Episode 14

Menaiki tangga di dalam salah satu jalan di ruang depan kastel, Beatrice akhirnya mencapai puncak dan hanya melihat satu arah menuju sebuah ruangan. Tepat di hadapannya terdapat dua orang yang tengah melangkah dengan hati-hati.

Beatrice pun mengendap-ngendap mengikuti mereka memasuki ruangan itu. Memegangi dinding sambil berjalan diam-diam, ia memandangi kedua murid tersebut telah berbelok bertepatan ketika suara tangisan anak kecil terdengar lantang.

Ketika ia telah mencapai ujung tembok yang merujuk pada pertigaan jalan, Beatrice ikut mengintip, menyaksikan dua murid itu mendekati seorang gadis kecil berambut panjang.

Gadis kecil itu menangis mendapati dirinya tersesat di dalam kastil terbengkalai. Tidak bisa menahan iba, salah satu dari murid itu mengenggam tangannya dan mencoba menghibur. “Tenanglah, kami akan membawamu keluar dari sini. Kita cari Patung Selene dan mengambil air matanya bersama-sama.”

Ketika gadis kecil itu berbalik, tangisannya lama-kelamaan berubah menjadi cekikikan pelan.

Mereka pun tercengang ketika melihatnya perlahan tumbuh lebih tinggi, dari badan hingga rambut, semuanya berwarna abu-abu. Dengan langkah gemetar, napas mereka terengah-engah, dan perlahan mulai mundur.

Beatrice yang juga melihatnya menjadi gemetar dengan jantung berdetak kencang, ia sama sekali tidak bisa bergerak. Ia berusaha menutupi mulutnya yang hampir saja ikut berteriak.

Makhluk tak jelas itu membuka mulut lebar dan meledakkan suara jeritan tepat pada kedua murid di depannya. Saking kerasnya, kekuatan suara itu hampir mencapai frekuensi ultrasonic, yaitu melebihi standar maksimum yang dapat diterima telinga.

Kedua murid itupun ikut berteriak. Pada akhirnya mereka jatuh berlutut sambil mencoba menutupi telinga hingga tanpa mereka sadari, bahwa mata mereka mulai memutih lalu ambruk tak sadarkan diri.

 “I-itu… monster screamer-nya?” gumam Beatrice menyimpulkan identitas jelmaan perempuan abu-abu itu.

Monster itu memutar kepala untuk mencari mangsa baru. Tepat pada saat itu tatapannya mengarah pada mata Beatrice yang mencoba mengintip.

“Hiiii!!” jerit Beatrice langsung berlari berbelok kiri demi meloloskan diri dari kejaran sang monster. “Aptitude test bagian dalam lebih buruk daripada kemarin!!”

***

“Kamu mengikuti kami?” Neu mengonfrontasi Tay di hadapannya.

“Kalau iya memang kenapa?” Tay membalas.

Sans dan Yudai tidak dapat berkata apapun selain menatap Tay yang memang mengikuti dari belakang. Neu pun melangkah seraya membela mereka berdua.

“Orang macam apa kamu berkata ide Yudai kampungan? Mau meneruskan ejekan pada Sans dan Yudai? Kalau mereka kampungan? Hah?” Neu melampiaskan keluhannya. “Kamu juga hanya seorang diri mengikuti kami. Kenapa tidak bersama teman-temanmu saja?”

“Lalu kenapa perempuan ber-sun hat putih itu tidak bersama kalian? Apa dia terlalu kuat untuk kalian? Bisa lolos aptitude test bagian luar kemarin?” Tay membalas sindiran Neu.

“A-apa?”

“Begitu rupanya. Kalian menyingkirkannya demi keselamatan kalian sendiri hari ini, demi lolos bagian dalam dari aptitude test, karena kalian sebenarnya payah dan kampungan”

“Dasar,” Yudai tersinggung dan ingin menggerakkan kaki untuk membalas.

