MARGI Nah

MARGI Nah

1. Celoteh di persiapan pagi hari

Pagi pagi Mak Dinah sudah bangun untuk menyiapkan keperluan bekal di jalan nanti. Dia masih sibuk di dapur kecilnya dia di depan tungku kayu bakarnya, di atas tungku kayu bakar ada soblok untuk memasak nasi sekalian mengukus pisang dan ubi. Di belakangnya ada ketel yang berisi air.

Mak Dinah bangkit berdiri dari depan tungku berjalan menuju kamar anaknya. Dilihatnya anak sulungnya masih tidur terlelap di sampingnya ada anak keduanya.

"Nah bangun bantuin emak" ucap Mak Dinah pelan membangunkan Marginah agar adiknya tidak ikut terbangun.

"Eeemmmhhhh" gumam Marginah mata masih terpejam tetapi tangannya menepis tangan Mak Dinah

"Nah" ucap Mak Dinah lagi sambil mendudukkan Marginah

Marginah masih terpejam dengan tubuh yang terkulai karena masih nyenyak tidur.

"Kamu jadi melanjutkan sekolah tidak?" tanya Mak Dinah di dekat telinga Markonah. Dan Marginah langsung terbuka matanya dan duduk dengan tegak

"Jadilah Mak" jawab Marginah

"Ya ayo bangun agar tidak kesiangan" ucap Mak Dinah lalu bangkit berdiri meninggalkan kamar Marginah.

Marginah langsung bangkit dan berjalan menuju kamar mandi yang melewati dapur.

Sesampai di kamar mandi dia mengambil air tetapi tubuhnya begidik

"Ihhh dingin" ucapnya sambil bahunya terangkat

Dia balik lagi tidak jadi ke kamar mandi. Kemudian mengambil ketel yang berisi air panas mengambil segayung di taruh ke dalam ember. Setelahnya kembali lagi ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.

Setelah keluar kamar mandi langsung di dapur bersama Mak Dinah.

"Nasi sudah matang, kamu goreng itu tempe dan telur, mak mau nyiapi masak sayurnya." kata Mak Dinah pada Marginah sambil membawa baskom berisi bahan bahan sayur.

"Ya Mak" jawab Marginah

"Itu tadi airnya sudah mendidih belum?" tanya Mak Dinah

"Belum mak" jawab Marginah

"Ditambahi air lagi saja, tadi sudah kamu kurangi isinya kan" ucap Mak Dinah

"Iya Mak" jawab Marginah sambil mengisi air di ketel. Setelahnya Marginah duduk di dingklik di depan tungku untuk menggoreng tempe

"Mak" ucap Marginah sambil memainkan sendok goreng di wajan

"Apa" jawab Mak Dinah

"Kok namaku Marginah sih sementara adik bernama Stela dan Sofa?" tanya Marginah sambil membolak balik tempe di penggorengan.

"Emang kenapa?" tanya Mak Dinah yang masih fokus memutila** bahan bahan sayur

"Nanti kalau kenalan di tempat baru pasti namanya bagus bagus" jawab Marginah dengan bibir mengerucut beberapa centimeter ke depan

"Namamu juga bagus, kalau di luar negeri malah unik itu ga ada yang sama, kamu tanya aja ke nenek kenapa dikasih nama Marginah" jawab Mak Dinah

"O yang kasih nama Nenek, terus kalo adik adik?" tanya Marginah lagi

"Iya karena kamu cucu pertama, nenek yang mau kasih namamu, kalau adik adik mu Mak yang kasih nama, Stela karena Mak pas hamil ngidam pengharum pengaharum yang di iklan iklan itu sebab selalu mual kalau bau kandang sapi" jawab Mak Dinah

"owalah maka si Stela selalu harum, kalau pakai hand body sebotol langsung dihabiskan, kalau Sofa Mak?" tanya Marginah lebih lanjut

"Nah itu saat Mak hamil ngidam sofa yang bagus kayak di sinetron sinetron tapi ga kebeli maka si sofa ngecesan he he..." jawab Mak Dinah sambil terkekeh

"Saat hamil aku ngidam apa Mak?" tanya Marginah lagi

"Ga ngidam" jawab Mak Dinah singkat

"Untung, coba ngidam xenia, ayla, calya, sigra, brio ...

