Episode 06

Keramik krem bercampur cokelat seakan menjadi ciri khas alun-alun di pusat kota ketika Sans dan Yudai memasukinya. Meski masih tergolong pagi ketika matahari mulai menengahi langit biru cerah, ternyata sudah cukup ramai dengan masyarakat kota. Alunan musik dari pengamen juga turut menemani keramaian menggunakan gitar mengharapkan uang di dekat sebuah air mancur di pusat alun-alun.

Mereka berdua justru menghiraukan keramaian yang tengah terjadi di alun-alun itu, lalu segera beralih pada quest board yang terletak di dekat gerbang timur alun-alun. Tidak terlalu banyak orang yang berdiri di hadapan papan pencarian pekerjaan itu.

Melihat quest board, berbagai lembaran kertas bertuliskan pekerjaan telah terpampang. Quest board dapat menjadi solusi bagi siapapun yang membutuhkan uang. Siapapun dapat mengambil pekerjaan yang mereka merasa mampu dan mendapat hadiah uang mencukupi kebutuhan.

Yudai menempelkan jempol dan telunjuknya pada dagu, bergaya layaknya detektif. Matanya memindai setiap lembar pekerjaan yang terpampang pada papan itu, mulai dari jenis hingga jumlah upah yang akan mereka dapatkan.

Sans hanya terdiam menatapi tulisan pada setiap lembarannya. Kebanyakan pekerjaan yang harus dilakukan begitu berbahaya bagi seorang amatir seperti dirinya, terlebih ia hanya membawa sekantung botol ramuan hijau dan buku dasar alchemist dari Nacht.

Bahkan pekerjaan yang paling berbahaya sedikit pun memiliki honor yang tinggi, menunjukkan pekerjaan yang berbahaya membutuhkan keterampilan mahir untuk mendapat uang sebanyak itu. Ia pun mulai berpikir, meskipun mengambil salah satu misi itu bersama Yudai tentunya belum cukup untuk menjamin apakah mereka akan selamat dan berhasil menjalannya atau tidak.

“Oke! Sudah diputuskan!” seru Yudai. “Kita akan ambil yang ini!” ia pun menunjuk salah satu lembaran dengan percaya diri.

Sans yang pada awalnya tenggelam dalam pemikirannya sendiri mulai teralihkan dan mulai melihat lembaran itu, “Berburu dua **** hutan? Yudai, apa kau yakin?”

“Ya, setidaknya ini bisa jadi awal kita, untuk berburu uang. Bahkan kita bisa mendapat 1800 vial untuk mendaftar ke akademi.”

“Ja-jadi biaya pendaftarannya 1800 vial?”

“Kakekku bilang biaya pendaftaran akademi hanya 900 per orang. Jadi kita bisa mengandalkan papan misi ini bukan hanya untuk mendapat uang demi pendaftaran ke akademi, tetapi juga kita bisa membeli makanan dan menginap di penginapan. Oh ya, kalau kemarin penutupan pendaftarannya hanya tinggal lima hari, berarti kalau hari ini tinggal empat hari. Sambil menunggu empat hari, kita bisa mengambil beberapa misi untuk uang ekstra”

“I-iya,” Sans mengangguk ketika Yudai mengambil lembaran pekerjaan yang dia pilih.

“Sebelum kita melakukan pekerjaan ini, kita beli senjata untukmu”

“Hah?” Sans tercengang dengan keputusan Yudai.

“Tentu saja, kita akan berburu **** hutan hari ini, setidaknya kamu butuh senjata untuk membunuh **** hutan. Beruntung kita masih punya 500 vial.” Ketika Yudai tengah ingin menambah perkataanya, perutnya kembali berbunyi begitu nyaring. “Ya, aku juga lapar. Sebelum berburu, kita cari sesuatu untuk dimakan.”