Neu merentangkan tangan kanannya, menghentikan kedua kawannya untuk mendekati Tay. “Itu yang terbaik darimu? Menggunakan kata-kata? Untuk menyerang orang? Dasar. Kami tidak punya waktu untuk melayani ejekanmu. Sans, Yudai, kita cari jalan lain saja, biarkan saja ia melewati salah satu dari dua jalan di sini.”

Ketika Neu tengah kembali menuju tangga, Tay kembali membalas, “Baiklah, silakan saja lakukan rencana pengecut seperti tadi, mata empat ***.”

Sebelum mereka meneruskan perjalanan, ejekkan Tay berhasil membuat ketiganya terengang. Padahal mereka baru saja mengambil langkah pertama.

Neu berbalik dan mulai mendidih dari dalam diri setelah mendengar ejekan Tay. “Hei! Orang brengsek macam apa dirimu ini!”

Tay begitu geram mendekati dan menarik kerah baju Neu. “Kenapa? Aku tidak berhak berkata seperti itu? Hah? Itu kenyataannya!”

“Whoa! Whoa! Whoa!” ucap Yudai mendekati keduanya. “Tenanglah. Tenanglah. Lebih baik kita selesaikan ini baik-baik, lalu kita anggap semua sudah lewat.”

Alih-alih menuruti Yudai, Neu mendorong bahu Tay ke belakang. “Memang orang brengsek seperti kamu yang berhak berkata seperti itu pada semua orang!”

“Memangnya aku brengsek?!” jerit Tay kembali mendorong bahu Neu. “Enak saja!”

“Uh, Neu, sudah. Tay, kamu juga,” bujuk Yudai ketika terdapat jarak antara Tay dan Neu.

Neu menghela napas dan menggeleng. “Dengar ya. Pasti di antara kita tidak ada yang mau mengulang dari awal hanya karena tertangkap kesatria patung atau masuk ke dalam dinding ilusi. Apalagi membuang waktu untuk bertengkar!”

“Jangan menasihatiku seperti—” Tay berupaya membalas.

Neu kembali menyindir, “Omong-omong, kamu meninggalkan teman-temanmu, kan? Hanya untuk mengikuti kami? Kamu sengaja, kan? Mereka pasti menyesal pernah berteman dengan orang brengsek sepertimu. Seharusnya dengan sikap seperti itu kamu keluar saja dari akademi—”

Tidak tahan lagi, Tay mendorong kepalan tangan kanan tepat pada wajah Neu hingga terjatuh. Sindiran Neu tentu membuat dirinya berapi-api, apalagi mengingat Beatrice sudah tidak ada di sekitar mereka.

Melihat Neu sampai menjatuhkan gelasya hingga pecah berkeping-keping, Yudai segera bertindak. Diikatnya kedua tangan Tay dari belakang seraya menahan agar tidak memukul Neu lagi.

Tay melampiaskan tenaganya melalui sikutan pada Yudai. Tak lama, Neu bangkit menghadapinya kembali.

“Yudai!” jerit Sans menyaksikan Yudai roboh ke lantai.

“Uh!” Giliran Neu membalas pukulan pada Tay tepat pada wajah hingga roboh ke lantai. “Itu yang pantas kamu dapatkan!”

Tay kembali bangkit dengan cepat ketika mendapati gelasnya juga ikut pecah di lantai. “Kamu anggap itu pukulan? Lemah! Kamu memecahkan gelasku!”

Tay kembali mengayunkan kepalan tangan kanannya kembali tepat pada wajah Neu. Tetapi , ia berhasil menahan pukulannya menggunakan tangan kiri.

Pada saat yang sama, Tay juga menahan ayunan kepalan tangan kanan Neu menggunakan tangan kiri. Masih saja meluapkan emosi pada satu sama lain, Tay membakar emosi menjadi tenaga untuk memcah pertahanan lawannya. Akan tetapi, tenaganya berakhir mendorong menuju salah satu pintu jalan.

