PART 11 TEROR LASTRI

"Ngapain kamu tiduran di balik pintu, Le? bapak dan ibu ketok-ketok pintu mulai tadi nggak dibukain. Untung, ibumu bawa kunci serep."

Syukurlah, yang membuka pintu ternyata Bapak dan Ibu, bukan perempuan tadi.

"Ayo, bangun! Pindah ke kasur saja kalau mau tidur! Biar nggak masuk angin."

"Tadi ada hantu perempuan, Pak, di jendela itu."

"Kamu ini mengada-ada saja, Le. Paling-paling kamu tadi habis nonton Bu Mila makanya jadi ikutan berhalusinasi."

"Beneran, Pak. Aku melihatnya secara nyata."

Bapak menarik tanganku dan membimbingku menuju kamar.

"Pak! Bu! Aku mau tidur bareng kalian."

"Sudah besar masih penakut!" kata Bapak.

"Boleh, ya, Bu?" Aku merengek pada Ibu.

"Iya, deh. Khusus malam ini saja. Besok harus berani tidur sendiri di kamar." Jawab ibu.

"Makasih, Bu."

Setelah sekian tahun tidur sendirian, malam itu untuk pertama kalinya aku tidur bersama kedua orang tuaku. Ibu tidur di sisi dekat dinding bambu, aku di tengah, dan Bapak di pinggir ranjang sebelah luar. Aku sengaja memilih tidur di tengah-tengah supaya aman. Kalau dekat dinding takut perempuan tadi muncul di sebelah luar dinding, kalau tidur di pinggir ranjang takut perempuan itu muncul di sebelah tempat tidur, kalau di tengah aku rasa paling sulit dijangkau. Untuk lebih amannya, aku tidur sambil memegang baju kedua orang tuaku. Jadi, kalau perempuan itu berusaha menyentuhku, aku akan menarik baju Bapak dan Ibu supaya mereka segera bangun dan menolongku.

Bapak dan Ibu saling berbagi cerita tentang perjalanan Pak Suwarno di tanah suci. Aku mendengarkan mereka berdua dengan seksama, sehingga aku pun terlelap. Entah berapa lama aku terlelap. Ketika aku bangun kamar yang semula terang menjadi gelap gulita. Sudah menjadi kebiasaan Bapak selalu mematikan lampu kamar ketika penghuninya tidur. Aku baru sadar saat ini posisi tidurku tidak lagi di tengah-tengah Bapak dan Ibu melainkan berada di hilir kasur. Kalau tidur aku memang sulit diam alias posisinya berubah-ubah di luar kesadaran. Awalnya aku ingin melanjutkan tidurku lagi dengan posisi seperti itu, tapi karena ingat dengan perempuan itu maka pelan tapi pasti aku menggeser badanku kembali ke posisi semula di tengah-tengah mereka. Ketika posisiku sudah sejajar dengan orang tuaku, dalam kondisi remang-remang aku meneliti siluet dan bahasa tubuh Bapak dan Ibu. Apakah masih mereka berdua yang tidur di sebelahku atau sudah berganti dengan sosok yang lain? Sebelah kananku terdengar suara dengkuran Bapak yang khas, itu pasti Bapak, sedangkan sebelah kiri juga terdengar dengkuran halus khas ibuku. Aman kalau begitu, tapi itu siapa yang berdiri di sebelah luar dinding kamar? Dengan kondisi kamar yang gelap, sedangkan di luar masih ada sinar bulan tentunya jika ada orang di luar akan terlihat siluetnya dari dalam kamar.

"Hehehehehe ...," suara tawa tiba-tiba terdengar dari balik dinding. Ya, tidak salah lagi, perempuan itu sedang berdiri di balik dinding sebelah luar rumah. Tubuhku gemetar, aku tarik selimut menutupi wajahku sedangkan tanganku semakin erat memegang baju Bapak dan Ibu. Dalam hati aku mengumpat, "Dasar hantu sialan! Kok betah-betahnya nungguin orang tidur."

*

Pagi hari di depan rumah sudah ramai ibu-ibu memberhentikan tukang sayur. Seperti biasa sambil membeli sayur mereka bergibah ria.

