MARGI Nah
Pagi pagi Mak Dinah sudah bangun untuk menyiapkan keperluan bekal di jalan nanti. Dia masih sibuk di dapur kecilnya dia di depan tungku kayu bakarnya, di atas tungku kayu bakar ada soblok untuk memasak nasi sekalian mengukus pisang dan ubi. Di belakangnya ada ketel yang berisi air.
Mak Dinah bangkit berdiri dari depan tungku berjalan menuju kamar anaknya. Dilihatnya anak sulungnya masih tidur terlelap di sampingnya ada anak keduanya.
"Nah bangun bantuin emak" ucap Mak Dinah pelan membangunkan Marginah agar adiknya tidak ikut terbangun.
"Eeemmmhhhh" gumam Marginah mata masih terpejam tetapi tangannya menepis tangan Mak Dinah
"Nah" ucap Mak Dinah lagi sambil mendudukkan Marginah
Marginah masih terpejam dengan tubuh yang terkulai karena masih nyenyak tidur.
"Kamu jadi melanjutkan sekolah tidak?" tanya Mak Dinah di dekat telinga Markonah. Dan Marginah langsung terbuka matanya dan duduk dengan tegak
"Jadilah Mak" jawab Marginah
"Ya ayo bangun agar tidak kesiangan" ucap Mak Dinah lalu bangkit berdiri meninggalkan kamar Marginah.
Marginah langsung bangkit dan berjalan menuju kamar mandi yang melewati dapur.
Sesampai di kamar mandi dia mengambil air tetapi tubuhnya begidik
"Ihhh dingin" ucapnya sambil bahunya terangkat
Dia balik lagi tidak jadi ke kamar mandi. Kemudian mengambil ketel yang berisi air panas mengambil segayung di taruh ke dalam ember. Setelahnya kembali lagi ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.
Setelah keluar kamar mandi langsung di dapur bersama Mak Dinah.
"Nasi sudah matang, kamu goreng itu tempe dan telur, mak mau nyiapi masak sayurnya." kata Mak Dinah pada Marginah sambil membawa baskom berisi bahan bahan sayur.
"Ya Mak" jawab Marginah
"Itu tadi airnya sudah mendidih belum?" tanya Mak Dinah
"Belum mak" jawab Marginah
"Ditambahi air lagi saja, tadi sudah kamu kurangi isinya kan" ucap Mak Dinah
"Iya Mak" jawab Marginah sambil mengisi air di ketel. Setelahnya Marginah duduk di dingklik di depan tungku untuk menggoreng tempe
"Mak" ucap Marginah sambil memainkan sendok goreng di wajan
"Apa" jawab Mak Dinah
"Kok namaku Marginah sih sementara adik bernama Stela dan Sofa?" tanya Marginah sambil membolak balik tempe di penggorengan.
"Emang kenapa?" tanya Mak Dinah yang masih fokus memutila** bahan bahan sayur
"Nanti kalau kenalan di tempat baru pasti namanya bagus bagus" jawab Marginah dengan bibir mengerucut beberapa centimeter ke depan
"Namamu juga bagus, kalau di luar negeri malah unik itu ga ada yang sama, kamu tanya aja ke nenek kenapa dikasih nama Marginah" jawab Mak Dinah
"O yang kasih nama Nenek, terus kalo adik adik?" tanya Marginah lagi
"Iya karena kamu cucu pertama, nenek yang mau kasih namamu, kalau adik adik mu Mak yang kasih nama, Stela karena Mak pas hamil ngidam pengharum pengaharum yang di iklan iklan itu sebab selalu mual kalau bau kandang sapi" jawab Mak Dinah
"owalah maka si Stela selalu harum, kalau pakai hand body sebotol langsung dihabiskan, kalau Sofa Mak?" tanya Marginah lebih lanjut
"Nah itu saat Mak hamil ngidam sofa yang bagus kayak di sinetron sinetron tapi ga kebeli maka si sofa ngecesan he he..." jawab Mak Dinah sambil terkekeh
"Saat hamil aku ngidam apa Mak?" tanya Marginah lagi
"Ga ngidam" jawab Mak Dinah singkat
"Untung, coba ngidam xenia, ayla, calya, sigra, brio ...
"Bisa ngeces sebaskom kamu" saut Mak Dinah
"Ha...Ha..." tawa mereka berdua
Sementara mereka bekerja di dapur sambil berbincang bincang terdengar suara langkah kaki mendekat
"Pagi pagi sudah tertawa tawa membangunkan orang tidur saja" ucap pak Jemari yang baru masuk dapur
"Mending tertawa tawa bapak dari pada pagi pagi sudah menangis nangis" ucap Marginah
Bapak Jemari suami Mak Dinah diam saja lalu berjalan melewati mereka menuju kamar mandi.
"Nah ambilin air panas segayung ini air dingin sekali" ucap Pak Jemari dari dalam kamar mandi
Kemudian Marginah mengambilkan air panas segayung dibawanya ke kamar mandi.
