berubah sama sekali! Dia sama sekali tahu potensi job-nya!”

Bantahan Yudai membuat hampir seluruh murid tahun pertama di dekatnya menoleh pada Sans. Bukan hanya Sans yang tidak beruntung, tetapi ada beberapa juga yang mendapati mantel sama sekali tidak berubah.

Seorang professor berkulit hitam juga memperhatikan Sans. Ia pun menghela napas begitu mengetahui jika Sans tidak lulus.

“Yudai, kamu dan Neu berhasil lolos bagian akhir aptitude test. Beatrice, kamu lolos bagian dalam dan luar aptitude test. Memang begini, aku sama sekali tidak lolos satupun aptitude test,” Sans membuka suara, “aku turut senang kalian menemukan potensi kalian. Kalian memang hebat.”

“Sans, kamu ….” Beatrice terengah-engah tidak tahu ingin berbicara apa lagi padanya.

Ketika keheningan tiba kembali, Arsius menutup pidatonya, “Saya harap kalian dapat mengembangkan potensi masing-masing selama berada di akademi. Khusus murid tahun pertama, kelas akan dimulai lagi dalam tiga hari. Manfaatkan libur selama tiga hari ini sebagai perenungan sekaligus istirahat. Semoga kalian dapat bertambah kuat dan bijak. Terima kasih.”

Seluruh murid bertepuk tangan ketika Arsius turun dari podium. Perayaan pun dimulai kembali demi membanggakan diri telah berhasil menyelesaikan salah satu dari serangkaian tes. Sorak-sorai menghiasi suka cita atas hasil jerih payah masing-masing.

Beatrice, Yudai, dan Neu tidak bisa bergabung dengan keramaian perayaan murid tahun pertama. Teman dekat mereka, Sans, sama sekali tidak dipandang potensi oleh setiap profesor selama tes berlangsung. 

Sans hanya dapat merenungkan kegagalannya dalam tes ini, mengetahui itu... ia sama sekali tidak dapat berkata apa-apa.

***

Perayaan pun masih berlanjut ketika keluar dari aula. Perasaan gembira dan gagap gempita terlihat dari murid dengan mantel yang memiliki warna, mereka adalah orang-orang yang memiliki masa depan cemerlang. Sedangkan di sisi lain bagi mereka yang sama sekali tidak berwarna hanya dapat terdiam, mengetahui masa depan, dan juga karir mereka ke depannya tidak seindah apa yang mereka perjuangkan untuk dapat memasuki Akademi Lorelei.

Ketika melewati koridor menuju tangga, sekumpulan murid tingkat atas memandang Sans, seorang murid bermantel putih, bersama dengan Beatrice, Yudai, dan Neu. Terlebih, pandangan mereka menonjol pada mantel cokelat Beatrice, pertama kali dalam lima tahun terakhir.

“Lihat perempuan itu. Ia hebat sekali bisa menyelesaikan dua tes itu. Tentunya ia punya masa depan yang benar-benar cerah, Bung!”

“Aku merasa kasihan dengan si sawo matang bermantel putih itu. Ia sudah dekat dengan perempuan song mage. Akan lebih baik dia keluar saja dari akademi”

“Benar juga, murid bermantel putih tidak punya masa depan di Akademi Lorelei ini”

“Kita tunggu saja ia dikeluarkan dari akademi sekalian”

“Apalagi ia bernasib sial karena melawan Dolce.”

Percakapan dan gelak tawa dari sekumpulan murid tingkat atas seperti kumpulan pisau bermata dua, menusuk dari belakang. Sans terhenti ketika sekumpulan murid tingkat atas tersebut berlalu begitu saja, sebuah impian pun seakan retak.

Sans menundukkan kepala meresapi perkataan mereka. Kata-kata tersebut secara tidak langsung menjadi senjata penghancur.

“Sans?”

Yudai pun menoleh dan mendapati sahabatnya itu sedang dalam keadaan murung.

Beatrice langsung memahami. “Um, sebaiknya kamu abaikan saja perkataan orang-orang tadi. Jangan diambil hati.”

Sans menganggapi, “Aku mengerti. Aku telah mengecewakan professor dan juga... kalian. Aku sudah berjuang semampuku.”

“Eh? Ke-kenapa kami harus kecewa?” Beatrice secara terbata-bata kembali membalas, “kamu benar, kamu sudah berjuang semampumu. Kamu setidaknya sama sekali tidak melanggar peraturan.”

“Setidaknya kamu sudah berjuang sampai akhir, Sans,” tambah Yudai.

Sans mengangkat kepala dan berbalik menoleh pada kedua temannya itu. “Lalu, kenapa aku sama sekali tidak lolos? Kenapa aku tidak bisa lolos ketiga-tiganya? Kenapa jubahku tidak berubah?!”