"Sudah dengar apa belum, tadi malam Bu Riko didatangi hantu di rumahnya?" kata Bu Hendra.

"Eh .... Iya tah, Bu? Gimana ceritanya?" kata Bu Wawan.

"Ceritanya Bu Riko kan lagi lembur di dapurnya, buat kue pesanan Pak Suwarno. Pas enak-enaknya buat kue, tiba-tiba ada orang menggedor-gedor pintu dapurnya. Otomatis Bu Riko teriak menanyakan siapa yang ada di luar, tapi tak ada yang menyahut. Akhirnya Bu Riko melanjutkan membuat kue. Kemudian pintu dapurnya digedor-gedor kembali. Bu Riko teriak lagi tetap tidak ada yang menyahut. Akhirnya karena marah merasa diisengi orang, Bu Riko pun melemparkan air comberan ke arah luar pintu dapur, dilempar melalui bagian atas pintu yang terbuka, barulah ada reaksi dari orang yang berada di depan pintu dapur. Reaksinya bukan sahutan melainkan suara wanita yang terkekeh-kekeh. Bu Riko pun lari ke kamarnya karena ketakutan, kue buatannya dibiarkan begitu saja di dapur." Lanjut Bu Hendra.

"Hiiiiii .... Kok seram begitu, ya?" sahut Bu Wawan.

"Aku juga didatangi hantu perempuan tadi malam." Tutur Bu Mamik. Ibu-ibu yang lain menoleh ke arahnya serempak.

"Aku kan lagi barengi cucuku di ruang tamu. Cucuku yang masih usia lima tahun itu, tiba-tiba keluar pintu depan tapi balik lagi ke dalam sambil teriak, 'Ada orang gila! Ada orang gila!.' Otomatis aku tengok ke depan." Lanjut Bu Mamik.

"Orang gilanya ada beneran?" tanya Bu Wawan.

"Bukan orang gila yang ada, tapi perempuan berwajah seram sedang berdiri di teras rumah melotot ke arahku. Cucuku menyangka hantu perempuan itu sebagai orang gila." Jawab Bu Mamik yang diiringi pekikan ketakutan dari ibu-ibu.

"Setelah penemuan tengkorak itu, kok kampung kita jadi tambah seram ya?"

"Jangan-Jangan yang mengganggu penduduk kampung itu hantunya ibunya Rosid?"

"Hus .... Jangan keras-keras itu ada orangnya!"

*

Sekitar jam sembilan pagi saat istirahat, seluruh warga sekolah menyaksikan pemakaman tengkorak Cempaka di kuburan. Sengaja makamnya ditaruh di ujung selatan supaya agak jauh dari jalan, sehingga orang-orang tidak takut lewat di jalan tersebut. Mbah Nur mengumumkan kepada masyarakat bahwa akan diadakan tahlilan selama tujuh hari di rumah Mbah Arni setiap bakda Magrib. Syukurlah, minimal tujuh hari aku libur mengaji. Jadi, nggak takut dicegat hantu perempuan itu di jalan.

"Apa benar itu hantu Lastri?" Aku bertanya pada diri sendiri.

Pulang sekolah aku ke rumah Parto.

"To, ternyata banyak warga kampung yang didatangi hantu perempuan, termasuk aku."

"Oh, ya? Bukankah si Kunti sudah pergi?"

"Bukan, To. Ini bukan si Kunti. Yang ini lebih seram lagi. Dari sorot matanya seperti menyimpan kemarahan yang sangat besar."

"Kira-kira hantu siapa, Im?"

"Orang-orang banyak yang curiga itu hantunya Lastri."

"Bisa jadi. Mungkin Lastri marah karena sejak kasus itu terungkap banyak warga yang menghujatnya. Mungkin arwahnya tidak terima."

"Emang orang mati bisa marah juga, ya?"

"Harusnya sih enggak, tapi ibunya Cak Rosid kan mati bunuh diri, Im. Konon kalau orang mati bunuh diri bumi nggak mau menerimanya."

"Kok seram banget analisamu, To?"

"Im, aku punya ide."

"Apa, To?"

"Kamu kan pernah melihat hantu perempuan itu. Kamu masih ingat wajah seramnya, dong?"