***

Suara lonceng menjadi penyambut ketika pintu terbuka. Begitu mereka memasuki sebuah toko senjata, berbagai rak penuh dengan senjata, mulai dari pedang, busur, tongkat sihir, hingga knuckles terpasang pada dinding. Di hadapan mereka, empat buah meja menjajakan berbagai senjata. Meja terdepan merupakan meja yang ditempati oleh penjaga toko.

“Permisi,” sapa Yudai.

“Selamat datang,” sapa lelaki berambut putih, “aku senang sekali anak muda seperti kalian ingin mencari senjata untuk bertarung”

“Sebenarnya, temanku tidak memiliki senjata,” Yudai menunjuk Sans di samping kirinya. “Maksudku, dia tidak membawa senjata. Kami akan melihat-lihat dulu”

“Baiklah, silakan.”

Mereka terlebih dahulu menghampiri salah satu meja pajangan senjata, tepatnya di sebelah kanan pada hadapan mereka. Terpampang setidaknya lima buah senjata pada masing-masing meja pajangan.

“Whoa!” Yudai melihat sebuah senjata yang tidak asing baginya, terutama ketika ia terpicu oleh ingatannya selama di ruang penyimpanan kapal.

Sebuah belati berbentuk melengkung berwarna bening seperti cermin berada di tengah kanan pada meja tersebut. Yudai pun menggenggam gagang belati tersebut untuk melihatnya lebih dekat.

“Whoa, kurasa kamu akan cocok memakai ini, Sans,” tutur Yudai terpana dengan pancaran warna bening bentuk belati melengkung itu.

“Oh, belati yang itu? Itu belati yang cukup bagus, harganya 1250 vial,” sang penjaga toko mengungkapkan ketika menatap Yudai menggenggam belati itu.

“Uh … mungkin tidak, terlalu mahal.” Yudai sampai tertegun sebelum meletakkan kembali belati berbentuk melengkung itu pada meja.

Lelaki kegirangan itu kemudian menatap sebuah senjata yang menarik perhatiannya pada meja kiri tepat di hadapan meja penjaga toko. Saking semangatnya, ia sampai berlari menghampiri meja itu.

Ketika Sans mengikutinya perlahan, Yudai mengambil sebuah senjata dari meja tersebut. Sebuah knuckles berduri pada bagian kuku dan punggung jari terlihat runcing seperti berkilau. Warna perak pada bagian jari ditambah warna hitam pada badan knuckles itu membuat Yudai terpana.

“Mungkin kamu akan cocok memakai ini, Sans. Kamu hanya tinggal memukul atau mencakar untuk menghadapi lawan atau buruan,” komentar Yudai terhadap knuckles itu.

“Knuckles itu terbuat dari perak berkualitas tinggi, jadi harganya 3400 vial,” tanggap penjaga toko itu.

“Oke, lebih mahal daripada sebelumnya,” Yudai kembali meletakkan knuckles itu pada meja.

“Yudai, aku hargai usahamu untuk membelikanku senjata. Tapi … aku bahkan tidak pernah menggunakan senjata. Aku bahkan tidak pernah berburu atau melawan perompak sama sekali.” Sans merasa tidak enak hati.

Begitu mendengar keluh kesah dari Sans sendiri, sang penjaga toko itu menganggapi, “Oh. tidak pernah menggunakan senjata, eh?”

Sang penjaga toko itu merunduk sejenak untuk mengambil sesuatu dari laci mejanya. Begitu dia bangkit, dihampirinya Sans dan Yudai sambil membawa sebuah senjata berupa belati hitam.

“Ini bisa menjadi senjata pertamamu,” ucap sang penjaga lalu menyerahkan belati hitam pada Sans.

Sans menatap belati hitam itu memiliki puncak tajam dan dua mata berwarna putih seakan memancarkan warna hitam. Ukuran belati itu setara dengan dua genggaman tangan, lebih kecil daripada pisau biasa atau pedang.

Sans menyentuh gagang belati berbentuk agak lonjong itu terlebih dahulu. Jari-jemarinya pun mulai menggenggam gagang lonjong itu. Garis-garis pada gagang itu mulai bersentuhan dengan kulit jari-jemarinya.

