PART 4 SERAMNYA RUMAH PAK SATAR

Juwari dan Satuni adalah kakak beradik teman sekolah dan juga teman mengajiku. Juwari kelas lima, sekelas dengan Parto, satu tingkat di atasku. Sedangkan Satuni dua tingkat di bawahku. Di antara murid-murid Mbah Nur, rumah mereka berdualah yang terjauh. Saking jauhnya, setiap pulang mengaji, mereka dijemput oleh ayah mereka, Pak Satar.

Jalan menuju rumah Juwari, kalau dari langgar melewati beberapa tempat yang terbilang angker, yaitu rumpun bambu di timurnya rumah Pak Suwarno, kuburan di sebelah gedung SD, rumpun bambu di depan rumah Mbah Arni, dan sebuah gedung KUD tua. Untuk berangkat mengaji, mereka tidak pernah diantar karena pada jam-jam sore masih banyak orang yang lalu lalang di jalan yang mereka lewati.

Mereka selalu tiba di langgar paling awal, dibandingkan anak yang lain. Suatu hari, karena Juwari terlalu asyik bermain layangan akhirnya mereka berangkat saat langit sudah surup. Tepat saat azan Maghrib dikumandangkan, mereka baru sampai di rumpun bambu timurnya rumah Pak Suwarno. Saat itulah Satuni melihat sesosok wanita berbaju putih sedang duduk di atas pohon bambu yang tumbuh ke samping. Merekapun lari terbirit-birit ke arah utara menuju langgar.

Sudah beberapa hari ini kedua kakak beradik tersebut tidak mengaji di langgar. Konon Bu Satar diganggu hantu kelapa. Sebagai temannya, aku dan Parto merasa kesepian kalau tidak ada mereka di langgar. Di sekolah, aku mati-matian merayu mereka untuk mengaji, tetapi mereka kekeh menolak karena kasian dengan ibunya. Akhirnya, sepulang sekolah aku dan Parto ikut mereka pulang ke rumahnya untuk bertemu Bu Satar.

"Bu Satar, bolehkah Juwari dan Satuni mengaji lagi di langgar?" ujarku. Bu Satar menarik napas panjang.

"Biar mereka libur dulu ya, Le. Saya masih takut kalau malam-malam ditinggal sendirian di rumah," jawab Bu Satar pelan.

"Kami siap mengantar mereka pulang, jadi Pak Satar tidak usah menjemput Juwari dan Satuni," jawab Parto.

"Kalian yakin?" tanya Bu Satar.

"Eeee ... yakin ... yakin," jawabku setelah kakiku diinjak oleh Parto. Aku dan Parto tersenyum penuh kepalsuan kepada Bu Satar. Di dalam hati kami, sebenarnya ada rasa keraguan yang sangat besar, akan tetapi demi teman oke sajalah.

"Gimana, Ri?" tanya Bu Satar kepada Juwari.

"Lebih baik begitu, Bu. Kalau terlalu lama libur mengaji aku takut ketinggalan banyak ilmu tajwid dari Mbah Nur," jawab Juwari.

"Oke, kalau begitu besok kalian sudah boleh mengaji. Dengan catatan kalian harus serius belajar mengajinya, nggak boleh bergurau terus!"

"Horeeeeee ..."

Malam harinya, waktu mengaji aku melapor kepada Mbah Nur bahwa Juwari dan Satuni mulai besok akan mengaji kembali dan pulangnya aku dan Parto yang akan mengantar mereka pulang.

"Terimakasih, ya. Mbah percaya sama kalian berdua. Semoga kelak murid-murid Mbah semua akan menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah," ujar Mbah Nur.

"Aaamiiiin," jawabku.

Keesokan harinya

Selesai salat Isya berjamaah, kamipun berpamitan kepada Mbah Nur.

"Hati-hati ya, Le. Jangan lepas dari sholawat!"