“Sans—” Menatap raut wajah Sans semakin naik, Neu ingin berkata.

Sans memotong, “Tidak usah, Neu, tidak perlu mengatakan sesuatu. Pasti kalian kecewa denganku, sama seperti seluruh profesor. Kalian setidaknya lulus, jubah kalian berubah. Aku—”

“Sans, dengar—”

“Tidak usah!” jerit Sans.

Beatrice, Yudai, dan Neu tercengang ketika mendengar suara bicara Sans cukup tinggi. Kejadian tersebut juga mengundang perhatian beberapa murid di sekitar ruang depan dekat pintu aula.

Merasa bersalah begitu menyadari emosi telah terlampiaskan, Sans mulai melangkah. “Maafkan aku.”

Ia pun kembali menundukkan kepalanya sambil berlari kencang meninggalkan teman-temannya menuju pintu utama kastil. Perasaannya yang campur aduk membuatnya merasa malu sekaligus iri terhadap mereka yang berhasil mendapatkan mantel berwarna.

“Sans!” 

“Tu-tunggu!” 

Baik Yudai dan Beatrice yang ingin mengejar Sans, dengan cepat Neu langsung menghentikan mereka, “Yudai! Beatrice!” bentaknya “berikan ia sedikit waktu, aku yakin itulah yang ia perlukan sekarang.”

Merasa bersalah, Beatrice menatap kembali mantel cokelatnya. Ia kembali memikirkan hal-hal yang telah berlalu seperti bagaimana dirinya dapat lolos tes tanpa adanya Sans yang menemaninya. 

Ia pun menghela napas berpikir seharusnya dirinya tidak mendapat kehormatan sebagai song mage. Ia akan lebih bahagia jika saja Sans dapat lolos bersama dengannya. Kini di dalam benak kecilnya yang bahagia setitik rasa tidak senang muncul dan menjadikannya campur aduk.

Begitu juga dengan Yudai yang merasa bahwa dirinya bersalah ketika memikirkan menu latihan yang ia berikan pada Sans terbilang kurang efektif. Apalagi melihat kawannya itu bertarung melawan Dolce hingga pingsan, ia hanya bisa memalingkan wajah dengan gigi-gigi yang mengerat.

Mereka bertemu pertama kali di sebuah kota pelabuhan di Benua Grindelr, memberi korban perompak masing-masing sebuah ramuan, membelikan belati hitam, melakukan pekerjaan dari quest board, menceritakan tujuan, dan pertama kali masuk ke akademi. Momen-momen tersebut terpicu sebagai kilasan di dalam benaknya, terutama ketika mengingat wajah Sans.

Bagi Yudai, penilaian dalam tes kali ini murni hanya berdasarkan dari keberhasilan dalam mengerjakan tugas setiap bagian memang tidak adil. Setidaknya, ia pikir setiap profesor harus memandang potensi setiap murid berdasarkan usaha untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam pembelajaran.

“Kenapa? Padahal kita masih belajar. Padahal Sans masih benar-benar belajar? Lalu, kalau kita masih belajar, kenapa jadi begini!” Yudai meluapkan amarahnya sambil mengangkat kepala.

Neu menganggapi, “Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan. Itu keputusan dari setiap profesor, terutama Profesor Arsius.”

***

Sebuah genangan danau memancarkan langit hitam penuh bercahaya lampu pijar merah jingga beserta warna dari taman depan kastil akademi. Setidaknya, pancaran emosi juga tergambar di danau tersebut.

Sosok Sans tengah berdiri di hadapan sebuah danau dengan semak berbunga indah yang memancarkan kesan kesunyian. Kunang-kunang terbang di sekitarnya, meski seperti itu... lelaki yang kini hanya menatap tanpa tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya sama sekali tidak bisa tenang.

Kegagalan yang di alaminya tentu memberikan luka yang begitu dalam. Terutama ketika mengingat olok-olok murid tingkat atas, ia merasa gagal. Apalagi mantel putihnya yang begitu menonjol.

Sans sampai mengibaratkan genangan danau di hadapannya sebagai air kehidupan di gua. Saking terbayang, ia menggambarkan tubuh sang Ibu di permukaannya. Hal itu memicu muncul kembali ingatan mengapa ia memasuki Akademi Lorelei.

Masa lalu, itu yang diingatnya saat itu. Terutama ketika menenggelamkan sang Ibu ke dalam air kehidupan. Jika mimpinya terhenti, tentu ia tidak punya muka untuk kembali ke kampung halaman, apalagi untuk menemui sang Ibu.

Sebuah janji, yaitu untuk mencari obat untuk menyembuhkan penyakitnya, terpaksa harus terkubur dalam-dalam jika Sans dikeluarkan dari akademi, sebuah anggapan bagi murid bermantel putih dan gagal menghadapi aptitude test karena umumnya akan memiliki performa buruk.

