Keraguan

Dua minggu dengan cepat berlalu sejak Anita ditemukan meninggal karena terjatuh dari atap gedung sekolah. Kabar tersebut bukan hanya jadi konsumsi warga SMA Adhigana saja, tapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Bahkan pada hari itu, karena kondisi yang sudah tidak kondusif lagi, sekolah sempat diliburkan selama dua hari demi menghindari kejaran wartawan.

Di minggu pertama, kabar kematian Anita tentu saja masih menjadi trending topic. Entah itu di sekolahan ataupun media massa. Semua orang pun sibuk menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi dengan Anita dan apa yang menyebabkan ia jatuh dari atap gedung sekolah.

Pasalnya Anita merupakan siswi kelas tiga yang dikenal oleh seluruh angkatan. Selain karena dirinya cantik, pengikutnya juga banyak di sosial media. Kepribadiannya pun menyenangkan dan punya banyak teman. Namun memang, sejak dirinya menginjak kelas dua belas, sifatnya jadi berubah seratus delapan puluh derajat dan sering bermasalah dengan orang. Banyak yang mengira bahwa perubahan tersebut dikarenakan Anita tiba-tiba saja masuk ke dalam geng pembuat onar yang diketuai oleh seorang pentolan sekolah bernama Gery.

Dan di tengah situasi seperti ini, tersiar gosip yang menyatakan bahwa Anita memutuskan untuk bunuh diri karena dirinya dijauhi dan juga di-bully oleh teman-teman satu geng nya sendiri. Karena dalam beberapa bulan terakhir, Anita menjalani kehidupan di sekolahnya sendirian tanpa ada teman. Dan beberapa hari sebelum ia ditemukan meninggal pun, ia sempat membuat instastory yang menyatakan bahwa dirinya tengah depresi.

Namun mereka semua yang namanya terlibat dalam gosip 'penyebab Anita jadi depresi' langsung membantah hal itu. Mereka pun memperlihatkan kesedihan mereka atas kematian Anita, entah itu di real life ataupun sosial media. Akan tetapi, banyak yang merasa bahwa itu palsu. Mereka tak benar-benar berduka karena tepat 7 hari setelah kematian Anita, mereka malah mengadakan party di sebuah club.

Dan sekarang masuk ke minggu kedua. Tadinya topik tentang kasus kematian Anita sudah mulai lenyap, namun perlahan-lahan kembali naik hingga menjadi bahan pembicaraan semua orang. Karena pihak polisi baru bisa menyatakan bahwa penyebab kematian Anita adalah bunuh diri.

Surat wasiat pun ditemukan di dalam tasnya yang ternyata terbuang di tong sampah belakang sekolah. Namun surat tersebut tak dipublikasikan isinya. Hingga membuat banyak orang kembali menerka-nerka; sebenarnya apa alasan Anita memutuskan untuk bunuh diri di sekolah? Apakah ada sangkut paut dengan teman-teman satu gengnya?

Cindy yang terus mengikuti perkembangan kasus ini tentu saja merasa ada yang janggal. Apalagi handphone Anita sampai sekarang belum ditemukan. Padahal handphone tersebut bisa jadi bukti paling penting dalam penyelidikan. Ditambah lagi, dari awal Cindy sudah merasa ada yang janggal dalam kasus ini. Karena jelas-jelas sore itu Cindy melihat Anita bersama seorang laki-laki. Namun ia merasa takut jika jujur tentang hal ini ke polisi. Karena yang ada ia malah jadi ikut terlibat, dan bisa saja berbalik jadi tersangka.

Oleh karena itu, Cindy pun sempat bertanya pada polisi yang kebetulan berpas-pasan dengannya mengenai CCTV yang terpasang di setiap lantai. Namun polisi menjawab bahwa semua CCTV di sekolah waktu itu mati total. Membuat Cindy jadi bingung harus bernapas lega atau malah semakin terasa sesak.

Jam saat ini masih menunjukkan pukul 9 pagi. Cindy sedang bengong dengan pandangan mengarah kepada Pak Andre yang tengah mengajar matematika di depan sana. Tak ada satupun angka yang masuk ke kepala Cindy. Semua angka-angka yang disebut oleh Pak Andre langsung memantul dari kepalanya, seperti tak diperbolehkan memasuki otaknya sama sekali.

