PART 18 TABIR DUNIA LAIN

Aku berada dalam kegelapan yang belum pernah aku rasakan seumur hidup. Mungkin inilah yang disebut orang-orang dengan kematian. Hening, gelap, hanya ada aku seorang dan tidak merasakan apa-apa. Jika memang ini yang disebut kematian, sungguh beruntung orang-orang yang masih hidup karena masih merasakan sedih, sakit, dan kehilangan. Sedangkan aku di sini hanya bisa terbujur kaku tidak bisa merasakan itu semuanya.

Cukup lama aku seperti itu hingga akhirnya sayup-sayup aku mendengar suara tangis ibu memanggil namaku

"Im .... Jangan tinggalkan ibu, Nak!"

[Deg]

Mendadak jantungku seperti diiris sembilu mendengar ibu meraung-raung memanggil namaku. Benar kata orang kalau kita tidak boleh menangis meratap di dekat jenazah karena itu akan membebani jenazahnya. Lamat-lamat aku juga mendengar lantunan ayat suci sedang dibacakan di dekatku. Mendengar bacaan ayat suci tersebut ketentraman dan kedamaian menyelimuti hatiku. Beberapa waktu kemudian aku bisa merasakan kembali suhu tubuhku sendiri dan akupun menarik nafas panjang.

"Im ... Im .... Bangun, Le!" suara seseorang terdengar dekat sekali sambil menepuk-nepuk pipiku. Aroma minyak kayu putih tercium di hidungku, agak perih. Akupun membuka mata, ada ibu, bapak, Mbah Nur, dan Parto di sana.

"Alhamdulillah, Nak kamu selamat." Ibu memelukku erat sekali hingga aku kesulitan nernafas.

"Eh .... Maaf ya, Nak. Ibu terlalu kencang memelukmu." Kata ibuku sambil menyeka air matanya.

"Minum air ini dulu, Im!" ujar Mbah Nur sambil memberikan segelas air yang langsung aku habiskan karena aku benar-benar kehausan.

"Pusing ...," ucapku pelan. Aku masih sangat bingung dengan peristiwa yang baru saja aku alami.

"Rebahkan dirimu dulu, Im." Kata Mbah Nur lagi.

Bapak membantuku merebahkan diri kembali.

Aku memandangi mereka berempat dengan tubuh yang masih lemas. Syukurlah aku belum mati, aku hanya pingsan. Mereka berempat memperhatikanku dengan wajah penuh kebahagiaan seolah-olah aku baru saja pulang dari bepergian jauh.

"Bagaimana kita bisa selamat, To? Lastri kemana?" tanyaku kepada Parto.

"Jangan ngomong itu dulu, Nak. Kamu masih lemas?" sela ibuku.

"Nggak apa-apa, Bu aku sudah mendingan. Ayo To jelaskan!" ujarku.

"Waktu Lastri menerkammu aku menerjang Lastri berkali-kali tapi Lastri tak bergeming sedikitpun, aku berteriak sekuat tenaga juga tidak keluar suara. Aku tidak punya pilihan, aku harus meminta pertolongan bapak dan ibumu makanya aku berlari ke kamar bapak ibumu. Aku menggedor-gedor pintu tetapi mereka tidak mendengar. Aku sendiri juga tidak bisa mendengar apa-apa, hening sekali hanya ada dengungan di telingaku."

Aku mendengarkan Parto bercerita dengan seksama. Ia melanjutkan bercerita

"Kemudian aku melihat ada cermin rias di meja tamu, aku mengambilnya.. Aku gedor-gedorkan ke pintu kamar bapak dan ibumu lagi, anehnya kali ini aku bisa mendengar suara gedoran cermin di pintu. Tak lama kemudian ibu dan bapakmu keluar dari kamar dengan panik, aku menarik mereka ke tempat kamu diserang Lastri. Begitu melihat Lastri menerkammu, Bapakmu langsung kalap menghajar Lastri, tapi setiap benda yang ia pukulkan ke Lastri, tembus tidak mengenai tubuh Lastri. Bahkan bola kasti yang ia lemparkan justru mengenai kepalamu."

Aku memegang kepalaku, ada benjolan di sana. Pantas aku agak pusing.