"Inggih, Mbah"

Kamipun berangkat mengantar Juwari dan Satuni pulang. Kami berjalan beriringan, Juwari dan Satuni di depan, sedangkan aku dan Parto di belakang. Suasana gelap gulita karena memang listrik belum ada di kampung kami. Untunglah tadi Parto membawa senter merek Ev****** milik bapaknya. Mungkin karena ada rasa was-was, kami berjalan agak cepat terutama ketika melewati rumpun bambu di timurnya rumah Pak Suwarno. Pandangan kita fokus ke depan, tidak berani menoleh karena takut melihat sesuatu yang tak diinginkan.

Ketika melewati jalan di samping kuburan, Satuni semakin merapatkan tubuhnya ke kakaknya. Sementara aku juga tak kalah tegangnya dengan Satuni, tetapi aku menguatkan diriku sendiri dengan mengingat pesan Mbah Nur bahwa tempat kesukaan setan itu bukanlah kuburan, melainkan pasar. Makanya ketika masuk ke pasar, kita harus berdoa terlebih dahulu supaya tidak kalap melihat dagangan orang. Entah mengapa mensugesti diri seperti itu sedikit mengurangi rasa ketakutanku.

Akhirnya kami sampai di dekat rumpun bambu di depan rumah Mbah Arni. Rumah Mbah Arni letaknya duapuluh meter dari jalan, dan letaknya agak tinggi, pagarnyapun rimbun sekali serta pintu rumahnya selalu tertutup, alhasil keberadaan rumah tersebut tidak menambah keberanian bagi orang yang melewati rumpun bambu ini. Jika malam sudah menjelang jarang sekali orang yang mau lewat di rumpun bambu ini.

Konon, pernah ada bapak-bapak dari kampung sebelah lewat di sini naik sepeda pancal. Ketika asik memancal, tiba-tiba beberapa pohon bambu roboh ke jalan, bapak-bapak tersebut berusaha meminggirkan bambu-bambu tersebut untuk bisa lewat, tetapi karena kesulitan akhirnya ia memutuskan untuk memikul sepedanya saja melewati bambu yang roboh. Baru saja ia akan memikul sepedanya, ia terkejut karena pohon bambu yang roboh itu sudah hilang dari pandangan. Dengan masih penuh tanda tanya ia pun mulai mengayuh sepedanya kembali tetapi sepedanya terasa menjadi sangat berat, seolah-olah ada yang membonceng atau menarik dari belakang. Ketika ditoleh tidak ada siapa-siapa, akhirnya ia pun memancal sepedanya kuat-kuat namun sepeda tetap bergerak lambat. Ketika ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengayuh sepedanya, tiba-tiba sepedanya menjadi ringan secara mendadak. Akhirnya iapun tidak bisa mengendalikan laju sepeda dan masuk ke dalam got di depan rumah Mbah Arni.

Tidak cukup sampai di situ, ketika ia berusaha bangun ada tangan yang menariknya ke atas. Ia bergegas naik. Pikirnya, ada orang yang sedang berusaha menolong. Tetapi ternyata setelah diamati dengan seksama, sosok tersebut adalah kuntilanak. Iapun lari ketakutan ke arah timur sambil berteriak-teriak minta tolong, si Kunti tertawa-tawa melengking di belakangnya.

Mengingat cerita tersebut membuat bulu kudukku merinding.

[Sreeeeng]

Seperti ada yang meniup leher bagian belakangku. Semerbak bau bunga melati tiba-tiba menyeruak di hidungku. Sepertinya bukan hanya aku yang merasakannya, ketiga temanku juga. Kami mempercepat langkah meninggalkan rumpun bambu tersebut. Alhamdulillah kita sudah cukup jauh dari tempat itu. Aroma bunga melati mulai menghilang.

Tinggal satu lagi area seram yang akan kita lalui sebelum sampai di rumah Pak Satar, yaitu gedung KUD tua yang saat ini sudah ada di depan. Kami semakin mempercepat langkah melewati gedung KUD tersebut. Aura keanehan mulai kurasakan, seperti ada suara kaki yang meniru derap langkah kami. Ketika kami bergerak maju, suara langkah kaki itu seperti tertinggal di belakang, tetapi ketika telinga kami merasa suara itu menjauh, tiba-tiba langkah kaki itu mendekat kembali, begitu seterusnya berulang-ulang suara kaki itu mengeras dan melemah dengan sendirinya. Dan dalam rasa ketakutan kami yang memuncak, terdengar suara geraman dari dalam gedung KUD tua tersebut. Kami pun berlari menuju rumah Pak Satar.

