Nesha membangunkan Nathan untuk menghindari kecanggungan yang Farhan ciptakan. Nesha akan memikirkan ajakan Farhan, apalagi Farhan bilang kalau Ia mencintai Nesa, Sejujurnya Nesha tidak percaya begitu saja, Tapi Ia juga sangat menyayangi Nathan dan tidak mau kehilangannya. Nesha jadi dilema antara menolak dan menerima. Ia harus mengambil keputusan secara matang. Apapun keputusan Nesha semoga akan menjadi yang terbaik untuk ketiganya.
" Nathan sayang, ayo bangun udah siang lhoh." Nesha mengguncang bahu Nathan dengan pelan.
" Engh... Mami... nanti Mami...Athan macih antuk." Nathan mengucek matanya.
" Bau asem nih badannya, Mami mual sayang Nathan nggak mau kan kalau Mami pusing terus mutah mutah gara gara bau badannya Nathan." Ujar Nesha. Nathan segera duduk, Ia menatap Nesha.
" Maaf Mi iya Athan mau andi bial gak acem agi, bial Mami ndak pegi agi nindalin Athan." Celoteh Nathan.
Hati Nesha trenyuh, Nathan mau menurut padanya hanya karena tidak mau kehilangannya. Farhan merasa keputusannya sudah tepat untuk menikahi Nesha. Ia berjanji akan membuat Nesha dan Nathan bahagia.
" Ayo sayang... Sini Mami buka bajunya." Nesha segera membuka baju Nathan satu persatu, Nathan sudah tidak di infus karna nanti siang sudah boleh pulang jadi tadi pagi suster membuka infusannya.
Nesha memandikan Nathan di kamar mandi dengan telaten. Ia mengkramasi rambut lembut Nathan. Setelah selesai Ia memakaikan baju Nathan di atas ranjang. Semua perhatian yang di berikan Nesha tidak luput dari pandangan Farhan. Hati Farhan berbunga bunga seperti ada ribuan kupu kupu di dalamnya.
" Jika kamu mau menerimaku, Aku berjanji akan membuatmu bahagia sebagai rasa terima kasihku atas kebahagiaan ini.." Gumam Farhan dalam hati.
" Papi Papi.. Athan udah wangi, cini cium Athan." Farhan segera menghampiri Nathan.
Cup cup...
Farhan menciumi pipi gembul putranya.
" Iya udah wangi." Ujar Farhan.
" Papi cium Mami juda donk, masa' cuma cium Athan." Farhan dan Nesha melongo mereka saling bertatapan, Nesha menjadi salah tingkah mendengar ucapan Nathan.
" Sayang, Mami lagi flu nanti kalau Papi cium Mami bisa ketularan lho, kalau Papi sakit gak bisa kerja, terus nanti Nathan gak bisa beli es krim gimana." Dalih Nesha mencoba menyelamatkan kesucian pipinya.
" Tenang Mami uang Papi banak, Athan pengin liat Papi cium Mami, buluan Papi cium Mami kaya' Papi cium Athan." Ucap Nathan sambil cemberut.
" Iya iya sayang Papi cium nih." Ujar Farhan. Farhan menatap Nesha. Ia memajukan wajahnya lalu...
Cup...
Farhan mencium pipi Nesha membuat empunya melongo melebarkan mulutnya. Nesha memegangi pipinya. Ia menatap Farhan dengan kesal. Mereka saling pandang dengan perasaan masing masing. Farhan dengan jantungnya yang berdebar debar, sedangkan Nesha dengan perasaan kesal karna Farhan mencuri ciumannya.
" Yeiii.... makacih Papi udah cium Mami, itu tandanya Papi cayang Mami." Pekik Nathan menyadarkan keduanya.
" Eh... Nathan sekarang makan ya, lalu minum obat biar cepet sembuh, Mami suapi ya." Ujar Nesha mengambil nampan berisi makanan.
" Athan dah cembuh mi, nanti ciang uga udah boyeh puyang, Athan mau main cama Mami nanti di lumah ya." Elak Nathan.
" Biar sembuh bener dulu sayang, sekarang a buka mulutnya, kalau nggak mau Mami nggak mau main sama Nathan." Nesha menyuapi bubur pada Nathan. Terkadang Ia ngebanyol agar Nathan menghabiskan makannya.
" Yei... habis, sekarang waktunya...." Ucap Nesha.
" Minum obat..." Jawab Nathan senang.
