Episode 09

Berbagai murid baru satu per satu meninggalkan kota melewati hutan kecil pembatas menuju Akademi Lorelei ketika senja tengah berganti menuju malam. Tentu akan memalukan jika mereka terlambat datang ketika upacara penerimaan akan segera diadakan.

Sans dan Yudai hanya dapat berdiri menyaksikan satu per satu murid baru, baik individu atau dalam kelompok, melewati hutan kecil pembatas antara akademi Lorelei dan kota menuju jembatan. Yudai sampai menyilangkan kedua tangan di dadanya, menatap menuju arah kota.

Sesuai janji pada hari sebelumnya, mereka menunggu Beatrice dan Neu sebelum melewati jembatan menuju akademi. Hanya embusan anginlah yang menjadi teman mereka selagi menunggu dan menyaksikan murid-murid lainnya berjalan dengan wajah senang.

Namun tiba-tiba saja sekumpulan laki-laki muncul di depan mereka setelah keluar dari hutan menuju gerbang akademi.

Sans dan Yudai sedikit terkejut ketika mengetahu mereka mulai mendekat. Yang ada dalam pikiran keduanya saat ini adalah apakah Beatrice dan Neu tidak terlambat?

Sekumpulan lelaki itu pun menatapi Sans dan Yudai. Berpakaian lusuh, bernoda hitam, dan kotor memberi kesan keduanya tampak tidak terpandang.

“Sudah dekil begitu, masih berharap bisa mengemis ya? Kalian lihat sendiri, kalau ingin mengemis, kembali saja menjadi gelandangan!” ucap lelaki berponi menyamping kiri kehitaman.

Yudai merespon perkataan laki-laki itu dengan nada setinggi naik, “Kami hanya menunggu teman”

“Menunggu teman? Buat apa? Buat ikut meminta-minta murid baru seperti kami? Hah?” balasnya menyindir.

Yudai mencoba untuk tetap tenang sambil kembali membalas, “Kata siapa? Kami juga murid baru Akademi Lorelei seperti kalian!”

“Kalian? Orang sedekil kalian murid akademi Lorelei?” sahut lelaki di sampingnya dengan senyum mengejek.

Alhasil mereka pun tertawa terbahak-bahak karena mendengar perkataan Yudai.

Terpicu dan dipermalukan, emosi Yudai sudah mendidih dan tidak dapat didinginkan lagi. “Keterlaluan!”

Meski telah memiliki busur dan quiver berisi panah di punggungnya, Yudai tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan fisik untuk memberi pelajaran pada laki-laki di hadapannya.

Ketika kepalan tangannya mulai berayun, Yudai melangkah lebih dekat untuk memukulnya tepat pada wajah. Tetapi, ialah yang terjatuh dengan punggung yang menghantam rerumputan karena serangannya berhasil dialihkan.

“Ughh!” 

“Yudai!” jerit Sans sambil mendekat dan merendahkan tubuhnya, “sebenarnya apa urusan kalian?”

“Masih belum kapok juga, ya?” laki-laki berambut hitam pendek itu kemudian menyentuh gagang pedang dari punggungnya, seraya ingin menebas.

“Berhenti!” 

Suara itu tiba-tiba muncul dan berhasil mengalihkan perhatian Sans dan Yudai.

Asal suara itu adalah milik Neu yang saat ini tengah berlari menghampiri mereka dengan tergesa-gesa.

Namun komplotan lelaki itu tidak takut dan mulai mengarahkan tatapannya pada Neu—lelaki berkacamata yang memiliki kepercayaan tinggi.

Neu menunjuk menggunakan telunjuk kanannya. “Kalian bergerombol dan menghajar mereka, ya? Tidak adil! Mereka temanku!”

“Bedebah!” jerit salah satu komplotan lelaki.

Laki-laki berambut hitam pendek itu merentangkan tangan kiri. “Tunggu. Biar aku saja,” selanya sambil mendekati Neu dengan tatapan tajam dan garang, “besar juga nyalimu, mata empat. Kalau kamu juga mengaku sebagai murid baru Akademi Lorelei seperti mereka berdua, kamu sama dekilnya.”

Ia pun kembali menggenggam bilah pedang, bersiap menyerang Neu.

“Uh, Bos?” 

Salah satu rekannya langsung menunjuk pada setidaknya tiga murid baru yang terhenti untuk melihat kejadian itu di belakangnya.

