Gadis berambut panjang lurus itu sedang berbicara dengan sistem di dalam taxi yang ditumpanginya.
"Kalau aku memiliki kekayaan yang berlimpah seharusnya aku diperlakukan seperti seorang ratu di rumah itu! Dari awal masuk ke sini kenapa semua orang malah berlaku kasar terhadapku? Bahkan Tuan Alvin suami Luna terlihat tak menyayanginya," keluh Aluna.
...Sistem menjawab, "Nona Luna adalah wanita yang kurang pintar, Ia wanita yang lembut dan penuh dengan cinta. Sayangnya banyak orang yang memanfaatkan perlakuan lemah Nona Luna."...
Luna kembali mencibir, "Apa? Penuh cinta? Bahkan aku belum tau bagaimana rasanya jatuh cinta kepada seorang lelaki. Sepertinya kepribadian Luna sangat berbanding terbalik dengan sifat ku."
Aluna tidak tahu kalau sopir dari tadi memperhatikannya terus lewat kaca di depan kemudi. Pria itu sudah mulai ketakutan saat Aluna mulai tertawa sendiri. Aluna yang merasa diperhatikan akhirnya diam begitu menyadari sopir mencurigainya.
Beberapa menit kemudian,
"Berhenti di depan, Pak!" ucap Aluna kepada sopir setelah ia sampai di depan mansion Alvin. Walaupun hanya sekali keluar dari mansion. Aluna sudah hapal betul harus turun dimana.
Aluna menyodorkan kartu black card milik Alvin kepada sopir taxi sebagai alat untuk membayar ongkos yang harus ia keluarkan.
Setelah Aluna mengucapkan terima kasih, Ia berjalan masuk kedalam mansion yang sangat mewah, Tentunya baru sekali ini ia melihat secara langsung.
Aluna berjalan masuk ke dalam mansion, tinggal tujuh jam lagi ia harus segera menyelesaikan misinya hari ini.
Baru beberapa langkah memasuki mansion Aluna sudah disambut hangat oleh para pelayan di rumah itu.
"Pelayan, bisa bawakan barang-barang dari kamarku!" pinta Aluna kepada pengurus rumah tangga. Wanita itu jelas tidak mau satu kamar dengan Alvin mengingat pria itu hanyalah suami di dunia novel.
"Baik, Nona"
"Dan satu lagi. Aku ingin tidur diruang tamu. Tunjukan aku kamar tamu untukku tidur selanjutnya," ucap Aluna.
Sesaat ketika Aluna datang, Rupanya kepala pelayan sudah menelepon Tuan Alvin lebih dulu. Ia menanyakan apakah boleh Nona Luna meminta barang-barang dari kamarnya? Jawaban Alvin yang sedang salah paham kepadanya tentu saja menjawab iya. Alvin kembali kecewa terhadap istrinya.
Sambil menunggu kepala pelayan mengambil barang barangnya, Aluna memandangi setiap foto yang ada di dinding rumah itu. Terlihat jelas foto Luna bersama Alvin ketika menjadi sepasang suami istri.
Nona Luna di foto itu terlihat sangat anggun dan cantik. Degan berbalut gaun pengantin menambah keanggunan sosok Luna. Wajahnya sama persis dengan Aluna walaupun berbeda dunia. Hanya saja penampilan Aluna sedikit tomboi sementara Luna terlihat begitu lemah lembut.
"Nona, mari saya antar ke kamar tamu," ucap kepala pelayan membuyarkan lamunan Aluna. Dua orang pelayan lagi yang ada disampingnya membawakan barang milik Luna.
Kemudian Aluna mengikuti langkah tiga orang pelayan di depannya.
Sekarang Aluna sudah memasuki sebuah kamar yang sangat besar untuk ukuran kamar tamu. Meskipun ukurannya jauh lebih kecil dari kamar utama, tetap saja Aluna tak habis berdecak kagum melihat kemewahan yang terdapat di rumah itu.
Ketiga pelayan meninggalkan Aluna sendiri di kamar. Aluna melihat barang-barang milik Luna yang dibawakan tiga pelayan tadi. Timbul rasa penasaran pada diri Aluna.
Seperti apa barang-barang milik Luna? tanya Aluna di dalam hati.
Aluna membuka satu persatu isi koper. Dilihat dari baju dan barang-barang Aluna di koper terlihat kalau Luna memiliki selera tinggi, semua barang-barang yang ia keluarkan terlihat begitu mewah dan mahal.