"Bisa ngeces sebaskom kamu" saut Mak Dinah

"Ha...Ha..." tawa mereka berdua

Sementara mereka bekerja di dapur sambil berbincang bincang terdengar suara langkah kaki mendekat

"Pagi pagi sudah tertawa tawa membangunkan orang tidur saja" ucap pak Jemari yang baru masuk dapur

"Mending tertawa tawa bapak dari pada pagi pagi sudah menangis nangis" ucap Marginah

Bapak Jemari suami Mak Dinah diam saja lalu berjalan melewati mereka menuju kamar mandi.

"Nah ambilin air panas segayung ini air dingin sekali" ucap Pak Jemari dari dalam kamar mandi

Kemudian Marginah mengambilkan air panas segayung dibawanya ke kamar mandi.

"Ini Pak" kata Marginah kemudian pintu kamar mandi terbuka sedikit hanya telapak tangan pak Jemari yang keluar. Marginah menaruh gayungnya di tangan Pak Jemari. Tetapi seketika terdengar teriakan dari pak Jemari

"Wadouh" teriakan pak Jemari dari dalam kamar mandi

"Kenapa Pak?" tanya Marginah dan Mak Dinah bersamaan.

"Kepanasan" jawab pak Jemari

"Pagi pagi jangan teriak teriak Pak" ucap Marginah sambil menutup mulutnya dengan tangan

Pak Jemari diam saja, tidak berapa lama dia keluar dari kamar mandi.

"Mak airnya sudah mendidih belum, aku mau buat kopi" tanya pak Jemari

"Sudah mumpal mumpal Pak" jawab Mak Dinah

"Makanya tanganku mlocot, Marginah ngambilkan segayung penuh ngasih ke orang ga kira kira" kata pak Jemari

"Lha katanya bapak minta segayung" saut Marginah

"Sudah sudah pagi pagi sudah ribut anak bapak" ucap Mak Dinah.

"Mana gelasnya Pak kukasih air panasnya" kata Mak Dinah kemudian pak Jemari mengulurkan tangannya dengan gelas yang sudah diisi kopi.

Kemudian Mak Dinah menerima gelas berisi kopi tersebut kemudian ditaruh di meja kecil dekat tungku lalu dikasih air panas dan mengaduknya.

"Tunggu dulu nanti kepanasan lagi" kata Mak Dinah

"Iya nanti pak Jemari jari jemarinya kepanasan" ucap Marginah

"Sudah tahu" kata Pak Jemari lalu melangkah meninggalkan dapur sambil menjewer telinga anaknya.

"Nah sudah kamu siap siap sana, bapakmu pasti juga sudah siap siap" kata Mak Dinah pada Marginah

"Ya Mak" ucap Marginah kemudian bangkit berdiri meninggalkan dapur menuju kamarnya.

Saat berada di kamar, adiknya Stela masih tertidur dengan selimut tebal membalut tubuhnya. Marginah berganti baju kemudian mengoles tubuhnya dengan hand body kemudian memakai bedak di wajahnya dan menyisir rambutnya.

Perlengkapan yang akan dibawa sudah disiapkan Mak Dinah tadi malam. Ada satu tas besar dan satu kardus mie instan yang berisi bahan makanan.

Setelah selesai Marginah keluar kamar sekilas melihat bapaknya yang sudah duduk di ruang depan dengan kopi berada di atas meja di depannya.

