Siapa Pelakunya?
Dengan rambut yang belum tersisir rapi, seragam yang tampak kusut, dan sepatu bagian belakang yang terinjak begitu saja karena tak punya waktu untuk memakainya dengan benar, Cindy berlari menyusuri trotoar menuju halte bus yang jaraknya tinggal beberapa meter lagi.
Seperti biasa, keadaan jalan raya tampak macet. Suara klakson pun sedari tadi saling bersahutan, seakan tak ada yang mau mengalah satu sama lain. Semuanya sama-sama ingin cepat. Dan itu berhasil membuat pagi Cindy menjadi semakin buruk hingga membuatnya mengomel dalam hati.
Kekesalan Cindy kian bertambah saat gadis itu hampir saja ditabrak oleh motor yang nekat melintasi trotoar.
"WOIIII! JALAN INI KHUSUS UNTUK PEJALAN KAKI! BUKAN UNTUK ORANG GOBLOK KAYAK LO!" Teriak Cindy melampiaskan emosinya. Dirinya masih ingin mengoceh lebih banyak lagi, tapi langsung sadar bahwa ia tak punya waktu untuk itu. Kalau saja tak memikirkan tentang sekolah, mungkin pengendara motor itu sedang ia kejar sekarang juga.
Fokus dengan tujuan, Cindy pun mempercepat larinya saat melihat bus tujuan arah sekolahnya sudah berhenti dan ada banyak orang yang mulai memasukinya. Hanya dalam beberapa detik, ia telah berada di dalam bus dan beruntungnya masih bisa mendapatkan tempat duduk. Gadis itu akhirnya memangku tasnya lalu mengambil tisu untuk mengelap peluhnya. Setelah itu ia merapikan penampilannya, menyisir rambut panjangnya dengan tangan, mengusap seragamnya agar tak terlalu kusut, membenarkan sepatunya, dan tak lupa memakai name tag yang bertuliskan namanya; Cindy Cenora.
"Anjir! Apes banget dah gue hari ini! Gara-gara kebablasan nonton drakor deh nih!" Gumam Cindy kali ini mengomel secara terang-terangan. Walaupun sekarang ia sudah bisa duduk dengan tenang, tapi ia masih merasa kesal karena harus memulai paginya dengan begitu keruwetan. Salahkan dirinya yang memang baru tidur pada jam empat pagi. Padahal ia sendiri tahu bahwa hari ini masih hari Kamis dan belum waktunya libur.
Tadinya Cindy sudah berniat untuk bolos saja. Namun otaknya langsung memperingatinya bahwa ulangan matematika akan diadakan pagi ini. Daripada harus mendengar ocehan Ibu jika wali kelasnya mengadukan dirinya tidak masuk sekolah, maka lebih baik ia datang dalam keadaan acak-acakan.
Sebenarnya Cindy jarang datang ke sekolah dalam kondisi kacau seperti ini. Namun karena kebiasaannya selalu menonton drama Korea sampai lupa waktu, maka inilah akibatnya. Jangankan untuk menggosok baju, ia bahkan hanya sempat menyikat gigi, mencuci muka, dan menyemprotkan banyak parfum ke badannya.
Persetan dengan itu semua, sejujurnya Cindy tidak peduli dengan penampilannya. Karena statusnya sedang jomblo, alias tidak punya pacar ataupun gebetan. Jadi ia tak perlu dandan rapi-rapi agar bisa terlihat cantik di mata mereka.
Napas Cindy kini sudah teratur. Ia pun kembali memasukkan tisu ke dalam tasnya lalu baru sadar bahwa dirinya lupa membawa buku pelajaran.
"Bagus, Cindy. Lo emang murid paling teladan," gumamnya menyindir dirinya sendiri.
"Hah? Serius? Itu kejadiannya di SMA mana?"
"SMA Adhigana."
Cindy langsung menoleh ke arah dua orang perempuan yang duduk di sebrangnya. Mereka sedang berbincang sembari melihat ke satu handphone. Apakah ia salah dengar? Bukankah barusan mereka menyebut nama sekolahnya?
