Setan Kecil

Malam ini langit tampak cerah, dihiasi bintang-bintang yang membuat siapapun melihatnya akan tersenyum lebar. Ditambah lagi udara terasa dingin menyegarkan. Cocok untuk keluar sebentar sambil mencari angin segar. Namun keadaan komplek rumah Cindy kini malah tergolong sepi. Hanya terdengar suara jangkrik yang terus memecahkan keheningan malam.

Sehabis belanja cemilan di minimarket, Cindy memutuskan untuk duduk di taman komplek yang jaraknya hanya sekitar 100 meter saja dari rumahnya. Tampak tak ada satu orang pun yang berminat untuk menghabisi waktunya di sana. Namun walaupun begitu, Cindy tak terlalu takut karena cahaya lampu taman yang untungnya dibuat terang-benderang. Ia pun memilih duduk di ayunan sembari membuka bungkus es krimnya.

Entah kenapa, rasanya saat ini Cindy hanya ingin sendirian saja. Tidak ingin diganggu siapapun. Itulah alasan kenapa ia sama sekali tak membawa handphone-nya.

Mata Cindy menatap jauh lurus ke depan. Ia tak membiarkan pikirannya kosong karena sedari tadi sebenarnya ia sibuk berdebat dengan dirinya sendiri.

"Kayaknya scrunchie itu bukan punya Kak Anita deh. Di shopee juga banyak banget model kayak gitu. Terus masa iya Fathan dekat sama Kak Anita? Kapan kejadiannya? Gak mungkin banget deh," gumam Cindy masih kepikiran dengan scrunchie yang ditemukan di dalam mobil Fathan tadi sore.

"Tapi kalau pun bukan, punya siapa dong? Kakaknya Fathan gak mungkin banget pake begituan. Masa iya..." mata Cindy langsung melotot saat pikirannya mengarah ke hal yang 'aneh'.

"Fathan! Jangan-jangan Fathan udah beda haluan lagi?! Diam-diam dia suka pake scrunchie?! Soalnya sejak putus dari mantannya, dia kan gak pernah dekat sama siapa-siapa! Eh, tapi gak mungkin kan dia sampe sefrustasi itu?! Sampe-sampe mutusin untuk 'belok'?!"

Cindy langsung menepuk dahinya sendiri. "Ya ampun! Bisa-bisanya gue berpikiran kayak gitu! Ya gak mungkin lah bego!"

Cindy mendesah kesal. "Ah! Gak tau ah! Makin pusing gue!"

Cindy menggigit es krimnya dengan perasaan yang bercampur aduk. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang datang. Akan tetapi, saat ia melirik ke arah sekitarnya, tidak ada siapapun di sini. Ia pun mencoba menyingkirkan pikiran buruknya walau sekarang bulu kuduknya merinding. Namun seperkian detik kemudian ia dikejutkan oleh suara anak kecil yang terdengar dari arah belakangnya.

"Kak? Kakak kok dari tadi ngomong sendirian sih?"

"Anjing!" Cindy terlonjak berdiri dengan mata yang melotot ke arah anak perempuan di hadapannya saat ini. Umur anak tersebut terlihat sekitar 12 tahun, memakai dress berwarna putih dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai. Kulitnya putih pucat, bibirnya tersenyum lebar, dan untungnya kakinya masih menapak tanah.

"Aku manusia, kak. Bukan anjing," kata anak perempuan tersebut dengan santai sambil menaiki ayunan Cindy tadi.

Cindy menutup mulutnya karena sadar bahwa ia telah melakukan hal buruk di depan anak kecil. "Eh—sorry! Sorry banget! Gue kelepasan! Lo sih, pake acara ngejutin gue segala!"

"Yang harusnya terkejut itu aku, Kak. Kakak dari tadi ngomong sama siapa coba?" Tanyanya lagi. "Oh, atau jangan-jangan kakak anak indihome ya?"

Dahi Cindy langsung berkerut. "Hah? Indihome?"

"Itu ... yang bisa ngomong sama setan."

"Itumah indigo!" Cindy menahan dirinya untuk tak mencubit pipi anak perempuan tersebut yang terlihat menggemaskan.

"Iya ... itu deh pokoknya."

"Enggak kok. Gue bukan indigo." Cindy yang sudah merasa tenang pun menaiki ayunan yang berada di sebelah anak perempuan tersebut dengan mata yang masih tertuju ke arahnya.

Sepertinya Cindy belum pernah bertemu dengannya. Apa jangan-jangan dia ini tetangga baru yang dibilang oleh Ibunya tadi pagi?

"Kakak bohong ya?"

Cindy menggeleng. "Ngapain juga gue bohong sama lo."

"Lho? Terus? Kok kakak bisa lihat aku? HIHIHIHIHI." Anak perempuan tersebut tiba-tiba saja tertawa dengan cukup keras. Dan jelas itu membuat Cindy kembali terlonjak menjauh darinya karena tak menyangka bahwa yang tengah ia lihat saat ini memang benar-benar penampakan.

"Anjing! Lo beneran setan ya?! Mimpi apa gue bisa ketemu setan kecil kayak lo?! MAMAAA! TOLONG CINDYYYY! Aduh—aduh! Plis! Jangan sampe gue kencing di celana!!"

Cindy langsung terbirit-birit lari ke arah rumahnya tanpa peduli jika ada tetangga yang keluar karena teriakannya yang menggelegar. Yang penting sekarang ia ingin menyelamatkan dirinya dari gangguan setan kecil tersebut.

Terpopuler

Comments

yuiwnye

yuiwnye

😮😮👻👻👻

2023-07-24

0

Melani ♉

Melani ♉

hahahaha.... Sakit perut gue ketawa..🤣🤣

2022-11-25

1

dee zahira

dee zahira

hahaha 😂😂😂

2022-09-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!