"Inget bangetlah, secara aku dan dia pernah saling hadap-hadapan."

"Gini. Kita pura-pura beli bakso ke Cak Rosid. Baksonya kita makan di ruang tamu Cak Rosid sambil kamu liatin foto-foto keluarga yang dipajang Cak Rosid di ruang tamunya."

"Ide yang bagus, To. Ayo berangkat!"

*

"Beli baksonya, Cak"

"Berapa?"

"Seribuan dua mangkok."

"Oke."

"Cak, boleh numpang makan di dalam? Parto takut keliatan adiknya."

"Silakan, sekalian saus kecapnya dibawa ke dalam, ya!"

"Makasih, Cak"

Kami pun masuk ke dalam ruang tamu Cak Rosid. Benar saja di ruang tamu Cak Rosid ada beberapa foto yang dipajang di dinding. Parto memberi kode kepadaku untuk meneliti foto itu satu persatu. Satu persatu aku pandangi belum ada yang mirip dengan wajah perempuan itu, hingga sampailah pada foto terakhir yang dipajang di sebelah lemari. Seorang ibu sedang menggendong anak, agak buram fotonya, pada bagian tertentu sudah jamuran. Setelah aku perhatikan, anak kecil itu persis Cak Rosid versi balita, dan aku pun memperhatikan sosok perempuan yang sedang menggendongnya. Cantik sekali tidak kalah dengan Cempaka yang kulihat dalam mimpiku. Aku terkesiap, setelah dilihat-lihat wajahnya sangat mirip sekali dengan wajah hantu perempuan tadi malam.

"Gimana, Im?" bisik Parto.

Aku mengangguk dan terduduk lemas di kursi Cak Rosid. Cak Rosid datang membawa dua mangkuk bakso pesanan kami. Kupandangi wajah Cak Rosid, salah satu bujang lapuk usia 30-an di kampungku ini. Ada rasa iba menyeruak di hatiku, ibunya sekarang menjadi hantu gentayangan.

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

Tantina Wyvaldia

Tantina Wyvaldia

semakin menarik dan pantas jadi yang terbaik, sayang, aku terlambat tahu cerita ini