"Oi." Sania yang duduk di sebelah Cindy sengaja menyenggol lengannya. Ia perhatikan sedari tadi Cindy seperti tidak fokus.

"Kenapa?" Tanya Cindy tanpa menoleh.

"Lo kenapa?" Sania berbalik tanya.

Cindy pun langsung menatapnya dengan raut wajah bingung. "Hah? Emangnya gue kenapa?"

Sania mengangkat kedua bahunya. "Dari tadi lo bengong terus."

Cindy memilih untuk menggeleng saja untuk menyatakan bahwa ia tidak apa-apa. Tapi tiba-tiba perutnya berbunyi. Sepertinya karena sibuk berpikir, tenaganya jadi habis. "Laper. Kantin yuk, San."

"Ayo deh."

Cindy pun mengangkat tangan kanannya. "Pak."

Pak Andre langsung menghentikan penjelasannya lalu bertanya, "Kenapa Cindy?"

"Izin ke toilet boleh gak Pak?"

Pak Andre dengan mudahnya mengangguk. Cindy dan Sania pun berdiri dari duduknya. Melihat itu, Pak Andre langsung berkata, "Sendirian aja ya, Cindy."

Cindy langsung merengek, "Yahhh, Pakkk. Saya maunya pergi berdua sama Sania boleh ya, Pak? Soalnya saya takut. Gosipnya di toilet sekolah kita kan ada hantu. Nanti kalau saya sendirian terus kesurupan gimana?"

Teman-teman kelasnya yang lain segera membantah gosip hantu toilet tersebut.

"Bohong tuh pak."

"Biarin aja Cindy kesurupan pak. Biar nanti pada kesurupan masal terus disuruh pulang deh."

"Jangan dipercaya pak. Alasan aja itu."

Cindy dengan cepat menyuruh mereka semua untuk diam dan jangan menghancurkan rencananya.

"Beneran lho ini pak," lanjut Cindy sambil memelas pada pak Andre.

"Ya sudah sana pergi." Akhirnya Pak Andre memilih untuk mengizinkannya.

"Yes, makasih pak!" Seru Cindy kegirangan. Ia pun segera berjalan keluar kelas bersama Sania.

"Jangan lama-lama," peringat Pak Andre.

"Siap, Pak!"

"Beneran ke toilet ya! Jangan pergi ke kantin!" Seru Pak Andre saat mereka telah keluar dari kelas.

"Siap, Pak!" Balas Cindy yang dengan santai berjalan ke arah berlawanan dari toilet. Untungnya Pak Andre tak sadar akan hal itu.

"Kayaknya Pak Andre cenayang deh. Tau aja kalau kita mau ke kantin," kata Sania sambil terkekeh.

"Punya indra keenam dia," tawa Cindy. "Suruh Dapin, Zape, sama Patan ke kantin."

Dafin, Zaferino, dan Fathan memang berbeda kelas dengan Cindy dan Sania karena mereka bertiga anak kelas 11 IPS 2. Walaupun berbeda jurusan, tapi mereka sangat dekat dan selalu terlihat bersama.

Mereka berlima dipertemukan sejak awal masuk sekolah yaitu saat MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) tahun lalu. Kebetulan waktu itu mereka sama-sama bolos ke kantin saat semua murid baru berada di aula untuk mendengarkan pidato kepala sekolah. Dari situ saja sudah terlihat kalau mereka cocok sekali bukan?

Sania segera membuka aplikasi chat di handphone-nya untuk mengabari di grup mereka. Namun bukannya mengetik, ia malah menunjukkan isi chat grup kepada Cindy. "Mereka udah di kantin duluan."

Cindy langsung menyengir. "Bagus! Berarti kita berlima emang sejiwa!"

...***...

"Lo kenapa dah, Cin?" Tanya Dafin yang merasa terganggu dengan kegiatan perempuan di hadapannya saat ini.

"Apanya yang kenapa?" Tanya Cindy langsung menghentikan kegiatannya. Pasalnya di mata teman-temannya, ia sedari tadi sibuk mengaduk sisa kuah mie ayamnya dengan raut wajah muram. Aneh sekali.

"Muka lo tuh kek pengen ditanya kenapa gitu," sahut Fathan yang sedari tadi juga ikut memerhatikannya.