Sans juga beralih pada ingatan yang lain, pertama, wajah Yudai yang tergambar di dalam benaknya. Pertemuan pertama mereka di dermaga kota pelabuhan di Benua Grindelr memberinya kesan yang pekat, menyelinap ke dalam kapal bersama hingga menyasikan perompak dan bertemu dengan Nacht. Membeli belati hitam sebagai senjata pertama, mengerjakan berbagai pekerjaan dari quest board, memasuki Akademi Lorelei, dan akhirnya mengerjakkan aptitude test bersama-sama. Tidak lama setelah mengenang perjuangannya bersama sang kawan, Sans pun teringat akan Beatrice dan Neu.

Perasaan yang begitu banyak membuatnya harus berlutut karena membayangkan setiap wajah yang ia kenali memandangnya dengan rasa kecewa dan penyesalan. 

Saat ini pikirannya dipenuhi oleh kekecewaan yang mendalam dan melampiaskannya ke dalam bentuk tangisan. Kedua tangannya menutupi wajah yang tidak dapat tertahankan dan akhirnya menangis sejadi-jadinya dalam rasa sunyi malam penuh penyesalan.

Kini ia hanya dapat meratapi janjinya kepada sang Ibu yang mulai hancur.

***

Tempat itu memiliki dinding dengan keramik cokelat, bergorden abu-abu, serta langit-langit atasnya di cat dengan warna hitam bergaris. Sebuah chandelier menggantung lengkap bersama lampu meja berwarna kuning jingga—itulah pemandangan pertama yang dapat di lihat setiap murid ketika memasuki kamar asramanya masing-masing.

Dua tempat tidur yang hanya terbatasi oleh meja lebar dan jendela bergorden juga menjadi tempat istirahat bagi setiap murid, terutama bagi Sans.

Meski semua lampu sudah dimatikan, meski malam sudah begitu larut, meski udara mulai terasa hampa, Sans tetap terjaga meski sudah berbaring dan beberapa kali menutup mata, susah terlarut untuk memasuki fase lelap.

Tubuhnya benar-benar kaku, seperti tidak ingin lemas untuk menuju fase istirahat. Sans hanya dapat menghela napas dan mencoba tidur untuk sekali lagi. Sayangnya, berbagai upaya, termasuk mengosongkan pikiran, tidak membuat pandangan menghitam total untuk sementara, seperti ketika dia terhantam oleh Dolce ketika aptitude test bagian akhir.

Sans menoleh Yudai yang telah terlelap di tempat tidur tepat di samping kirinya, dekat meja lebar. Sebuah dengkuran terdengar begitu keras menandakan tidak dapat terganggu.

Aku yakin, kamu akan menjadi orang yang hebat saat kita bertemu lagi. Kamu memiliki potensi yang hebat. Berjanjilah, begitu kita bertemu lagi, kalian sudah menjadi orang hebat, orang yang di luar dugaanku, berbeda dari saat kita bertemu pertama kali.

Salam perpisahan Nacht ketika di dermaga mendadak muncul di dalam pikiran Sans. Entah mengapa, kesedihan dan kekecewaan terkalahkan oleh tenaga ekstra berkat kata-kata motivasi.

Ia pun langsung beranjak dari tempat tidurnya dan beralih pada meja lebar di antara dua tempat tidur. Dilihatnya menuju bawah meja ketika mengambil kantung bawaan berisi belati hitam, lima botol ramuan cairan hijau, dan buku dasar alkemis.

Aku berpikir akan lebih baik kamu memiliki buku ini. Ucapan perpisahan itu kembali keluar ketika ia memperhatikan buku bersampul merah motif emas di hadapannya.

Sans mulai membuka sampul halaman pertama. Ia mendapati Daun Ars masih terselip di antara sampul dan halaman pertama, masih utuh dan tidak kusut apalagi robek sama sekali, seperti ketika menemukan pertama kali di tepi pantai.

Ia pun langsung membulatkan tekadnya. Setelah itu ia tidak akan memikirkan kegagalan yang menimpanya saat itu dan mulai mencari jalan baru dengan potensi yang mungkin saja bisa ia kembangkan sendiri.

Mulai detik tersebut, Sans memutuskan untuk mulai membaca buku dasar alkemis secara mendalam sebagai langkah pertama. Jari-jemarinya menyingkap lembaran baru dan mulailah jalan baru terbuka lebar untuknya.

Tidak peduli berapa banyak teks dan gambar yang mungkin sulit untuk dipahami, lelaki yang kini mendapatkan kembali tekadnya itu segera memfokuskan diri....

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

kekecewaan dan tekad sans

2021-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204 Latest Update...
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204
Latest Update...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!