Menjadi Mommy Anak Bosku
"Awasss......"
Tin...tin...
Teriakan orang orang bersamaan dengan suara klakson saling bersahutan menambah ramainya lalu lintas jalan raya di ibukota.Tampak beberapa mobil menghindari seorang balita yang entah bagaimana bisa berdiri di tengah tengah jalan raya sendirian. Dimanakah orang tuanya? Tidak ada yang tahu saat ini.
Mendengar teriakan beberapa orang, membuat seorang wanita yang melintas menatap ke pusat perhatian orang orang tersebut. Tanpa sengaja pandangan Nesha bertemu dengan mata imut milik baby tampan yang saat ini sedang menatapnya Hatinya tergerak untuk segera menolongnya.
" Ya Tuhan bagaimana bisa ada anak kecil di sana. " Tanpa pikir panjang Nesha segera berlari mendekati balita tersebut sambil menoleh ke kanan dan ke kiri serta menghindari kendaraan lain terlebih dulu. Sampai di depan balita tersebut, dengan sigap Nesha mendekap balita itu ke dalam pelukannya lalu mulai menepi. Tanpa Nesha sadari sebuah mobil melaju kencang ke arahnya, ia berusaha untuk menghindarinya namun karna kurang keseimbangan menyebabkan ia jatuh terguling ke trotoar.
Dugh...
" Awh." Rintih Nesha.
Orang orang yang melihatnya pun mulai mengerumuninya.
" Mbak.. Mbak baik baik saja?" Tanya salah satu ibu ibu yang mengerumuni Nesha.
" Kami baik baik saja bu." Sahut Nesha dengan nafas tersengal.
Nesha duduk menyandarkan tubuhnya pada tiang di belakangnya, dengan baby tampan yang masih dalam dekapannya.
" Syukurlah kalau kalian baik baik saja." Ujar ibu ibu disana.
" Terima kasih bu." Sahut Nesha.
" Ya Tuhan Nathan." Seorang wanita paruh baya tergopoh gopoh menghampiri mereka.
" Nathan.. Kamu baik baik saja nak?" Tanyanya sambil menatap cucu kesayangannya. Babby tampan nampak tidak bergeming, ia merasa nyaman dalam pelukan Nesha.
" Tenanglah bu! Dia baik baik saja." Ucap Nesha mencoba menenangkan wanita itu.
" Terimakasih nak kamu telah menyelamatkan cucu saya, saya berhutang budi padamu kalau tidak ada kamu entah bagaimana nasib cucu saya." Ucapnya.
" Sama sama Bu, sudah menjadi kewajibanku menolong sesama." Sahut Nesha. Setelah itu mereka saling berkenalan yang ternyata wanita tersebut adalah neneknya babby tampan yang bernama Nathan.
" Mami... Mami.. huaaa." Tiba tiba tangis Nathan pecah begitu saja, ia menatap Nesha dengan tatapan penuh kerinduan.
Nesha mengernyitkan dahinya karena bingung anak ini memanggil siapa. Ia mengedarkan pandangan ke sekitarnya mencoba mencari tahu siapa yang di panggil oleh Babby tampan dalam dekapannya ini.
" Mami... Mami... Janan tindalin Athan agi haa.." Isak Nathan mengeratkan pelukannya.
" Ibu dia..."
" Dia memanggil kamu Nesha, mungkin dia mengira kalau kamu adalah maminya. Selama ini Nathan tidak pernah mengenal sosok ibunya." Jelas Omanya Nathan.
" Oh maaf saya tidak tahu." Ucap Nesha. Ia begitu prihatin, bagaimana anak sekecil ini tidak mengenal ibunya. Apakah ibunya telah meninggalkannya? Atau mungkin ibunya telah meninggal dunia? Ah sudahlah itu bukan urusannya.
" Sayang tenang ya, mam...." Nesha menjeda ucapannya. Ia ragu untuk menyebut dirinya dengan sebutan mami.
" Tapi ya sudahlah, ini hanya anak kecil. Saat ini dian hanya butuh ketenangan." Pikir Nesha.
" Sayang tenang ya, ada disini bersamamu." Ucap Nesha sambil menepuk nepuk pantat Nathan. Tangis Nathan berangsur berhenti. Ia semakin memeluk erat tubuh Nesha.