Laki-laki berambut hitam pendek itu menoleh ke belakang, menyadari bahwa mereka telah menjadi pusat perhatian bagi ketiga murid baru lain itu. Tidak ingin reputasinya dipertaruhkan, ia pun langsung melepaskan genggamannya.

“Baiklah. Aku tidak tahan lagi menatap wajah dekil kalian. Terutama kamu, mata empat!” Laki-laki berambut hitam pendek itu menarik baju Neu. “Saat kalian siap, aku tidak segan untuk menghajar kalian.”

Ia pun berbalik menuju jembatan bersama komplotannya, meninggalkan Sans, Yudai, dan Neu, beserta ketiga saksi lain. Yudai akhirnya mampu bangkit sambil menyentuh dadanya yang telah terhantam oleh lengan laki-laki berambut hitam pendek itu.

“Kalian tidak apa-apa, kan?” Neu memastikan.

Sans hanya bisa berucap sambil ikut bangkit, “Te-terima kasih, Neu. Kamu … menyelamatkan kami.”

Neu menghela napas saat mendekati Sans dan Yudai, memastikan tidak ada luka fisik yang terlihat secara signifikan. Dia kembali menggeleng.

“Aku tidak percaya akan ada orang seperti tadi. Mereka brengsek sekali, benar-benar brengsek,” lontar Neu.

“Maaf terlambat!” Beatrice melambaikan tangan ketika tiba mendekati Sans, Yudai, dan Neu. “Kudengar ada masalah pada kalian saat aku tiba di sini. Apa yang terjadi?”

Neu menghela napas kembali. “Kelima orang brengsek ini, mereka menghajar Sans dan Yudai tanpa alasan jelas. Jadi aku menghentikannya dan dia mengancam.”

“Eh!” jerit Beatrice melongo dan kewalahan. “Ja-jadi, kelima orang brengsek itu orang jahat? Mereka juga murid baru Akademi Lorelei seperti kita, ‘kan? Kita bilang saja pada profesor yang kita temui kemarin pada pendaf—”

“Tunggu. Sebaiknya jangan,” potong Neu mengingatkan.

“Eh? Kenapa? Padahal kan kelima orang itu sudah mengancam dan menghajar kalian, bukan? Jadi, solusinya kita bilang pada profesor di Akademi Lorelei, lalu semuanya akan selesai.”

Yudai menambah, “Aku setuju pada Neu. Kalau kita benar-benar memberitahu salah satu profesor, semua takkan pernah berakhir begitu, dan mereka mungkin akan menghajar kita dengan sungguh-sungguh.”

“Ta-tapi kan—” Beatrice mulai panik setelah mendengar tanggapan Yudai dan Neu.

Yudai kembali mengungkapkan, “Kakekku pernah bilang begitu. Ada baiknya sebuah masalah kita selesaikan dengan cara sendiri. Dengan cara itu, kita akan menjadi bijak dalam menghadapi masalah. Suatu saat nanti, masalah kita dengan laki-laki—”

“Kita?”

“Oh, maksudku, nanti gerombolan kelima laki-laki itu akan sadar sendiri dan jera, kan? Ya, kita sebaiknya tidak bertemu mereka secara langsung di akademi.”

Sans menoleh pada beberapa murid baru yang telah ikut berdatangan dan mulai melewati jembatan menuju akademi. Begitu juga dengan langit yang sudah mulai kehilangan arah senja dan menuju malam.

“Sebaiknya kita bergegas karena sudah mau malam. Upacara penerimaan murid baru akan dimulai!” Sans mengingatkan sebelum mereka kembali melangkah menuju jembatan tersebut.

“Setidaknya kita beruntung,” tambah Yudai mencoba menambah semangat.

***

Seluruh murid baru Akademi Lorelei berdiri dengan antisipasi tinggi di hadapan gerbang menuju halaman akademi. Keceriaan, air mata kebahagiaan, hasrat, dan harapan tergambar pada beberapa murid baru, tidak sabar menunggu untuk menapakkan langkah pertama di akademi.

Sans, Beatrice, Yudai, dan Neu menjadi salah satu murid baru di barisan belakang juga tidak kalah mengekspresikan antisipasi mereka meski telah menjadi “korban” dalam insiden sebelumnya.

