Episode 18

Sans membicarakan apapun yang terjadi setelah dirinya tidak lolos aptitude test, terutama ketika ia memutuskan untuk menjadi seorang alkemis alih-alih memilih salah satu job dari sistem di Akademi Lorelei. Terlebih, ia telah memilih setelah mengingat pertemuan dirinya dengan Nacht.

Sans juga mengungkapkan dirinya telah berlatih menggunakan belatinya tanpa pendamping di ruang latihan. Kepercayaan diri untuk meneruskan pendidikan di Akademi Lorelei kembali terangkat meski sebagai murid bermantel putih, murid yang umumnya dicap sebagai “calon gagal”. Tujuan untuk menyembuhkan penyakit sang Ibu juga menjadi pemicu bara api semangat kembali di dalam tubuhnya.

Yudai tidak menyangka mendengar Sans bangkit kembali dari kehancuran mental cukup cepat, dalam sehari. Lelaki beralis melengkung itu sedikit menyengir, bahagia ketika teman sekamarnya telah kembali termotivasi oleh sebuah tujuan.

Yudai menganggapi, “Kakekku selalu bilang kegagalan bukan akhir, bukan akhir dari segalanya, melainkan sebuah awal, awal dari sebuah keberhasilan yang baru. Kegagalan membuat kita berpikir, apa yang ingin kita lakukan selanjutnya? Itu juga yang kutanyakan pada diri sendiri saat aku mengalami kegagalan dalam belajar memanah. Dua pilihan. Mau terus berjuang atau menemukan tujuan baru?”

“Kurasa kamu sudah menjawabnya. Kamu bahkan bisa memecahkan anggapan murid tingkat atas yang membicarakan dirimu kemarin sebagai murid bermantel putih. Entah ini benar atau tidak, mungkin Nacht sudah menggunakan hati nuraninya untuk memberikan buku dasar alkemis padamu. Kamu mungkin tidak berhasil dalam tes itu untuk menemukan potensi dirimu, setidaknya kamu berhasil menemukan sesuatu yang lebih mendorong minatmu untuk terus bergerak maju.”

Mendengar tanggapan Yudai membuat Sans lebih tercerahkan. Sebagai murid bermantel putih, murid yang kerap dicap sebagai “calon gagal”, ia dapat membungkam segala anggapan dengan bekerja keras dan menjadikan tujuan sebagai motivasi.

“Aku ingat tujuanku untuk menyembuhkan Ibu. Kalau aku benar-benar menyerah dan keluar dari Akademi Lorelei, hanya karena aku gagal, itu akan menjadi penyesalan seumur hidupku,” tutur Sans dengan wajah yang lega.

“Kau tahu, Sans. Aku juga sebenarnya ingin melawan Dolce saat itu”

“Eh? Ta-tapi Dolce kan lawan yang paling kuat. Kamu bahkan melihatku pingsan sehabis dihajar olehnya. Kalau itu terjadi, bagaimana kalau kamu—”

“Aku tahu. Aku juga akan gagal, dan mendapat mantel putih sepertimu. Entah ini keajaiban atau bukan, aku tidak melawan Dolce saat itu. Tapi, suatu saat nanti, aku ingin melawannya. Aku ingin melihat secara langsung bagaimana hebat dirinya dalam bertarung. Terlebih, ia adalah seorang archer. Makanya, tujuan untuk mengambil pekerjaan di quest board untuk melatih diriku. Setidaknya, kamu juga kuajak untuk berlatih bersama.”

Sans mengangguk. “Berkat dirimu, aku mulai dapat menggunakan belati ini, kita membelinya bersama.”

“Ya, senjata pertamamu. Aku senang setidaknya kamu memiliki senjata sebelum masuk ke akademi.”

“Oh ya, Yudai. Sebaiknya kamu kembali tidur, aku merasa tidak enak telah membangunkan—”

“Tidak apa-apa.” Yudai bangkit dari kasurnya dan menggenggam gorden pada jendela di depan meja. “Kalau aku sudah terlanjur bangun dini hari seperti ini, aku tidak mungkin terlelap kembali.”

Ia pun menarik gorden lalu menggesernya ke kanan. Meski kecil, tapi dari ufuk sana mulai terlihat sinar jingga pembuka tirai hari baru.

“Sudah fajar rupanya!” Yudai girang.

Sans kembali memutarbalikkan halaman buku dasar alkemis. “Yudai, anu … mau bantu aku untuk pergi ke gua?”

“A-apa?” Yudai tertegun mendengar ajakan Sans.