“He-hentikan!” jerit Sans ketika menatap Tay mendorong Neu pada jalan di bagian kanan.

Alih-alih menghentikan langkah, mereka justru memasuki jalan tersebut. Tak lama setelah itu, jalan kanan seketika berubah kembali menjadi dinding batu-bata terkelupas, membuat Sans dan Yudai tercengang.

“D-dinding ilusi?” ucap Yudai bangkit sambil menggenggam gelas menggunakan tangan kiri.

“AAAAAAAAAAAARRRGH!!” Jeritan Tay dan Neu terdengar nyaring di balik dinding tersebut, menandakan mereka telah berada dalam bahaya.

Begitu mendekati dinding tersebut, mereka berdua terengah-engah ketika Tay dan Neu terperosok ke dalamnya. Mereka tidak menyangka bahwa jalan kanan tersebut adalah sebuah dinding ilusi.

Yudai beralih pandangan pada jalan yang menyerong kiri, satu-satunya jalan masih utuh di depan mata.

“Be-berarti ini jalan yang tepat, kan?” Yudai berupaya untuk menenangkan suasana. “Sepertinya melewati jalan yang tidak diambil kebanyakan orang benar-benar tepat.”

“Ta-tapi bisa saja ini juga sama,” Sans memperingatkan.

“Hanya ini satu-satunya untuk memastikan.” Yudai terlebih dahulu memasuki jalan tersebut.

“Tu-tunggu!” seru Sans.

Begitu keduanya memasuki ruangan tersebut, tidak terjadi apapun. Dinding dan lantai batu-bata masih terpasang utuh. Hanya ada jalan seperti tikungan mengarah kanan. Sans bernapas lega mengetahui jika jalan yang mereka lalui aman.

“Keajaiban!” Yudai mulai berlari.

“Yu-Yudai, pelan-pelan!”

***

Hanya ada beberapa murid tahun pertama yang dapat melintasi setiap jalan menuju lantai teratas kastel setelah menghindari dinding ilusi, monster screamer, dan kesatria patung di dua lantai terbawah. Lantai tiga, lantai teratas, merupakan letak Patung Selene berada.

Patung itu terletak di pusat ruangan lantai tiga, bagian kepala dapat terlihat dari balik setiap tembok pembatas. Patung yang terbuat dari marmer putih itu memancarkan air seperti pancuran hingga berbunyi nyaring dan jelas.

Ketika setiap murid memasuki lantai teratas, dinding batu-bata berada di depan mata bersama pilihan jalan, tampak seperti labirin bersimpang siur. Terlebih, ketika mereka memasuki jalan untuk berbelok demi mencapai Patung Selene, begitu banyak kesatria patung dan monster screamer menanti secara tidak terduga untuk mengejutkan.

Benar saja, setiap jeritan dari setiap murid begitu mendapati kedua makhluk tersebut meledak. Lebih buruk lagi, mereka sudah bersusah payah mencapai lantai ketiga hanya untuk tertangkap dan harus mengulang dari lantai pertama kembali.

Beatrice yang baru saja tiba dari pintu timur menyaksikan satu per satu murid memasuki sebuah jalan di dinding labirin tersebut. Semakin sedikit murid yang tersisa, semakin sulit rintangan yang menanti di lantai teratas.

Ia perlahan melangkah memasuki jalan tersebut, memasuki labirin. Akan tetapi, dia kembali bersembunyi ketika mengintip ke kanan bahwa ada setidaknya dua kesatria patung. Terengah-engah akibat ketegangan, ia tentu tidak ingin tertangkap dan perjuangan menuju lantai teratas sia-sia.

“Jangan pecahkan gelas, jangan sampai pecah, jangan bertemu kesatria patung dan monster screamer, kamu akan baik-baik saja,” gumamnya demi menenangkan dan mengingatkan diri.

