"Terima kasih suamiku," sahut Aluna meraih kartu bank ditangan Alvin.
Matanya berbinar ketika kartu itu sudah ada di tangannya, "Aku tahu kamu bukan suami yang pelit terhadap istrinya," tambah Aluna lagi.
Posisi Alvin sudah berdiri di depannya masih memandang lekat wajah Aluna yang tampak kegirangan melihat kartu miliknya.
Aku harus segera menyelesaikan misinya hari ini! batin Aluna.
"Suamiku, sepertinya aku harus pergi dulu. Ada urusan yang harus aku selesaikan," ucap Aluna berjalan ke depan menghiraukan Alvin yang masih terus memperhatikannya.
Aluna berjalan sangat cepat meninggalkan Alvin, Helen yang sedang duduk langsung menghampiri Alvin, "Tuan! untuk apa Nona Aluna meminta kartu bank milik Anda? Tidak biasanya ia seperti itu!" celoteh Helen.
Mendengar kata-kata Helen, Alvin yang terus memperhatikan Aluna dari jauh langsung tersadar.
Benar juga sebenarnya untuk apa Luna meminta kartu bank milikku? batin Alvin di dalam hati.
Alvin bergegas ingin mengejar Aluna yang berjalan sudah jauh darinya. Namun baru beberapa langkah seorang perawat menghentikan langkahnya.
"Tuan Alvin," seru perawat memanggil Alvin, "Kondisi Nenek Alma bertambah kritis," tambahnya.
Alvin yang hendak mengejar Aluna langsung berbalik arah berlari melihat kondisi neneknya yang sudah dibawa keluar ruangan menggunakan kasur rumah sakit.
"Perawat apa yang terjadi dengan nenek?" tanya Alvin begitu khawatir. Helen masih berada di sebelahnya menemani.
"Tuan, tadi nenek sempat tersadar, Nenek terus memanggil Nona Luna berulang kali," sahut perawat sambil mendorong kasur nenek menuju ruang ICU.
"Apa kondisi nenek bertambah parah?" tanya Alvin mengikuti sambil terus berjalan.
Perawat mengangguk mengiyakan, "Sepertinya kehadiran Nona Luna disini sangat membantu kesehatan nenek agar cepat pulih."
Sekarang Nenek Alma sudah berada di ruang ICU diantar beberapa tim medis dan Alvin yang begitu khawatir dengan kondisi neneknya.
"Nenek cepatlah sembuh! Tenanglah Alvin ada disini, Nek!" ucap Alvin mendekati neneknya yang setengah sadar. Nenek Alma memalingkan mukanya tidak ingin melihat cucunya, yang ia inginkan adalah Luna, Bukan Alvin.
"Sepertinya nenek hanya menginginkan Nona Luna, Tuan!" ujar perawat menunduk.
Mendengar itu raut muka Alvin begitu kesal, "Berani-beraninya kamu berkata seperti itu kepada tuan mu!" ketus Alvin marah.
Perawat terus menunduk takut, "Maafkan saya, Tuan. Saya hanya memberitahukan apa yang diinginkan Nenek Alma," jawab perawat mencoba menjelaskan.
Alvin kembali mendekati wajah neneknya, "Benarkah itu, Nek?"
Nenek Alma mengangguk mengiyakan.
"Baiklah, Nek. Alvin akan membawa cepat Luna kemari," sahut Alvin bergegas keluar.
Karena kesal Alvin keluar dari ruang ICU mencoba menghubungi Aluna agar kembali ke rumah sakit menemani neneknya.
Aku harus cepat menghubungi Luna. Nenek sangat membutuhkannya. Batin Alvin.
Diluar sudah ada Helen yang sedang menunggu, "Tuan, Bagaimana kondisi Nenek Alma?" tanya Helen begitu Alvin keluar.
"Hubungi Luna agar segera kembali ke rumah sakit! Nenek ingin bertemu dengannya," tegas Alvin kepada Helen.
Helen merasa kecewa kepada Alvin yang datang terus menanyai Luna bukan dirinya, "Tuan, Bukannya Handphone Nona Luna sedang disita," serunya.
Mendengar itu Alvin baru ingat kalau kemarin ia menyita Handphone Luna, istrinya. Jelas saja ia tak bisa menghubunginya langsung sekarang.
"Kalau begitu kamu hubungi kepala pelayan," seru Alvin.
Ketika hendak menghubungi perawat kembali memanggil Alvin agar menemui neneknya di dalam.