“Aku sedang membaca cara membuat sarung tangan alkemis, aku butuh jaring laba-laba es sebagai salah satu bahannya. Katanya sebelum menjadi seorang alkemis, mereka memiliki katalis untuk menunjukkan jati diri dan ini adalah salah satunya—sebuah sarung tangan.”

“Gauntlet?” terka Yudai. “Oh. Laba-laba es. Baiklah, aku ada waktu luang juga hari ini. Awalnya aku ingin berlatih memanah di ruang pertarungan, tapi setidaknya hari ini aku ada teman untuk berlatih, setidaknya untuk berburu.”

“Ma-maaf,” Sans memalingkan wajah kembali pada buku dasar alkemis.

“Tidak usah sungkan begitu, setidaknya kita bisa berlatih bersama lagi, sekalian menemukan barang yang kamu butuhkan. Oh ya, bahan apalagi yang kamu butuhkan untuk membuat sarung tangan itu?”

Sans kembali memutarbalikkan halaman melewati penjelasan bahan jaring laba-laba es yang begitu panjang menuju sub-bab berikutnya, yakni bahan lain. Terdapat dua hal yang menjelaskan bahan sebelum merujuk pada cara pembuatan, akan tetapi pembahasannya cukup panjang hingga mencapai setidaknya delapan halaman.

Bahan kedua yang dibutuhkan adalah bubuk Kristal Variant. Seperti penjelsan pada bahan jaring laba-laba, kumpulan paragraf panjang berbelit telah menanti menjelaskan ciri khas, peran dalam pembuatan sarung tangan, dan cara menemukannya.

Dan terakhir membuat Sans cukup terengah-engah, kata tidak asing sekali lagi memicu ingatannya. Dia kembali memutarbalikkan buku menuju halaman paling pertama.

“Ini.” Sans meraih Daun Ars dari selipan halaman pertama buku itu, “jadi begitu rupanya”

“Eh?” Yudai ikut melihat Daun Ars, “ke-kenapa?”

“Ini—” Sans menjelaskan, “—menjadi bahan ketiga dan terakhir untuk pembuatan sarung tangan alkemis”

“Hah!” jerit Yudai. “Tu-tunggu, jadi begitu kita tiba di kota ini, Nacht memberimu buku itu dan menyelipkannya. Jadi semuanya masuk akal. Tidak sia-sia kamu menemukan Daun Ars di tepi pantai waktu itu. Tapi, aku tidak menyangka daun ini akan berfungsi sebagai bahan sebuah sarung tangan.”

Sans sedikit cekikikan. “Baiklah, kita gunakan daun ini untuk membuat sarung tangan. Begitu matahari terbit, kita pergi ke gua itu. Kita ambil jaring laba-laba es.”

“Tapi kita juga harus membunuh laba-laba es sebagai latihan!” Yudai mengingatkan sambil membantingkan tubuhnya kembali pada tempat tidur. “Memang tidak sia-sia kita menyimpan Daun Ars.”

***

Butuh waktu cukup lama untuk menyusuri sebuah hutan di dekat kota demi menemukan gua berisi laba-laba es. Dari saat terbitnya matahari, Sans dan Yudai menyusuri mulai dari pepohonan, tebing menanjak dan curam, hingga semak belukar yang menghalangi jalan.

Ketika menghadapi semak belukar, Sans mengayunkan belatinya demi memotong dedaunan bercampur kayu untuk membuka jalan. Mengingat hasil latihannya saat pekerjaan dari quest board dan saat kemarin di ruang latihan bertarung, Sans mengayunkan dengan cepat dan kuat tanpa sembarangan memotong.

Yudai terpana melihat perkembangan kawannya itu semenjak tiga minggu di Akademi Lorelei. Kini berkatnya sebuah jalan terbuka.

Penyusuran sekitar semak-semak itu akhirnya berakhir ketika menemukan sebuah mulut gua berbentuk bebatuan cokelat kebiruan lonjong. Demi memastikan bahwa gua itu adalah gua yang dicari, Sans mengambil buku dasar alkemis dari kantong dan membuka bab kedua.

Subbab bahan jaring laba-laba es ia dapati. Deskripsi dan penjelasan satu per satu terlewati untuk menemukan deskripsi lokasi gua tempat tinggal laba-laba es. Ia pun mencocokkannya pada gua yang berada di hadapannya, mulut gua berbentuk bebatuan cokelat kebiruan lonjong.

“Ini dia,” Sans memastikan, “gua ini, tempat tinggal laba-laba es.”