Di sisi yang lain, Sans dan Yudai juga tiba di sebelah selatan, menyaksikan dinding masuk menuju labirin yang merujuk pada Patung Selene. Yudai pun kembali terpana ketika “air mata” dari patung tersebut memancar seperti pancuran.

Mendengar jeritan dari setiap murid yang melintas di dalam labirin, Sans menyatakan keraguannya, “I-ini terlalu berbahaya. Peluang kita untuk tertangkap sangat tinggi”

“Kecuali kalau kita cerdas dalam melangkah. Kita akan melewati labirin ini, menghindari kesatria patung, dinding ilusi, dan monster screamer. Oh ya, sebenarnya kita belum bertemu dengan monster screamer. Ayo!” Tanpa perlu pertimbangan lebih lanjut, dia mulai melintas jalan di dinding untuk memasuki labirin.

“Tu-tunggu!” Sans menyusul Yudai.

Mulai menyusuri labirin, mereka perlahan berlari sambil bersandar pada dinding. Ketika mencapai ujung menuju dua buah belokan, mereka menghela napas ketika mengintip sebuah monster screamer menjerit pada seorang murid tahun pertama pada belokan kanan.

Yudai terengah-engah setelah menyaksikan monster screamer itu berubah menjadi seorang anak kecil. “I-itu monster screamer.”

Sans beralih menuju dinding di hadapan dirinya dan Yudai. Begitu mengintip pada belokan kiri, sebuah kesatria patung di belokan di jalan tersebut berlalu begitu saja menuju kiri.

“Bagaimana?” tanya Yudai.

“Kurasa sudah aman.” Sans mengangguk.

“Baiklah.” Yudai beralih menuju belokan kiri dengan Sans mengikutinya. Terengah-engah dan ingin mencapai patung Selene tanpa memecahkan gelas masing-masing, mereka kembali berlari secara perlahan.

“AAAAAAH!!” Jeritan seorang perempuan justru yang menjadi perhatian bagi Beatrice, membuatnya berpaling dan terhenti sejenak ketika menyusuri labirin.

“Tenang, jangan teralihkan,” ucap Beatrice.

Memasuki perempatan lagi, ia menoleh ke arah kanan. Seorang anak kecil berambut panjang menyapa, “Ayo main.”

“Ti-tidak!” ucap Beatrice langsung belok kiri, mengetahui anak kecil itu merupakan jelmaan monster screamer.

Beatrice kembali berlari dengan terengah-engah menuju belokan lain. Begitu ia mencapai belokan tersebut, ia langsung bersandar pada dinding setelah menyaksikan seorang murid telah menjadi korban kesatria patung.

“Lepaskan! Lepaskan aku!” jerit murid malang itu.

Beatrice menutup mulutnya agar napas tidak terdengar secara langsung oleh kesatria patung itu. Perasaannya semakin deg-degan ketika dirinya melihat kedua makhluk penghalang, kesatria patung dan monster screamer.

Menyusuri labirin tersebut tentu memakan banyak waktu, kadang setiap murid seperti Sans, Yudai, dan Beatrice bersembunyi di balik dinding di dekat perempatan atau pertigaan demi menghindari kesatria patung dan screamer. Terlebih, semakin banyak murid tahun pertama yang tertangkap oleh kesatria patung dan monster screamer terpaksa harus mengulang aptitude test bagian dalam dari awal.

Seluruh jeritan baik dari murid dan screamer semakin nyaring ketika semakin dekat dengan letak patung Selene di balik dinding. Setiap murid semakin terengah-engah ketika sedikit lagi berhasil membebaskan diri dari labirin lantai tiga itu.

Setelah beberapa kali upaya untuk mencari jalan benar menyusuri labirin dan menghindari kesatria patung serta screamer, Sans dan Yudai akhirnya memasuki jalan menuju letak patung tersebut dan menarik napas dengan lega.

“Hei!” ucap Yudai ketika mereka mulai mendekati Patung Selene tanpa memedulikan sekitarnya.