2024-04-28

0

Marni Agung

Marni Agung

hahaaaa

2023-01-13

0

hanung wahyuningsih

hanung wahyuningsih

👍

2023-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 PART 1 HANTU PENUNGGU POHON NANGKA
2 PART 2 KESAKSIAN LEK NISA
3 PART 3 RUMAH MBAH MI
4 PART 4 SERAMNYA RUMAH PAK SATAR
5 PART 5 DIKEJAR MAKHLUK HALUS
6 PART 6 HANTU KEPALA MENYERINGAI
7 PART 7 MBAH ARNI
8 PART 8 SANG PENARI
9 PART 9 KEMARAHAN KUNTILANAK
10 PART 10 ARWAH LASTRI
11 PART 11 TEROR LASTRI
12 PART 12 BERSEMBUNYI DARI LASTRI
13 PART 12A KETAKUTAN WARGA
14 PART 14 JIMAT DARI DUKUN
15 PART 15 MENCOBA JIMAT PENGUSIR ARWAH
16 PART 16 JIMAT PERUSAK SUKMA
17 PART 17 MISTERI KEMATIAN LASTRI
18 PART 18 TABIR DUNIA LAIN
19 PART 19 PRIA MISTERIUS
20 PART 20 MISTERI KOTAK BERWARNA COKELAT
21 PART 21 TEMAN KECIL
22 PART 22 DIBURU PEMBUNUH
23 PART 23 MENGEJAR PENCULIK
24 PART 24 HILANG DITELAN BUMI
25 PART 25 GEDUNG ANGKER
26 PART 26 GENDERUWO
27 PART 27 : PENCULIK BERDARAH DINGIN
28 PART 28 PRIA PSYCHOPAT
29 PART 29 DUEL MAUT
30 PART 30 AKHIR PETUALANGAN SANG BROMOCORAH
31 PART 31 SEBELAH KAMAR MAYAT
32 PART 32 RUMAH SAKIT BERHANTU
33 PART 33 TAK BETAH DI RUMAH SAKIT
34 PART 34 DIBUNTUTI ARWAH
35 PART 35 KEMBALI KE RUMAH
36 PART 36 KUNJUNGAN ANAK-ANAK KOTA
37 PART 37 SI INDIGO
38 PART 38 BAKTI SEORANG ANAK
39 PART 39 JURIG LALA
40 PART 40 KISAH SEDIH LALA
41 PART 41 MISTERI HILANGNYA QUR'AN
42 PART 42 POCONGNYA KELEWATAN
43 PART 43 NAFSU MERENGGUT KEBAHAGIAAN
44 PART 44 PRIA-PRIA PENGGODA
45 PART 45 : LEWAT TENGAH MALAM
46 PART 46 : DI BALIK KEKUATAN POCONG
47 PART 47 : DALAM PENGARUH ILMU PELET
48 PART 48 : AKHIRNYA BU MILA ...
49 PART 49 : MENYUSUN PUZZLE
50 PART 50 : TERKUAKNYA TABIR
51 PART 51 (END) : DUKUN SAKTI
52 EPILOG
53 PROLOG SEASON KEDUA
54 BAGIAN 1 : DIANTAR BAPAK
55 BAGIAN 2 : PERKENALAN DENGAN SESEORANG
56 BAGIAN 3 : GADIS MISTERIUS
57 BAGIAN 4 : SEBUAH TRAGEDI
58 BAGIAN 5 : PAK RENGGA
59 BAGIAN 6 : RUMAH PAK RENGGA
60 BAGIAN 7 : PULANG
61 BAGIAN 8 : KECEMASAN IBU
62 BAGIAN 9 : DIJENGUK TEMAN
63 BAGIAN 10 : SEBUAH RENCANA
64 BAGIAN 11 : PENYELIDIKAN AWAL
65 BAGIAN 12 : ABOUT MERY
66 BAGIAN 12A : KERIBUTAN
67 BAGIAN 14 : BU NANIK
68 BAGIAN 15 : DEMO EKSKUL
69 BAGIAN 16 : BERTEMU DEDEK GEMES
70 BAGIAN 17 : BIODATA
71 BAGIAN 18 : SEBUAH PERSAMAAN
72 BAGIAN 19 : KANTIN SEKOLAH
73 BAGIAN 20 : KASUS
74 BAGIAN 21 : MBAH IYEM
75 BAGIAN 22 : PENJELAJAHAN
76 BAGIAN 23 : TERSESAT
77 BAGIAN 24 : KAMPUNG KINTIR
78 BAGIAN 25 : PERJALANAN KE KUBURAN