Benak Cindy tentu langsung bertanya-tanya; ada apa?
Karena penasaran, Cindy pun segera mencari handphone-nya. Untung saja ia sempat membawanya dan tak lagi tertukar dengan remote AC seperti tempo lalu. Ia segera membuka aplikasi chat dan melihat grup kelasnya yang pagi-pagi sudah ramai.
Awalnya isi chat grup tampak biasa-biasa saja. Namun ketika tangan Cindy semakin scroll ke bawah, alisnya langsung mengernyit saat melihat pesan dari salah satu temannya.
Alya
PAGI INI KAK ANITA DITEMUKAN MENINGGAL DI LAPANGAN SEKOLAH KARENA JATUH DARI ATAP GEDUNG
Cindy jelas syok membacanya. Anita merupakan kakak kelas dua belas yang tentu saja ia kenal. Karena masih tak percaya, ia pun kembali scroll ke bawah hingga pada akhirnya menemukan info yang lebih lengkap lagi.
Ray
Gue udah di sekolah. Di depan gerbang rame banget sama wartawan. Kak Anita ditemuin pak satpam jam 4 subuh dalam keadaan yang mengenaskan, di lapangan sekolah. Tapi sekarang TKP nya udah dibersihin. Kondisi sekolah agak gak kondusif. Ada banyak polisi dan wartawan yang lalu lalang.
Untuk yang baru datang hati-hati ya, sebisa mungkin hindari wartawan. Karena tadi Bu Devina minta ke gue untuk peringatin kalian jangan ngomong sembarangan tentang hal ini ke media. Kita belum tau apa-apa, jadi cukup diam aja.
Setelah membaca pesan tersebut, seketika ada banyak pertanyaan yang bergelantungan di benak Cindy. Kapan Anita jatuh? Kenapa dia bisa jatuh? Apa penyebabnya? Dan lain sebagainya. Ia pun langsung mengetikkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, mana tau ada yang bisa menjawab. Tapi tiba-tiba ia mengingat suatu hal.
*Pasalnya kemarin, Cindy kembali ke sekolah pada jam empat sore karena handphone*-nya yang tertinggal di laci meja. Ia baru sadar saat sudah sampai di rumah. Tadinya ia ingin membiarkannya saja. Namun Ibu menyuruhnya untuk mengambil handphone-nya sebelum maghrib tiba.
Saat ia sudah berada di depan gerbang sekolah, tentu saja keadaan sangat sepi. Untungnya gerbang belum ditutup. Namun di dalam pos satpam tidak ada orang. Karena tak mau berlama-lama, Cindy pun segera berjalan menuju kelasnya.
11 IPA 3, kelasnya, ada di lantai 3. Itu artinya Cindy harus cepat-cepat menaiki tangga menuju ke sana. Namun langkahnya jadi memelan saat mendengar suara perempuan yang menggema, sepertinya perempuan tersebut tengah berbicara dengan seseorang. Karena penasaran, Cindy pun diam-diam dari belakang mencoba untuk melihat siapa mereka.
Waktu itu Cindy hanya bisa melihat seorang perempuan yang masih memakai seragam dengan atasan yang dibalut cardigan berwarna lilac dan juga tas yang disandangnya mempunyai warna yang sama. Cindy tak tahu siapa dia. Tapi sekarang setelah mengingatnya lagi, Cindy baru sadar, perempuan itu pasti Anita. Karena Anita memang dari dulu suka memakai barang berwarna lilac.
Dan di samping Anita ada seorang laki-laki yang memakai seragam juga, namun atasannya dibalut dengan jaket berwarna hitam. Ia tidak memakai tas. Suaranya juga tak terdengar. Akan tetapi, dari tubuhnya Cindy merasa sangat familiar.