" Ma bagaimana keadaan Nathan? Dimana dia sekarang?" Tiba tiba terdengar seseorang bertanya. Mereka melihat ke arah pria tersebut. Pria tampan dengan nafas tersengal sengal, mungkin ia baru saja lari.
" Itu." Mama menunjuk kearah Nathan dan Nesha. Pria tersebut menatap ke arah sang putra yang terlihat sedang dalam pelukan seorang wanita.
" Maafin mama yang ceroboh Han. Mama tidak bisa menjaga Nathan. Tadi mama ketoilet sebentar, tidak tahu kalau Nathan keluar rumah. Saat mama keluar tiba tiba mama melihat Nathan sudah berada di tengah jalan raya. Mama sangat panik takut terjadi apa apa sama Nathan" Ucapnya sambil tergugu. Ia tidak bisa membayangkan jika sampai hal buruk terjadi pada cucunya
"Untung ada Nesha yang menyelamatkan Nathan. Kalau tidak... Mama tidak tahu apa yang akan terjadi padanya." Terangnya yang ternyata bernama Rena sambil menangis.
" Sudah lah ma jangan menangis! Yang penting sekarang Nathan baik baik saja. Sekarang Mama pulanglah! Bar Nathan pulang sama aku." Ujar pria bernama Farhan yang tak lain ayah Nathan.
"Baiklah." Nyonya Rena segera pulang setelah mengucapkan terima kasih kepada Nesha terlebih dahulu. Nesha mengelus punggung Nathan berharap Nathan lebih tenang tanpa peduli dengan kehadiran sosok pria tampan di depannya. Ia merasa Nathan masih merasa ketakutan.
" Nathan... ayo kita pulang." Ucap Farhan membuat Nesha mendongak menatap kearah suara.
" Pak Farhan." pekik Nesha setelah sadar siapa sosok yang kini berdiri di hadapannya.
" Hm." Gumam Farhan.
" Ih sombong amat." gerutu Nesha dalam hati.
" Nathan.. ayo kita pulang." Ajak Farhan lagi sambil menarik tubuh Nathan dari pangkuan Nesha.
" Ndak mau, Athan mau cama mami. Athan tatut Mami pegi agi." Sahut Nathan.
Nesha dan Farhan melongo mendengar kata yang di ucapkan Nathan. Mami? Nathan memanggil wanita asing dengan sebutan Mami? Pikir Farhan.
" Ayo Nathan kita pulang sayang, dia bukan mami kamu." Bujuk Farhan.
" Ndak mau, mau cama mami aja." Nathan mengeratkan pelukannya ke tubuh Nesha. Entah mengapa ia merasakan hangatnya dekapan seorang ibu dari Nesha. Wanita muda yang baru ia temui.
" Astaga Nesha lututmu berdarah begitu." Pekik Sifa, sahabat dari Nesha yang baru datang membawa minuman di tangannya.
" Nih minum dulu pasti kamu jantungan." Agung Sifa menyodorkan minuman ke bibir Nesha. Nesha segera menyedot minumannya karena memang dia benar benar membutuhkannya.
" Lo sih sok sokan jadi pahlawan kesorean pake nolongin anak orang segala. Jadi bungsut gini kan lo. Harusnya diemin aja tuh anak orang. Lagian tuh bonyok bocah kemana sih, gak mikir apa ngebiarin bocil keluyuran sendiri di jalan raya lagi. Kalau gue jadi lo gue liatin aja biar tahu rasa tuh bonyoknya liat anaknya klepek klepek ketabrak mobil di tengah jalan." Cerocos Sifa tanpa menyadari kehadiran Farhan yang berdiri di sana. Sifa benar benar syok setelah mendapat telepon dari Nesha jika ia kecelakaan.
" Sifa... jangan keterlaluan deh! Nggak baik tahu nggak ngomong kaya' gitu. Gini gini nih bocil malaikat kecil tau gak lo, kualat loe nanti sama nih bocil gak bisa punya anak baru tahu rasa loe." Ucap Nesha kesal. Ia merasa sahabatnya tidak berperikemanusiaan.
