TERJEBAK DI DUNIA NOVEL SISTEM
Takut, itu yang dirasakan Aluna kali ini. Rasa takut akan kehilangan tiba-tiba muncul dibenak Aluna. Ya, hanya Ara keluarga satu-satunya yang dimilikinya saat ini, sementara gadis itu sedang terbaring lemah tak sadarkan diri.
"Bertahanlah, Ara!" ucap Aluna dalam hati. Air mata yang dari tadi sudah menggenang akhirnya keluar juga.
Aluna gadis cantik berusia dua puluh tahun. Berpenampilan sedikit tomboi sedang duduk sambil memegang nota pembayaran rumah sakit yang sudah seminggu belum dibayar.
Tangan kirinya memegang erat tangan Arabela, Adiknya. Ara sedang tertidur pulas di kasur rumah sakit. Ara mengidap penyakit leukimia dan sudah menjalani pengobatan selama setahun di rumah sakit.
Rupanya sebelum tertidur, Ara keasyikan membaca novel di platform Mangatoon yang membuatnya mengantuk. Aluna mengambil Handphone di tangan Ara dan menaruhnya di atas nakas.
"Kamu tunggu di sini dulu, Ara. Kakak akan segera kembali beberapa jam lagi.” Aluna mengusap rambut Ara yang sedang tertidur.
Malam ini Aluna akan mengikuti balap mobil liar. Hadiah yang akan ia peroleh sangat besar, bahkan bisa membayar semua biaya rumah sakit yang sudah menunggak dan pengobatan kesembuhan adiknya. Nilainya lebih dari cukup bisa membiayai hidup mereka berdua setahun ke depan.
Sambil mengusap air matanya, Aluna berjalan keluar dari pintu ruang inap adiknya. Tangan kanannya memegang sebuah formulir balap mobil. "Aku akan melakukan apa pun untuk kesembuhan mu, Ara."
***
Demi mendapatkan uang satu miliar, Aluna yang masih seorang pembalap amatir berani mengambil tantangan mengikuti balap mobil liar di tengah malam ini.
Aluna gadis berambut lurus itu hanya tertarik dengan hadiah lomba yang akan ia menangkan. Aluna tidak peduli resiko yang akan diterimanya, Uang satu miliar baginya sangat berarti untuk kesembuhan adiknya.
"Sebentar lagi lombanya dimulai, Aku kira kamu tidak jadi ikut!" seru Hana pemilik mobil yang akan ia pinjamkan kepada Aluna.
Wanita dengan tinggi 165 cm itu mengambil kunci dari tangan Hana, sahabatnya.
"Terima kasih, Hana. Aku yakin akan memenangkan lomba kali ini." Aluna begitu optimis memenangkan balap liar kali ini. Walaupun modal nekat, Aluna yang sudah dua kali memenangkan balap liar sebelumnya, begitu sangat yakin kalau kali ini ia akan menang lagi.
"Selamat berjuang, Aluna." Hana melambaikan tangannya memberi semangat kepada Aluna yang sudah duduk di depan setir.
Semua sudah berkumpul, ada beberapa teman mereka yang akan menyaksikan jalannya perlombaan. Dua orang yang menjadi lawan Aluna sudah memasuki mobil masing-masing.
Malam ini Aluna akan melawan dua pria. Hana, temannya akan menjadi juri dalam perlombaan. Kabarnya orang yang mengadakan lomba adalah salah satu peserta yang menjadi lawan Aluna sekarang.
"Semangat! Kalau kamu menang, kamu akan mendapat uang satu miliar, Aluna!" seru Hana lagi sebelum Aluna menyalakan mesin mobilnya.
Aluna tersenyum menanggapi sembari mengangkat satu jempolnya.
Hana lalu berdiri di pinggir jalan memberikan kode kepada ketiga mobil yang akan mengikuti balap liar. Dalam hitungan ke tiga Hana mengangkat bendera di tangan kanannya pertanda lomba telah di mulai.
"Tiga ... dua ... satu ...," teriak Hana, “ayo Aluna kamu pasti menang!” tambahnya
Baru di mulai ketiga mobil sudah melaju sangat cepat. Aluna menancap gas dan mulai mengatur strategi agar mengalahkan kedua mobil yang berjalan di sampingnya. Kedua mobil lawannya tak kalah cepat dari mobil Aluna.
Arena yang mereka lalui adalah sebuah bandara yang sudah tidak terpakai. Aluna yang sudah paham arena itu yakin dirinya akan menang, ditambah dua orang yang menjadi lawannya adalah pembalap amatir sama seperti dirinya.
Ciiiitttt ....