"Ada apa kok lari-lari?" tanya Pak Satar. Kami mengatur napas yang masih tersenggal, beberapa detik kemudian baru Parto menjawab.

"Tidak ada apa-apa, Pak. Kami hanya main kejar-kejaran tadi."

"Iya, main kejar-kejaran, Pak" tambah Juwari.

Tanpa direncanakan, kamipun berbohong kepada Pak Satar karena kami tahu kalau kami mengatakan yang sejujurnya, tentunya beliau akan melarang aku dan Parto untuk mengantar anak-anaknya lagi. Dan otomatis kedua kakak beradik itu kembali akan diliburkan mengaji. Kami tidak mau hal itu terjadi, jadi kami harus bisa meyakinkan Pak Satar bahwa kami baik-baik saja. Bahkan ketika Pak Satar menawarkan untuk mengantar kami pulang, kami menolaknya dengan senyuman kepalsuan.

Kamipun berpamitan pulang kepada Pak Satar.

Selangkah meninggalkan rumahnya, kami menunggu Pak Satar kembali menawarkan diri untuk mengantar kami. Tetapi, hingga kami berdua agak jauh meninggalkan rumahnya, tawaran kedua tersebut tidak kunjung diberikan. Sungguh kami berdua benar-benar menyesal atas penolakan kami tadi dan sekarang kami harus menghadapi semuanya berdua saja.

Kami saling bergandengan dengan erat, lebih erat dari dua sejoli yang sedang dilanda cinta. Bedanya, kalau mereka berbunga-bunga, kalau kami sama-sama membayangkan ada beberapa sosok menyeramkan sedang menunggu kami di gedung KUD tua, di depan rumah Mbah Arni, dan di rumpun bambu timurnya rumah Pak Suwarno.

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

Piaa Akbar

Piaa Akbar

biasa aja

2023-12-03

0

Bambang Setyo

Bambang Setyo

😁😁😁imran dan parto nyalinya besar..

