Episode 03

Kedua kru mulai menarik jembatan penyebrangan, sedangkan tiga kru di bagian baran sana bersama-sama menarik sebuah rantai berkarat dari lautan, sebuah jangkar yang terpasang pada rantai itu terangkat dari permukaan laut dan tiba perlahan di lantai kapal.

Kapal pun akhirnya mulai bergerak perlahan meninggalkan dermaga dan mulai melintasi lautan. Angin pun mendorong layar dan membantu menyeimbangkan kecepatan kapal.

Hampir semua orang di atas kapal itu melihat pemandangan kota seakan menghilang dari pandangan semakin jauh kapal itu melintas lautan. Kini, hanya lautan dan langit yang tengah berganti warna menjadi satu-satunya pemandangan pada pandangan menghadap haluan depan. Sang surya pun menampakan diri di ufuk sana, memancarkan kehangatan dalam dinginnya semilir angin laut.

Lelaki bersorban merah itu hanya berdiri menyandarkan di salah satu dinding menuju ruangan kapal, menyaksikan beberapa kru beramai-ramai berbincang menatap lautan, sedangkan beberapa penumpang lainnya hanya terdiam menutup mulut sambil menikmati pelayaran ini. Ia  pun menghela napas sambil menempatkan kaki kiri pada dinding.

Kapal pun telah melintasi lautan selama satu jam. Beberapa burung camar berterbangan menyambut mereka dengan kicauannya yang harmonis.

Salah satu penumpang berlari menuju ujung geladak kapal di sebelah kiri ketika tangan kanan menutup mulutnya. Ia merunduk menghadap lautan dan mulai mengeluarkan cairan dari mulutnya yang telah terangkat dari lambung menuju tenggorokan. Tidak dapat menahan mual akibat embusan udara laut, cairan yang ia keluarkan pun semakin banyak.

Peristiwa itu menjadi perhatian bagi beberapa penumpang, bahkan mereka mulai memperbincangkannya hanya untuk menghibur diri.

“Lemah sekali. Kukira tampangnya itu mencerminkan jati dirinya”

“Sayang sekali, mabuk laut, huh?”

“Kalau dia sampai ke Aiswalt, mungkin yang tersisa darinya hanya beberapa tulang.”

Beberapa penumpang yang memandang dan membicarakan kejadian mabuk laut itu tertawa dengan terbahak-bahak. Sang penumpang yang mabuk laut pun memandang mereka sejenak.

Merasa dipermalukan oleh sesama penumpang, ia lagi-lagi muntah untuk waktu yang lama.

Lelaki bersorban merah itu menggelengkan kepala sambil membuang napas. Tidak menyangka akan sikap dari kebanyakan penumpang di kapal. Ia pun untuk beberapa saat memandangi mereka, setelah itu menggeleng pelan sambil menggumamkan sesuatu yang tidak jelas.

Saat ini ia hanya bersandar pada salah satu dinding kapal, di mana sang kapten yang tengah mengemudikan kapal terlihat senang dengan raut wajah yang puas. Tetapi, sesaat setelah ia menunduk, langkah kakinya bergerak menghampiri seorang kru yang kini melewatinya. 

“Maaf,” sapanya.

Tidak lama kemudian ia pun memintanya ... atau mungkin lebih tepat mengkomplain tentang sikap penumpang lainnya yang menertawakan seorang laki-laki tadi.

Namun si kru itu hanya terhenyak beberapa saat sebelum mulutnya tersenyum kecil dan pada akhirnya tertawa. Permintaan yang sangat aneh dan jarang sekali, itulah yang ia pikirkan. 

***

Duduk, diam, dan tidak melakukan apapun. Itu yang hanya bisa dilakukan oleh Sans dan Yudai di dalam kotak penuh dengan sekumpulan ikan segar dan bau amis. Menunggu hingga kapal mendarat di daratan membuat penat pikiran mereka, apalagi butuh kurang lebih waktu yang cukup lama, paling tidak semalam, untuk tiba di Benua Aiswalt dari Benua Grindeir.

Hal yang hanya bisa dilakukan selain duduk, diam, dan tidak melakukan apapun hanyalah saling berbicara. Tetapi, mereka sudah kehabisan topik semenjak kapal meninggalkan dermaga menuju lautan.