"Nah kalau sarapan sudah siap bawa ke sini kita sarapan, habis itu segera berangkat agar tidak kesiangan" ucap pak Jemari

"Ya Pak" jawab Marginah kemudian Marginah berjalan ke dapur mengambilkan makanan untuk bapaknya dan dirinya lalu dibawa ke ruang depan. Marginah dan bapaknya sarapan bersama. Sementara Mak Dinah masih sibuk di dapur masih membuatkan bubur untuk si bungsu Sofa.

Tidak berapa lama Pak Jemari dan Marginah sudah selesai sarapan, kemudian Marginah membawa piring kotor dan gelas kotor ke dapur

"Sudah Nah tinggal saja biar nanti Mak yang nyuci. Ini bubur juga sudah matang. Ayo ke depan" ajak Mak Dinah dan terlihat Mak Dinah membawa satu kantong tas plastik berisi pisang rebus dan sebotol air minum.

Saat Mak Dinah dan Marginah ke ruang depan terlihat Pak Jemari sudah siap tas besar dan kardus mie instan sudah berada di dekatnya

Ya hari ini Marginah akan pergi ke panti asuhan dan menetap di sana untuk beberapa waktu.

Terpopuler

Comments

Siti Arbainah

Siti Arbainah

baru baca lngsung ngakak thor👍

2023-06-26

2

I'M Yacem

I'M Yacem

seruuu Thor ngakak aku ..

2022-11-14

2

Nay

Nay

𝙖𝙠𝙪 𝙢𝙖𝙢𝙥𝙞𝙧 𝙠𝙖𝙠... 𝙟𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙣𝙮𝙖 𝙪𝙣𝙞𝙠 𝙢𝙖𝙠𝙖 𝙣𝙮𝙖 𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙩𝙖𝙧𝙞𝙠 𝙢𝙖𝙪 𝙗𝙖𝙘𝙖. 𝙚𝙝 𝙩𝙚𝙧𝙣𝙮𝙖𝙩𝙖 𝙞𝙨𝙞 𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙣𝙜𝙖𝙠𝙖𝙠... 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙪𝙥 𝙠𝙖𝙠... 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙠𝙚𝙢𝙖𝙨 𝙗𝙚𝙙𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙮𝙜 𝙡𝙖𝙞𝙣......