2023-01-01

0

Ahnafal Wafa Tsaqifa

Ahnafal Wafa Tsaqifa

up lagi

2022-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 PART 1 HANTU PENUNGGU POHON NANGKA
2 PART 2 KESAKSIAN LEK NISA
3 PART 3 RUMAH MBAH MI
4 PART 4 SERAMNYA RUMAH PAK SATAR
5 PART 5 DIKEJAR MAKHLUK HALUS
6 PART 6 HANTU KEPALA MENYERINGAI
7 PART 7 MBAH ARNI
8 PART 8 SANG PENARI
9 PART 9 KEMARAHAN KUNTILANAK
10 PART 10 ARWAH LASTRI
11 PART 11 TEROR LASTRI
12 PART 12 BERSEMBUNYI DARI LASTRI
13 PART 12A KETAKUTAN WARGA
14 PART 14 JIMAT DARI DUKUN
15 PART 15 MENCOBA JIMAT PENGUSIR ARWAH
16 PART 16 JIMAT PERUSAK SUKMA
17 PART 17 MISTERI KEMATIAN LASTRI
18 PART 18 TABIR DUNIA LAIN
19 PART 19 PRIA MISTERIUS
20 PART 20 MISTERI KOTAK BERWARNA COKELAT
21 PART 21 TEMAN KECIL
22 PART 22 DIBURU PEMBUNUH
23 PART 23 MENGEJAR PENCULIK
24 PART 24 HILANG DITELAN BUMI
25 PART 25 GEDUNG ANGKER
26 PART 26 GENDERUWO
27 PART 27 : PENCULIK BERDARAH DINGIN
28 PART 28 PRIA PSYCHOPAT
29 PART 29 DUEL MAUT
30 PART 30 AKHIR PETUALANGAN SANG BROMOCORAH
31 PART 31 SEBELAH KAMAR MAYAT
32 PART 32 RUMAH SAKIT BERHANTU
33 PART 33 TAK BETAH DI RUMAH SAKIT
34 PART 34 DIBUNTUTI ARWAH
35 PART 35 KEMBALI KE RUMAH
36 PART 36 KUNJUNGAN ANAK-ANAK KOTA
37 PART 37 SI INDIGO
38 PART 38 BAKTI SEORANG ANAK
39 PART 39 JURIG LALA
40 PART 40 KISAH SEDIH LALA
41 PART 41 MISTERI HILANGNYA QUR'AN
42 PART 42 POCONGNYA KELEWATAN
43 PART 43 NAFSU MERENGGUT KEBAHAGIAAN
44 PART 44 PRIA-PRIA PENGGODA
45 PART 45 : LEWAT TENGAH MALAM
46 PART 46 : DI BALIK KEKUATAN POCONG
47 PART 47 : DALAM PENGARUH ILMU PELET
48 PART 48 : AKHIRNYA BU MILA ...
49 PART 49 : MENYUSUN PUZZLE
50 PART 50 : TERKUAKNYA TABIR
51 PART 51 (END) : DUKUN SAKTI
52 EPILOG
53 PROLOG SEASON KEDUA
54 BAGIAN 1 : DIANTAR BAPAK
55 BAGIAN 2 : PERKENALAN DENGAN SESEORANG
56 BAGIAN 3 : GADIS MISTERIUS
57 BAGIAN 4 : SEBUAH TRAGEDI
58 BAGIAN 5 : PAK RENGGA
59 BAGIAN 6 : RUMAH PAK RENGGA
60 BAGIAN 7 : PULANG
61 BAGIAN 8 : KECEMASAN IBU
62 BAGIAN 9 : DIJENGUK TEMAN
63 BAGIAN 10 : SEBUAH RENCANA
64 BAGIAN 11 : PENYELIDIKAN AWAL
65 BAGIAN 12 : ABOUT MERY
66 BAGIAN 12A : KERIBUTAN
67 BAGIAN 14 : BU NANIK
68 BAGIAN 15 : DEMO EKSKUL
69 BAGIAN 16 : BERTEMU DEDEK GEMES
70 BAGIAN 17 : BIODATA
71 BAGIAN 18 : SEBUAH PERSAMAAN
72 BAGIAN 19 : KANTIN SEKOLAH
73 BAGIAN 20 : KASUS
74 BAGIAN 21 : MBAH IYEM
75 BAGIAN 22 : PENJELAJAHAN
76 BAGIAN 23 : TERSESAT
77 BAGIAN 24 : KAMPUNG KINTIR
78 BAGIAN 25 : PERJALANAN KE KUBURAN