Yudai mulai membaringkan tubuhnya di atas kumpulan ikan segar, tidak peduli akan bau menyengat masuk ke dalam hidungnya, kedua telapak tangannya langsung menyilang di belakang kepala dengan santai.

Namun Sans tiba-tiba saja berbicara, “Uh … Yudai?”

“Ya?”

Sans mendadak kehilangan apa yang ingin diutarakannya, seperti pikiran terhapus begitu saja. Ia pun menunduk menatapi ikan di bawahnya.

“Ti-tidak jadi”

“Eh? Kenapa?” Yudai melongo.

“A-aku … aku lupa apa yang ingin kukatakan”

“Oh, kurasa aku tahu,” Yudai mulai menerka dan kembali duduk, “kamu tidak akan nyaman tidur ditemani bau amis dari ikan-ikan ini, kan?”

“Uh … ”

“Oh ya, ngomong-ngomong aku lapar. Kita tentu tidak bisa memakan ikan mentah seperti ini.” Yudai menggenggam salah satu ikan menggunakan tangan kanan, “kita butuh makanan yang setidaknya tidak butuh dimasak. Ayolah, kita cari makanan, lalu tidur”

Yudai berbalik dan membuka alas kotak sedikit demi sedikit. Ia pun langsung melompat seakan tidak akan terjadi apa-apa.

“Whoa! Yudai?!” sahut Sans tercengang ketika mendengar tapakan kedua kaki Yudai pada lantai ruang penyimpanan di kapal.

Sans mulai merangkak mendekati ujung kotak di hadapannya. Tangannya pun meraih alas kain langit-langit kotak, melihat Yudai telah berdiri di hadapan kotak tersebut.

“Yudai, bagaimana kalau nanti—”

Yudai tidak membiarkan Sans bertanya sampai selesai, karena saat ini wajahnya menunjukkan harapan dan rasa optimis. “Ayolah, ini ruang penyimpanan barang di kapal, kan? Tidak ada yang akan kemari selama perjalanan, kita aman, benar-benar aman”

“Tapi—”

“Sudahlah, ayo turun. Kita cari makanan lalu tidur. Ayo!”

Sans menghela napas seraya melampiaskan kekhawatirannya. Ia berpikir bisa saja seseorang, terutama kru atau kapten kapal memasuki ruang penyimpanan untuk melakukan inspeksi mendadak.

Menggelengkan kepala sejenak untuk memastikan tidak ada siapapun kecuali teman barunya itu di sana, ia pun membuang napas lagi. Pada akhirnya Sans ikut memanjat mengikuti Yudai yang mendahuluinya.

Sans pun akhirnya melompat dari kotak itu dan menempatkan kedua kaki pada lantai kayu tempat penyimpanan barang. Untuk kesekian kalinya ia menggeleng memastikan tidak ada siapapun selain mereka berdua di sana.

Ruang tempat penyimpanan kapal dapat di gambarkan seperti ruangan petak yang berisikan kotak-kotak kayu. Bagian atasnya tertutupi kain hitam dan setidaknya tidak terlalu sempit sehingga kedua lelaki ulung itu dapat bergerak cukup bebas di sana.

Yudai mulai melangkah melewati celah antara kotak-kotak di hadapannya. Ia menghampiri salah satu kotak dan menempatkan kedua tangan pada alas kain. Dibukanya alas kain kotak itu dan dia membuka mulut begitu decakan kagum meningkat.

Ia pun menggerakkan jari tangan kanannya dari depan ke belakang dua kali seraya mengajak Sans untuk menghampiri kotak tersebut. Sans hanya mengangguk tanpa berkata-kata, lalu mendekati kotak tersebut.

Begitu menatap isi dari kotak itu, kumpulan belati berbentuk melengkung berwarna bening seperti cermin memenuhi setengah dari isi kotak itu. Bahkan Sans sendiri tidak percaya bahwa tumpukan belati tepat di hadapannya memenuhi isi kotak.

“Mungkin kamu akan cocok dan berminat menggunakan senjata seperti ini,” usul Yudai.

Sans menggeleng pelan, “Aku belum pernah belajar menggunakan senjata sama sekali. Apalagi menggunakannya untuk menebas seseorang.”

Yudai kembali melongo, “Bahkan untuk berburu? Kamu tidak menggunakan senjata untuk berburu di hutan?”