"Aku teringat dengan cermin ajaib yang masih aku pegang, aku pukulkan ke kepala Lastri, ternyata kena. Kepala Lastri mengucur darah hitam, tapi ia tetap menyerangmu dan cermin itu sudah hancur tidak bisa digunakan untuk menyerang Lastri lagi." Tambah Parto.

"Kemudian ibu ingat sesuatu, cermin yang digunakan Parto untuk memukul Lastri, adalah pemberian Rosid. Ibu ingat selain cermin itu Rosid memberikannya secara bersamaan dengan sebuah tusuk konde. Ibu lari ke kamar mengambil tusuk konde dan kembali ke kamarmu. Bapakmu sudah memporakporandakan kasurmu dan Lastri masih merangkak di atasmu. Bismillahirrohmanirrohim .... Ibu menancapkan tusuk konde itu tepat ke ubun-ubun Lastri." Sambung ibu dengan keras.

"Lastri tiba-tiba lenyap menyisakan asap yang lama-lama menipis dan hilang." Tambah Bapak.

"Alhamdulillah..... Insyaallah Jin Qorin Lastri sudah tidak akan menganggu penduduk kampung lagi," ujar Mbah Nur.

"Kenapa Mbah Nur bisa ada di sini. Semalam siapa yang menjemput beliau?"

"Beliau bukan dijemput semalam, Im. Beliau sudah tiga kali ke sini. Esok paginya aku yang menjemput ke rumahnya, kemaren pagi beliau ke sini lagi, dan pagi ini. Kamu pingsan sudah tiga malam dua hari. Mulai dari malam keempat tahlilan Cempaka, nanti malam ketujuhnya."

"Apa benar, To? Padahal aku merasa cuma sebentar." Kataku tak percaya.

"Meskipun Lastri sudah lenyap tapi kamu tetap tidak sadarkan diri sambil sesekali berteriak. Ibumu nangis terus selama kamu tidak sadarkan diri. Itulah mengapa aku memanggil Mbah Nur ke sini." Tambah Parto.

"Kamu tidak bohong kan, To? Aku loh cuma sebentar saja antara sadar dan tidak diajak anak kecil ke suatu tempat."

"Waktu di alam jin berbeda dengan di dunia kita, Im. Untunglah kamu masih bisa kembali ke dunia ini." Ujar Mbah Nur.

"Astagfirullah ..." Aku baru mengerti mengapa aku bisa pingsan selama itu. Tapi syukurlah aku masih diberi kesempatan untuk hidup. Aku berjanji akan lebih berbakti kepada kedua orang tuaku dan juga guru-guruku.

Aku memegang tangan Mbah Nur.

"Terimakasih ya, Mbah. Sudah membantu menyelamatkanku."

"Berterimakasihlah kepada Allah Subhanahu wata'ala. Mbah, ibumu, bapakmu, dan Parto hanya perantara." Jawab Mbah Nur.

"Mbah, sewaktu Lastri menyerangku, aku diperlihatkan sesuatu."

"Apa itu?"

"Lastri membunuh Cempaka tidak dengan kesadarannya sendiri melainkan ia sedang dikendalikan guna-guna orang lain. Lastri juga tidak mati bunuh diri, Mbah. Lastri mati dibunuh?"

"Oh, ya? Siapa yang membunuhnya?"

"Agus, suaminyalah yang membunuh dan menggantung tubuh Lastri seolah-olah ia mati bunuh diri."

"Ya Tuhan?" suara Mbah Nur, Parto, dan bapak berbarengan.

"Aku sudah menduganya." Kata ibu. Kemudian ibu melanjutkan perkataannya.

"Lastri itu tipe wanita penurut dan baik sama dengan Rosid. Lastri itu dulu dekat dengan almarhum nenekmu, dia sering curhat ke nenekmu setiap ada masalah. Kalau suaminya, Agus memang tipe temperamental, sedikit-sedikit mukul. Sering main perempuan juga. Lastri pernah disembunyikan nenekmu di kolong ranjang karena mau dihajar sama suaminya. Waktu itu ibu masih kecil sekitar usia 6-7 tahun. Rambut ibu sering dikepang dua sama nenekmu." Ibu menutup ceritanya dengan senyuman manis.

Aku terhenyak dengan cerita ibu. Cara ibu tersenyum barusan mengingatkanku pada gadis kecil yang aku temui di dalam pingsanku.

"Ibu dulu memiliki baju warna putih lengannya pendek segini, tetapi roknya panjang dan ada gambar bunga mawar merah di sebelah sini?"

