"Makanlah dengan nyaman, Aku akan menemanimu disini," ucap Aluna bertingkah manis di depan Alvin.
Aluna yang tak pernah berhubungan sekalipun dengan seorang pria mendadak bertingkah seperti sudah berpengalaman dalam merayu, Aluna melihat contoh temannya yang pandai merayu lelaki di dunia nyata.
Untungnya aku punya teman yang pandai merayu. Aku jadi tahu bagaimana caranya bersifat manis dengan seorang lelaki, batin Aluna
Sesendok makanan berhasil masuk ke mulut Alvin. Pria itu kebetulan belum makan siang, Sesekali Alvin memperhatikan Aluna yang sedang tersenyum manis ke arahnya.
Setelah makanan itu habis, Aluna mengambil minuman untuk Alvin. "Minumlah, suamiku!" ucapnya masih tersenyum.
Dengan pelan pria di sebelahnya meminum air yang diberikan Aluna kepadanya. Sebelum makan sampai selesai makan, Alvin hanya diam tak berkata apa pun.
Apalagi ya yang harus aku lakukan agar dia mau menyerahkan kartu bang miliknya ya ...? batin Aluna masih terus berpikir.
Kalau melihat Alvin yang kasar tadi di kamar dengan Alvin yang duduk di sebelahnya, nampak sekali perbedaan suaminya kepadanya. Pria itu sekarang mendadak tenang. Mungkin ini yang dikatakan Miss K, kalau sifat Tuan Alvin mudah berubah.
Aluna mengambil tisu lalu mengusapkan lembut di sebelah mulut Alvin yang baru selesai minum, pikirnya seperti itulah cara merayu seorang pria agar mau menyerahkan kartu bank miliknya.
Alvin tampak tertegun dengan kelakuan Aluna barusan, baru pertama kalinya ada wanita yang mau membersihkan mulutnya seusai makan, Alvin meraih tangan Aluna. "Apa kamu benar Luna, istriku?" tanya Alvin sambil menatap Aluna.
Semenjak mereka menikah, Luna tak pernah melakukan hal itu kepadanya. Menurutnya, Luna masih mencintai Devan.
"Tentu saja aku istrimu," ucap Aluna tersenyum simpul. "Suamiku ...." Panggilnya lagi.
Alvin kembali melihat ke arah Aluna. "Yah," jawabnya singkat.
Aluna mendekatkan posisi duduknya. "Bolehkah aku minta sesuatu," ucapnya manja.
"Heum," sahut Alvin.
"Bolehkah aku meminta kartu bank milikmu lalu memakai habis hari ini?" tanya Aluna sedikit merayu.
"Apa? Memakai habis?" Mata Alvin terbelalak mendengar ucapan istrinya. "Jadi kamu bersifat manis barusan hanya karena menginginkan kartu bank milikku?" tanyanya lagi geram.
Aluna menggeser posisi duduknya. "Bukan, bukan karena itu suamiku," ucap Aluna sembari berpikir.
"Aku tidak percaya!"
Bug.
Alvin memukulkan tangannya ke meja.
"Hanya karena uang kau berubah seperti itu?" ketus Alvin terlihat kesal.
Aluna menarik nafas panjangnya mencoba meyakinkan Alvin kembali.
"Suamiku! Aku hanya ingin berbelanja hari ini, Bukankah seorang wanita harus sering berbelanja agar tidak stres, lagi pula apa salahnya seorang suami memberi seorang istri uang yang dimilikinya. Bukankah itu sebuah keharusan!" Aluna mengusap lembut dada Alvin.
"Berbelanja! Katakan padaku apa yang kamu mau akan aku belikan!" tegas Alvin.
Alvin yang merasa ada yang berubah terhadap istrinya lalu menghempaskan tangan Aluna dari dadanya.
"Aku baru tahu seorang Luna Hadinata pewaris perusahaan tambang terkaya di negara ini meminta uang kepada suaminya. Seorang CEO yang kekayaannya di bawah dirinya. Aku kira kamu tidak membutuhkan uang dariku," Alvin kembali menunjukkan sifat dinginnya.
Sebenarnya Alvin bukan seorang pria yang pelit. Hanya saja, Luna seorang yang lebih kaya darinya tak pernah sekalipun menerima pemberian uang dari Alvin.
Ya, Karena perjodohan keluarganya, Alvin Wiratama harus menikahi Luna putri Hadinata yang seorang pewaris tunggal keluarganya. Keluarga Alvin sudah menjodohkan mereka dari kecil. Luna terpaksa mau dinikahkan oleh keluarganya, Ia meninggalkan pacarnya Devan yang masih sangat mencintainya.
