Pukul empat sore, Nenek mulai berteriak memanggil nama Aluna, "Cepat bawa Luna kemari. Aku ingin Luna yang menemaniku," teriak Nenek Alma ketika sudah melewati masa kritisnya.
Sekarang Nenek Alma sudah dibawa ke ruang inap VIP di rumah sakit itu. Tuan Alvin dan juga Helen sedang duduk menemaninya di kamar.
"Luna sudah pulang, Nek" jawab Alvin menggenggam tangan neneknya.
Namun Nenek Alma masih terus berteriak memanggil Luna, istri dari cucunya. Wanita tua itu terus merajuk, Terlihat kekanakan meminta kepada cucunya. Tetap saja Alvin tidak tega melihatnya.
"Aku ingin Luna disini," ucap Nenek Alma memalingkan mukanya. Setelah melihat Luna tadi memperjuangkan nyawanya. Ia yang dulunya tidak menyukai Luna mendadak ingin dekat dengan gadis itu.
"Baiklah, Nek. Aku akan menelepon Luna sekarang," seru Alvin. Nenek Alma tersenyum menanggapinya.
Alvin lalu keluar dari ruangan kembali menelepon kepala pelayan. Ia menyesal kenapa sampai menyita Handphone istrinya kemarin, Kalau tidak pasti ia bisa langsung menelepon Luna.
Tak begitu lama setelah Alvin memencet tombol hijau, Telepon mulai tersambung.
"Beritahu Luna agar segera kembali ke rumah sakit, Nenek sangat membutuhkannya," ucap Alvin di telepon tanpa basa-basi.
Di tempat lain pelayan utama sedang mengangkat telepon dari majikannya.
"Tuan, Nona Aluna sedang tidak ada di rumah," jawab kepala pelayan di telepon.
Alvin mendadak marah mendengar jawabannya, "Apa? Dimana wanita itu sekarang? Kenapa dia belum pulang ke rumah?" ketus Alvin marah.
"Belum, Tuan! Nona Aluna tidak ada di sini," sahut kepala pelayan di telepon.
"Sudah jam segini ia belum sampai rumah? Kemana saja dia?" Alvin berteriak marah-marah di telepon.
"Maaf, Tuan. Saya tidak tahu," jawab kepala pelayan ketakutan.
Suara Alvin yang sedang marah terdengar tidak terlalu keras tetap saja memancing perhatian orang yang ada di rumah sakit, Terutama Helen yang mendengarnya langsung keluar.
"Aku tidak mau tau! Cari Luna sampai ketemu malam ini juga! Kalau tidak aku akan menghukum seluruh pelayan malam ini!" ketus Alvin di telepon.
"Baik Tuan!"
Mendengar jawaban kepala pelayan yang membuatnya marah. Alvin langsung memutuskan sambungan telepon.
Rahang Alvin mulai mengeras timbul di pikirannya kalau Luna sedang bersama Devan bersenang-senang malam ini. Alvin memejamkan matanya, Menggenggam kencang Handphone di tangannya. Ada kekecewaan diraut muka Alvin.
Helen yang dari tadi memperhatikannya berjalan mendekati Alvin, "Apa Nona Luna mau kemari lagi?" tanyanya halus kepada Alvin. Wanita itu pura-pura tidak mendengar.
Alvin menggeleng, "Dia tidak ada di rumah!" terlihat kekesalan di wajah Alvin. Sorot matanya menatap tajam, Menunjukan suasana hatinya yang sedang marah.
Helen mendekatkan lagi tubuhnya, "Sepertinya benar, Nona Luna sengaja meminta kartu bank milik Anda untuk bersenang-senang dengan pacarnya Devan malam ini. Sudah jelas, Tuan. Kalau Nona Luna berkhianat dari Anda," bisik Helen memanasi Alvin.
Pria itu semakin gusar dibantingnya handphone miliknya ke lantai.
Brakk.
"Wanita Jala*g!" ketus Alvin, "Lihat saja apa yang akan aku lakukan nanti kepadanya!"
Pria itu semakin larut dalam pikiran buruknya, ia yang sudah mulai membuka hati kepada Aluna mulai meragukannya lagi. Dengan langkah pelan ia berjalan masuk ke ruang inap neneknya bersama Helen. Alvin sengaja menutupi kekesalannya kepada Helen di depan neneknya.
***
Dengan tanpa berpikir Aluna meninggalkan toko itu. Kakinya terus melangkah keluar mall sambil terus mengoceh tak karuan.