"Kamu kok tahu?"

"Ibu juga memiliki jepit rambut berbentuk kerang berwarna kuning?"

"Kamu kok bisa tahu, Nak? Baju dan jepit rambut itu memang paling sering aku pakai. Itu hadiah dari Lastri seminggu sebelum dia tewas. Lastri baru dapat arisan waktu itu."

Aku hanya tersenyum. Aku bangga sama ibuku, ternyata benar kata orang. Ibu itu malaikat nyata yang diciptakan Tuhan untuk melindungi kita di dunia.

"Aku sayang sekali sama ibu"

--------

"Mbah, Agus ada di kampung ini. Dia adalah kakek tua yang menebar bunga kantil di tempat Lastri tergantung." Kataku.

"Apa???" pekik mereka berempat.

"Kita harus melaporkan Agus ke kantor polisi, Mbah." Kataku.

"Tidak segampang itu, Im. Kita tidak punya bukti yang kuat untuk melaporkan Agus. Mimpimu tidak memiliki kekuatan di depan hukum." Jawab Bapak.

"Terus, apa yang harus kita lakukan? Lambat laun Agus pasti akan tahu kalau kita mengetahui rahasianya, dia bisa saja akan mencelakai kita." Ujar Parto dengan nada ketakutan.

Tiba-tiba aku terbayang wajah Agus, kakek tua dengan sorot mata tajam dan misterius.

"Oke. Sambil kita mengumpulkan alat bukti itu. Kita harus terus waspada jangan lengah!." Kata Mbah Nur.

"Mbah, aku ingat sesuatu di dalam mimpiku."

"Apa itu, Im?" tanya Mbah Nur.

"Sebelum aku bangun dari mimpiku, aku melihat almarhum kakek naik sepeda ontel tepat setelah Agus menggantung Lastri."

"Memang dulu yang menemukan mayat Lastri pertama kali adalah almarhum kakekmu, waktu itu kakekmu baru pulang dari pasar." Jawab Mbah Nur.

"Almarhum kakekmu syok melihat Lastri gantung diri. Beliau tidak bisa makan selama seminggu, apalagi nenekmu lebih syok lagi. Lastri adalah sahabat yang sudah dianggap saudara sendiri oleh nenekmu." Sambung ibu sambil terisak.

"Tunggu! Aku ingat sesuatu. Kakekmu sepertinya menyimpan suatu benda?" sambung ibu kembali sambil berusaha mengingat-ingat sesuatu.

"Iya. Kakekmu menyimpan sebuah kotak berwarna cokelat." Ujar ibu.

"Di mana kakek menyimpannya?"

"Kalau tidak salah kotak itu disimpan di ..."

[KROMPYANG]

Terdengar suara benda jatuh di dapur. Bapak berlari ke arah dapur.

"Siapa itu?" teriak Bapak.

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

Ahnafal Wafa Tsaqifa

Ahnafal Wafa Tsaqifa

lanjut terus

2022-12-06

0

Resy

Resy

kasian sekali Lastri.
pasti sangat tersiksa batinnya maupun fisiknya.

memang biadap tuhh suaminya,
sudah tukang selingkuh, tempramental, pembunuh pula.

