Kakak

"Hahahaha. Aku gak nyangka kalau kakak bisa setakut itu."

Bibir Cindy kini maju lima centi. Ditertawai oleh anak kecil yang berhasil menjahilinya adalah hal yang paling memalukan seumur hidupnya. Ya, anak perempuan tadi bukanlah hantu. Ia hanya sengaja menakuti Cindy hingga membuat Cindy hampir mengompol karenanya.

"Diem lo!" Seru Cindy dengan tatapan sebal.

Anak perempuan tersebut memang menyusul ke rumahnya untuk menjelaskan pada ibunya tentang cerita yang sebenarnya. Ibunya yang tadinya ikut panik karena teriakannya tentu saja jadi tertawa meledek padanya dan dengan senang hati menjamu anak perempuan tersebut dengan memberikan semua jajanan Cindy.

Awalnya Cindy ingin protes. Namun karena pelototan ibunya, ia hanya bisa pasrah melihat jajanannya kini habis di tangan anak perempuan tersebut.

"Emangnya aku keliatan kayak hantu ya kak?" Tanya anak perempuan itu dengan polosnya sambil mengisap permen milkita.

"Ya menurut lo aja lah. Dari rambut lo, baju lo, plus ketawa lo! Mirip banget kayak tante kunti," kata Cindy dengan wajah dongkol.

Ia dan anak perempuan tersebut saat ini berbicara di teras rumahnya. Alasannya karena bagi Cindy, mereka belum cukup dekat untuk berbicara di dalam rumah. Berbanding terbalik dengan ibu Cindy yang malah menawari anak perempuan itu untuk langsung masuk ke dalam kamar Cindy saja. Tentu Cindy langsung menolaknya mentah-mentah. Kamarnya adalah privasinya.

"Ah, itu mah emang dasarnya kakak aja yang penakut," ledek anak perempuan tersebut yang semakin membuat Cindy merasa malu dan ingin mengubur dirinya dalam-dalam.

"Sssstt! Jangan diinget lagi!"

Anak perempuan tersebut tertawa puas. Rasanya lucu sekali melihat wajah Cindy saat ini.

"Lo tinggal dimana? Kok gue gak pernah liat?" Cindy pun mulai menginterogasinya.

"Rumah aku persis ada di depan taman. Aku emang baru pindah ke sini tadi pagi," jawabnya sesuai dengan dugaan Cindy. "Dari awal liat taman itu, aku pengen banget naik ayunannya. Tapi gara-gara sibuk berberesan jadinya gak bisa. Terus pas udah malem baru keinget. Eh pas dicek, taunya sepi banget. Aku jadi takut mau main sendirian. Untungnya pas aku ngecek untuk kedua kali, aku ngeliat kakak ada di sana. Akhirnya aku punya kesempatan deh untuk nyobain."

"Nyobain plus nakutin," ralat Cindy dengan nada sinis.

Anak perempuan tersebut kembali tertawa. "Hahaha. Maaf kak. Aku niatnya cuma bercanda. Gak tau kalau kakak takut beneran."

"Emangnya jam segini lo boleh keluar? Orang tua lo gak nyariin gitu?" Tanya Cindy bingung. Apalagi umurnya tergolong masih kecil. Berada di luar sendirian pada jam 8 malam ke atas adalah hal yang paling mustahil untuk dilakukan.

"Gak apa-apa. Orang tua aku pulangnya tengah malam."

Cindy bisa melihat raut wajah sedih di sana walau anak perempuan tersebut cukup sempurna menutupinya. Sepertinya ia memang sudah terbiasa.

"Berarti lo di rumah sendirian ya?"

"Iya."

Cindy jadi tak tega padanya. "Nama lo siapa?"

"Danita," jawabnya. "Kakak?"

"Cindy."

"Kak Cindy mau kan jadi temen aku?" Tanya Danita dengan mata yang berbinar dan bibir yang melengkung membentuk senyuman. Mungkin karena efek mempunyai adik cowok yang sifatnya sebelas dua belas sama dajjal, membuat Cindy jadi ingin adik perempuan cantik dan polos seperti Danita.

"Ehm—gimana ya? Gue gak pernah temenan sama anak kecil," jawab Cindy sengaja balas dendam dengan menjahilinya.

"Enak aja! Aku bukan anak kecil lagi. Tahun depan aku bakal masuk SMP," protes Danita langsung.

"Yaaa tetep aja bocil," ledek Cindy sambil memeletkan lidahnya.

"Ah, Kak Cindy gak seru. Masa temenan mandang umur sih?" Protes Danita lagi dengan cemberut.

"Becanda doang elah."

Raut wajah Danita berubah cerah. "Yeeyy! Berarti Kak Cindy mau kan jadi temen aku?"

"Hm..." Cindy tampak berpikir sejenak. "Daripada temen, anggap aja gue kakak lo."

Danita sontak menggeleng. "Gak bisa."

"Kenapa? Lo anak tunggal kan?"

"Aku punya kakak."

"Oalah. Bilang dong dari tadi. Kalau gitu berarti lo gak sendirian dong di rumah? Oh, atau Kakak lo lagi pergi ya?"

"Iya ... kakak emang udah pergi."

Cindy refleks mengernyit bingung karena melihat perubahan raut wajah Danita yang kini terlihat sedih dan muram. Ditambah lagi Cindy merasa ambigu dengan perkataannya barusan.

"Pergi sama temennya? Pulang malem juga?" Tanya Cindy mencoba menebak.

"Gak akan pulang, karena Kakak udah meninggal."

Cindy tentu saja shock. Ia tak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu dari Danita.

"Ya ampun! Maaf ya Danita. Gue gak bermaksud. Maaf banget ya," kata Cindy langsung merangkul bahunya dan mengusapnya pelan.

Danita mencoba tersenyum. "Iya, gak apa-apa, Kak."

"Semoga Kakak lo tenang di atas sana dan diberi tempat yang terbaik oleh Tuhan. Aamiin."

"Aamiin."

"Pasti lo kangen banget ya sama Kakak lo?" Tanya Cindy sambil menatapnya.

"Iya. Kakak orang yang baik. Kakak selalu prioritasin aku di atas segalanya. Kakak juga selalu bela aku kalau lagi dimarahin mama. Setiap pulang sekolah, secapek apapun, Kakak pasti selalu nemenin aku belajar." Danita mengusap air matanya yang tiba-tiba saja turun tanpa diminta.

"Aku kangen banget sama Kak Anita," lanjut Danita yang berhasil membuat Cindy terdiam sejenak untuk memastikan bahwa telinganya tidak salah menangkap nama.

"Siapa?" Tanya Cindy meminta Danita untuk mengulangi nama yang ia sebut barusan.

"Kak Anita."

"Kak Anita?"

"Iya. Kakak aku namanya Anita."

Cindy melepas rangkulannya. Ia menelan ludah kasar. "Kalau boleh tau, umurnya berapa?"

"Delapan belas tahun."

"Sekolah di?"

"SMA Adhigana."

"Meninggal karena apa?"

Danita menundukkan kepalanya. "Mama gak pernah ngasih tau. Tapi aku gak sengaja lihat di berita kalau ..."

Kepalanya mendongak untuk menatap Cindy. "Kakak meninggal karena bunuh diri."

Terpopuler

Comments

Bidadarinya Sajum Esbelfik

Bidadarinya Sajum Esbelfik

namanya ko sama Danita Anita

2022-09-01

2

Erlina Damiri

Erlina Damiri

danita ternyata adiknya anita

2022-02-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!