Mereka berempat larut dalam pikiran masing-masing. Aluna masih duduk terdiam memikirkan hal apa yang akan ia lakukan sekarang.
Tiba-tiba Handphone kepala pelayan berbunyi, Rupanya Tuan Alvin yang meneleponnya. Kepala pelayan memundurkan langkahnya menjauhi Aluna agar tak mendengar saat ia berbicara dengan Tuan Alvin di telepon.
"Kepala pelayan apa Luna masih berada di kamar, Jangan biarkan wanita itu keluar dari kamar!" seru Tuan Alvin di telepon.
Kepala pelayan lalu menjelaskan apa yang terjadi dengan istri majikannya itu.
"Maaf Tuan, Nona Aluna ada di luar. Ia kabur dari kamarnya," jawab kepala pelayan.
Tuan Alvin mendengarnya sangat kaget. "Apa? Siapa yang membukakan pintu untuknya?" teriak Tuan Alvin marah.
"Bukan kami Tuan yang mengeluarkan Nona Luna dari kamar. Sepertinya akibat kecelakaan itu Nona Luna mengalami Amnesia, Kelakuannya kali ini sangat berbeda dari biasanya. Barusan Nona melompat dari atas balkon kamarnya ke lantai satu," seru kepala pelayan menjelaskan.
"Apa? Aku tidak percaya gadis itu seperti itu. Baiklah, Aku akan pulang sebentar lagi" ucap Alvin di telepon.
Tuan Alvin yang mendengar itu langsung tidak percaya. Bagaimana mungkin seorang Luna yang ia kenal lembut bisa melompat dari lantai dua ke lantai satu. Itu hal yang tidak mungkin dilakukan oleh istrinya. Mendengar kejanggalan itu, Tuan Alvin memutuskan untuk kembali ke rumah.
Setelah telepon terputus, kepala pelayan kembali ke hadapan Aluna yang masih duduk merenung. Gadis itu menatap sinis ke arah kepala pelayan.
"Apa yang telepon barusan adalah suamiku?" tanya Aluna penasaran.
Kepala pelayan mengangguk pelan, "Benar Nona. Barusan Tuan Alvin yang telepon. Sepertinya Tuan Alvin akan segera pulang. Mari kami antar Anda ke kamar, Nona" ucap kepala pelayan.
Aluna nampak senang mendengar berita itu, "Aku tidak sabar menunggunya pulang," serunya.
Gadis itu mulai meregangkan tubuhnya yang dari tadi sempat tegang karena terlalu banyak pikiran, "Bisakah kamu memberikan aku minum dulu? Aku sangat haus" ucap Aluna. Menurutnya dengan ia berperan sebagai majikan di rumah itu ia dengan mudah meminta apa yang ia mau.
"Baik, Nona. Saya akan menyuruh pelayan untuk mengambilkan Anda minum," sahut kepala pelayan.
Hah, rasanya senang sekali seperti ini! Jarang-jarang aku bisa menyuruh orang seenaknya. batin Aluna tersenyum senang.
Gadis yang biasa mandiri dan pekerja keras itu mendadak bertingkah layaknya majikan. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan ini, Baginya impian Aluna dari kecil adalah menjadi seorang majikan dan memiliki uang yang banyak agar ia tak perlu bekerja kasar di luar.
Tidak begitu lama kepala pelayan bersama bawahannya datang membawakan jus jeruk kesukaan Nona Luna, pelayan itu kemudian menaruh secangkir gelas di meja tempat Aluna menyender.
Aluna yang tidak menyukai jus jeruk tetap menerima apa yang pelayan tadi buatkan, "Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan jus jeruk. Tapi karena kamu sudah membuatnya, Baiklah aku minum jus ini," sahut Aluna sembari tersenyum.
Gadis itu tampak berpikir apa minuman itu berasa sama seperti dunia nyata. Aluna terus memandangi secangkir gelas itu yang ada di meja. Namun karena dia sudah sangat haus akhirnya ia meminum jus jeruk itu.
Glek ... glek ... glek.
Aluna menenggak minuman itu dengan cepat. Ia yang sangat kehausan meminum cepat sampai habis, "Terima kasih jus jeruknya sangat manis," ucap Aluna.
Ternyata dunia halu tidak seburuk yang aku pikirkan! batin Aluna.
Pelayan yang memberikan minuman kepada Aluna terlihat heran karena Nona Luna tidak seperti biasanya. Cara ia meminum sangat tidak elegan seperti yang biasa dilakukan Nona Luna.