79 BAGIAN 26 : SEBUAH FIRASAT
80 BAGIAN 27 : GELAGAPAN
81 BAGIAN 27 : NEGERI DI BALIK KUBURAN
82 BAGIAN 28 : PETANI
83 BAGIAN 29 : KEBUN KOPI
84 BAGIAN 30 : JANGAN MENOLEH
85 BAGIAN 31 : TERANCAM
86 BAGIAN 32 : MENGHILANG
87 BAGIAN 33 : KETINGGALAN
88 BAGIAN 34 : KI BARONG
89 BAGIAN 35 : SENDIRIAN
90 BAGIAN 36 : PENARI GHAIB
91 BAGIAN 37 : BERSEMBUNYI
92 BAGIAN 38 : SULITNYA MELARIKAN DIRI
93 BAGIAN 39 : KETAHUAN
94 BAGIAN 40 : SIAPA DIA?
95 BAGIAN 41 : TANDA LAHIR
96 BAGIAN 42 : TURNAMEN
97 BAGIAN 43 : PEREMPUAN ITU
98 BAGIAN 44 : TUMBAL
99 BAGIAN 45 : TENTANG AKU
100 BAGIAN 46 : GENDANG
101 BAGIAN 47 : TARI LAHBAKO
102 BAGIAN 48 : SERAGAM YANG BERBEDA
103 BAGIAN 49 : MARAH
104 BAGIAN 50 : ARTI PERSAHABATAN
105 BAGIAN 51 : RENCANA
106 BAGIAN 52 : RAHASIA
107 BAGIAN 53 : TAK SENGAJA
108 BAGIAN 54 : NASIB BURUK
109 BAGIAN 55 : WANITA HEBAT
110 BAGIAN 56 : TAK DIAKUI
111 BAGIAN 57 : PENUTUPAN MOS
112 BAGIAN 58 : ZONA BERBAHAYA
113 BAGIAN 59 : TANDA CINTA
114 BAGIAN 60 : PESURUH SEKOLAH
115 BAGIAN 61 : RUANGAN RAHASIA
116 BAGIAN 62 : MENCEKAM
117 BAGIAN 63 : KETAHUAN
118 BAGIAN 64 : MENGINTAI MISTERI
119 BAGIAN 65 : DIA
120 BAGIAN 66 : BU MEGA
121 BAGIAN 67 : INSIDEN DI KAMAR MANDI
122 BAGIAN 68 : DIANCAM
123 BAGIAN 69 : PARADOKS
124 BAGIAN 70 : MITA LESTARI
125 BAGIAN 71 : PENGANTIN
126 BAGIAN 72 : SEBUAH KENYATAAN
127 BAGIAN 73 : SI KECIL
128 BAGIAN 74 : SEBUAH AMANAT
129 BAGIAN 75 : AURA NEGATIF
130 BAGIAN 76 : FIRASAT
131 BAGIAN 77 : KEHILANGAN
132 BAGIAN 78 : KENANGAN
133 BAGIAN 79 : DIPANGGIL
134 BAGIAN 80 : SEBUAH KEINGINAN
135 BAGIAN 81 : EMOSI
136 BAGIAN 82 : BUKAN RAHASIA
137 BAGIAN 83 : BUKU GAMBAR
138 BAGIAN 84 : TUKANG INTIP
139 BAGIAN 85 : MASIH ADA
140 BAGIAN 86 : NENEK KELANA
141 BAGIAN 87 : DIKUBUR
142 BAGIAN 88 : SAMPAH ANEH
143 BAGIAN 89 : TERNYATA DIA
144 BAGIAN 90 : ANALISA FAJAR
145 BAGIAN 91 : NEKAT
146 BAGIAN 92 : RUANGAN RAHASIA
147 BAGIAN 93 : ALGOJO
148 BAGIAN 94 : DIKEJAR ARWAH
149 BAGIAN 95 : SEBUAH FAKTA
150 BAGIAN 96 : INTEROGASI
151 BAGIAN 97 : PENYELIDIKAN BAPAK
152 BAGIAN 98 : ANEH
153 BAGIAN 99 : MISTER-X
154 BAGIAN 100 : TERNYATA DIA
155 BAGIAN 101 (END) : GODAAN HARTA
156 EPILOG SEASON KEDUA
157 TERBIT NOVEL VERSI CETAK
158 PENGUMUMAN
159 PROGRAM GIVE AWAY
160 TERBIT NOVEL VERSI AUDIO
161 Q n A
162 KISAH TERBARU IMRAN
163 PENGUMUMAN GIVE AWAY
164 ABOUT EXTRA PART
165 EXTRA PART 1
166 EXTRA PART 2
167 EXTRA PART 3
168 EXTRA PART 4
169 ILUSTRASI PEMERAN
Episodes