“Aku hanya berburu sayur mayur dan buah-buahan. Aku tidak berburu daging. Kalau aku harus beli, harganya mahal, hanya sekitar sebulan sekali”

“Tapi … setelah kita mendarat di Aiswalt, kamu bisa belajar terlebih dahulu sambil kita mencari pekerjaan untuk menghasilkan uang. Tentunya ... menggunakan belati ini.”

Sans hanya terdiam menatap kumpulan belati di dalam kotak tersebut. Ia sama sekali tidak pernah berpikir akan ada orang yang mau mengajarkannya bagaimana cara menggunakan belati untuk berburu.

“Uh … mungkin kita pikirkan soal itu nanti. Aku lapar,” ucap Yudai lalu menutup alas kain kotak kayu itu.

Yudai berlalu menuju kotak sebelah kiri. Langkah kakinya pada lantai sampai berbunyi, semangatnya telah memuncak meski perutnya ikut berbunyi keroncongan beberapa kali.

Sans juga sekali lagi mengikuti langkah Yudai. Begitu Yudai membuka perlahan alas kotak itu, dia juga ikut mengintip isinya. Ternyata, mulutnya menjulur ke bawah ketika menemukan sekumpulan barang bukanlah apa yang dia harapkan.

“Se-semuanya kentang,” ucap Sans polos.

“Benar, semuanya kentang,” ulang Yudai.

“Kita tidak bisa memakan kentang mentah-mentah. Setidaknya, kentang harus dipanaskan terlebih dahulu agar bisa dimakan”

“Setidaknya kita bisa mengambilnya dan mencurinya untuk nanti”

Sans membuka mulutnya seraya ingin bersuara, sekali lagi protes terhadap rencana Yudai. Namun, sebuah suara berasal dari pintu seakan memukul pikiran dan pendengaran, menghentikan kata-katanya.

Sans berbalik menatap pintu terhalang oleh beberapa kotak, sebuah langkah kaki pun juga ikut meluncur menuju telinga satu per satu. Kekhawatiran langsung meledak dalam hati Sans.

“Sial,” ucap Yudai perlahan.

“Cepat! Sembunyi!” bisik Sans menunjuk celah pada bagian belakang kotak yang menghadap dinding kayu.

Sans dan Yudai melangkah cepat dan terbirit-birit menuju bagian belakang kotak berisi kentang itu menghadap dinding. Napas mereka terengah-engah ketika mereka berlutut dan menghadap bagian belakang kotak itu.

Suara langkah kaki menjadi satu-satunya suara yang terdengar. Ketegangan pun melanda ketika Yudai menyentuh badan dari kotak tersebut sambil menghela napas.

Lama-kelamaan, suara langkah kaki semakin nyaring pertanda orang itu sudah mendekat. Sans sampai menggepalkan kedua tangan untuk melampiaskan ketegangannya.

Akan tetapi, ketika menggepalkan tangan kirinya dan langkah kaki itu terhenti, Sans menyadari bahwa sesuatu telah lenyap dari genggamannya. Menggerakkan jari-jarinya pada badan tangan kirinya, dia tercengang.

“Daun ars-nya!” ucap Sans perlahan.

“Kenapa?” tanya Yudai heran.

Sebuah suara dari orang itu akhirnya terdengar. “Aku tahu kalian di sana. Keluarlah. Tidak apa-apa.”

Kedua laki-laki itu pun menghela napas ketika mereka telah ketahuan bersembunyi di tempat penyimpanan barang. Mereka tidak dapat menyangka apa yang akan terjadi berikutnya, entah harus dijebloskan ke dalam lautan atau ditinggalkan di sebuah pulau.

“Tidak apa-apa. Aku takkan bilang pada siapapun. Keluarlah. Aku bukan kru kapal, apalagi kapten. Kalian pasti menjatuhkan daun ars, kan?”

“Daun ars-mu?” bisik Yudai. “Kita—”

Sans perlahan bangkit dari duduknya di balik kotak dan melangkah menuju celah untuk menatap muka orang itu.

“K-kamu ….” Sans menatap orang itu merupakan lelaki bersorban merah.

Yudai juga mendekati Sans dan menatap lelaki bersorban merah telah berada di hadapannya. Dia kini tercengang seseorang yang pernah ia lihat selama bersembunyi di sebuah kotak penuh ikan segar telah berada di hadapannya.

Lelaki bersorban merah itu menyerahkan daun itu, “Ini milikmu. Daun ars ini benar-benar istimewa dan sangat langka. Beruntung kamu menemukannya di tepi pantai”

“Te-terima kasih,” sahut Sans, lalu menerimanya. 