2022-06-22

1

Putra Madura

Putra Madura

hahaha cermin ajaib🤣🤣🤣

2022-04-25

1

lihat semua
Episodes
1 PART 1 HANTU PENUNGGU POHON NANGKA
2 PART 2 KESAKSIAN LEK NISA
3 PART 3 RUMAH MBAH MI
4 PART 4 SERAMNYA RUMAH PAK SATAR
5 PART 5 DIKEJAR MAKHLUK HALUS
6 PART 6 HANTU KEPALA MENYERINGAI
7 PART 7 MBAH ARNI
8 PART 8 SANG PENARI
9 PART 9 KEMARAHAN KUNTILANAK
10 PART 10 ARWAH LASTRI
11 PART 11 TEROR LASTRI
12 PART 12 BERSEMBUNYI DARI LASTRI
13 PART 12A KETAKUTAN WARGA
14 PART 14 JIMAT DARI DUKUN
15 PART 15 MENCOBA JIMAT PENGUSIR ARWAH
16 PART 16 JIMAT PERUSAK SUKMA
17 PART 17 MISTERI KEMATIAN LASTRI
18 PART 18 TABIR DUNIA LAIN
19 PART 19 PRIA MISTERIUS
20 PART 20 MISTERI KOTAK BERWARNA COKELAT
21 PART 21 TEMAN KECIL
22 PART 22 DIBURU PEMBUNUH
23 PART 23 MENGEJAR PENCULIK
24 PART 24 HILANG DITELAN BUMI
25 PART 25 GEDUNG ANGKER
26 PART 26 GENDERUWO
27 PART 27 : PENCULIK BERDARAH DINGIN
28 PART 28 PRIA PSYCHOPAT
29 PART 29 DUEL MAUT
30 PART 30 AKHIR PETUALANGAN SANG BROMOCORAH
31 PART 31 SEBELAH KAMAR MAYAT
32 PART 32 RUMAH SAKIT BERHANTU
33 PART 33 TAK BETAH DI RUMAH SAKIT
34 PART 34 DIBUNTUTI ARWAH
35 PART 35 KEMBALI KE RUMAH
36 PART 36 KUNJUNGAN ANAK-ANAK KOTA
37 PART 37 SI INDIGO
38 PART 38 BAKTI SEORANG ANAK
39 PART 39 JURIG LALA
40 PART 40 KISAH SEDIH LALA
41 PART 41 MISTERI HILANGNYA QUR'AN
42 PART 42 POCONGNYA KELEWATAN
43 PART 43 NAFSU MERENGGUT KEBAHAGIAAN
44 PART 44 PRIA-PRIA PENGGODA
45 PART 45 : LEWAT TENGAH MALAM
46 PART 46 : DI BALIK KEKUATAN POCONG
47 PART 47 : DALAM PENGARUH ILMU PELET
48 PART 48 : AKHIRNYA BU MILA ...
49 PART 49 : MENYUSUN PUZZLE
50 PART 50 : TERKUAKNYA TABIR
51 PART 51 (END) : DUKUN SAKTI
52 EPILOG
53 PROLOG SEASON KEDUA
54 BAGIAN 1 : DIANTAR BAPAK
55 BAGIAN 2 : PERKENALAN DENGAN SESEORANG
56 BAGIAN 3 : GADIS MISTERIUS
57 BAGIAN 4 : SEBUAH TRAGEDI
58 BAGIAN 5 : PAK RENGGA
59 BAGIAN 6 : RUMAH PAK RENGGA
60 BAGIAN 7 : PULANG
61 BAGIAN 8 : KECEMASAN IBU
62 BAGIAN 9 : DIJENGUK TEMAN
63 BAGIAN 10 : SEBUAH RENCANA
64 BAGIAN 11 : PENYELIDIKAN AWAL
65 BAGIAN 12 : ABOUT MERY
66 BAGIAN 12A : KERIBUTAN
67 BAGIAN 14 : BU NANIK
68 BAGIAN 15 : DEMO EKSKUL
69 BAGIAN 16 : BERTEMU DEDEK GEMES
70 BAGIAN 17 : BIODATA
71 BAGIAN 18 : SEBUAH PERSAMAAN
72 BAGIAN 19 : KANTIN SEKOLAH
73 BAGIAN 20 : KASUS
74 BAGIAN 21 : MBAH IYEM
75 BAGIAN 22 : PENJELAJAHAN
76 BAGIAN 23 : TERSESAT
77 BAGIAN 24 : KAMPUNG KINTIR
78 BAGIAN 25 : PERJALANAN KE KUBURAN
79 BAGIAN 26 : SEBUAH FIRASAT
