Hari ini Nesha ijin tidak masuk bekerja, Lutut dan sikunya lecet semua sehingga susah untuk di gerakkan.
" Aku berangkat dulu Nes, lo hati hati di rumah, jangan lupa minum obatnya kalau ada apa apa telepon gue ya, satu lagi gue pinjem mobilnya ya." Pamit Sifa.
" Hmm." Gumam Nesha sambil menganggukkan kepalanya saja.
Setelah kepergian Sifa, Nesha hanya tiduran sambil memainkan ponselnya saja. Tiba tiba Ia teringat dengan Nathan si babby tampan yang Ia tolong kemarin.
" Apa kabarnya ya? Apa dia baik baik saja atau mengalami syok ya?" Monolog Nesha.
" Ah ngapain juga gue mikirin dia, bapaknya aja nggak terima anaknya manggil gue Mami, Mami.... Ha ha ha terlihat lucu, masa' masih muda gini di panggil Mami." Kekeh Nesha.
Waktu terus berjalan hingga sore hari tiba, Sifa membawa teman temannya untuk melihat keadaan Nesha. Mereka berempat langsung menuju kamar Nesha.
Ceklek....
Sifa membuka pintu kamar Nesha.
" Sore Nes." Sapa Sifa.
" Sore." Sahut Nesha.
Sifa beserta teman temannya menghampiri Nesha yang sedang duduk bersandar di atas ranjang. Sari duduk di ranjang dekat Nesha, ada juga yang duduk di kursi yang biasa Nesha pakai untuk menyelesaikan pekerjaannya.
" Gimana keadaannya Nes?" Tanya Romi.
" Alhamdulillah baik cuma lecet lecet aja." Sahut Nesha.
" Gimana ceritanya lo bisa lecet gini?" Tanya Sari.
Nesha menceritakan soal kejadian kemarin sama teman temannya dari awal sampai akhir.
" Pak Farhan bilang terima kasih gak Nes sama lo?" Tanya Resa.
" Boro boro ngucapin makasih, kasih senyum aja nggak, e palah sinis dianya sok nyindir nyindir gue segala lagi." Cerocos Sifa masih merasa kesal dengan sikap Farhan.
" Emang patut di beri gelar Bos galak plus dingin kayak di kutub utara tuh Pak Farhan berrr." Sahut Sari.
" Patung hidup dia mah." Timpal Romi.
" Udah lah nggak usah di bahas kalau cuma bikin sakit hati." Ujar Nesha.
" Oh iya, Tadi si Bos nanyain alasan kenapa lo tidak bekerja hari ini." Ucap Sifa menatap Nesha.
" Gila'.. bukannya dia tahu kalau Nesha bonyok gara gara nolongin anaknya, kok masih nanya, memang gak ada perasaan tuh orang, Dasar duda gak ada akhlak." Sungut Resa.
" Tau gak dia ngomong apa?" Timpal Sifa.
" Enggak." Ucap Resa dan Sari bersamaan.
" Gue belum bilang ogeb..." Sifa menoyor kepala Resa yang kebetulan duduk di sebelahnya.
" Rese' Lo." Umpat Resa.
" Dia bilang gini, ehm ehm, Kalau dalam dua hari dia tidak masuk kerja, maka siap siap mendapat SP pertama, gitu." Ucap Sifa menirukan gaya bicara Farhan.
" Kejem bener jadi bos, pengin aku bejek bejek deh haeusnya kan dia ngasih bonus ke Nesha karna sudah menyelamatkan anaknya, coba kalau nggak ada Nesha pasti sekarang udah berkabung dia." Ujar Sari.
Nesha hanya senyum senyum saja mendengar teman temannya menghujat bos mereka. Ia sudah biasa mendengarnya dari mereka berlima, hanya Nesha yang punya sikap kalem. Mereka ngobrol ngalor ngidul, ngegosip dan ngeghibah dengan fasih. Setelah menjelang petang, mereka baru pamit pulang.
" Cepet sembuh Nes, kantor sepi kalau gak ada lo." Ucap Romi.
" Gombal, Kantor sepi kalau gak ada Nasabah, itu baru bener." Ujar Resa.
" Iya iya gitu aja ngambek." Sahut Romi.
" Makasih ya kalian sudah luangin waktu buat kemari." Ucap Nesha.
" Sans aja kali Nes, kalau boleh aku akan ke sini setiap hari biar dekat sama lo." Ujar Romi.
" Nggak boleh! Entar lo kepincut sama salah satu dari kami kan repot, karna tidak ada satupun di antara kami yang mau nerima lo." Sahut Sifa.
" Tega lo Sif." Cebik Romi.
" Bodo'." Sahut Sifa.
" Kami pulang ya Nes cepet sembuh biar bisa kerja lagi.. Dada...." Ucap Resa.
" Dada.... Hati hati ya..." Ucap Nesha
Mereka semua keluar dari kamar Nesha menuju mobil Romi begitupun dengan Resa dan Sari karna mereka nebeng Romi saja.