"Ini Pak" kata Marginah kemudian pintu kamar mandi terbuka sedikit hanya telapak tangan pak Jemari yang keluar. Marginah menaruh gayungnya di tangan Pak Jemari. Tetapi seketika terdengar teriakan dari pak Jemari
"Wadouh" teriakan pak Jemari dari dalam kamar mandi
"Kenapa Pak?" tanya Marginah dan Mak Dinah bersamaan.
"Kepanasan" jawab pak Jemari
"Pagi pagi jangan teriak teriak Pak" ucap Marginah sambil menutup mulutnya dengan tangan
Pak Jemari diam saja, tidak berapa lama dia keluar dari kamar mandi.
"Mak airnya sudah mendidih belum, aku mau buat kopi" tanya pak Jemari
"Sudah mumpal mumpal Pak" jawab Mak Dinah
"Makanya tanganku mlocot, Marginah ngambilkan segayung penuh ngasih ke orang ga kira kira" kata pak Jemari
"Lha katanya bapak minta segayung" saut Marginah
"Sudah sudah pagi pagi sudah ribut anak bapak" ucap Mak Dinah.
"Mana gelasnya Pak kukasih air panasnya" kata Mak Dinah kemudian pak Jemari mengulurkan tangannya dengan gelas yang sudah diisi kopi.
Kemudian Mak Dinah menerima gelas berisi kopi tersebut kemudian ditaruh di meja kecil dekat tungku lalu dikasih air panas dan mengaduknya.
"Tunggu dulu nanti kepanasan lagi" kata Mak Dinah
"Iya nanti pak Jemari jari jemarinya kepanasan" ucap Marginah
"Sudah tahu" kata Pak Jemari lalu melangkah meninggalkan dapur sambil menjewer telinga anaknya.
"Nah sudah kamu siap siap sana, bapakmu pasti juga sudah siap siap" kata Mak Dinah pada Marginah
"Ya Mak" ucap Marginah kemudian bangkit berdiri meninggalkan dapur menuju kamarnya.
Saat berada di kamar, adiknya Stela masih tertidur dengan selimut tebal membalut tubuhnya. Marginah berganti baju kemudian mengoles tubuhnya dengan hand body kemudian memakai bedak di wajahnya dan menyisir rambutnya.
Perlengkapan yang akan dibawa sudah disiapkan Mak Dinah tadi malam. Ada satu tas besar dan satu kardus mie instan yang berisi bahan makanan.
Setelah selesai Marginah keluar kamar sekilas melihat bapaknya yang sudah duduk di ruang depan dengan kopi berada di atas meja di depannya.
"Nah kalau sarapan sudah siap bawa ke sini kita sarapan, habis itu segera berangkat agar tidak kesiangan" ucap pak Jemari
"Ya Pak" jawab Marginah kemudian Marginah berjalan ke dapur mengambilkan makanan untuk bapaknya dan dirinya lalu dibawa ke ruang depan. Marginah dan bapaknya sarapan bersama. Sementara Mak Dinah masih sibuk di dapur masih membuatkan bubur untuk si bungsu Sofa.
Tidak berapa lama Pak Jemari dan Marginah sudah selesai sarapan, kemudian Marginah membawa piring kotor dan gelas kotor ke dapur
"Sudah Nah tinggal saja biar nanti Mak yang nyuci. Ini bubur juga sudah matang. Ayo ke depan" ajak Mak Dinah dan terlihat Mak Dinah membawa satu kantong tas plastik berisi pisang rebus dan sebotol air minum.
Saat Mak Dinah dan Marginah ke ruang depan terlihat Pak Jemari sudah siap tas besar dan kardus mie instan sudah berada di dekatnya
Ya hari ini Marginah akan pergi ke panti asuhan dan menetap di sana untuk beberapa waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Siti Arbainah
baru baca lngsung ngakak thor👍
2023-06-26
2
I'M Yacem
seruuu Thor ngakak aku ..
2022-11-14
2
Nay
𝙖𝙠𝙪 𝙢𝙖𝙢𝙥𝙞𝙧 𝙠𝙖𝙠... 𝙟𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙣𝙮𝙖 𝙪𝙣𝙞𝙠 𝙢𝙖𝙠𝙖 𝙣𝙮𝙖 𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙩𝙖𝙧𝙞𝙠 𝙢𝙖𝙪 𝙗𝙖𝙘𝙖. 𝙚𝙝 𝙩𝙚𝙧𝙣𝙮𝙖𝙩𝙖 𝙞𝙨𝙞 𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙣𝙜𝙖𝙠𝙖𝙠... 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙪𝙥 𝙠𝙖𝙠... 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙠𝙚𝙢𝙖𝙨 𝙗𝙚𝙙𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙮𝙜 𝙡𝙖𝙞𝙣......
2022-10-16
3