"Suamiku! Aku hanya ingin memakai uang hasil jerih payah mu!" ucap Aluna lagi. Ia semakin bingung harus berkata apa agar Alvin segera memberinya kartu bank miliknya.
"Tunggu! Aku curiga, apa perusahaan keluargamu sedang dalam masalah sehingga kamu meminta menghabiskan kartu bank milikku? tapi sepertinya itu tidak mungkin!" ketus Alvin, "atau jangan-jangan kamu mau menggunakan kartu bank milikku untuk menolong perusahaan Devan seperti kamu membantunya kemarin, aku sudah tahu perusahaan Devan sudah hampir bangkrut sekarang!"
Alvin semakin merasa curiga terhadap istrinya, Bagaimana mungkin seorang Luna yang ia kenal meminta menghabiskan rekening pribadinya hari ini, bukankah itu adalah hal yang mencurigakan bagi Alvin. Pria itu curiga Luna akan memberikannya kepada Devan.
"Suamiku, percayalah aku tak seperti itu! Lagian untuk apa aku memberikan uang milik suamiku kepada pria lain, bukankah tadi kamu di kamar akan memberikan jaminan kepadaku senilai 113 miliar? Setidaknya berikan satu kartu bank milikmu kepadaku," ucap Aluna sambil memelas.
"Jadi karena kamu menginginkan uang itu kamu mau bercerai denganku, hah?" Alvin nampak salah mengartikan.
Aluna hampir menyerah menghadapi pria di depannya.
Dasar pria pelit! Bisa-bisanya wanita ini mau menikah dengan pria seperti itu! Batin Aluna mendengus kesal.
Sebenarnya Alvin bisa saja memberinya satu rekening bank miliknya kepada Luna, Hanya saja ia tak habis pikir, dengan uang sebanyak itu. Istrinya mau membeli apa? Sedangkan kartu bank miliknya rata-rata berisi lebih dari puluhan miliar. Alvin curiga istrinya akan memberinya kepada Devan, mantan kekasihnya.
Aluna hampir putus asa, Ketika Aluna mulai menyerah, sistem kembali berbicara kepadanya.
...[Nona, Anda harus lebih keras lagi merayu Tuan Alvin agar Anda bisa menyelesaikan misi hari ini. Ingat waktu sudah menunjukkan jam dua siang, Anda bisa kehilangan kesempatan ini, Anda tetap di hari yang sama kalau tidak menyelesaikan misi hari ini.] Tentunya hanya Aluna yang dapat mendengarnya....
Aluna mengacak-acak rambutnya seakan sudah merasa frustrasi, Alvin hanya melihatnya sekilas.
Pria itu sedang berpikiran buruk terhadap istrinya.
"Sebaiknya kamu masuk ke kamarmu! Bukankah kata pelayan ingatanmu sedang tidak baik!" seru Alvin.
Aluna menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Suamiku! Aku mohon berikan satu kartu bank milikmu kepadaku! Aku tidak akan memberikannya kepada Pria yang tadi kau sebutkan." Aluna mencoba meyakinkan Alvin sekali lagi. Hanya itu caranya agar ia cepat kembali ke dunia nyata.
Aku tidak mau selamanya berada di dunia novel. Aku harus cepat memberikan uang untuk pengobatan Ara! Batin Aluna.
Alvin berdiri hendak meninggalkan Aluna sendirian, Ia tidak peduli dengan ucapan istrinya barusan. Aluna memegang lengan Alvin yang hendak pergi. "Tunggu! Percayalah kepadaku," ucapnya memohon.
Kemarin Alvin mendengar kabar dari Helen, kalau Luna telah memberi suntikan dana kepada Devan. Mungkin karena itu ayah mertuanya membekukan rekening pribadi milik Luna, Alvin tetap berpikiran kalau Luna akan memberikan kartu bank miliknya juga kepada Devan, agar perusahaan miliknya tidak bangkrut.
Alvin memegang tangan Aluna lalu melepaskan dari lengannya. "Aku tidak akan memberimu satu kartu bank milikku kepadamu!" tegas Alvin dingin kepada Aluna.
Pria itu hendak kembali ke dalam kamar. Namun, Aluna kembali mengejarnya. Bagaimanapun caranya ia harus mendapatkan satu kartu bank milik Alvin, suaminya yang ada di dunia Novel.
###
Jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Nanik Lestari
Dirimu yg Oon
2023-04-07
0
je
mangat
2022-07-13
1
DNK • SLOTH SINN
next
2022-07-03
1