Gerbang pun terbuka lebar seakan terbelah menjadi dua, mengungkapkan sebuah kesan pertama mengenai bagian dalam yang tersembunyi di balik pagar. Sebuah taman berbunga penuh warna, mulai dari hijaunya rerumputan hingga beberapa bunga yang menyerupai akademi dengan keragaman warna lainnya.

Seorang laki-laki berambut bowl cut menutupi alis kiri menghampiri mereka untuk menyambut, mengundang semakin banyak antisipasi bagi kebanyakan murid baru, terutama di barisan terdepan yang tidak dapat menyembunyikannya.

Ia pun memperkenalkan diri, “Selamat datang di Lorelei. Saya Dolce, salah satu profesor di akademi ini. Sebelum kalian menempatkan langkah pertama di halaman akademi ini, saya ingin kalian berbaris rapi dan berjalan mengiringi tanah cokelat yang akan mengantar kalian menuju kastel.”

Semua murid pun tanpa bertanya lebih lanjut langsung mengikuti arahan Dolce dengan tenang. Dengan langkah pertama mereka yang melewati pagar pembatas itu, mata mereka melebar, mulut yang tak berhenti gemetar, dan akhirnya terpana melihat keindahannya yang luar biasa.

Tidak hanya pepohonan yang menjadi sorotan, tetapi juga semak berbunga penuh warna dan danau kecil turut mengiringi perjalanan menuju kastel. Ditambah lagi cahaya oranye kekuningan dari lentera yang terpasang pada setiap sudut halaman depan memancarkan keindahan taman tersebut di balik langit gelap.

Yang menjadi sorotan utama Kastel Akademi Lorelei adalah warna hitamnya yang mendapat penerangan dari cahaya oranye kekuningan terlihat dari setiap jendela. Setiap murid baru terpesona dengan keindahan dari pancaran cahaya di setiap jendela dari kejauhan.

Seluruh murid tetap mengikuti jalan tanah sesuai arahan Dolce, meski harus berbelok beberapa kali, kastel akademi tetap berada di depan mata. Antisipasi pun semakin tajam ketika mereka tiba di hadapan gerbang utama kastel.

Dolce mendorong kedua pintu gerbang utama seakan terbelah menjadi dua, mengungkapkan ruangan depan dari kastel akademi Lorelei. Batu-bata bercampur marmer menjadi ciri khas dinding, pilar, dan pagar tangga, karpet merah yang merujuk menuju tangga dua arah di hadapan mereka, serta lentera di setiap sudut ikut menonjolkan warna dinding dan pintu.

Ia pun menggiring barisan murid baru ke kiri bagian tengah ruangan, di mana sebuah pintu sudah menanti beserta di dalamnya juga mulai terdengar suara sambutan.

Setelah itu ia berbalik menghadap barisan murid baru. “Baik, begitu terdengar refrain nyanyian sambutan dari paduan suara, saya akan membukakan pintu, kalian dapat duduk di hadapan meja yang paling kanan, meja untuk murid tahun pertama. Kalian akan bermalam di asrama selama tahun ajaran berlangsung, anggap saja setiap murid dan professor di sini sebagai keluarga kalian sendiri.”

Suara tepuk tangan terdengar begitu nyaring dari dalam ruangan di balik pintu berbentuk persegi panjang berwarna keemasan itu. Dolce pun mengangguk dan berbalik menghadap pintu, siap untuk memandu.

Sebuah alunan musik mulai terdengar menuju telinga, campuran kumpulan gesekan biola dan tiupan terompet serta ketukan piano berurutan membuat harmoni indah dan enak didengar. Nyanyian dari paduan suara turut bergabung memeriahkan harmoni indah tersebut. Mendengar harmoni dari musik di balik pintu tersebut sudah mulai bisa menenangkan hati dari ketegangan bertemu murid akademi tingkat di atas mereka.

Ketika nyanyian telah mencapai awal dari refrain penuh nada tinggi, Dolce kembali berbalik dan mendorong pintu berbentuk persegi panjang tersebut, mengungkapkan sebuah aula di mana upacara tengah berlangsung.

“Kalian siap untuk masuk,” Dolce mempersilakan.

Setiap murid baru pun akhirnya mulai memasuki aula, tetap dalam barisan lurus dan rapi. Terlebih dahulu empat buah meja lebar lengkap dengan kursi, bahkan hampir mencapai tiga per empat dari ruangan aula yang begitu luas, cukup untuk menjadi tempat duduk bagi semua murid setiap tingkat. Jauh di hadapan mereka, sekumpulan paduan suara menyanyi merdu mengikuti alunan biola, terompet, dan piano seraya mengucapkan selamat datang.