“Aku belum pernah melihat gua berwarna kebiruan itu sebelumnya. Pasti tonjolan dari jaring laba-laba es,” komentar Yudai, “sebaiknya kamu hati-hati, sepertinya mereka bukan laba-laba yang sering kita temui di kota.”

“Aku tahu, aku sudah membacanya.” 

Sans kembali memasukkan buku itu ke dalam kantongnya.

“Apapun yang terjadi, berhati-hatilah, kita juga tidak bawa penerangan apapun.”

Bersama-sama, ketika melewati mulut gua tersebut, cukup gelap tanpa ada penerangan, setidaknya mereka dapat melihat sedikit di dalamnya. Dinding batu, lantai tanah bercampur bebatuan, dan genangan air dari langit-langit mengiringi bagian badan gua.

Semakin dalam mereka berjalan, mulai terlihat jaring laba-laba di sekitar dinding gua. Jaring laba-laba es itu berbentuk seperti benang, alih-alih berwarna putih, warna biru es justru menjadi ciri khas tersendiri.

Sans dan Yudai mengambil posisi ketika semakin banyak jaring laba-laba berwarna biru ketika menghentikan langkah di antara sebuah perempatan, lurus dan kiri merupakan jalan yang cukup jauh. Banyaknya jaring tentu menjadi pertanda akan sumber kehidupan laba-laba es di bagian paling dalam badan gua tersebut.

Sans mulai menggenggam erat belatinya dengan tangan kanan, menelan ludah saking tegang dirinya ketika akan menghadapi sekumpulan laba-laba es. Yudai meraih busur dan anak panah dari quiver di punggungnya serta mulai membidik. Keduanya bersiap menghadapi sambutan dari sekumpulan laba-laba es.  Terlebih, hawa dingin mulai menusuk kulit hingga ke tulang, membuat bulu kuduk pada kulit berdiri tegak.

“Sans, bagaimana kita mengambil jaring ini? Bagaimana menurut bukunya?” tanya Yudai. 

 “Baik, aku akan memotong jaringnya menggunakan belati. Kamu tembak laba-laba es kalau kamu melihat mereka berkeliaran. Menurut buku juga bisa diambil menggunakan tangan, memang lebih tebal daripada jaring laba-laba biasa.”

“Baiklah. Kamu ambil. Aku bidik setiap laba-laba es.” Yudai mulai gemetar ketika menggenggam panah dan busur secara bersamaan. “Dingin sekali.”

Sans terlebih dahulu memutarkan kepala memandang jaring laba-laba es di setiap sisi depannya, terutama di sisi kanan yang menunjukkan sebuah belokan tertutup oleh bentuk seperti segienam dengan lingkaran sebagai pusat.

Melihat bentuk jaring yang cukup besar itu, tanpa ragu lagi Sans menggenggam belati  lalu memotongnya dengan hati-hati.

Menoleh dari Sans, Yudai tertegun ketika menatap langit-langit gua tersebut. Saking tertegun, ia mulai membidik pada langit-langit tersebut sambil gemetar menahan dingin.

“Sans! Menyingkir!” Yudai memperingatkan sesuatu yang berada di langit-langit gua di antara mereka.

Belum selesai memotong jaring sampai teriris, Sans terlebih dahulu berbalik melihat langit-langit gua, sesuai dengan bidikan panah Yudai. Begitu memandang sesuatu yang merayap di langit-langit, ia mengidentifikasi sesuatu itu sebagai makhluk berkepala dan bertubuh bundar, ukuran juga cukup besar bagi kebanyakan laba-laba, desis dari mulut biru. Ciri-ciri tersebut cocok sekali dengan deskripsi laba-laba es di buku dasar alkemis.

Laba-laba itu mulai menyemprotkan jaring es tepat mengarah pada Sans. Tapi, ia pun dengan cepat bergeser menghindarinya.

Yudai menarik tali busur dan ekor panah secara bersamaan seraya mengunci laba-laba es itu sebagai target. Dengan cepat ia pun melepaskannya dan langsung melesat mengarah perut sang laba-laba es.

Laba-laba itu justru menangkis panah Yudai menggunakan kaki kanan terdepannya. Panah itu pun terlempar menuju salah satu celah jaring laba-laba es tersebut.

Sans terengah-engah menyaksikan ukurannya yang besar, bahkan melebihi ekspektasinya. Jika dilihat lebih teliti, tingginya bahkan hampir setengah tubuh manusia.

Baik Sans dan Yudai kembali bersiaga dengan senjata mereka masing-masing—Sans dengan belati hitamnya dan Yudai dengan busur serta anak panahnya.