“Wow,” ucap Yudai terpana ketika menyaksikan Sans menggenggam belati hitam itu.

“Mendengar dirimu belum pernah menggunakan senjata membuatku teringat, bahkan, sering sekali teringat. Cukup banyak pemula yang ingin membeli senjata yang cocok hingga mereka kebingungan, jadi belati hitam ini menurutku akan cocok untuk mereka sebagai langkah pertama,” sang penjaga toko mulai menjelaskan, “terlebih, ketika mereka ingin mendaftar ke akademi, mereka kemari untuk membeli senjata demi melindungi diri. Itulah, hal yang selalu kuingat ketika menemui pemula yang mendatangi toko ini”

“Belati ini harganya berapa vial?” tanya Sans.

“Hanya 20 vial.” Penjaga toko itu mengangguk.

“Baik, kami ambil ini!” seru Yudai. “Lagipula ini cukup murah, kan? Oh ya, apa Anda menjual busur juga?”

***

Sans dan Yudai pun akhirnya menyeberangi gerbang keluar barat kota, meninggalkan pemandangan gedung-gedung tinggi nan megah dan jalan bebatuan. Kali ini, lantai bebatuan seketika berganti menjadi rerumputan. Beberapa pohon juga menyambut pada perbatasan barat kota.

Sambil melangkah, Yudai masih melahap secuil roti yang telah dia beli dari salah satu toko di kota sebelum berangkat menuju hutan. Lelaki itu begitu bersemangat dalam melangkah padang rumput dan melahap roti.

Sans hanya menatap sebilah belati hitam di genggaman tangan kanannya. Masih tidak percaya bahwa dia menggenggam senjata, tidak bisa dia bayangkan pula dirinya menghantam **** hutan menggunakan senjata tersebut.

“Aku tidak yakin apa aku bisa menggunakan belati ini, bahkan untuk membunuh **** hutan, aku tidak tahu apa yang akan terjadi,” keluh Sans.

Yudai memberitahu Sans ketika selesai melahap rotinya, “Kalau begitu, ini saatnya kamu belajar menggunakan senjata. Misi ini jadi pelajaran pertama untuk menggunakan belati itu.”

Sans menghela napas ketika menatap belati di genggaman tangan kanannya sekali lagi. Pandangannya pun beralih pada kantung berisi botol ramuan hijau, Buku Dasar Alchemist, dan daun ars pemberian Nacht. Memang, dia tidak menyangka Yudai akan memilihkan pekerjaan pertama untuk memburu dua **** hutan.

Kurang lebih sudah satu jam mereka menyelusuri hutan di barat kota, bukit padang rumput telah mereka injak. Celah pada setiap pepohonan di setiap sisi juga cukup melebar, sebuah peluang bahwa binatang liar akan melewatinya.

Sans dan Yudai menggerakkan kepala untuk memastikan keberadaan **** hutan. Bahkan Yudai juga mengambil busur dan sebuah anak panah untuk menyiapkan diri.

Sans kembali menghela napas dan menatap belati hitam di genggamannya. Menatap genggaman pada gagang belati itu membuat dia terbayang dan khawatir. Ia mempertanyakan diri sendiri, bagaimana kalau belati ini malah menusuk target yang salah? Bagaimana kalau belati ini tidak menusuk begitu dalam?

“Sans? Kamu tidak apa-apa?” tanya Yudai menatap Sans termenung. “Sans? Sans?”

“Eh? A-aku tidak terlalu memikirkan apapun,” Sans berupaya untuk berbohong.

“Ayolah, sudah terlihat kalau kamu ragu menggunakan senjata.” Yudai menerka. “Oke, anggap pekerjaan untuk memburu **** hutan ini sebagai pelajaran pertama untuk menggunakan belati itu. Begitu kita menemukan seekor **** hutan, biar aku dulu yang memanah, lalu kamu temui **** hutan itu, dan potong lehernya. Kamu bisa?”