Tepat di sebuah belokan, Aluna tidak sengaja menyenggol mobil berwarna merah yang dari tadi ingin menyalipnya. Aluna hampir saja kehilangan keseimbangan setelah menabraknya.
"Sial! Sepertinya dia tak bisa diragukan!" Aluna kembali menambah kecepatan mobilnya menjadi 200 Km/jam.
Dari kecil Aluna sudah ditinggal kedua orang tuanya membuat ia harus pintar mencari uang sendiri. Aluna tumbuh menjadi gadis pemberani dalam hal apa pun. Ia berani melakukan apa pun demi adiknya, walaupun taruhan nyawa sekalipun.
Mobil merah yang ada di belakangnya berhasil menyalip mobil yang dikendarai Aluna. Bahkan mobil hitam satunya berada tepat di belakangnya.
"Aku bisa kalah kalau begini." Aluna mendengus kesal. Ditambahnya lagi kecepatan mobilnya yang semula kecepatan 200 KM/jam sekarang menjadi 220 KM/jam.
Baru beberapa menit Aluna menambah kecepatan, Ia bisa menyalip kembali mobil merah di depannya. "Berhasil!" Aluna tersenyum senang.
Dua puluh menit berlalu mereka telah melalui empat putaran. Tinggal satu putaran lagi Aluna akan menang, Aluna yang masih amatir hanya mengandalkan emosinya di banding strategi yang sudah dirancang dari awal. Berkali-kali Aluna menutupi jalan mobil warna merah yang akan menyalipnya. Dengan begitu mobil merah di belakangnya akan terhalangi.
Tepat di putaran terakhir, Aluna tersenyum karena kedua lawannya sudah tertinggal jauh di belakang. Karena rasa gembiranya Aluna tak menyadari kalau mobilnya sudah harus belok.
Ciiiit ....
Aluna mendadak mengerem mobilnya, dalam hitungan detik ia tak sengaja menabrak pembatas jalan yang ada di depannya.
BRAKK!!
Mobil yang dikendarai Aluna menyeret pembatas jalan.
Srettttt ....
Bunyi besi yang ia seret dengan mobilnya menimbulkan suara nyaring. Kali ini ia tak bisa menyeimbangkan mobilnya.
"Aaaaaaaaaa!" teriak Aluna kencang.
DUARRRR!!
Mobil yang dikendarai Aluna akhirnya terguling ke samping. Mobil Aluna mengalami kecelakaan tunggal karena menabrak pembatas jalan.
Aluna masih belum sadar kalau sekarang ia tengah mengalami kecelakaan. Samar-samar matanya mulai menutup sempurna. Masih teringat di bayangan adiknya yang tengah tertidur di rumah sakit.
***
"Bangun ... bangun!"
Sebuah tangan dengan kasar menggoyangkan tubuh Aluna yang tengah tertidur.
Aluna membuka matanya perlahan. Pertama kali yang dilihatnya adalah cahaya lampu yang sangat terang menyilaukan matanya.
"Ara," kata Aluna pelan.
Aluna melihat adiknya Ara sedang berdiri sambil memalingkan mukanya. Aluna kaget melihat adiknya yang sangat sehat dan cantik, berbeda dengan terakhir yang dia lihat di rumah sakit.
Gadis yang dipanggil Ara melotot ke arahnya, "Bangun wanita bodoh. Hari sudah mulai siang!" ketus Helen, wanita yang dipanggil Ara oleh Aluna.
Helen menarik tangan Aluna dengan kasar. "Pantas saja Tuan Alvin hendak menceraikan mu! Wanita malas sepertimu memang pantas diceraikan!" ketus Helen.
"Ara, apa yang kamu maksud? Siapa Alvin?" Aluna semakin tidak mengerti dengan ucapan Helen yang masih ia anggap sebagai Ara.
Helen berkacak pinggang di depan Aluna. "Jangan pura-pura bodoh di hadapanku! Aku sudah muak!" serunya.
Aluna yang masih separuh sadar memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia belum menyadari sekarang ada di mana.
Kedua tangannya mengucek matanya, meyakinkan dirinya kalau sekarang bukan mimpi. Aluna yakin kalau yang di hadapannya adalah Arabella adiknya yang sakit, hanya saja penampilannya dah suaranya yang berbeda kali ini.
Aluna menengok ruangan di sekelilingnya, tampak asing baginya. Dilihatnya lagi Helen yang berdiri begitu angkuh.
"Sekarang aku ada di mana Ara?"
###
Jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya. Bila berkenan berikan vote sebagai bentuk dukungan untuk author.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-06-17
1
👑Lian Siyue👑
readers baru hadir thor😁
2023-03-28
2
Putri
bagaimana nasib adiknya, kasiann
2022-12-18
1