80 BAGIAN 27 : GELAGAPAN
81 BAGIAN 27 : NEGERI DI BALIK KUBURAN
82 BAGIAN 28 : PETANI
83 BAGIAN 29 : KEBUN KOPI
84 BAGIAN 30 : JANGAN MENOLEH
85 BAGIAN 31 : TERANCAM
86 BAGIAN 32 : MENGHILANG
87 BAGIAN 33 : KETINGGALAN
88 BAGIAN 34 : KI BARONG
89 BAGIAN 35 : SENDIRIAN
90 BAGIAN 36 : PENARI GHAIB
91 BAGIAN 37 : BERSEMBUNYI
92 BAGIAN 38 : SULITNYA MELARIKAN DIRI
93 BAGIAN 39 : KETAHUAN
94 BAGIAN 40 : SIAPA DIA?
95 BAGIAN 41 : TANDA LAHIR
96 BAGIAN 42 : TURNAMEN
97 BAGIAN 43 : PEREMPUAN ITU
98 BAGIAN 44 : TUMBAL
99 BAGIAN 45 : TENTANG AKU
100 BAGIAN 46 : GENDANG
101 BAGIAN 47 : TARI LAHBAKO
102 BAGIAN 48 : SERAGAM YANG BERBEDA
103 BAGIAN 49 : MARAH
104 BAGIAN 50 : ARTI PERSAHABATAN
105 BAGIAN 51 : RENCANA
106 BAGIAN 52 : RAHASIA
107 BAGIAN 53 : TAK SENGAJA
108 BAGIAN 54 : NASIB BURUK
109 BAGIAN 55 : WANITA HEBAT
110 BAGIAN 56 : TAK DIAKUI
111 BAGIAN 57 : PENUTUPAN MOS
112 BAGIAN 58 : ZONA BERBAHAYA
113 BAGIAN 59 : TANDA CINTA
114 BAGIAN 60 : PESURUH SEKOLAH
115 BAGIAN 61 : RUANGAN RAHASIA
116 BAGIAN 62 : MENCEKAM
117 BAGIAN 63 : KETAHUAN
118 BAGIAN 64 : MENGINTAI MISTERI
119 BAGIAN 65 : DIA
120 BAGIAN 66 : BU MEGA
121 BAGIAN 67 : INSIDEN DI KAMAR MANDI
122 BAGIAN 68 : DIANCAM
123 BAGIAN 69 : PARADOKS
124 BAGIAN 70 : MITA LESTARI
125 BAGIAN 71 : PENGANTIN
126 BAGIAN 72 : SEBUAH KENYATAAN
127 BAGIAN 73 : SI KECIL
128 BAGIAN 74 : SEBUAH AMANAT
129 BAGIAN 75 : AURA NEGATIF
130 BAGIAN 76 : FIRASAT
131 BAGIAN 77 : KEHILANGAN
132 BAGIAN 78 : KENANGAN
133 BAGIAN 79 : DIPANGGIL
134 BAGIAN 80 : SEBUAH KEINGINAN
135 BAGIAN 81 : EMOSI
136 BAGIAN 82 : BUKAN RAHASIA
137 BAGIAN 83 : BUKU GAMBAR
138 BAGIAN 84 : TUKANG INTIP
139 BAGIAN 85 : MASIH ADA
140 BAGIAN 86 : NENEK KELANA
141 BAGIAN 87 : DIKUBUR
142 BAGIAN 88 : SAMPAH ANEH
143 BAGIAN 89 : TERNYATA DIA
144 BAGIAN 90 : ANALISA FAJAR
145 BAGIAN 91 : NEKAT
146 BAGIAN 92 : RUANGAN RAHASIA
147 BAGIAN 93 : ALGOJO
148 BAGIAN 94 : DIKEJAR ARWAH
149 BAGIAN 95 : SEBUAH FAKTA
150 BAGIAN 96 : INTEROGASI
151 BAGIAN 97 : PENYELIDIKAN BAPAK
152 BAGIAN 98 : ANEH
153 BAGIAN 99 : MISTER-X
154 BAGIAN 100 : TERNYATA DIA
155 BAGIAN 101 (END) : GODAAN HARTA
156 EPILOG SEASON KEDUA
157 TERBIT NOVEL VERSI CETAK
158 PENGUMUMAN
159 PROGRAM GIVE AWAY
160 TERBIT NOVEL VERSI AUDIO
161 Q n A
162 KISAH TERBARU IMRAN
163 PENGUMUMAN GIVE AWAY
164 ABOUT EXTRA PART
165 EXTRA PART 1
166 EXTRA PART 2
167 EXTRA PART 3
168 EXTRA PART 4
169 ILUSTRASI PEMERAN
Episodes