79 BAGIAN 26 : SEBUAH FIRASAT
80 BAGIAN 27 : GELAGAPAN
81 BAGIAN 27 : NEGERI DI BALIK KUBURAN
82 BAGIAN 28 : PETANI
83 BAGIAN 29 : KEBUN KOPI
84 BAGIAN 30 : JANGAN MENOLEH
85 BAGIAN 31 : TERANCAM
86 BAGIAN 32 : MENGHILANG
87 BAGIAN 33 : KETINGGALAN
88 BAGIAN 34 : KI BARONG
89 BAGIAN 35 : SENDIRIAN
90 BAGIAN 36 : PENARI GHAIB
91 BAGIAN 37 : BERSEMBUNYI
92 BAGIAN 38 : SULITNYA MELARIKAN DIRI
93 BAGIAN 39 : KETAHUAN
94 BAGIAN 40 : SIAPA DIA?
95 BAGIAN 41 : TANDA LAHIR
96 BAGIAN 42 : TURNAMEN
97 BAGIAN 43 : PEREMPUAN ITU
98 BAGIAN 44 : TUMBAL
99 BAGIAN 45 : TENTANG AKU
100 BAGIAN 46 : GENDANG
101 BAGIAN 47 : TARI LAHBAKO
102 BAGIAN 48 : SERAGAM YANG BERBEDA
103 BAGIAN 49 : MARAH
104 BAGIAN 50 : ARTI PERSAHABATAN
105 BAGIAN 51 : RENCANA
106 BAGIAN 52 : RAHASIA
107 BAGIAN 53 : TAK SENGAJA
108 BAGIAN 54 : NASIB BURUK
109 BAGIAN 55 : WANITA HEBAT
110 BAGIAN 56 : TAK DIAKUI
111 BAGIAN 57 : PENUTUPAN MOS
112 BAGIAN 58 : ZONA BERBAHAYA
113 BAGIAN 59 : TANDA CINTA
114 BAGIAN 60 : PESURUH SEKOLAH
115 BAGIAN 61 : RUANGAN RAHASIA
116 BAGIAN 62 : MENCEKAM
117 BAGIAN 63 : KETAHUAN
118 BAGIAN 64 : MENGINTAI MISTERI
119 BAGIAN 65 : DIA
120 BAGIAN 66 : BU MEGA
121 BAGIAN 67 : INSIDEN DI KAMAR MANDI
122 BAGIAN 68 : DIANCAM
123 BAGIAN 69 : PARADOKS
124 BAGIAN 70 : MITA LESTARI
125 BAGIAN 71 : PENGANTIN
126 BAGIAN 72 : SEBUAH KENYATAAN
127 BAGIAN 73 : SI KECIL
128 BAGIAN 74 : SEBUAH AMANAT
129 BAGIAN 75 : AURA NEGATIF
130 BAGIAN 76 : FIRASAT
131 BAGIAN 77 : KEHILANGAN
132 BAGIAN 78 : KENANGAN
133 BAGIAN 79 : DIPANGGIL
134 BAGIAN 80 : SEBUAH KEINGINAN
135 BAGIAN 81 : EMOSI
136 BAGIAN 82 : BUKAN RAHASIA
137 BAGIAN 83 : BUKU GAMBAR
138 BAGIAN 84 : TUKANG INTIP
139 BAGIAN 85 : MASIH ADA
140 BAGIAN 86 : NENEK KELANA
141 BAGIAN 87 : DIKUBUR
142 BAGIAN 88 : SAMPAH ANEH
143 BAGIAN 89 : TERNYATA DIA
144 BAGIAN 90 : ANALISA FAJAR
145 BAGIAN 91 : NEKAT
146 BAGIAN 92 : RUANGAN RAHASIA
147 BAGIAN 93 : ALGOJO
148 BAGIAN 94 : DIKEJAR ARWAH
149 BAGIAN 95 : SEBUAH FAKTA
150 BAGIAN 96 : INTEROGASI
151 BAGIAN 97 : PENYELIDIKAN BAPAK
152 BAGIAN 98 : ANEH
153 BAGIAN 99 : MISTER-X
154 BAGIAN 100 : TERNYATA DIA
155 BAGIAN 101 (END) : GODAAN HARTA
156 EPILOG SEASON KEDUA
157 TERBIT NOVEL VERSI CETAK
158 PENGUMUMAN
159 PROGRAM GIVE AWAY
160 TERBIT NOVEL VERSI AUDIO
161 Q n A
162 KISAH TERBARU IMRAN
163 PENGUMUMAN GIVE AWAY
164 ABOUT EXTRA PART
165 EXTRA PART 1
166 EXTRA PART 2
167 EXTRA PART 3
168 EXTRA PART 4
169 ILUSTRASI PEMERAN
Episodes