Sayangnya karena tak ada yang mencurigakan, Cindy pun tak mau ambil pusing dan kembali fokus dengan tujuannya yaitu mengambil handphone-nya. Setelah selesai dengan urusannya, Cindy langsung pergi meninggalkan sekolah. Saat melewati pos satpam, keadaan masih sama seperti ia datang tadi. Kosong, tak ada satu orang pun di sana.
"Gak mungkin kan kalau..." Cindy terdiam, tak melanjutkan gumamannya. Sebenarnya ia tidak ingin mempercayai apa yang sedang ia duga saat ini. Tapi semakin lama ia mencerna, semakin pikirannya mengarah ke sana.
Cindy pun kembali fokus dengan handphone-nya dan mengurungkan niatnya untuk bertanya di grup. Ia lebih memilih membuka forum berita online. Di sana terdapat headline besar yang berjudul;
SEORANG SISWI DITEMUKAN MENINGGAL DUNIA DI SEKOLAHNYA
Detak.com - Seorang siswi ditemukan meninggal dunia di lapangan sekolahnya dalam keadaan yang mengenaskan. Satpam sekolah menemukannya pada Kamis (7/10) sekitar jam empat subuh pagi.
Untuk saat ini masih belum diketahui apa penyebabnya. Namun pihak polisi telah menyatakan bahwa korban meninggal karena terjatuh dari atap gedung sekolah.
Sedangkan pihak sekolah, yaitu SMA Adhigana, masih bungkam tentang kejadian ini dan belum memberikan pernyataan apapun.
Cindy hanya membacanya setengah karena tiba-tiba ia mendapatkan pesan dari grup yang anggotanya adalah teman-teman dekatnya di sekolah, yaitu Sania, Dafin, Zaferino, dan Fathan.
Sania
Guys kalian udah pada di sekolah blm? @Cindy @Dafin @Fathan @Zaferino
Dafin
Ini gue lg di perpus, balikin buku. Kenapa emang San?
Sania
Gapapa, gue lagi feeling bad aja :(
Dafin
Karena kak Anita?
Sania
Iyaa
Zaferino
Emang lo dimana San?
Sania
Di kantin. Temenin gue dong
Zaferino
Otw
Dafin
Otw
Fathan
Gue blm di sekolah nih. Kalian udah tau belum kenapa kak Anita bisa jatuh dari atap?
Dafin
Belum tau. Tapi ada yang bilang karena bunuh diri
Tadinya Cindy ingin mengetik sesuatu untuk memberitahu kejadian kemarin—yang dimana ia sempat melihat Anita bersama seorang laki-laki pergi ke atap gedung sekolah—kepada teman-temannya. Namun setelah menimbang-nimbang banyak hal, ia langsung mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk tidak membalas apa-apa.
Mata Cindy kini mengarah keluar jendela. Sebentar lagi ia akan sampai di sekolahnya. Dan ia sudah bisa membayangkan betapa sesaknya keadaan sekolah.
Namun tentu saja ia tak bisa tak ikut peduli. Nyatanya dirinya saat ini memegang kunci besar dalam kasus kematian Anita. Mungkin jika kasus ini diinvestigasi lebih jauh lagi, ia bisa dijadikan sebagai saksi.
Cindy pun mencoba untuk mengingat setiap detail kejadian kemarin. Ia yakin seratus persen, penyebab Anita jatuh dari atap gedung bukanlah karena bunuh diri. Sebaliknya, Anita sengaja didorong oleh laki-laki yang bersama dengannya waktu itu hingga dirinya jatuh ke bawah dan meninggal dunia.
Di benaknya kini tinggal satu pertanyaan;
Siapa pelakunya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Wahyu Adara
bacaan rekomen, ngabrut! kdrama lovers nihh, salam dari penyuka drakor thiiler🤸♂️
2024-04-21
0
Astiah Harjito
Aku jg pernah salah bawa hp yg ternyata remote tv 😂
2023-01-18
1
Chandra Dollores
seru nehhh... babnya juga ga ratusan.. bisa kelar dalam 1 jam sudah termasuk dapat 82 poin pula heheheh
ok tarik gas buang rem
2022-08-27
0