Updated 169 Episodes

1
PART 1 HANTU PENUNGGU POHON NANGKA
2
PART 2 KESAKSIAN LEK NISA
3
PART 3 RUMAH MBAH MI
4
PART 4 SERAMNYA RUMAH PAK SATAR
5
PART 5 DIKEJAR MAKHLUK HALUS
6
PART 6 HANTU KEPALA MENYERINGAI
7
PART 7 MBAH ARNI
8
PART 8 SANG PENARI
9
PART 9 KEMARAHAN KUNTILANAK
10
PART 10 ARWAH LASTRI
11
PART 11 TEROR LASTRI
12
PART 12 BERSEMBUNYI DARI LASTRI
13
PART 12A KETAKUTAN WARGA
14
PART 14 JIMAT DARI DUKUN
15
PART 15 MENCOBA JIMAT PENGUSIR ARWAH
16
PART 16 JIMAT PERUSAK SUKMA
17
PART 17 MISTERI KEMATIAN LASTRI
18
PART 18 TABIR DUNIA LAIN
19
PART 19 PRIA MISTERIUS
20
PART 20 MISTERI KOTAK BERWARNA COKELAT
21
PART 21 TEMAN KECIL
22
PART 22 DIBURU PEMBUNUH
23
PART 23 MENGEJAR PENCULIK
24
PART 24 HILANG DITELAN BUMI
25
PART 25 GEDUNG ANGKER
26
PART 26 GENDERUWO
27
PART 27 : PENCULIK BERDARAH DINGIN
28
PART 28 PRIA PSYCHOPAT
29
PART 29 DUEL MAUT
30
PART 30 AKHIR PETUALANGAN SANG BROMOCORAH
31
PART 31 SEBELAH KAMAR MAYAT
32
PART 32 RUMAH SAKIT BERHANTU
33
PART 33 TAK BETAH DI RUMAH SAKIT
34
PART 34 DIBUNTUTI ARWAH
35
PART 35 KEMBALI KE RUMAH
36
PART 36 KUNJUNGAN ANAK-ANAK KOTA
37
PART 37 SI INDIGO
38
PART 38 BAKTI SEORANG ANAK
39
PART 39 JURIG LALA
40
PART 40 KISAH SEDIH LALA
41
PART 41 MISTERI HILANGNYA QUR'AN
42
PART 42 POCONGNYA KELEWATAN
43
PART 43 NAFSU MERENGGUT KEBAHAGIAAN
44
PART 44 PRIA-PRIA PENGGODA
45
PART 45 : LEWAT TENGAH MALAM
46
PART 46 : DI BALIK KEKUATAN POCONG
47
PART 47 : DALAM PENGARUH ILMU PELET
48
PART 48 : AKHIRNYA BU MILA ...
49
PART 49 : MENYUSUN PUZZLE
50
PART 50 : TERKUAKNYA TABIR
51
PART 51 (END) : DUKUN SAKTI
52
EPILOG
53
PROLOG SEASON KEDUA
54
BAGIAN 1 : DIANTAR BAPAK
55
BAGIAN 2 : PERKENALAN DENGAN SESEORANG
56
BAGIAN 3 : GADIS MISTERIUS
57
BAGIAN 4 : SEBUAH TRAGEDI
58
BAGIAN 5 : PAK RENGGA
59
BAGIAN 6 : RUMAH PAK RENGGA
60
BAGIAN 7 : PULANG
61
BAGIAN 8 : KECEMASAN IBU
62
BAGIAN 9 : DIJENGUK TEMAN
63
BAGIAN 10 : SEBUAH RENCANA
64
BAGIAN 11 : PENYELIDIKAN AWAL
65
BAGIAN 12 : ABOUT MERY
66
BAGIAN 12A : KERIBUTAN
67
BAGIAN 14 : BU NANIK
68
BAGIAN 15 : DEMO EKSKUL
69
BAGIAN 16 : BERTEMU DEDEK GEMES
70
BAGIAN 17 : BIODATA
71
BAGIAN 18 : SEBUAH PERSAMAAN
72
BAGIAN 19 : KANTIN SEKOLAH
73
BAGIAN 20 : KASUS
74
BAGIAN 21 : MBAH IYEM
75
BAGIAN 22 : PENJELAJAHAN
76
BAGIAN 23 : TERSESAT
77
BAGIAN 24 : KAMPUNG KINTIR
78
BAGIAN 25 : PERJALANAN KE KUBURAN
79
BAGIAN 26 : SEBUAH FIRASAT
80
BAGIAN 27 : GELAGAPAN
81
BAGIAN 27 : NEGERI DI BALIK KUBURAN