Perut keroncongan Yudai pun berbunyi tidak dapat menahan kekosongan, tidak sabar untuk menerima nutrisi dari makanan. Yudai memegang perutnya menggunakan kedua tangan.

“Ya, seperti yang kalian dengar, aku lapar, benar-benar lapar” ucap Yudai.

***

Lelaki bersorban merah itu menyerahkan masing-masing satu buah apel pada Sans dan Yudai begitu mengambil dari salah satu kotak. Ia mengambil satu buah apel dari kotak untuk bagiannya. Ketiga apel itu mengkilap memancarkan warna hijau kemerahan.

“I-ini … tidak apa-apa mengambil apel dari kotak?” Sans ragu ketika memandang apel di genggamannya.

“Apa boleh buat, kalian lapar, kan? Makanlah.”

Sans dan Yudai mulai menggigit apel yang berada di genggaman mereka masing-masing. Potongan apel mendarat di lidah dan terkunyah oleh gigi. Air dari potongan apel merembes ke lidah ikut meluncurkan rasa asam dan manis. Kombinasi asam dan manis dari apel membuat mulut seakan-akan tercuci oleh sari buah.

“Enak!” Yudai melampiaskan kenikmatan dan kesegaran asam dan manis dari apel.

“Oh ya, sebenarnya … aku sudah tahu semenjak kapal ini berangkat kalian berada di sini, bersembunyi di salah satu kotak,” tuturnya.

“Eh?” ucap Yudai melongo.

“Kamu tahu? Tahu darimana?” tanya Sans.

“Aku melihat kalian menyusup ke dalam kotak itu, ketika tidak ada yang melihat. Begitu aku tahu kalian masuk ke kotak itu, aku membantu pembawa kotak itu untuk memasukkannya ke dalam ruangan ini,” lelaki bersorban merah itu bercerita, “kalian juga ingin ke Aiswalt, kan? Tidak punya uang. Jadi aku membantu kalian.”

Yudai menggigit apelnya dengan cepat dan lahap, tidak sabar ingin mengisi perut dari keroncongan. Setiap gigitan melembapkan mulut dan lidah berkat air dari gigitan apel itu.

Sans memandang Daun ars pada telapak tangan kirinya. Mengetahui lelaki bersorban merah berada di hadapannya, rasa penasaran tidak dapat dipungkiri lagi. Dia ingin tahu kegunaan spesial dari daun ars.

Yudai menginterupsi, “Oh ya, omong-omong Anda siapa? Kenapa menutup wajah menggunakan sorban merah itu?”

Lelaki bersorban merah itu menjawab, “Siapa aku tidak penting bagi kalian, begitu juga dengan seluruh penumpang kapal ini, apalagi seluruh kru dan kaptennya. Aku hanya ingin pergi ke suatu tempat.”

Kini giliran Sans untuk mengemukakan sebuah pertanyaan. “Sejak dirimu memberitahu Daun ars ini berguna untuk nanti, aku bertanya-tanya apa kegunaan—”

Suara jeritan dari geladak kapal di atas ruang penyimpanan meledak seketika, menghentikan perkataan Sans. Mereka bertiga menatap ke langit-langit ruangan begitu berbagai jeritan bermunculan bersama dengan tebasan pedang.

Lelaki bersorban merah itu bangkit. Mendengar jeritan dan tebasan pedang semakin meledak dari geladak kapal, lelaki bersorban merah itu menatap pintu keluar ruangan penyimpanan barang seraya ingin kembali ke lantai teratas kapal.

Semakin banyak suara jeritan dan tebasan pedang, semakin lahap pula Yudai menggigit apel di genggamannya. Saking cepatnya, daging apel sudah tidak bersisa, hanya menyisakan biji.

“A-apa yang terjadi?” gumam Sans.

“K-kita diserang,” lelaki bersorban merah itu menyimpulkan dan berbalik menghadap pintu.

Sans terpana ketika menatap senjata di punggung lelaki bersorban merah. Sebuah pedang bermata bentuk gelombang berwarna hitam. Dari situlah Sans akhirnya tahu, bahwa laki-laki misterius yang membantu mereka bukanlah seseorang yang biasa.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

serangan bajak laut

2021-03-19

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204 Latest Update...
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204
Latest Update...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!