" Eh.. ogeb ngapain lo mikirin tuh bocil? Bonyoknya aja santai, pasti nih bocil di tinggal cari uang terus dia di asuh sama pembantunya, bonyok zaman sekarang itu lebih mikirin uang ketimbang mikirin anaknya." Sifa masih nyerocos sampai tidak sadar ada seseorang yang sedari tadi mendengar cerocosannya sambil mengepalkan tangannya.
Hati Farhan mencelos mendengar hujatan Sifa. Memang benar Ia lebih mementingkan uang, tapi demi siapa? Demi anaknya juga kan?
" Shit... " Nesha memberi kode pada Sifa melalui matanya. Namun yang di beri kode tidak peka.
" Ehm.. ehmm." Dehem Farhan.
Mendengar seseorang berdehem membuat Sifa menoleh kebelakang dan..
" Eh pak Farhan, sore pak." Sapa Sifa sambil cengar cengir. Sifa menatap Nesha sambil menaik turunkan alisnya seolah meminta penjelasan kepada Nesha.
" Pak Farhan ayah dari anak ini." Ucap Nesha.
" What!!!!!" Pekik Sifa. Ia memejamkan matanya sambil bergumam.
" Mampus gue, bisa bisa di pecat nih gue ketahuan ngejelek jelekin Pak Farhan."
" Kenapa lo nggak bilang dari tadi kalau nih bocil ada bokapnya. Pak Farhan lagi, bos kita. Sengaja banget lo ya." Bisik Sifa ke telingan Nesha.
" Lo nya aja yang nggak mau lihat sekitar, kalau udah nyerocos ngegas mulu." Sahut Nesha enteng.
" Nathan ayo kita pulang, tidak baik kamu dekat dekat sama orang yang suka ngehujat orang lain." Sindir farhan.
" Aku mau cama Mami..." Sahut Nathan.
Farhan segera mengambil paksa Nathan dari dekapan Nesha dengan membuat Nathan meronta.
" Ndak au... Athan mau cama Mami." Teriak Nathan.
Farhan tidak menghiraukan teriakan Nathan. Ia berusaha memisahkan Nathan dari Nesha.
" Pak jangan kasar donk, kasian dianya." Ucap Nesha.
" Dia putraku, aku tahu mana yang baik dan tidak untuknya, jadi kau tidak perlu sok khawatir." Ketus Farhan.
Farhan segera membawa Nathan yang terus menangis dalam gendongannya berjalan meninggalkan Nesha.
" Mami.... Mami... Athan mau cama Mami." Rengek Nathan membuat hati Nesha trenyuh tapi ia tidak bisa berbuat apa apa. Ia tidak punya hak atas anak itu. Nesha menatap kepergian Nathan dengan perasaan sedih.
" Rese' banget tuh bos galak, udah di tolongin bukannya terima kasih malah kaya' gitu, harusnya lo biarin aja tadi." Sungut Sifa.
" Lo keterlaluan sih ngomongnya jadi marah kan dia, kasihan sih Nathan jadi nangis kaya' gitu." Kesal Nesha.
" Udahlah Nes jangan mikirin tuh bocil, pasti dia aman kok sama bapaknya, sekarang kita pulang kita obati luka lo dulu." Ucap Sifa.
Sifa memapah Nesha menuju mobilnya. Ia melajukan mobil menuju rumah Nesha. Sifa tinggal bersama Nesha dan ibunya. Sifa merupakan tetangga di kampung Nesha dulu, Ia merantau dan kebetulan satu kantor sama Nesha, jadi dari pada ngekost mending numpang aja hhhh itung itung menghemat pengeluaran. Mereka berdua bekerja di Bank Swasta di kota ini. Nesha sebagai Teller sedangkan Sifa sebagai Customer Servis. Dan Farhanlah yang jadi Bos mereka.
Visual Nesha dan Farhan
Jangan lupa tekan like dan komentnya ya....
Terima kasih untuk para reader yang sudah mensuport author, semoga sehat selalu....
Miss U All
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Praised94
terima kasih
2024-01-30
0
Fia Falah
dilraba yang yang tuh emang visual couple terthebest😍😍😍😍
2022-09-19
0
Jatmiko Ipunk
menarik thor
2022-07-03
0