Setiap murid baru juga terpana oleh beberapa chandelier kuning keemasan terpasang di langit-langit, memancarkan lebih banyak cahaya pada aula. Jendela pada bagian atas dinding jauh di hadapan mereka juga memancarkan hitamnya langit beserta pancaran sinar bulan. Setiap pilar berobor api juga terpasang pada dinding, membantu penerangan dari chandelier memenuhi warna pada aula.

Nyanyian dari paduan suara pun akhirnya mencapai klimaks menuju penyelesaian ketika satu per satu murid baru menempati tempat duduk di hadapan meja paling kanan aula. Murid dari barisan terdepan terlebih dahulu menempati tempat duduk di posisi depan, dekat bagian paduan suara dan musisi.

Begitu lagu telah berakhir, paduan suara dan musisi berlalu memisahkan diri menempati posisi masing-masing, sesuai dengan tingkat mereka. Kepergian paduan suara dan musisi dari hadapan murid lain juga mengungkapkan seorang laki-laki berkulit hitam dan berjanggut putih memenuhi pipi telah berdiri di hadapan sebuah podium emas. Begitu pula dengan beberapa profesor yang telah duduk di hadapan meja di belakangnya.

Laki-laki berkulit hitam dan berjanggut putih itu memberikan sambutan, “Selamat datang! Selamat datang untuk murid baru Akademi Lorelei! Akan lebih baik jika kita semua menyambut mereka sekali lagi dengan tepuk tangan.”

Seluruh murid dan profesor di aula mulai bertepuk tangan ketika hampir seluruh murid baru menempati tempat duduk mereka, kerasnya tepuk tangan menandakan antusias untuk menyambut generasi baru dalam setiap sejarah Akademi Lorelei.

Ia pun mulai berpidato, “Saya Arsius, Kepala Akademi Lorelei yang akan bertanggung jawab untuk mengedepankan pendidikan demi masa depan kalian semua, baik sebagai petarung, penyembuh, dan petualang. Kalian, murid baru, telah menunjukkan kemampuan dan keberanian untuk mendaftarkan diri sebagai murid baru. Saya dapat melihat setiap tahun, berbagai murid baru dari berbagai daerah, berbagai benua, dan bahkan berbagai warna kulit penampilan, saya begitu senang melihat keberagaman di antara kalian, murid baru.

“Tetapi, keberanian itu harus kalian tambahkan, karena berbagai tantangan dari didikan kami akan lebih berbahaya, bahkan untuk penakut sekalipun. Kalian akan diajari untuk bertarung dan bertualang menghadapi bahaya yang akan merintangi masa depan dan mengasah keterampilan kalian semua oleh seluruh profesor yang berada di belakang saya.”

Seluruh murid kembali bertepuk tangan ketika Arsius menunjukkan setiap profesor pada seluruh murid baru. Setiap profesor, termasuk Dolce yang baru mengambil posisinya, ikut membalas tepuk tangan tidak kalah meriah.

“Patut diketahui untuk murid tahun pertama, selama semester berlangsung, kalian diharuskan untuk menginap di asrama. Maka, kalian tidak diperbolehkan untuk keluar selama jam malam kecuali karena izin dari yang bersangkutan. Ditambah, murid tahun pertama, seragam berupa pakaian olahraga dan pakaian musim dingin serta musim panas sudah berada di masing-masing setiap kamar yang akan kalian tempati. Seragam tersebut wajib kalian pakai saat setiap kelas berlangsung.

“Juga, kalian juga akan mengikuti aptitude test dalam waktu dekat, untuk menentukan job sesuai dengan kecocokan dan keterampilan kalian. Masa depan kalian akan bergantung pada kemampuan kalian menghadapi aptitude test. Semoga berhasil untuk semua murid baru.”

Seluruh murid dan professor bertepuk tangan begitu keras ketika Arsius berpaling dari podium dan kembali ke mejanya di posisi paling tengah. Upacara penyambutan murid baru tersebut berlangsung cukup meriah.

Terpopuler

Comments

T4guk

T4guk

haaaa males gw bacanya bertele2.

2022-06-03

0

John Singgih

John Singgih

insiden murid baru & suasana penyambutan murid baru

2021-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204 Latest Update...
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204
Latest Update...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!