Sans terdiam sekali lagi, ditatapnya kembali belati hitam pada genggamannya. Dia pun berbalik menatap Yudai yang seakan cerah penuh optimisme dan semangat. Dia mengangguk. “Oke.”

“Bagus. Sekarang kita tunggu di sini.”

Ketika Sans berbalik menghadap kiri, dia menatap sebuah makhluk yang berbulu dari kejauhan. Dia sudah bisa menyaksikan kedua mata makhluk itu tengah menatap tepat pada dirinya dan Yudai.

“Sans? Ada apa?” Yudai tertegun ketika menatap Sans melongo. “Eh?”

Makhluk itu merupakan seekor **** hutan. Bulu hitamnya dapat dikatakan cukup tipis untuk melapisi tubuh merah jambunya. 

Yudai menggertakkan gigi terlebih dahulu hingga membuka mulut lebar-lebar ketika menyaksikan **** hutan itu mulai meraung. Napasnya juga seperti mengeluarkan asap dari hidung untuk memelesatkan larinya.

“Baiklah! Aku yang lebih dulu menyerang!” Yudai pun mengambil sebuah anak panah lalu melihat target sasarannya. “Hah!”

Ketika **** hutan itu telah mendekat, Yudai tercengang ketika ia menatap ukuran hidung **** hutan itu, tidak sesuai ekspektasinya, yaitu berbentuk seperti palu. Dia mengira **** hutan di sebelah barat kota memiliki tinggi yang sama dengan **** di peternakan.

“Ba-**** macam apa itu!” jerit Sans.

“Dia mendekat!” jerit Yudai berbalik menurunkan panah dan busurnya.

Sans dan Yudai mulai berlari terbirit-birit demi menghindari hantaman **** hutan itu. Saking paniknya, mereka juga menjerit tidak percaya bahwa **** hutan tidak sesuai ekspektasi mereka.

Ketika mereka belok kiri, Yudai pun berbalik menatap **** hutan itu juga tengah berbelok, sehingga dengan cepat ia menempatkan anak panah pada busurnya. Menarik ekor tali sambil mengencangkan kuda-kuda, posturnya terlihat telah siap untuk melesatkan anak panah itu kapan saja.

Yudai pun melepas genggaman ketika menarik tali busur dan ekor panah secara bersamaan, meluncurkan tembakan menuju tepat pada kepala **** itu. Akan tetapi, panah tembakannya justru tertangkis oleh hidung palu sang **** hutan hingga patah ketika mencapai rerumputan.

**** itu pun berbelok mengarah pada mereka yang terdiam sejenak menatapnya. Kecepatan larinya pun cukup cepat tidak seperti kebanyakan spesies ****.

Begitu **** itu mulai mendekat dengan kecepatan larinya, tanpa berbicara lagi, Sans dan Yudai menyingkir dan melompat menuju dua posisi berbeda. Sans beralih ke sebelah kiri, sementara Yudai ke sebelah kanan.

**** itu tanpa menghentikan langkahnya tercengang ketika mengetahui mangsanya berhasil menghindar. Tetapi, ia terlambat mengerem ketika sebuah pohon berada tepat di depan mata. Hidungnya terlebih dulu menghantam pohon, membuat dirinya seperti tertusuk petir pada syaraf dan tumbang sejenak.

“Ini kesempatan!” seru Yudai menembakkan panah pada dahi **** hutan itu.

Akhirnya, panah Yudai mengenai tepat pada dahi sang **** hutan. **** hutan itu seketika tumbang begitu kepala panah tepat menusuk keningnya.

Yudai pun menghampiri **** hutan itu dan mengambil panah yang tertancap. Dia pun tercengang ketika Sans hanya terdiam menyaksikan **** hutan itu akan menjadi salah satu dari dua hasil buruan mereka.

“Sans, cepatlah!” seru Yudai. “Sembelih dia sebelum dia bisa sadar!”