2022-10-16

3

lihat semua
Episodes
1 1. Celoteh di persiapan pagi hari
2 2. Pesan Nenek
3 3. Emosi Pak Jemari
4 4. Toko Mekar
5 5. Panti asuhan Budi Luhur
6 6. Kamar Tamu yang horor
7 7. Teman sekamar
8 8 Sedikit cerita Nesya
9 9 Cerita Nesya
10 10 Gebrakan di meja pak Jemari
11 11. Sedikit cerita tentang Angga
12 12. Igauan Angga
13 13. Pak Jemari jangan pulang
14 14. Sepuluh juta
15 15. Salah Paham
16 16. Salah Paham 2
17 17. Kedatangan Papinya Angga
18 18. Keputusan Papinya Angga
19 19. Bantuan
20 20. Sabar
21 Bab. 21. Kabar dari Rumah Sakit
22 Bab. 22. Bersyukur
23 Bab. 23. Dikejar Bapaknya Nesya
24 Bab. 24. Dalam Bahaya
25 Bab. 25. Membangkitkan Semangat Marginah
26 Bab. 26. Harus Sabar dan Terus Semangat
27 Bab. 27. Waspada
28 Bab. 28. Menjemput Angga
29 Bab. 29. Mobil Antar Jemput
30 Bab. 30. Yang Penting Aman dan Senang
31 Bab. 31. Pak Jemari Hilang
32 Bab. 32. Ada Bapaknya Nesya di Pasar Malam
33 Bab. 33. Belajar Bela Diri
34 Bab. 34. Berbinar Binar
35 Bab. 35. Musibah Pak Jemari
36 Bab. 36. Nasehat Mbah Parjan, Mimpi Pak Jemari
37 Bab. 37. Rahasia Mbah Parjan
38 Bab. 38. Semangat Belajar
39 Bab. 39. Pak Jemari Pamit Pulang
40 Bab. 40. Persiapan Malam Perpisahan
41 Bab. 41. Malam Perpisahan
42 Bab. 42. Bisa Karena Terbiasa
43 Bab. 43. Penghuni Baru
44 Bab. 44. Mencari Ibu Sang Bayi
45 Bab. 45. Kalimat yang Viral
46 Bab. 46. Masih Mencari Ibu Sang Bayi
47 Bab. 47. Terlambat
48 Bab. 48. Informasi dari Pak Jemari
49 Bab. 49. Ada itu Berkah
50 Bab. 50. Menjadi Orang Miskin bukan Takdir
51 Bab. 51. Penasaran
52 Bab. 52. Doa Ibu Sari
53 Bab. 53. Nesya Histeris
54 Bab. 54. Ancaman Nesya
55 Bab. 55. Ide Angga
56 Bab. 56. Menanti Keterangan Pak Jemari
57 Bab. 57. Dilancarkan Urusannya
58 Bab. 58. Ibu Sang Bayi
59 Bab. 59. Cerita Ibu Sang Bayi
60 Bab. 60. Tangisan
61 Bab. 61. Curiga
62 Bab. 62. Waspada
63 Bab. 63. Memberikan Kepercayaan dan Kesempatan
64 Bab. 64. Pintar Saja Tidak Cukup
65 Bab. 65. Emak Baru
66 Bab. 66. Kekuatiran Emak Baru
67 Bab. 67. Rencana Emak Baru
68 Bab. 68. Jangan Mengkuatirkan yang Belum Pasti
69 Bab. 69. Diambil Alih
70 Bab. 70. Tekad Emak Baru
71 Bab. 71. Tidak Sendiri
72 Bab. 72. Emak Baru Kepo
73 Bab. 73. Ujian Hidup
74 Bab. 74. Keahlian Tersembunyi
75 Bab. 75. Kebahagiaan Emak Baru
76 Bab. 76. Anomali
77 Bab. 77. Menunggu
78 Bab. 78. Kedatangan Tamu
79 Bab. 79. Menyambut Tamu 1
80 Bab. 80. Menyambut Tamu 2
81 Bab. 81. Tak Bisa Tidur
82 Bab. 82. Siapa Gadis Berkacamata Tebal
83 Bab. 83. Dilema
84 Bab. 84. Kecewa?
85 Bab. 85. Akhirnya Asyik
86 Bab. 86. Hujan Badai
87 Bab. 87. Membaca Bahasa Alam
88 Bab. 88. Saling Memberi Manfaat
89 Bab. 89. Berita Menggelegar
90 Bab. 90. Tenang Bagai Samudra
91 Bab. 91. Rambut Dibelah Tujuh
92 Bab. 92. Bantuan Sandra
93 Bab. 93. Penolakan dari Nesya
94 Bab. 94. Rahasia
95 Bab. 95. Izin
96 PROMO NOVEL BARU
97 PROMO NOVEL BARU "DIPECAT MALAH JADI JURAGAN"
