Episode 20

“Baik. Silakan duduk.”

Setiap murid memasuki sebuah kelas yang tidak jauh berbeda daripada kelas-kelas umum lain, kali ini dinding kayu menjadi hal menonjol pada pandangan mereka. Begitu menempati bangku, dua buah buku bersampul cokelat telah tersimpan di atas meja masing-masing di hadapan mereka.

Seorang profesor berkulit cokelat muda itu menyambut, “Selamat datang. Selamat datang di kelas sejarah pertama kalian. Saya turut senang bisa bertemu kalian.”

Professor muda itu kembali mendekati mejanya dan menghadap setiap murid. Hampir seluruh murid perempuan terpana dengan penampilannya, terutama rambut dan kumis tipis.

Menatap profesor itu, Sans juga terpicu sebuah ingatan. Ia adalah orang yang melayaninya ketika mendaftar untuk memasuki Akademi Lorelei.

“Saya Profesor Duke. Saya sebenarnya hanya magang di sini, jadi saya akan menunjukkan kemampuan mengajar sebaik mungkin,” profesor tersebut memperkenalkan diri, “setidaknya, ada sebuah pepatah yang harus selalu kalian ingat. Orang tanpa pengetahuan sejarah masa lalu bagaikan pohon tidak berakar. Benar, sejarah sendiri dapat diibaratkan sebagai pohon, pohon yang terus-menerus tumbuh. Dapat dikatakan sejarah sama sekali tidak berhenti, melainkan terus berkembang hingga sekarang dan masa depan.”

Beatrice mulai membuka buku di hadapannya, yaitu sebuah buku sejarah. Mulai dari halaman pertama, dia mulai tergugah dengan penceritaan dan penulisan lugas mengenai sejarah dunia.

“Kejadian sekarang juga dapat dianggap sebagai sejarah. Kalian datang ke Akademi Lorelei sebagai murid baru merupakan bagian dari sejarah. Tetapi, sejarah yang paling diingat dan penting dapat tercatat di dalam buku agar diceritakan pada generasi mendatang, seperti buku di hadapan kalian.”

Murid-murid yang lain, termasuk Sans dan Yudai, mulai menggenggam buku bersampul yang cukup tebal tersebut. Dilihatnya judul Sejarah Kerajaan Anagarde dan Akademi Lorelei sudah membuat penasaran dan mempertanyakan kaitan kedua hal tersebut.

“Oke, kalian melihat judulnya, Sejarah Kerajaan Anagarde dan Akademi Lorelei. Tentu kalian mempertanyakan apa kaitan antara Kerajaan Anagarde dan Akademi Lorelei, bukan? Baiklah, sebelum saya menjawab, saya ingin salah satu dari kalian mencoba untuk menebak atau setidaknya menjawab terlebih dahulu. Ada yang bisa?”

Neu menjadi satu-satunya di antara seluruh murid di kelas yang mengacungkan tangan. Hal ini tidak mengejutkan lagi karena dia dicap sebagai orang terpintar di kelas.

“Ya. Siapa namamu dan silakan jawab.”

“Neu, Profesor. Akademi Lorelei didirikan oleh Kerajaan Anagarde sendiri. Kerajaan Anagarde ingin membentuk sebuah generasi baru pelindung kerajaan dari marabahaya yang kelak akan terjadi pada masa depan. Sebagai contoh, murid ber-job royal guard berpeluang untuk melayani kerajaan secara langsung, termasuk melindungi sang raja. Letak Kerajaan Anagarde dan Akademi Lorelei sebenarnya berdekatan, lebih tepatnya, keduanya berintegrasi di satu kastil ini.”

Penjelasan Neu bahwa Kerajaan Anagarde dan Akademi Lorelei sebagai sebuah gedung kastil kesatuan telah membuat hampir semua murid tercengang akan kenyataan seperti itu. Mulai kembali perbincangan untuk melampiaskan keingintahuan dan pengungkapan tersebut.

“Astaga, jadi sebenarnya akademi ini menyatu dengan kerajaan? Wow!” ucap Yudai terkejut.

“Bagus, Neu. Penjelasanmu sudah cukup rinci.” 

Ketika Duke kembali berbicara, perbincangan antara murid pun ikut terhenti. “Ya. Tujuan Kerajaan Anagarde mendirikan akademi ini untuk mencetak petualang generasi baru yang berpeluang untuk membantu dan melindungi kerajaan. Sepertinya kebanyakan dari kalian baru tahu tentang ini. Kalian bisa buka bab pertama Sejarah Kerajaan Anagarde dan Akademi Lorelei. Silakan.”

