"Luna, Setiap hari aku selalu bosan dengan hidupku. Apa kamu suka bermain game?" tanya Nenek Alma kepada Aluna.
Tentu saja jawabannya iya, Aluna di dunia nyata juga adalah seorang gamer. Ia sangat menggemari permainan game seperti Mobile Game dan Fire Free. Kedua game itu sering menemani waktu luangnya saat senggang.
Aluna mengangguk cepat, "Apa nenek ingin bermain game?"
Nenek Alma mengangguk begitu kegirangan saat Aluna menawarinya bermain game, "Tapi nenek belum top up gamenya? Nenek tidak tau caranya, Luna!" wajah Nenek Alma kembali sedih.
Nyonya Clara mendekati Nenek Alma lalu menasehatinya, "Ibu, untuk apa membuang-buang uang hanya untuk bermain game. Tidak ada kegiatan lain kah yang lebih bermanfaat selain bermain game?"
Nenek Alma kembali mencibir, "Lalu aku harus melakukan apa? Jelas kegiatan ini bermanfaat karena membuatku senang! Daripada memilih kegiatan berkumpul lalu menghamburkan uang di luar hanya untuk mengolok-olok sesama teman"
Nenek Alma begitu kesal dengan ucapan Clara, "Apa salahnya aku menghabiskan sedikit uang hanya untuk membeli diamond di game ku!"
Nyonya Clara menghembuskan nafasnya pelan, "Bukan seperti itu, Nek. Walaupun kita tidak kekurangan uang sama sekali. Bermain game sepertinya tidak pantas untuk wanita yang sudah tua"
Nyonya Clara menatap tidak suka kepada Aluna karena telah menawari Nenek Alma bermain game.
Bibir Nenek Alma mengerucut sedikit ke depan, Menandakan kalau ia sedang cemberut.
"Sebaiknya kamu keluar dari ruangan ini. Kamu terlalu berisik berada di sini," ketus Nenek Alma mengusir Clara.
Nyonya Clara yang merasa terusir akhirnya sadar diri, "Baiklah, Bu. Aku akan keluar. Luna, aku ingin berbicara dengan mu sebentar!"
Nyonya Clara melirik ke arah Aluna, memberi isyarat agar gadis itu mengikuti langkahnya yang akan keluar dari ruangan itu.
"Nek, Aku keluar sebentar," ucap Aluna kepada Nenek Alma. Ia lalu mengikuti Nyonya Clara di belakangnya.
Aluna berjalan persis di belakang Nyonya Clara. Wanita yang berumur sekitar empat puluhan itu terlihat sinis menatap Aluna.
Di Luar Ruangan.
"Jangan pernah mengajarkan nenek hal-hal yang tidak pantas untuknya!" ketus Clara kepada Aluna.
Mereka berdiri di depan kamar inap Nenek Alma.
"Maafkan saya, Nyonya" sahut Aluna. Ia belum tahu siapa wanita yang sedang mengajaknya bicara itu.
Clara tersenyum miring ke arah Luna, "Apa kamu sudah mengurus perceraian kalian berdua?" tanya Nyonya Clara.
Wajah Aluna yang dari tadi menunduk langsung mendongak ketika mendengar kata perceraian di telinganya.
"Maksud Anda apa nyonya berkata seperti itu kepadaku?" Aluna benar-benar tak habis pikir, Dari awal masuk ke dunia novel sampai sekarang banyak yang menanyakan hal perceraian kepadanya.
"Luna! Apa kamu benar-benar amnesia atau sengaja pura-pura amnesia agar tidak jadi bercerai dari Alvin?" Clara masih mencecar Aluna. Ia mendengar dari kepala pelayan kalau Aluna mengalami amnesia.
"Nyonya, bercerai atau tidak dengan suamiku itu bukan urusan Anda!" sahut Aluna lantang.
Nyonya Clara mencibir, "Apa? Bukan urusanku! Jelas adalah urusan ku! Alvin adalah anakku, aku lebih tau siapa wanita yang tepat untuk kebahagiaannya! Dan kamu jelas bukan orangnya!" ketus Clara.
Aluna melihat lagi wanita di depannya itu. Ia baru tahu kalau yang berkata dengannya sekarang adalah ibu mertuanya.
Jadi kamu adalah ibu mertuaku! Aku kira siapa? Malang sekali nasib mu, Luna. Sepertinya tidak ada orang yang tulus menyayangimu selain nenek. Batin Aluna.