Air yang keluar dari bagian mata Patung Selene memancar seperti pancuran menuju sebuah kolam lingkaran di bawahnya. Tetapi, keindahan patung tersebut bukan menjadi perhatian bagi seluruh murid, termasuk Sans dan Yudai, karena mereka harus mendapatkan air pancuran tersebut ke dalam gelas demi menyelesaikan tes.

“Syukurlah, kita tiba juga,” ucap Sans.

Langkah mereka terhenti begitu tiba di depan patung tersebut.

“Kita ambil air matanya sekarang juga!” Yudai mengangkat gelasnya tinggi.

Tepat sebelum Sans dan Yudai sempat mendapatkan satu tetes air mata Patung Selene ke dalam gelas, dua kesatria patung memergoki mereka dari belakang. 

“Whoa! Whoa!” jerit Sans dan Yudai ketika mereka terangkat menggunakan tangan kesatria patung yang menangkap mereka hingga menjatuhkan gelas ke lantai.

“Aaah! Padahal tinggal sedikit lagi!” jerit Yudai ketika kesatria patung berbalik membawa dirinya dan Sans keluar dari sana.

Melihat hampir seluruh murid yang berupaya untuk mendapat air mata Patung Selene berujung gagal total, Beatrice akhirnya memutuskan untuk berlari mendekati patung tersebut begitu melihat celah kosong.

Akan tetapi, ketika ia mencapainya, sebuah kesatria patung muncul dari salah satu jalan labirin. Lebih buruk lagi, sebuah monster screamer menjelma anak perempuan yang semula ia temui juga tiba berupaya mendekatinya.

“Ayo main,” ucap monster screamer itu.

“AAAAH!” jerit Beatrice segera mendekatkan gelas pada pancuran air mata patung Selene. Setidaknya ia mendapat setengah gelas air mata tersebut ketika berbalik. “Be-begini cukup?”

Ksatria patung dan monster screamer itu melompat secara bersamaan untuk menangkap Beatrice. Screamer mulai mengubah dirinya ketika membuka mulut lebar. Tetapi, ia langsung menunduk, membuat kesatria patung tersandung lalu tercebur ke dalam kolam, sedangkan di sisi lain screamer juga menabrak tepat pada patung Selene tanpa sempat meledakkan jeritan sama sekali, dan ikut masuk ke dalam kolam.

Beatrice menggenggam gelas berisi air mata itu erat-erat, tidak memedulikan apa yang baru saja terjadi. “Benar.”

Tidak ingin menunggu lama lagi agar kesatria patung dan screamer lain menemui dirinya, Beatrice segera berlari memasuki salah satu jalan untuk keluar dari kastil dengan selamat.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

horror ujian kedua

2021-03-21

0

Muma

Muma

baca lagi

2020-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 178
179 Episode 179
180 Episode 180
181 Episode 181
182 Episode 182
183 Episode 183
184 Episode 184
185 Episode 185
186 Episode 186
187 Episode 187
188 Episode 188
189 Episode 189
190 Episode 190
191 Episode 191
192 Episode 192
193 Episode 193
194 Episode 194
195 Episode 195
196 Episode 196
197 Episode 197
198 Episode 198
199 Episode 199
200 Episode 200
201 Episode 201
202 Episode 202
203 Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204 Latest Update...
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 178
179
Episode 179
180
Episode 180
181
Episode 181
182
Episode 182
183
Episode 183
184
Episode 184
185
Episode 185
186
Episode 186
187
Episode 187
188
Episode 188
189
Episode 189
190
Episode 190
191
Episode 191
192
Episode 192
193
Episode 193
194
Episode 194
195
Episode 195
196
Episode 196
197
Episode 197
198
Episode 198
199
Episode 199
200
Episode 200
201
Episode 201
202
Episode 202
203
Lorelei Chronicles Akan Segera Kembali
204
Latest Update...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!