Seluruh murid membuka buku di hadapan masing-masing, memutarbalikkan halaman menuju bab pertama. Bab pertama hanyalah sekadar pengenalan Kerajaan Anagarde dan Akademi Lorelei, tetapi rasa penasaran mereka cukup meningkat.

Duke menjelaskan lebih rinci latar belakang Kerajaan Anagarde terbentuk terlebih dahulu sesuai dengan penjelasan buku dan tambahan pendapat sendiri dari berbagai buku lain. Umumnya, peperangan telah memicu terbentuknya kerajaan Anagarde agar masyarakat dapat teratur secara adil dan sejahtera.

Latar belakang terbentuknya Akademi Lorelei juga ia jelaskan secara mendalam untuk menambah penjelasan Neu. Cikal bakal dari masyarakat yang ingin bertualang dan melindungi kerajaan juga memicu keputusan kerajaan untuk mendirikan sebuah akademi. Bukan hanya itu, tetapi juga demi menjaga perdamaian dunia dan mencegah terjadinya perang kembali.

Penjelasan Duke seperti mengalir melalui udara menuju telinga setiap murid. Ia menceritakan setiap hal penting dalam nada bicara tidak memaksa agar tetap menarik perhatian. Tidak ada satupun yang mengalihkan perhatian pada segala sesuatu atau sekadar mengantuk.

“Segitu saja kelas sejarah untuk hari ini,” ucap Duke mengakhiri kelas sejarah tersebut. “Kalian bawa saja buku itu. Saya harap kalian baca terlebih dahulu bab kedua, minggu depan kita akan berdiskusi tentang perang dunia pertama. Kalian boleh keluar dari kelas.”

Perbincangan kembali mengencang membicarakan betapa menyenangkan kelas sejarah oleh Profesor Duke. Bukan hanya penjelasan yang mengalir seperti air, tetapi juga wajah dan perawakannya yang berkulit cokelat muda itu, terutama kumis tipis, bagi hampir seluruh murid perempuan.

Perbincangan pun berlanjut ketika hampir seluruh murid mulai keluar dari kelas tersebut. Duke tidak menyangka dirinya, sebagai profesor baru di akademi, mendapat banyak pujian ketika berpaling menuju meja.

Yudai pun berdiri, menjadi murid yang terakhir untuk meninggalkan kelas bersama Sans, Beatrice, dan Neu. Dia mengingatkan Neu, “Kenapa tidak bilang akademi ini menyatu dengan kerajaan?”

“Sederhana. Kamu tidak pernah bertanya. Kalian juga,” ucap Neu mulai mengangkat buku Sejarah Kerajaan Anagarde dan Akademi Lorelei.

“Kamu yang bermantel putih.” Duke berbalik berpaling menuju meja dan mendekati Sans. “Siapa namamu?”

“Eh?” Wajah Sans kembali terpaling pada wajah Duke. Benar, ia adalah seorang professor berkulit cokelat muda yang ditemui saat hari pendaftaran. “Sa-Sans, Profesor.”

“Wah, benar-benar keputusan cukup berani. Katanya murid bermantel putih sering memutuskan untuk keluar dari akademi.” Duke mulai menepuk bahu Sans. “Tapi kamu tidak. Berarti, kamu harus bekerja lebih keras daripada yang lain.”

“Eh!” jerit Beatrice tercengang menyaksikan Duke menyentuh bahu Sans.

“Me-memang benar. Aku tidak mendapat kelas yang diambil job apapun”

“Biasanya itu jadi penyebab kebanyakan murid bermantel putih dikeluarkan dari akademi karena performa buruk,” sahut Duke sambil membelai bagian bawah mantel putih Sans.

“Tapi aku sedang bekerja keras. Aku juga akan berlatih sendiri, dengan bantuan teman-teman.”

Duke menggosok rambut Sans sebelum pamit. “Baiklah, sampai nanti.”

Melihatnya melewati pintu, Sans terpikir sebuah pertanyaan. Apakah seorang profesor muda seperti Duke cukup berminat dengan murid bermantel putih? Atau hal itu menjadi pertanda bahwa murid bermantel putih sama sekali tidak punya harapan?

Beatrice menundukkan kepala melampiaskan emosinya. “Tidak adil, tadi Neu sudah dipuji, sekarang malah Sans yang jadi lawan bicara.”

Yudai mengangkat kedua tangan lagi untuk menenangkan, “Sudah, Beatrice. Tidak apa.”

“Oh ya, Beatrice. Apa kamu tidak akan terlambat ke kelas khusus song mage nanti?” Neu mengingatkan.