"Katakan padaku! Kapan kamu mengurus perceraiannya?" Clara menatap tajam Aluna yang hanya melihatnya terus.
Aluna masih mencoba menghormati wanita itu, mengingat ia adalah ibu mertua Luna.
Belum sempat menjawab pertanyaan Nyonya Clara, Nenek Alma kembali berteriak memanggil Aluna masuk ke dalam.
"Maaf, Nyonya. Nenek memanggilku lagi ke dalam. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Anda sekarang. Permisi!" ujar Aluna berjalan meninggalkan Nyonya Clara di luar.
***
Aluna sudah masuk ke ruangan Nenek Alma kembali.
"Apa yang dibicarakan Clara kepadamu, Nak?" tanya nenek.
Aluna tersenyum, "Hanya mengatakan agar menyuruhku menjaga nenek baik-baik." Aluna berusaha menutupi apa yang dibicarakan ibu mertuanya. Ia tidak mau Nenek Alma yang sedang sakit sedih mendengarnya.
Di sini hanya Anda yang menyayangi ku, Nek. Aku berjanji sebisa mungkin bisa menemani mu.
"Luna, apa kamu masih mau mengajak nenek bermain game lagi?" tanyanya menagih janji.
"Tentu saja, Nek"
"Setiap top up nenek tak sengaja mengisi saldo game ini sampai habis berjuta-juta. Bisakah kamu hanya mengisinya seratus ribu saja?" tanya Nenek Alma.
Aluna mendekati Nenek Alma lalu mengambil Handphone dari tangan wanita tua itu.
Benda berbentuk pipih itu sedang diperiksa Aluna. Sedikit berbeda memang sistem Handphone dunia nyata dan dunia novel.
Berkali-kali Aluna salah memencet tombol di Handphone itu. Setelah game terbuka, Aluna memilih diamond di dalam game yang akan ia beli. Aluna mengambil kartu bank milik Alvin lalu memasukkan kode di kartu itu ke dalam Handphone milik Nenek Alma.
"Nek apa nenek hapal password di kartu ini?" tanya Aluna kebingungan. Cara pembayaran game di dunia Novel sedikit berbeda dengan dunia nyata.
Nenek Alma lalu menyebutkan angka yang biasa digunakan Alvin. Aluna tidak sadar setelah ia menekan tombol save. Kartu black card milik Alvin langsung terhubung ke rekening yang ada di Handphone Nenek Alma.
Aluna kembali mengecek diamond yang dari tadi akan dibelinya, ternyata diamond di game itu belum berhasil dibeli olehnya.
Gadis itu mencoba masuk sekali lagi ke aplikasi game, berusaha membeli lagi.
Saat Aluna sudah memencet enter hendak memulai pembayaran, Layar di Handphone itu langsung memunculkan notifikasi.
...Saldo Anda tidak mencukupi....
Mata Aluna terbelalak sempurna. Bagaimana mungkin kartu yang mempunyai limit tidak terbatas ini tidak memiliki saldo untuk membeli game yang hanya senilai seratus ribu.
Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Aluna. Tentunya hanya ia yang dapat mendengar.
...DINK.. DINK...DiNK...
Di cermin yang terdapat di kamar inap Nenek Alma muncul sebuah tulisan.
...Selamat, Nona Luna. Misi hari pertama Anda sudah dilewati. Silahkan melanjutkan lagi misi hari berikutnya....
Melihat tulisan itu di cermin membuat mata Aluna terbelalak sempurna. Ia langsung bertanya kepada nenek kenapa Ia tak bisa menggunakan kartu black card milik Alvin untuk top up game yang akan dibayarnya.
Nenek Alma menjelaskan bahwa tadi Luna tak sengaja memasukkan kode yang ada di kartu black card milik Alvin ke saldo rekening di Handphonenya. Jelas saja semua limit di kartu itu langsung habis berpindah. Ternyata rekening di Handphone nenek sudah mengikat saldo di kartu black card milik Alvin.
Mendengar itu Aluna langsung bersorak kegirangan. Ia langsung memeluk Nenek Alma.
"Nenek! Akhirnya aku berhasil bisa menyelesaikan misi hari ini."
###
Jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Nanik Lestari
Bodohnya dirimu
2023-04-08
0
AK_Wiedhiyaa16
Tiap menyelesaikan misi masa ga ada hadiahnya kah thor???
Ya kali susah2 ngerjain misi cuma biar bisa balik doang?
2022-09-08
2
american
anjai keren amat nek
2022-03-28
1