“I-iya!” Sans pun menghampiri **** hutan tersebut.

Sans mulai mengangkat belati hitam genggamannya mengarah pada leher ****. Akan tetapi, dia ragu ketika dirinya pertama kali menggunakan belati hanya untuk memotong leher ****, apalagi untuk menebas lawan.

Genggamannya mulai gemetar ketika dia meragukan kemampuannya menggunakan belati. Telapak tangan kanannya mulai berair seiring dia semakin ragu.

Ketika mengangkat kepalanya, Sans tertegun ketika ia menatap satu lagi ekor **** hutan yang tengah mengangkat kepala seraya membuat napas dari hidung dan meraung. Ia kaget karena **** hutan itu mulai mengambil ancang-ancang.

“Ah! Yudai, di belakangmu!” tunjuk Sans.

Ketika Yudai berbalik sesuai arahan Sans, **** hutan di belakangnya itu mulai berlari begitu kencang mengincarnya, menganggukkan kepala ingin menghantam dirinya.

“AAAAH!” jerit Yudai melompat menghindari tebasan **** hutan itu.

Sans pun terlambat bereaksi ketika **** hutan itu hampir mencapai Yudai. Dia justru menyentuh tepat pada hidung hingga tanpa sengaja “menunggangi” **** itu hingga keduanya terjatuh.

“Sans!” jerit Yudai.

“Uh!” jerit Sans mendarat dengan lengan kiri terlebih dahulu, menjatuhkan kantongnya. Tetapi, botol ramuan di dalamnya sama sekali tidak pecah.

Sans menempatkan kedua tangan di belakang dirinya ketika **** hutan di hadapannya tengah berupaya untuk bangkit menggunakan keempat kaki. Dia kembali menggenggam belati hitamnya dengan erat.

“Gunakan belati itu, Sans!” jerit Yudai.

**** hutan itu meraung ketika badannya mulai bergeser menuju posisi merangkak semula. Memandang Sans sebagai target di sampingnya, dia kembali membuang napas melalui hidung.

Ketakutan akan dirinya menjadi korban hantaman hidung **** hutan itu, Sans menutup mata dan mendorong belati hitamnya. Ketika terdengar sebuah tusukan, dia membuka mata untuk menyaksikan dirinya telah menusuk **** hutan itu pada bagian leher.

**** itu menjerit tidak dapat menahan rasa sakit dari tusukan belati Sans. Dia meronta-ronta hingga akhirnya kehabisan napas dan menutup mata.

Sans pun melepas tusukan belati pada tubuh **** hutan itu. Darah segar pun bersisa dan menetes pada belati hitam di genggamannya, menyadari bahwa dia telah berhasil menggunakan sebuah senjata.

Dua ekor **** hutan telah menjadi bangkai segar di hadapannya. Setidaknya dia dan Yudai berhasil menjalankan pekerjaan, yaitu memburu **** hutan.

“Sans! Kamu berhasil!” seru Yudai menghampirinya. “Akhirnya kamu mampu menggunakan belati itu!”

Sans pun menghela napas untuk mengungkapkan reaksinya. “Ta-tadi itu hanya keberuntungan kurasa. Kalau kita berhasil membunuh kedua **** hutan ini, bagaimana cara membawanya? **** sebesar ini pasti begitu berat untuk diangkat.”

“Kita dorong ke kota. Mungkin akan lebih lama saat kita kemari, tetapi bisa jadi bagian dari latihan.” Yudai memberi usul sambil mencerahkan senyuman dan semangatnya. “Ayo, kita dorong dua **** ini ke kota untuk mendapat uang kita!”

“Ta-tapi kan—"

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

pengalaman saat pertama kali berburu

2021-03-19

0

Andry Chang

Andry Chang

wow dimas ikutan juga? good luck untuk kamu ya! salam dari kreator everna saga dan adilaga :p

2019-12-03

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204 Latest Update...
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204
Latest Update...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!