Kondisi mereka sudah tentu berbeda jauh, bahkan pakaian dalam milik Luna bernilai puluhan juta kalau di dunia nyata. Aluna merapihkan satu persatu baju yang akan ia taruh ke dalam lemari.
Ketika Tangan Aluna merapihkan baju milik Luna, Tak sengaja ia melihat sebuah buku catatan harian milik Luna di koper itu. Tangannya meraih buku itu, Lalu membacanya.
Aluna mendudukkan pantatnya di pinggir kasur, ia begitu penasaran membuka satu lembar di halaman pertama buku harian milik Luna.
Alvin, Aku tahu kalau pernikahan kita adalah sebuah paksaan. Devan adalah masa laluku.
Aku sangat mencintaimu, Alvin. Tidak peduli bagaimanapun kamu memperlakukan aku.
Semoga setelah berpisah nanti kamu akan menyadari ketulusan cintaku.
Baru membaca halaman pertama saja Aluna sudah merasa geli. Bagaimana mungkin ada wanita yang tetap mencintai suaminya meskipun lelaki itu sering menyakitinya.
"Bodoh!" ucap Aluna.
Aluna kembali membuka lembar selanjutnya, Namun belum sempat membaca, tanpa permisi kepala pelayan masuk kedalam kamarnya.
"Nona, Tuan Alvin menyuruh Anda cepat ke rumah sakit. Nenek Alma dari tadi memanggil-manggil nama Anda terus, Nona" ucap kepala pelayan sambil menunduk.
Aluna menutup kembali buku harian yang barusan ia baca, "Apa kondisi nenek sudah mulai membaik?" tanyanya.
Kepala pelayan mengangguk, "Benar, Nona. Anda sedang ditunggu di rumah sakit" sahut kepala pelayan lagi, "Biar kami saja yang merapihkan barang-barang Nona," tambahnya.
Mendengar nenek yang barusan ia tolong sedang membutuhkannya. Aluna merasakan empati kepada nenek yang masih belum dikenalnya itu.
"Baiklah aku akan ke sana sekarang. Sebentar aku harus berganti baju dulu," ucap Aluna meraih baju di koper milik Luna.
Kenapa semua baju milik Luna semuanya dress? Baiklah aku harus terbiasa menjadi Luna. Batin Aluna.
Aluna sudah berganti baju menggunakan dress. Wanita itu melihat dirinya di cermin.
Cantik. Gumamnya.
Aluna yang tak biasa memakai dress harus membiasakan dirinya sekarang. Dress itu sangat pas ditubuhnya yang ideal.
Rambut panjangnya ia biarkan terurai ke belakang. Baru kali ini ia memakai pakaian anggun seperti itu. Bahkan tanpa riasan pun wajahnya masih terlihat sangat cantik.
"Pelayan, Sebaiknya aku saja yang merapihkan barang-barang itu," seru Aluna ketika para pelayan hendak merapihkan barang-barangnya.
Para pelayan langsung berhenti merapihkan barang-barang milik Aluna, Tidak biasanya nona mudanya mau merapihkan barang-barangnya sendiri.
"Nanti aku yang akan merapihkan sendiri ke lemari setelah pulang dari rumah sakit," seru Aluna.
Kepala pelayan mendekati Aluna. Wanita itu punya andil besar dalam mengurus mansion Tuan Alvin.
"Nona, Bukankah Nona mau membawa kembali barang-barang ke rumah Anda?" tanya kepala pelayan. Yang ia tahu Nona Luna kemarin menyuruhnya merapihkan barang-barang itu ingin kembali ke mansion miliknya karena ingin bercerai dari Tuan Alvin.
"Tentu saja tidak," sahut Aluna.
Kepala pelayan kembali bertanya, "Maaf, Nona. Bukankah kemarin Anda bilang mau bercerai dari Tuan Alvin?"
Mendengar itu Aluna tersenyum miring. Cerai? itu tidak mungkin! Aluna jelas ingin menyelesaikan misinya.
"Aku tidak jadi ingin bercerai darinya," ucap Aluna yakin.
Aluna berjalan mendekati kepala pelayan yang sedang berdiri menunduk, "Aku sangat mencintai Alvin. Bagaikan mungkin aku bisa meminta cerai darinya."
Aluna mengedipkan satu matanya di depan kepala pelayan.
###
Jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
anime.wibu 😘
next kak 😁
2022-03-18
1
ria aja
lnjitkan
2022-03-16
1
Dewi Purnama Sari
koq black card dikoq dikasih sama sopir
2022-03-14
0