“Ini dia!” jerit Yudai kembali menembakkan panahnya ketika sang laba-laba kembali menempati jaringnya.

“HAAAA!!” 

Di sisi yang lain Sans mulai melesat mengayunkan belati hitamnya menuju bagian belakang laba-laba itu.

Secara bersamaan, keduanya melancarkan serangan. Meski sempat menangkis panah Yudai, laba-laba itu mendesis ketika belati Sans menusuk punggungnya. Kepalanya terangkat dan desisan dari mulut begitu keras hingga mengeluarkan jaring menuju lantai bebatuan bercampur tanah. Seketika, laba-laba itu roboh.

Mereka pun dengan cepat menghampiri kepalanya. Sans pun meggenggam jaring es dari mulut laba-laba itu, hawa dingin yang menusuk hingga tulang—itulah yang ia rasakan ketika memegangnya.

Baru saja menggenggam jaring es itu, gerombolan laba-laba es mulai berdatangan di langit-langit gua. Desisan mereka seakan mulai bersatu sambil merayap menuju langit-langit dan mulai mengambil ancang-ancang dengan mendorong kepala terlebih dahulu ke belakang.

“Berapa banyak?” ucap Yudai panik ketika mengambil sekumpulan jaring es.

“Mungkin segini cukup!” Sans mendapati begitu lebar jaring es berbentuk garis di genggaman tangan kiri. “Mereka datang begitu satu laba-laba telah terbunuh!”

“Bukannya bilang dari tadi,” ucap Yudai santai.

Ketika satu per satu laba-laba mulai mengeluarkan jaring es dari mulut, keduanya dengan cepat mulai berlari menuju jalan keluar gua tersebut. Terbirit-birit sambil menghindari tembakan jaring es dan menatap gerombolan laba-laba di belakang, sekumpulan jaring es yang telah terkumpul tetap tergenggam di tangan kiri masing-masing.

Tidak peduli hawa dingin yang semakin menusuk, hawa panas dari tenaga justru memudahkan mereka untuk berlari begitu cepat demi menghindari serangan sekumpulan hewan ganas di belakang.

Jalan keluar yang menunjukkan pepohonan telah tepat di depan mata. Sans dan Yudai sekuat tenaga mempercepat lari demi menghindari kumpulan serangan jaring es. Tetapi, salah satu jaring justru mengenai kaki Sans hingga tersandung ketika keluar melalui mulut gua.

“AH!” jerit Sans menjatuhkan belati hitam dan kumpulan jaring laba-laba es.

“Sans!” jerit Yudai ketika dirinya juga menapakkan kaki kembali pada pepohonan dan berlutut menemui Sans.

Ketika berbalik menatap ke belakang, segerombolan laba-laba es tersebut tiba-tiba saja berhenti. Tidak bisa meninggalkan gua, mereka berbalik kembali masuk ke dalam. Kecuali satu laba-laba es yang telah mengikat kedua kaki Sans menggunakan jaring melalui mulut lalu mengangkatnya.

“Astaga, Sans!”

 Yudai buru-buru mengambil belati hitam yang tergeletak di hadapan Sans. Terbirit-birit, dia menebas jaring es tersebut hanya dengan sekali tebasan menggunakan tenaga lebih banyak.

Begitu terlepas dari tarikan jaring es itu, Sans pun terjatuh dengan kedua kaki masih terikat. Laba-laba es terakhir pun tercengang hingga pada akhirnya berbalik kembali memasuki gua.

“Jangan bergerak, Sans.”

 Ia pun memotong ikatan jaring pada kedua kaki Sans dengan kuat.

Begitu jaring es tersebut terbelah, Sans berbalik dalam posisi berbaring sambil terengah-engah, tidak menyangka laba-laba es akan begitu cepat menangkap dirinya. Selain itu, dia melihat jaring es di tanah sama sekali tidak meleleh, membuatnya cekikikan.

“Apa?” Yudai menganggapi tawa Sans.

“Kukira akan meleleh jaringnya begitu kita keluar dari gua. Habisnya di dalam gua cukup dingin.”

Yudai mengembalikan belati hitam pada Sans. “Setidaknya kita dapat cukup kan untuk membuat sarung tangan itu?”

“Sepertinya.” Sans kembali bangkit, “Nah, kita harus kembali.”

“Jangan dulu. Aku butuh tempat untuk bersantai. Berlari dari kejaran laba-laba es membuatku cukup lelah.”

“Ah! Ayolah!” protes Sans.

Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204 Latest Update...
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204
Latest Update...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!