Nesha segera menyodorkan obat ke mulut Nathan. Lalu Nathan meminumnya. Setelah memastikan Nathan makan dan meminum obatnya, Farhan segera ijin pergi ke kantor sebentar, Ia akan kembali lagi untuk menjemput mereka.
" Papi pergi dulu ya sayang, baik baik sama Mami, jangan buat Mamimu kerepotan." Pamit Farhan pada Nathan.
" Baik pi." Jawab Nathan.
" Mi, papi kerja dulu ya, sampai ketemu nanti lagi, Love U." Goda Farhan mengerlingkan sebelah matanya yang langsung mendapat pelototan dari Nesha. Ia segera keluar menuju parkiran mobilnya.
Setelah kepergian Farhan, Nesha dan Nathan hanya bermain main di atas tempat tidur saja hingga siang hari. Sifa datang menjenguk Nathan sekaligus melihat keadaan Nesha.
Ceklek....
" Nesha..." Sifa menghampiri Nesha yang sedang menidurkan Nathan setelah membuka pintu.
" Hai Sif kenapa kemari?" Tanya Nesha.
" Mau jenguk lo lah sama si bocil, lagian jam rehat juga kok, gimana lo udah kasih pengertian belum sama tuh bocil kalau lo bukan Maminya?" Tanya Sifa sambil menunjuk Nathan.
" Belum... Aku takut membuatnya drop lagi, Aku juga bingung bagaimana mengatakannya Sif." Ujar Nesha menghela nafasnya.
" Terus gimana, apa lo mau jadi Maminya beneran? Gue saranin mending gak usah deh, gue takut nasib lo kaya' di novel novel dinikahi cuma jadi baby sister gratisan doank." Saran Sifa sambil bersungut sungut.
" Doa lo jelek banget buat gue." Ucap Nesha.
" Itu realita Say.. Tapi bentar deh, apa itu artinya Pak Farhan sudah nembak lo atau minta lo jadi istrinya gitu." Selidik Sifa dan hanya di angguki kepala oleh Nesha.
" Asal lo tahu gue yakin seyakin yakinnya kalau Pak Farhan itu gak cinta sama lo, dia cuma pengin buat bocilnya bahagia karna punya ibu seperti lo mending gue relain lo sama Romi saja yang jelas jelas beneran cinta sama Lo dari pada sama Pak Farhan." Ujar Sifa menatap Nesha.
" Gue rasa juga gitu, tapi entahlah rasanya aku tidak mau pisah sama Nathan, dia anak yang manis, penurut, kedekatan kami beberapa hari membuatku menyayanginya, anak tampan tapi sayang nasibnya malang, anak sekecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya, salahkah jika aku ingin merawatnya dan melindunginya? Aku begitu menyayanginya Sif." Nesha mengusap air matanya.
" Tapi lo akan semakin terluka jika memang benar Pak Farhan hanya manfaatin lo dan tidak mencintai lo Nes, Gue gak mau sohib gue menderita karna cinta palsu." Ucap Sifa masih mencoba memberi pengertian.
" Biarlah waktu yang akan menjawabnya Sif, jika memang Pak Farhan jodohku aku akan menerimanya, aku tidak peduli apa dia mencintaiku atau tidak yang terpenting aku melakukan ini hanya demi Nathan." Ujar Nesha dengan tegas.
" Baiklah terserah padamu saja, apapun keputusanmu aku akan selalu mendukungnya, dan semoga keputusanmu menjadi yang terbaik untuk hidupmu, kalau suatu hari nanti Pak Farhan menyakitimu katakan padaku aku orang pertama yang akan membawamu pergi jauh dari sisinya dan meninggalkan kehidupannya." Ujar Sifa.
" Makasih Sif... InsyaAllah aku akan selalu bahagia." Sahut Nesha.
Mereka berpelukan untuk saling menguatkan. Tanpa mereka sadari, Farhan mendengar semua yang mereka ucapkan. Ia menitikkan air matanya. Ia tak kuasa menyakiti hati gadis sebaik Nesha.
" Maafkan aku jika suatu saat nanti aku membuatmu kecewa, maafkan aku yang egois, ini semua demi kebahagiaan Nathan, Sekali lagi maafkan aku." Gumam Farhan dalam hati.
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
🅽🅸🅳🅰
enaknya punya sahabat kaya sifa
2022-05-24
2
mama naura
semangat Sifa woh keren abis sobihnya 💪💪💪
2022-05-06
2
Pecintaboba_12
aku padamu sif😻👍
2022-04-22
2