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Celoteh di persiapan pagi hari
2
2. Pesan Nenek
3
3. Emosi Pak Jemari
4
4. Toko Mekar
5
5. Panti asuhan Budi Luhur
6
6. Kamar Tamu yang horor
7
7. Teman sekamar
8
8 Sedikit cerita Nesya
9
9 Cerita Nesya
10
10 Gebrakan di meja pak Jemari
11
11. Sedikit cerita tentang Angga
12
12. Igauan Angga
13
13. Pak Jemari jangan pulang
14
14. Sepuluh juta
15
15. Salah Paham
16
16. Salah Paham 2
17
17. Kedatangan Papinya Angga
18
18. Keputusan Papinya Angga
19
19. Bantuan
20
20. Sabar
21
Bab. 21. Kabar dari Rumah Sakit
22
Bab. 22. Bersyukur
23
Bab. 23. Dikejar Bapaknya Nesya
24
Bab. 24. Dalam Bahaya
25
Bab. 25. Membangkitkan Semangat Marginah
26
Bab. 26. Harus Sabar dan Terus Semangat
27
Bab. 27. Waspada
28
Bab. 28. Menjemput Angga
29
Bab. 29. Mobil Antar Jemput
30
Bab. 30. Yang Penting Aman dan Senang
31
Bab. 31. Pak Jemari Hilang
32
Bab. 32. Ada Bapaknya Nesya di Pasar Malam
33
Bab. 33. Belajar Bela Diri
34
Bab. 34. Berbinar Binar
35
Bab. 35. Musibah Pak Jemari
36
Bab. 36. Nasehat Mbah Parjan, Mimpi Pak Jemari
37
Bab. 37. Rahasia Mbah Parjan
38
Bab. 38. Semangat Belajar
39
Bab. 39. Pak Jemari Pamit Pulang
40
Bab. 40. Persiapan Malam Perpisahan
41
Bab. 41. Malam Perpisahan
42
Bab. 42. Bisa Karena Terbiasa
43
Bab. 43. Penghuni Baru
44
Bab. 44. Mencari Ibu Sang Bayi
45
Bab. 45. Kalimat yang Viral
46
Bab. 46. Masih Mencari Ibu Sang Bayi
47
Bab. 47. Terlambat
48
Bab. 48. Informasi dari Pak Jemari
49
Bab. 49. Ada itu Berkah
50
Bab. 50. Menjadi Orang Miskin bukan Takdir
51
Bab. 51. Penasaran
52
Bab. 52. Doa Ibu Sari
53
Bab. 53. Nesya Histeris
54
Bab. 54. Ancaman Nesya
55
Bab. 55. Ide Angga
56
Bab. 56. Menanti Keterangan Pak Jemari
57
Bab. 57. Dilancarkan Urusannya
58
Bab. 58. Ibu Sang Bayi
59
Bab. 59. Cerita Ibu Sang Bayi
60
Bab. 60. Tangisan
61
Bab. 61. Curiga
62
Bab. 62. Waspada
63
Bab. 63. Memberikan Kepercayaan dan Kesempatan
64
Bab. 64. Pintar Saja Tidak Cukup
65
Bab. 65. Emak Baru
66
Bab. 66. Kekuatiran Emak Baru
67
Bab. 67. Rencana Emak Baru
68
Bab. 68. Jangan Mengkuatirkan yang Belum Pasti
69
Bab. 69. Diambil Alih
70
Bab. 70. Tekad Emak Baru
71
Bab. 71. Tidak Sendiri
72
Bab. 72. Emak Baru Kepo
73
Bab. 73. Ujian Hidup
74
Bab. 74. Keahlian Tersembunyi
75
Bab. 75. Kebahagiaan Emak Baru
76
Bab. 76. Anomali
77
Bab. 77. Menunggu
78
Bab. 78. Kedatangan Tamu
79
Bab. 79. Menyambut Tamu 1
80
Bab. 80. Menyambut Tamu 2
81
Bab. 81. Tak Bisa Tidur
82
Bab. 82. Siapa Gadis Berkacamata Tebal
83
Bab. 83. Dilema
84
Bab. 84. Kecewa?
85
Bab. 85. Akhirnya Asyik
86
Bab. 86. Hujan Badai
87
Bab. 87. Membaca Bahasa Alam
88
Bab. 88. Saling Memberi Manfaat
89
Bab. 89. Berita Menggelegar
90
Bab. 90. Tenang Bagai Samudra
91
Bab. 91. Rambut Dibelah Tujuh
92
Bab. 92. Bantuan Sandra
93
Bab. 93. Penolakan dari Nesya
94
Bab. 94. Rahasia
95
Bab. 95. Izin
96
PROMO NOVEL BARU
97
PROMO NOVEL BARU "DIPECAT MALAH JADI JURAGAN"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!