***
Akhirnya setelah berjalan cukup jauh, bertanya ke sana kemari kepada semua orang, Aluna telah sampai di sebuah mall mewah.
Gadis dengan kulit putih itu berjalan mengelilingi deretan toko mewah yang ada di supermarket. Sekarang kakinya sudah berdiri di depan toko perhiasan yang ada di mall. Perhiasan dan berlian berjejer rapi seakan memanggil Aluna agar segera membelinya.
Wah! Sangat cantik. Gumam Aluna.
Tentu saja semua itu tak begitu menarik bagi Aluna, menurutnya dengan membeli barang-barang mewah itu disini tak akan bisa ia bawa ke dunia nyata, Mengingat dirinya sedang di isekai dan yang ia beli semuanya tidak nyata.
Aluna memberanikan diri masuk kedalam sebuah toko perhiasan ingin mengecek limit dari kartu yang diberikan Alvin kepadanya. Kepalanya menengok kanan dan ke kiri mencari pelayan toko.
"Nona, bisakah Anda mengecek berapa uang di dalam kartu ini? Aku tidak tahu karena suamiku yang memberikannya," tanya Aluna kepada seorang pelayan yang terlihat ramah.
Wanita itu menghampiri Aluna lalu mengambil kartu dari tangan Aluna, "Baiklah, Nona. Tunggu sebentar," ucap pelayan toko ramah.
Sambil menunggu sesekali matanya menoleh kearah perhiasan yang begitu berkilau. Perhiasan yang ia lihat bukanlah barang murah.
Seandainya ini nyata aku pasti tidak perlu bekerja keras lagi di sana. Gumam Aluna.
Tidak lama pelayan toko tersenyum menghampirinya, "Nona, ini adalah kartu black card. limitnya tidak terhingga," jelas pelayan toko tersenyum menyadari kalau konsumen didepannya adalah wanita kaya raya.
Mata Aluna terbelalak sempurna, "Apa? jadi maksud Anda uang di kartu Bank ini tak terhingga?"
Pelayan toko mengangguk, "Benar nona, ini adalah kartu tingkat berlian. Bahkan kalau Anda membeli semua perhiasan disini, Uang di kartu ini tidak akan pernah habis. Wah..sepertinya suami Anda adalah pria yang tajir. Silahkan dipilih Nona apa yang anda butuhkan akan kami carikan," seru pelayan toko kegirangan, Ia memanggil seluruh pegawai lain agar melayani Aluna.
Beberapa pelayan membawa perhiasan ditangannya menghampiri Aluna.
"Nona, lihatlah berlian ini limited edition, hanya Artis papan atas yang memakainya, Nona sangat beruntung datang hari ini," ucap pelayan toko menyodorkan cincin berlian bermata biru kepada Aluna.
"Lihat ini juga bagus, Nona. Diamond yang kami gunakan adalah terbaik di kelasnya. Silahkan pilih, Ini sangat cocok dengan kulit Anda yang putih, Nona" rayu pelayan toko menyodorkan segala jenis perhiasan bertatahkan berlian.
"Terima kasih, Ta-tapi..." ucap Aluna terpotong, Ia terlihat pusing, "Tunggu! Berarti berapa banyak yang saya beli, Uang di kartu ini tidak akan pernah habis?" tanya Aluna lagi.
"Betul, Nona" pelayan toko masih terus saja menyodorkan perhiasan mewah dihadapan Aluna.
Aluna terlihat berpikir. Sekarang Ia baru tahu kalau uang yang ada di kartu itu tak akan habis dipakai hari ini.
Kalau uang ini tidak akan habis di kartu ini, Lalu bagaimana aku bisa menyelesaikan misi hari pertamaku. Batin Aluna terus berpikir.
"Nona, Bagaimana? Mau pilih yang mana?" tanya pelayan toko memastikan.
Aluna mendadak kesal mendengar jawaban pelayan toko, "Jadi uang di kartu ini tidak akan pernah habis? Kalau begitu untuk apa aku membeli semua ini!" geram Aluna.
Pelayan toko terlihat kebingungan melihat perubahan raut muka konsumen di depannya.
"Aish.. kalau begini caranya, bagaiman aku bisa menyelesaikan misi hari ini!" ucap Aluna, "Maaf aku tidak jadi membeli perhiasan di toko ini," ucap Aluna meninggalkan toko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
ka intan
wkwkwkwk
2022-07-06
1
ka intan
wkwkwkw
2022-07-06
1
DNK • SLOTH SINN
wkwk
2022-07-03
1