Updated 169 Episodes

1
PART 1 HANTU PENUNGGU POHON NANGKA
2
PART 2 KESAKSIAN LEK NISA
3
PART 3 RUMAH MBAH MI
4
PART 4 SERAMNYA RUMAH PAK SATAR
5
PART 5 DIKEJAR MAKHLUK HALUS
6
PART 6 HANTU KEPALA MENYERINGAI
7
PART 7 MBAH ARNI
8
PART 8 SANG PENARI
9
PART 9 KEMARAHAN KUNTILANAK
10
PART 10 ARWAH LASTRI
11
PART 11 TEROR LASTRI
12
PART 12 BERSEMBUNYI DARI LASTRI
13
PART 12A KETAKUTAN WARGA
14
PART 14 JIMAT DARI DUKUN
15
PART 15 MENCOBA JIMAT PENGUSIR ARWAH
16
PART 16 JIMAT PERUSAK SUKMA
17
PART 17 MISTERI KEMATIAN LASTRI
18
PART 18 TABIR DUNIA LAIN
19
PART 19 PRIA MISTERIUS
20
PART 20 MISTERI KOTAK BERWARNA COKELAT
21
PART 21 TEMAN KECIL
22
PART 22 DIBURU PEMBUNUH
23
PART 23 MENGEJAR PENCULIK
24
PART 24 HILANG DITELAN BUMI
25
PART 25 GEDUNG ANGKER
26
PART 26 GENDERUWO
27
PART 27 : PENCULIK BERDARAH DINGIN
28
PART 28 PRIA PSYCHOPAT
29
PART 29 DUEL MAUT
30
PART 30 AKHIR PETUALANGAN SANG BROMOCORAH
31
PART 31 SEBELAH KAMAR MAYAT
32
PART 32 RUMAH SAKIT BERHANTU
33
PART 33 TAK BETAH DI RUMAH SAKIT
34
PART 34 DIBUNTUTI ARWAH
35
PART 35 KEMBALI KE RUMAH
36
PART 36 KUNJUNGAN ANAK-ANAK KOTA
37
PART 37 SI INDIGO
38
PART 38 BAKTI SEORANG ANAK
39
PART 39 JURIG LALA
40
PART 40 KISAH SEDIH LALA
41
PART 41 MISTERI HILANGNYA QUR'AN
42
PART 42 POCONGNYA KELEWATAN
43
PART 43 NAFSU MERENGGUT KEBAHAGIAAN
44
PART 44 PRIA-PRIA PENGGODA
45
PART 45 : LEWAT TENGAH MALAM
46
PART 46 : DI BALIK KEKUATAN POCONG
47
PART 47 : DALAM PENGARUH ILMU PELET
48
PART 48 : AKHIRNYA BU MILA ...
49
PART 49 : MENYUSUN PUZZLE
50
PART 50 : TERKUAKNYA TABIR
51
PART 51 (END) : DUKUN SAKTI
52
EPILOG
53
PROLOG SEASON KEDUA
54
BAGIAN 1 : DIANTAR BAPAK
55
BAGIAN 2 : PERKENALAN DENGAN SESEORANG
56
BAGIAN 3 : GADIS MISTERIUS
57
BAGIAN 4 : SEBUAH TRAGEDI
58
BAGIAN 5 : PAK RENGGA
59
BAGIAN 6 : RUMAH PAK RENGGA
60
BAGIAN 7 : PULANG
61
BAGIAN 8 : KECEMASAN IBU
62
BAGIAN 9 : DIJENGUK TEMAN
63
BAGIAN 10 : SEBUAH RENCANA
64
BAGIAN 11 : PENYELIDIKAN AWAL
65
BAGIAN 12 : ABOUT MERY
66
BAGIAN 12A : KERIBUTAN
67
BAGIAN 14 : BU NANIK
68
BAGIAN 15 : DEMO EKSKUL
69
BAGIAN 16 : BERTEMU DEDEK GEMES
70
BAGIAN 17 : BIODATA
71
BAGIAN 18 : SEBUAH PERSAMAAN
72
BAGIAN 19 : KANTIN SEKOLAH
73
BAGIAN 20 : KASUS
74
BAGIAN 21 : MBAH IYEM
75
BAGIAN 22 : PENJELAJAHAN
76
BAGIAN 23 : TERSESAT
77
BAGIAN 24 : KAMPUNG KINTIR
78
BAGIAN 25 : PERJALANAN KE KUBURAN
79
BAGIAN 26 : SEBUAH FIRASAT
80
BAGIAN 27 : GELAGAPAN
81
BAGIAN 27 : NEGERI DI BALIK KUBURAN