“Oh! Sial!” Beatrice mulai terengah-engah mulai melesat keluar dari kelas. “Aku pergi dulu! Harus ke sana tepat waktu!”

Neu juga ikut pamit, “Aku juga ada kelas sihir, jadi sampai jumpa di kantin.”

Melihat Beatrice dan Neu keluar dari kelas tersebut, Sans menatap Yudai, menghela napas berpikir bahwa Yudai juga ada kelas khusus archer.

Yudai langsung menjawab tanpa ditanya, “Tenang saja, kelas khusus archer diadakan besok seharian penuh. Aku ada waktu luang sampai sore”

“Ta-tapi, kan—”

“Masih memikirkan hal itu? Tidak apa-apa. Aku juga ingin kita lulus bersama-sama dan mencapai tujuan masing-masing,” lanjut Yudai lalu menepuk bahu Sans. “Mengingat materi yang telah diajarkan Profesor Duke tadi, aku jadi penasaran dengan Kerajaan Anagarde. Kita ke sana sekarang!”

“E-eh?” Sans tercengang atas usul Yudai. “Memang kita boleh masuk ke kerajaan? Meski kita masih murid?”

“Masa bodoh. Kita kan belum terlalu mengelilingi kastil akademi, apalagi ke kerajaan.” Yudai mulai melesat membawa buku sejarah keluar dari kelas. “Ayo! Kita ke sana setelah menyimpan buku ini di asrama!”

“Tu-tunggu dulu!” Sans akhirnya menyusul.

***

“Ini dia.” Yudai mengembuskan napas merasakan kelegaan.

Sebuah jalan berkarpet biru, dinding merah bercampur aquamarine, dan langit-langit putih menjadi perbatasan antara akademi dan istana kerajaan. Tidak ada satu pun penjaga berseragam yang berkeliaran di antara jalan tersebut.

Sans memperhatikan sebuah papan kayu tanda di dinding kanan. Ukuran besar tulisan tersebut pastinya membuat terhenyak bagi pengunjung dari akademi. “YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DENGAN KERAJAAN DILARANG MELINTAS” tertulis menggunakan kapur putih.

Yudai justru mengabaikan peringatan tersebut. Ia langsung melintasi jalan itu demi memasuki sebuah istana kerajaan.

“Y-Yudai, kamu tidak tidak membaca peringatan tadi?” 

Sans yang gugup segera menyusul kawannya itu walaupun rasa kehati-hatian masih berada dalam benaknya.

“Tidak apa, anggap saja murid Akademi Lorelei sebagai tamu yang menumpang di kerajaan,” sahutnya sederhana.

Begitu melewati jalan tersebut, mereka berdua belok kiri. Sebuah ruang depan kerajaan telah berada di depan mata. Tangga menuju lantai atas berkarpet merah, patung wajah setiap raja per generasi, lantai keramik putih, pilar warna perak, dan langit-langit berupa lukisan bergambar langit biru berawan beserta terpasang chandelier emas.

Yudai membuka mulut cukup lebar kagum dengan tampilan ruang depan kerajaan. Segala warna di ruangan depan menunjukkan betapa mewah dan megahnya sebuah istana kerajaan, khususnya Kerajaan Anagarde.

Sans juga merasa terpana dengan setiap hal di ruangan tersebut. Sebagai orang miskin dari Benua Grindelr, belum pernah dia lihat ruangan secantik yang membuatnya terpana dan terengah-engah sama sekali. Kekagumannya terhadap pemandangan di dalam istana kerajaan benar-benar meledakkan otak.

“Hebat!” ucap Yudai. “Kalau kita menjadi pasukan kerajaan, kita akan sering kemari, Sans!”

 Sans terlepas dari ledakan kekagumannya. “Sebaiknya kita keluar dari sini sebelum ada—”

“Aku ingin melihat ruang takhta, lalu ke atas, kemudian kita—”

“Yudai, sudah kubilang, kita seharusnya tidak di sini!”

Sebuah dobrakan pintu terdengar dari sebelah kiri, seorang lelaki berhelm dan ber-armor baja telah keluar dari ruangan tersebut. Ia tercengang ketika menyaksikan dua orang murid Akademi Lorelei seperti Sans dan Yudai telah menyusup ke dalam istana kerajaan.

Saking tercengangnya, Yudai melirik seorang lelaki berhelm dan ber-armor baja tersebut sambil berimprovisasi, “A-apa yang kamu lakukan di sini?”