Tangannya merapihkan rambutnya yang sudah mulai berantakan. Karena misinya belum berhasil dilaluinya. Aluna duduk diluar di kursi yang tersedia di taman.
Aluna sangat sedih, Sambil terus merenung kepalanya mendongak ke langit.
Andaikan ini di dunia nyata, betapa beruntungnya aku mendapatkan kartu ini.
Wanita itu kembali melihat ke arah kartu yang sedang ada di tangannya.
Kejam! Sayangnya ini adalah dunia novel. Andaikan ini dunia nyata Ara pasti sangat senang. Batin Aluna.
Kenapa aku harus berada disini? Kenapa nasib melemparkan aku ke sini? Bodoh! Bukannya aku bisa menolaknya. ucap Aluna di dalam hati.
Aluna kembali mengetuk bandul di kalungnya, "Miss K" ucap Aluna pelan.
Sensor di kalung itu kembali menyala setelah diketuk oleh Aluna. Menandakan sistem sudah bisa mendengar.
..."Ada apa Nona Luna?" tanya Miss K....
"Aku tidak ingin menjalankan misi ini. Kembalikan aku ke dunia nyata," ucap Aluna putus asa.
Sistem kembali menjawab.
..."Nona, Tubuh Anda di dunia nyata sedang koma di ruang ICU, Kemungkinan Anda akan mengalami cacat permanen ketika hidup lagi. Nona, Anda tidak akan mendapatkan apapun apabila kembali sekarang. Anda hanya akan mendapatkan kesakitan sementara adik Anda sedang sangat membutuhkan biaya pengobatan," ucap Miss K menjelaskan....
"Aku tidak percaya!" seru Aluna.
...Sistem menjawab, "Arahkan sensor ini kesebuah cermin kalau Nona tidak percaya"...
Aluna lalu mengarahkan sensor kesebuah kaca di dinding mall yang dekat dengannya. Setelah sensor diarahkan sebuah gambar muncul di kaca itu. Tentunya Hanya Aluna yang bisa melihatnya.
Benar saja, di kaca Aluna melihat dirinya di dunia nyata sedang tertidur di kamar rumah sakit dengan alat medis yang menempel hampir di seluruh tubuhnya.
Melihat itu Aluna menghembuskan nafasnya pelan sembari berpikir sekali lagi. Tubuhnya mulai melemas. Mungkin apa yang dikatakan sistem adalah benar. Dunia nyata memang lebih kejam daripada di sini.
Wanita itu mulai berpikir apa jadinya kalau ia hidup lagi sementara tubuhnya tak bisa normal dan bekerja lagi di dunia nyata.
"Baiklah aku akan tetap menyelesaikan misi ini," ucap Aluna memutuskan untuk melanjutkan misi dan kembali ke rumah Alvin.
Aluna melangkah mendekati bibir jalan memutuskan mencari taxi untuk kembali ke rumah Alvin.
Tak begitu lama sebuah taxi berjalan ke arahnya, Aluna langsung menyetopnya, "Antar kan aku ke rumah, Pak" ucap Aluna kepada sopir. Dengan kemampuan mengingatnya, Aluna mengarahkan jalan menuju rumahnya kepada sopir taxi.
Sekarang Aluna sudah duduk di dalam taxi. Ia masih berbicara dengan sistem di dalam mobil.
"Miss K, Bagaimana keadaan adikku di dunia nyata?" tanyanya kepada sistem.
..."Adik Anda baik-baik saja Nona selama Anda berada di sini," ucap Miss K....
Sopir taxi sempat bingung menoleh ke belakang ketika penumpangnya sedang berbicara sendirian. Menurut pandangan pria itu, Aluna terlihat seperti wanita yang tidak waras. Wanita itu masih terus berbicara dengan sistem.
"Katakan padaku apa benar Luna adalah wanita kaya raya?" tanya Aluna kepada sistem.
...Sistem bersuara, "Benar, Nona Luna memiliki kekayaan yang berlimpah. Bahkan kekayaannya melebihi apa yang dimiliki Tuan Alvin."...
Aluna tidak bisa membayangkan berapa besar harta yang dimiliki Luna. Melihat kartu black card milik Alvin saja sudah membuatnya sangat takjub.
###
Jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
azka aldric Pratama
sifat Alvin gmpng di jatuhin musuh ,cpt terpengaruh tnp nyari bukti😏😏😏
2022-12-14
1
DNK • SLOTH SINN
next
2022-07-03
1
Cruyff
pengen gua remes tuh mulut
2022-04-21
1