Updated 169 Episodes

1
PART 1 HANTU PENUNGGU POHON NANGKA
2
PART 2 KESAKSIAN LEK NISA
3
PART 3 RUMAH MBAH MI
4
PART 4 SERAMNYA RUMAH PAK SATAR
5
PART 5 DIKEJAR MAKHLUK HALUS
6
PART 6 HANTU KEPALA MENYERINGAI
7
PART 7 MBAH ARNI
8
PART 8 SANG PENARI
9
PART 9 KEMARAHAN KUNTILANAK
10
PART 10 ARWAH LASTRI
11
PART 11 TEROR LASTRI
12
PART 12 BERSEMBUNYI DARI LASTRI
13
PART 12A KETAKUTAN WARGA
14
PART 14 JIMAT DARI DUKUN
15
PART 15 MENCOBA JIMAT PENGUSIR ARWAH
16
PART 16 JIMAT PERUSAK SUKMA
17
PART 17 MISTERI KEMATIAN LASTRI
18
PART 18 TABIR DUNIA LAIN
19
PART 19 PRIA MISTERIUS
20
PART 20 MISTERI KOTAK BERWARNA COKELAT
21
PART 21 TEMAN KECIL
22
PART 22 DIBURU PEMBUNUH
23
PART 23 MENGEJAR PENCULIK
24
PART 24 HILANG DITELAN BUMI
25
PART 25 GEDUNG ANGKER
26
PART 26 GENDERUWO
27
PART 27 : PENCULIK BERDARAH DINGIN
28
PART 28 PRIA PSYCHOPAT
29
PART 29 DUEL MAUT
30
PART 30 AKHIR PETUALANGAN SANG BROMOCORAH
31
PART 31 SEBELAH KAMAR MAYAT
32
PART 32 RUMAH SAKIT BERHANTU
33
PART 33 TAK BETAH DI RUMAH SAKIT
34
PART 34 DIBUNTUTI ARWAH
35
PART 35 KEMBALI KE RUMAH
36
PART 36 KUNJUNGAN ANAK-ANAK KOTA
37
PART 37 SI INDIGO
38
PART 38 BAKTI SEORANG ANAK
39
PART 39 JURIG LALA
40
PART 40 KISAH SEDIH LALA
41
PART 41 MISTERI HILANGNYA QUR'AN
42
PART 42 POCONGNYA KELEWATAN
43
PART 43 NAFSU MERENGGUT KEBAHAGIAAN
44
PART 44 PRIA-PRIA PENGGODA
45
PART 45 : LEWAT TENGAH MALAM
46
PART 46 : DI BALIK KEKUATAN POCONG
47
PART 47 : DALAM PENGARUH ILMU PELET
48
PART 48 : AKHIRNYA BU MILA ...
49
PART 49 : MENYUSUN PUZZLE
50
PART 50 : TERKUAKNYA TABIR
51
PART 51 (END) : DUKUN SAKTI
52
EPILOG
53
PROLOG SEASON KEDUA
54
BAGIAN 1 : DIANTAR BAPAK
55
BAGIAN 2 : PERKENALAN DENGAN SESEORANG
56
BAGIAN 3 : GADIS MISTERIUS
57
BAGIAN 4 : SEBUAH TRAGEDI
58
BAGIAN 5 : PAK RENGGA
59
BAGIAN 6 : RUMAH PAK RENGGA
60
BAGIAN 7 : PULANG
61
BAGIAN 8 : KECEMASAN IBU
62
BAGIAN 9 : DIJENGUK TEMAN
63
BAGIAN 10 : SEBUAH RENCANA
64
BAGIAN 11 : PENYELIDIKAN AWAL
65
BAGIAN 12 : ABOUT MERY
66
BAGIAN 12A : KERIBUTAN
67
BAGIAN 14 : BU NANIK
68
BAGIAN 15 : DEMO EKSKUL
69
BAGIAN 16 : BERTEMU DEDEK GEMES
70
BAGIAN 17 : BIODATA
71
BAGIAN 18 : SEBUAH PERSAMAAN
72
BAGIAN 19 : KANTIN SEKOLAH
73
BAGIAN 20 : KASUS
74
BAGIAN 21 : MBAH IYEM
75
BAGIAN 22 : PENJELAJAHAN
76
BAGIAN 23 : TERSESAT
77
BAGIAN 24 : KAMPUNG KINTIR
78
BAGIAN 25 : PERJALANAN KE KUBURAN
79
BAGIAN 26 : SEBUAH FIRASAT
80
BAGIAN 27 : GELAGAPAN
81
BAGIAN 27 : NEGERI DI BALIK KUBURAN