"Emang keliatan banget ya?"

"Lo kalau mau cerita langsung cerita aja dah. Jangan nunggu dipancing-pancing dulu," kata Dafin yang tentunya sudah mengenal Cindy dengan baik.

Sedangkan Zaferino dan Sania hanya menatap ke arah Cindy saja tanpa berkomentar apa-apa karena mereka sedang sibuk makan.

"Gue mah sukanya dipancing atau dipaksa-paksa dulu baru mau cerita, Pinnn," rengek Cindy sambil menarik-narik tangan Dafin. Ia punya kebiasaan aneh yang dimana lebih bisa bercerita dengan leluasa kalau dipaksa.

"Ya udah, cepet cerita!" Seru Dafin memaksanya.

Mulut Cindy sudah menganga, ingin mengatakan seluruh kegalauannya. Namun tak berapa lama kemudian berubah jadi manyun. "Tapi gue masih ragu."

"Ragu kenapa dah?" Tanya Fathan heran.

"Ya... ragu aja," jawab Cindy kembali mengaduk-aduk sisa kuah mie ayamnya.

Dafin langsung menahan tangan Cindy untuk tidak melakukan itu lagi. "Tentang apa emangnya?"

Cindy pun menatapnya. "Kak Anita."

"Bukannya kita udah janji untuk gak bahas ini lagi?" Zaferino akhirnya bersuara sambil melirik ke arah Sania yang hanya ingin diam saja ketika nama itu disebut.

"Sorry," ujar Cindy yang lupa kalau pembahasan ini agak sensitif bagi Sania.

Enam bulan yang lalu, Anita sempat berkelahi dengan Sania karena Sania dekat dengan pacar Anita. Mereka bahkan sampai masuk BK dan dipanggil orang tua. Walau masalah mereka telah diselesaikan, tapi tetap saja Sania tak bisa menyangkal bahwa ia sangat membenci Anita, karena waktu itu Anita benar-benar mempermalukannya di depan semua orang dan menjelekkan reputasinya. Begitu pula dengan Anita yang juga sangat membenci Sania, karena Sania menghancurkan hubungannya dengan pacarnya.

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah pacar Anita yaitu Angga yang mendekati Sania duluan. Sania tidak terlalu menanggapi karena ia malas berurusan dengan Anita. Namun lama-lama ia baper dengan perlakuan Angga. Di saat itulah Anita tahu dan melabraknya di depan kelas hingga semua orang menyaksikannya.

Setelah itu Angga memutuskan hubungannya dengan Anita dan lebih memilih bersama Sania. Konflik semakin berlanjut karena Sania dan Anita secara terang-terangan menunjukkan kebencian mereka satu sama lain. Namun lama-lama jadi meredam sendiri karena Anita waktu itu punya konflik internal dan mulai dijauhi oleh teman-teman satu gengnya.

"Gak apa-apa kok," kata Sania akhirnya buka suara. Karena rasanya akan terlihat aneh jika ia tak memperbolehkan orang lain membahas tentang hal ini di depannya. "Gue udah gak ada masalah lagi sama dia. Dan dia juga udah tenang di atas sana. Jadi seharusnya gak ada masalah. Emangnya lo mau ngomong apa, Cin?"

Cindy menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal. Itu refleks karena ia bingung dan ragu harus mulai dari mana. Namun Dafin dengan cepat menghentikan pergerakan tangan Cindy dan memilih untuk menggenggamnya agar tangan Cindy bisa diam.

"Ketombe lo masuk semua tuh di mangkuk," kata Dafin sengaja mengusili Cindy. Ia semakin mengeratkan tangan mereka.

"Enak aja! Gue gak ada ketombe yaa!" Seru Cindy tentu saja marah. Tapi ia tidak menarik tangannya, malah membiarkannya saja.

Dafin tertawa. "Yaudah cepet cerita. Kebanyakan ngomel lo."

Cindy terdiam sejenak. Menarik napas terlebih dahulu lalu mengembuskannya secara perlahan. Setelah merasa dirinya siap, ia pun mulai bercerita.

Terpopuler

Comments

yuiwnye

yuiwnye

pernah ada novel terkenal 5 sekawan

2023-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!