Di tempat lain tepatnya di rumah keluarga Ardiansyah, Mama Rena sedang uring uringan menenangkan Nathan yang rewel. Ia terus memanggil manggil nama Nesha tiada henti.
" Mami Echa... Mami Echa... Athan mau cama Mami Echa." Rengek Nathan yang entah tau dari mana nama Nesha.
" Iya sayang, besok ya, sekarang udah malam, Mami Nesha nya udah bobok kan lagi sakit." Bujuk Mama Rena.
" Ndak mau.. Athan mau cama Mami Echa cekalang, culuh Mami puyang Oma.." Nathan terus merengek.
" Han, bawa Nesha kemari kasihan Nathan dia rewel sejak pagi gak mau diem, kalau kaya' gini terus bisa bisa Nathan demam." Ujar Mama Rena menatap Farhan.
" Sudah malam Ma, lagian aku takut kalau Nathan akan bergantung pada Nesha, Kita tidak mengenalnya, apa dia baik atau tidak." Ucap Farhan.
" Mama rasa dia gadis yang baik Han, buktinya dia mau menolong Nathan." Kata Mama yang masih menggendong Nathan.
" Ma, Dia bukan maminya Nathan, aku takut Nathan akan kecewa jika nanti dia meninggalkan Nathan, Nesha punya kehidupan sendiri Ma, kita tidak bisa memaksakan kehendak kepada orang lain hanya karna rengekan Nathan Ma." Ucap Farhan memberi pengertian pada mamanya.
" Ya kamu nikahi saja dia, Biar jadi Maminya Nathan selamanya, gampang kan lagian kamu juga udah lama menduda, apa salahnya jika kamu menikahi Nesha." Saran mama.
" Aku tidak mau berhubungan dengan wanita lagi Ma, semua wanita sama saja." Kekeh Farhan.
" Han tidak semua wanita itu sama, Contohnya Mama, Mama tidak seperti mantan istrimu bukan, Jangan egois hanya memikirkan dirimu sendiri tanpa mau memikirkan perasaan Nathan, sekarang yang lebih penting yaitu perasaan Nathan." Mama juga memberi pengertian pada Farhan agar dia mau mengerti.
" Papi... Athan mau cama Mami culuh puyang Mami Pi, Athan angen, padahal Athan ndak akal napa Mami pegi." Celoteh Nathan sambil merengek
" Sayang dengarkan Papi, yang kamu panggil Mami itu bukan Mami Nathan, Dia cuma orang lain sayang." Ucap Farhan lembut.
" Ndak... Dia Mami Athan... Mami Athan...Mami Athan huaaaaa." Tangis Nathan pecah, Ia meronta ronta ingin turun dari gendongan omanya, membuat mama Rena kewalahan.
" Cup cup cup sayang Iya, dia Mami Nathan, besok kita suruh mami pulang ya tapu sekarang Nathan tidur dulu biar besok bisa bangun pagi terus jemput Mami." Bujuk Mama Rena.
" Benal Oma?" Tanya Nathan.
" Benar sayang Oma janji sama Nathan, sekarang Nathan tidur dulu ya, diem jangan rewel nanti oma gendhong lagi." Ucap Mama Rena.
Nathan mengangguk, Mama Rena membetulkan gendongannya lalu menepuk nepuk pantat Nathan. Nathan sudah tenang sepertinya Ia juga sudah mengantuk karna tak lama setelah itu Nathan memejamkan matanya.
" Lihat Han, Nathan butuh kasih sayang seorang ibu, mama sudah tua gak bisa ngasuh terus, belum lagi kalau papamu keluar Negri, Mama harus nemenin kan, segera carilah pendamping yang bisa menyayangi Nathan, Kalau kamu tidak mau dengan Nesha, Carilah yang lain." Mama segera membawa Nathan ke kamarnya.
" Bagaimana aku mau memulai hubungan jika rasa trauma ini tidak mau hilang dalam pikiranku. Mama benar aku tidak boleh egois memikirkan perasaanku, Aku harus lebih mementingkan Nathan dari pada diriku sendiri. Baiklah akan aku coba." Ujar Farhan dalam hatinya.
TBC......
*Hai readers maaf ya kalau nanti ada yang bilang, masih dua tahun lebih, kok udah pintar bicara, Anak saya umur dua tahun udah bisa bicara dengan jelas, hanya huruf R aja yang belum jelas bener, Jadi saya rasa normal lah ya...
Makasih...
jangan lupa like dan komennya*.....
Miss U All
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Praised94
terima kasih 👍
2024-01-30
0
🅽🅸🅳🅰
coba lah buka hatimu untuk nesha tidak semua perempuan sama kaya mantan istrimu
2022-05-24
2
Yulming Yulant Lagandesa Hehy
buka hati untuk Nesha pk Farhan, demi Nathan
2022-04-16
1