82
BAGIAN 28 : PETANI
83
BAGIAN 29 : KEBUN KOPI
84
BAGIAN 30 : JANGAN MENOLEH
85
BAGIAN 31 : TERANCAM
86
BAGIAN 32 : MENGHILANG
87
BAGIAN 33 : KETINGGALAN
88
BAGIAN 34 : KI BARONG
89
BAGIAN 35 : SENDIRIAN
90
BAGIAN 36 : PENARI GHAIB
91
BAGIAN 37 : BERSEMBUNYI
92
BAGIAN 38 : SULITNYA MELARIKAN DIRI
93
BAGIAN 39 : KETAHUAN
94
BAGIAN 40 : SIAPA DIA?
95
BAGIAN 41 : TANDA LAHIR
96
BAGIAN 42 : TURNAMEN
97
BAGIAN 43 : PEREMPUAN ITU
98
BAGIAN 44 : TUMBAL
99
BAGIAN 45 : TENTANG AKU
100
BAGIAN 46 : GENDANG
101
BAGIAN 47 : TARI LAHBAKO
102
BAGIAN 48 : SERAGAM YANG BERBEDA
103
BAGIAN 49 : MARAH
104
BAGIAN 50 : ARTI PERSAHABATAN
105
BAGIAN 51 : RENCANA
106
BAGIAN 52 : RAHASIA
107
BAGIAN 53 : TAK SENGAJA
108
BAGIAN 54 : NASIB BURUK
109
BAGIAN 55 : WANITA HEBAT
110
BAGIAN 56 : TAK DIAKUI
111
BAGIAN 57 : PENUTUPAN MOS
112
BAGIAN 58 : ZONA BERBAHAYA
113
BAGIAN 59 : TANDA CINTA
114
BAGIAN 60 : PESURUH SEKOLAH
115
BAGIAN 61 : RUANGAN RAHASIA
116
BAGIAN 62 : MENCEKAM
117
BAGIAN 63 : KETAHUAN
118
BAGIAN 64 : MENGINTAI MISTERI
119
BAGIAN 65 : DIA
120
BAGIAN 66 : BU MEGA
121
BAGIAN 67 : INSIDEN DI KAMAR MANDI
122
BAGIAN 68 : DIANCAM
123
BAGIAN 69 : PARADOKS
124
BAGIAN 70 : MITA LESTARI
125
BAGIAN 71 : PENGANTIN
126
BAGIAN 72 : SEBUAH KENYATAAN
127
BAGIAN 73 : SI KECIL
128
BAGIAN 74 : SEBUAH AMANAT
129
BAGIAN 75 : AURA NEGATIF
130
BAGIAN 76 : FIRASAT
131
BAGIAN 77 : KEHILANGAN
132
BAGIAN 78 : KENANGAN
133
BAGIAN 79 : DIPANGGIL
134
BAGIAN 80 : SEBUAH KEINGINAN
135
BAGIAN 81 : EMOSI
136
BAGIAN 82 : BUKAN RAHASIA
137
BAGIAN 83 : BUKU GAMBAR
138
BAGIAN 84 : TUKANG INTIP
139
BAGIAN 85 : MASIH ADA
140
BAGIAN 86 : NENEK KELANA
141
BAGIAN 87 : DIKUBUR
142
BAGIAN 88 : SAMPAH ANEH
143
BAGIAN 89 : TERNYATA DIA
144
BAGIAN 90 : ANALISA FAJAR
145
BAGIAN 91 : NEKAT
146
BAGIAN 92 : RUANGAN RAHASIA
147
BAGIAN 93 : ALGOJO
148
BAGIAN 94 : DIKEJAR ARWAH
149
BAGIAN 95 : SEBUAH FAKTA
150
BAGIAN 96 : INTEROGASI
151
BAGIAN 97 : PENYELIDIKAN BAPAK
152
BAGIAN 98 : ANEH
153
BAGIAN 99 : MISTER-X
154
BAGIAN 100 : TERNYATA DIA
155
BAGIAN 101 (END) : GODAAN HARTA
156
EPILOG SEASON KEDUA
157
TERBIT NOVEL VERSI CETAK
158
PENGUMUMAN
159
PROGRAM GIVE AWAY
160
TERBIT NOVEL VERSI AUDIO
161
Q n A
162
KISAH TERBARU IMRAN
163
PENGUMUMAN GIVE AWAY
164
ABOUT EXTRA PART
165
EXTRA PART 1
166
EXTRA PART 2
167
EXTRA PART 3
168
EXTRA PART 4
169
ILUSTRASI PEMERAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!