"Sepertinya aku sangat lapar, Bisakah kalian memberiku makanan?" tanya Aluna sambil mengelus perutnya yang kelaparan. Kali ini ia meminta pelayan mengambilkan makanan untuknya.
Kepala pelayan menganggukkan kepala menyuruh bawahannya menyediakan makanan untuk Nona Aluna. "Nona, setelah makan Anda harus cepat kembali ke kamar"
Aluna mengangguk mengiyakan, "Baiklah"
Selang berapa menit para pelayan membawa beberapa hidangan ke meja di hadapannya.
Melihat makanan yang menggiurkan membuat Aluna yang kelaparan segera menyantapnya begitu makanan terhidang di atas meja makan.
"Terima kasih," ucap Aluna ramah.
Para pelayan membalas ucapan terima kasih lalu meninggalkan Aluna.
Kedua pengawal dan kepala pelayan masih berada tidak jauh dari Aluna yang sedang makan.
"Apa kalian ingin makan bersamaku?" tanya Aluna kepada mereka yang dari tadi hanya melihat ke arah Aluna. Ia terlihat seperti sedang kelaparan.
Kepala pelayan menggeleng, Baru kali ini ada majikan yang menyuruh mereka makan bersama.
Tiba-tiba, ketika Aluna baru memasukkan beberapa suap makanan ke mulutnya, Tuan Alvin bersama sekretarisnya datang ke ruangan itu.
"Siapa yang memberinya makan?" ketus Alvin keras.
Kepala pelayan yang terkejut melihat kedatangan Tuan Alvin begitu ketakutan langsung menghampirinya. "Tadi Nona Luna sendiri yang memintanya, Tuan."
Melihat kedatangan pria yang ditunggunya, Aluna tampak kegirangan. Ia langsung menyudahi acara makan siangnya dan berlari menghampiri Alvin.
"Suamiku, dari tadi aku sudah menunggumu di sini."
Apa? Sejak kapan wanita ini memanggilku dengan sebutan suamiku? batin Alvin.
Alvin dan Helen memandang heran kelakuan Aluna.
"Kenapa kamu keluar dari kamar? Bukankah aku menyuruhmu untuk tidak keluar!" hardik Alvin marah kepada Aluna.
Sekretaris Helen masih berada di sebelah Alvin, Mereka lebih mirip seperti pasangan suami istri dibandingkan atasan dan bawahan. Aluna mendekati Alvin, suaminya di dunia novel.
"Suamiku, dari tadi aku jenuh di kamar. Ingin sekali bertemu denganmu," ucap Aluna sembari menyentuh dada Alvin berusaha merayu.
Jantung Alvin mendadak bergemuruh ketika mendengar Aluna berkata demikian terhadapnya. Yang ia tahu, Aluna tidak pernah semesra itu kepadanya.
"Siapa yang membukakan pintu kamarmu. Berani-beraninya ia melanggar perintahku!" ketus Alvin lagi.
Aluna langsung menggandeng tangan Alvin agar duduk di tempat ia tadi makan. "Suamiku, duduklah! Temani aku makan sekarang!" serunya.
Alvin menatap tajam ke arah Aluna yang menuntunnya agar duduk, pria itu masih menatap heran ke arah Aluna.
Sekretaris Helen tiba-tiba ikut duduk bersama mereka di meja makan. Ia duduk di sebelah Alvin, Suaminya.
"Nona, bukankah Anda sekretaris suamiku? Kenapa Anda duduk di sebelahnya?" sindir Aluna.
Aluna mengambil kesempatan itu agar bisa duduk lebih dekat dengan Alvin kemudian merayunya agar memberikan kartu rekening miliknya.
"Maafkan saya nona muda. Baiklah kalau tidak ada yang diperlukan, Aku akan pamit undur diri." Sekretaris Helen sedikit kesal, ia melihat ke arah Alvin agar mencegahnya.
Namun, Alvin tidak membalas melihatnya, Sekretaris Helen yang sadar diri perlahan mulai menjauhi mereka berdua.
"Suamiku, makan dulu. Sepertinya kamu belum makan." Aluna menuangkan makanan di atas piring yang tersedia di meja makan.
Alvin diam-diam memperhatikan perubahan Aluna. Istrinya bukan orang yang perhatian terhadapnya, bahkan untuk menuangkan makanan ke piring Alvin adalah tindakan yang tidak mungkin.
###
Jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
loly_geulis 🔥
hahaha🤣
2022-11-19
5
Eti Yulianti
keren luna....
2022-04-26
2
Zuai Azmi
ha haa ! selesaikan misi pertamamu sampai sukses lunaa 😅😂😂 lucu deh alur ceritanya walau rada2 aneeh 🤭
2022-03-19
5