Lelaki berhelm dan ber-armor itu melongo. “A-aku bekerja di sini. Aku royal guard kerajaan Anagarde. Kalian sedang apa?”

“Uh, itu pertanyaan yang cukup menarik,” tanggap Yudai kembali berimprovisasi.

“I-iya.” Sans hanya mengangguk mengikuti suasana.

“Ka-kami tersesat,” Yudai beralasan bohong, “kami sedang mencari kelas, tapi jalan ini ternyata merujuk kami kemari. Kami berpikir kalau kelas yang kami cari berada di antara pintu-pintu ruangan ini.”

Royal guard itu mengomel bernada sindiran, “Kalian berada di istana Kerajaan Anagarde dan murid Akademi Lorelei seperti kalian dilarang masuk tanpa izin. Silakan keluar melewati jalan ini.”

“Ba-baik.” Yudai berbalik menuju jalan keluar kembali ke akademi. “Syukurlah kamu datang juga. Setidaknya, kamu sudah memberi bantuan.”

“I-iya,” ucap Sans mengikuti Yudai.

Ketika keluar dari ruang depan istana kerajaan menuju jalan akses Akademi Lorelei, Yudai mengepalkan kedua tangan mulai melampiaskan ketidakpuasan sambil menjerit. Langkah kakinya juga terasa mengentak memicu bunyi.

“Kalau memang murid Akademi Lorelei dilarang masuk istana, kenapa jalan ini tidak dijaga sekalian!”

Sans menundukkan kepala, merasa bersalah. “Ki-kita dimarahi.”

Yudai mencoba untuk menenangkan suasana, “Lihat sisi baiknya, kita sudah melihat istana kerajaan terlebih dahulu, meski hanya ruang depan, tapi itu setimpal, benar-benar setimpal!”

***

Ketika malam menyingsing, Sans memutuskan untuk kembali membaca bab kedua dari buku dasar alkemis. Diulangnya bab tersebut dari pengantar dan alasan penyebab sarung tangan atau gauntlet menjadi jati diri seorang alkemis.

Begitu selesai membaca subbab pengantar setidaknya dua kali, subbab bahan pun menjadi perhatian. Mengulang dari awal, ketiga bahan sarung tangan alkemis meliputi jaring laba-laba es, bubuk Kristal Variant, dan Daun Ars.

Selesai membaca penjelasan tentang ketiga bahan tersebut, Sans mengambil dua dari tiga bahan yang telah didapat dari kantong di bawah meja lalu melihatnya dengan seksama—jaring-jaring laba es dan juga Daun Ars.

Sans meletakkan kembali kedua bahan itu ke dalam kantong yang juga berisi botol ramuan cairan hijau di kolong meja. Pandangannya beralih pada subbab bubuk kristal variant.

Membaca kembali tentang bubuk Kristal Variant, ia menyimpulkan bahwa untuk mencari bahan tersebut cukup sulit, apalagi letaknya yang tidak ia kenal sama sekali, yaitu di tambang Kristal Munich di Benua Riswein.

Membutuhkan beberapa hari untuk menuju Benua Riswein demi mengambil Kristal Variant. Namun, jam malam tetap berlaku bagi seluruh siswa Akademi Lorelei, maka dia tidak bisa menuju tempat tersebut meski mengatakan alasan apapun. Ia tidak mungkin mengatakan secara langsung tujuannya pada profesor untuk meminta izin.

Sans beralih pada Yudai yang tengah terlelap di tempat tidur. Suara dengkuran juga dapat terdengar cukup nyaring. Ia ingin mengungkapkan padanya untuk ikut ke Benua Riswein jika memungkinkan suatu saat nanti.

Ditutupnya buku dasar alkemis setelah membaca cara pembuatan sarung tangan secara beruntun panjang dan berat untuk tercerna ke dalam otak. Sans beralih ke tempat tidurnya dan mulai berbaring terlentang.

Sans mulai menatap langit-langit kamar terlebih dahulu, membayangkan keberhasilannya di dalam Akademi Lorelei kelak. Rupa sang Ibu juga dia bayangkan untuk mengingat sebuah tujuan.

Sans menghela napas sejenak sebelum menutup mata, membayangkan besok dan masa depan akan menjadi hari baru, hari-hari lebih dekat menuju sebuah tujuan.

Terlarut dalam lamunannya sambil menutup mata, pandangannya pun menghitam.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

akademi Lorelei dan kerajaan anagarde

2021-03-21

0

Muma

Muma

lanjut baca

2020-08-22

0

Arcel Raine

Arcel Raine

hii i'm baack!

2020-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204 Latest Update...
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204
Latest Update...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!