82
BAGIAN 28 : PETANI
83
BAGIAN 29 : KEBUN KOPI
84
BAGIAN 30 : JANGAN MENOLEH
85
BAGIAN 31 : TERANCAM
86
BAGIAN 32 : MENGHILANG
87
BAGIAN 33 : KETINGGALAN
88
BAGIAN 34 : KI BARONG
89
BAGIAN 35 : SENDIRIAN
90
BAGIAN 36 : PENARI GHAIB
91
BAGIAN 37 : BERSEMBUNYI
92
BAGIAN 38 : SULITNYA MELARIKAN DIRI
93
BAGIAN 39 : KETAHUAN
94
BAGIAN 40 : SIAPA DIA?
95
BAGIAN 41 : TANDA LAHIR
96
BAGIAN 42 : TURNAMEN
97
BAGIAN 43 : PEREMPUAN ITU
98
BAGIAN 44 : TUMBAL
99
BAGIAN 45 : TENTANG AKU
100
BAGIAN 46 : GENDANG
101
BAGIAN 47 : TARI LAHBAKO
102
BAGIAN 48 : SERAGAM YANG BERBEDA
103
BAGIAN 49 : MARAH
104
BAGIAN 50 : ARTI PERSAHABATAN
105
BAGIAN 51 : RENCANA
106
BAGIAN 52 : RAHASIA
107
BAGIAN 53 : TAK SENGAJA
108
BAGIAN 54 : NASIB BURUK
109
BAGIAN 55 : WANITA HEBAT
110
BAGIAN 56 : TAK DIAKUI
111
BAGIAN 57 : PENUTUPAN MOS
112
BAGIAN 58 : ZONA BERBAHAYA
113
BAGIAN 59 : TANDA CINTA
114
BAGIAN 60 : PESURUH SEKOLAH
115
BAGIAN 61 : RUANGAN RAHASIA
116
BAGIAN 62 : MENCEKAM
117
BAGIAN 63 : KETAHUAN
118
BAGIAN 64 : MENGINTAI MISTERI
119
BAGIAN 65 : DIA
120
BAGIAN 66 : BU MEGA
121
BAGIAN 67 : INSIDEN DI KAMAR MANDI
122
BAGIAN 68 : DIANCAM
123
BAGIAN 69 : PARADOKS
124
BAGIAN 70 : MITA LESTARI
125
BAGIAN 71 : PENGANTIN
126
BAGIAN 72 : SEBUAH KENYATAAN
127
BAGIAN 73 : SI KECIL
128
BAGIAN 74 : SEBUAH AMANAT
129
BAGIAN 75 : AURA NEGATIF
130
BAGIAN 76 : FIRASAT
131
BAGIAN 77 : KEHILANGAN
132
BAGIAN 78 : KENANGAN
133
BAGIAN 79 : DIPANGGIL
134
BAGIAN 80 : SEBUAH KEINGINAN
135
BAGIAN 81 : EMOSI
136
BAGIAN 82 : BUKAN RAHASIA
137
BAGIAN 83 : BUKU GAMBAR
138
BAGIAN 84 : TUKANG INTIP
139
BAGIAN 85 : MASIH ADA
140
BAGIAN 86 : NENEK KELANA
141
BAGIAN 87 : DIKUBUR
142
BAGIAN 88 : SAMPAH ANEH
143
BAGIAN 89 : TERNYATA DIA
144
BAGIAN 90 : ANALISA FAJAR
145
BAGIAN 91 : NEKAT
146
BAGIAN 92 : RUANGAN RAHASIA
147
BAGIAN 93 : ALGOJO
148
BAGIAN 94 : DIKEJAR ARWAH
149
BAGIAN 95 : SEBUAH FAKTA
150
BAGIAN 96 : INTEROGASI
151
BAGIAN 97 : PENYELIDIKAN BAPAK
152
BAGIAN 98 : ANEH
153
BAGIAN 99 : MISTER-X
154
BAGIAN 100 : TERNYATA DIA
155
BAGIAN 101 (END) : GODAAN HARTA
156
EPILOG SEASON KEDUA
157
TERBIT NOVEL VERSI CETAK
158
PENGUMUMAN
159
PROGRAM GIVE AWAY
160
TERBIT NOVEL VERSI AUDIO
161
Q n A
162
KISAH TERBARU IMRAN
163
PENGUMUMAN GIVE AWAY
164
ABOUT EXTRA PART
165
EXTRA PART 1
166
EXTRA PART 2
167
EXTRA PART 3
168
EXTRA PART 4
169
ILUSTRASI PEMERAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!