82
BAGIAN 28 : PETANI
83
BAGIAN 29 : KEBUN KOPI
84
BAGIAN 30 : JANGAN MENOLEH
85
BAGIAN 31 : TERANCAM
86
BAGIAN 32 : MENGHILANG
87
BAGIAN 33 : KETINGGALAN
88
BAGIAN 34 : KI BARONG
89
BAGIAN 35 : SENDIRIAN
90
BAGIAN 36 : PENARI GHAIB
91
BAGIAN 37 : BERSEMBUNYI
92
BAGIAN 38 : SULITNYA MELARIKAN DIRI
93
BAGIAN 39 : KETAHUAN
94
BAGIAN 40 : SIAPA DIA?
95
BAGIAN 41 : TANDA LAHIR
96
BAGIAN 42 : TURNAMEN
97
BAGIAN 43 : PEREMPUAN ITU
98
BAGIAN 44 : TUMBAL
99
BAGIAN 45 : TENTANG AKU
100
BAGIAN 46 : GENDANG
101
BAGIAN 47 : TARI LAHBAKO
102
BAGIAN 48 : SERAGAM YANG BERBEDA
103
BAGIAN 49 : MARAH
104
BAGIAN 50 : ARTI PERSAHABATAN
105
BAGIAN 51 : RENCANA
106
BAGIAN 52 : RAHASIA
107
BAGIAN 53 : TAK SENGAJA
108
BAGIAN 54 : NASIB BURUK
109
BAGIAN 55 : WANITA HEBAT
110
BAGIAN 56 : TAK DIAKUI
111
BAGIAN 57 : PENUTUPAN MOS
112
BAGIAN 58 : ZONA BERBAHAYA
113
BAGIAN 59 : TANDA CINTA
114
BAGIAN 60 : PESURUH SEKOLAH
115
BAGIAN 61 : RUANGAN RAHASIA
116
BAGIAN 62 : MENCEKAM
117
BAGIAN 63 : KETAHUAN
118
BAGIAN 64 : MENGINTAI MISTERI
119
BAGIAN 65 : DIA
120
BAGIAN 66 : BU MEGA
121
BAGIAN 67 : INSIDEN DI KAMAR MANDI
122
BAGIAN 68 : DIANCAM
123
BAGIAN 69 : PARADOKS
124
BAGIAN 70 : MITA LESTARI
125
BAGIAN 71 : PENGANTIN
126
BAGIAN 72 : SEBUAH KENYATAAN
127
BAGIAN 73 : SI KECIL
128
BAGIAN 74 : SEBUAH AMANAT
129
BAGIAN 75 : AURA NEGATIF
130
BAGIAN 76 : FIRASAT
131
BAGIAN 77 : KEHILANGAN
132
BAGIAN 78 : KENANGAN
133
BAGIAN 79 : DIPANGGIL
134
BAGIAN 80 : SEBUAH KEINGINAN
135
BAGIAN 81 : EMOSI
136
BAGIAN 82 : BUKAN RAHASIA
137
BAGIAN 83 : BUKU GAMBAR
138
BAGIAN 84 : TUKANG INTIP
139
BAGIAN 85 : MASIH ADA
140
BAGIAN 86 : NENEK KELANA
141
BAGIAN 87 : DIKUBUR
142
BAGIAN 88 : SAMPAH ANEH
143
BAGIAN 89 : TERNYATA DIA
144
BAGIAN 90 : ANALISA FAJAR
145
BAGIAN 91 : NEKAT
146
BAGIAN 92 : RUANGAN RAHASIA
147
BAGIAN 93 : ALGOJO
148
BAGIAN 94 : DIKEJAR ARWAH
149
BAGIAN 95 : SEBUAH FAKTA
150
BAGIAN 96 : INTEROGASI
151
BAGIAN 97 : PENYELIDIKAN BAPAK
152
BAGIAN 98 : ANEH
153
BAGIAN 99 : MISTER-X
154
BAGIAN 100 : TERNYATA DIA
155
BAGIAN 101 (END) : GODAAN HARTA
156
EPILOG SEASON KEDUA
157
TERBIT NOVEL VERSI CETAK
158
PENGUMUMAN
159
PROGRAM GIVE AWAY
160
TERBIT NOVEL VERSI AUDIO
161
Q n A
162
KISAH TERBARU IMRAN
163
PENGUMUMAN GIVE AWAY
164
ABOUT EXTRA PART
165
EXTRA PART 1
166
EXTRA PART 2
167
EXTRA PART 3
168
EXTRA PART 4
169
ILUSTRASI PEMERAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!