Tiba tiba...
" Mami..." Lirih Nathan. Nesha menoleh ke belakang menatap Nathan yang kini sedang menatapnya.
" Sayang." Pekik Nesha mendekati Nathan. Ia membungkukkan badannya lalu menciumi pipi Nathan dengan mata berbinar.
" Mami.. Athan angen." Ucap Nathan.
" Iya sayang Mami juga kangen sama Nathan." Sahut Nesha sambil memeluk Nathan. Ia begitu bahagia akhirnya Nathan sadar juga.
Farhan segera memanggil dokter untuk memeriksanya. Tak lama Dokter datang dengan satu perawat di sampingnya.
" Mami.. Itu ciapa?" Tanya Nathan polos sambil menunjuk Dokter yang sedang berdiri sana.
" Ini Pak Dokter dan ini suster yang mau memeriksa Nathan, Mau ya di periksa, biar Nathan cepet sembuh." Ujar Nesha.
" Mau Mi." Sahut Nathan menganggukkan kepalanya.
Dokter memeriksa Nathan dengan seksama, Ia tersenyum melihat perkembangan Nathan yang signifikan. Nathan bisa sembuh dalam waktu sekejap. Apakah itu keajaiban atau mukjizat Tuhan, terserah apa yang mereka pikirkan.
" Wahhh anak tampan ternyata kangen sama Mami ya, di tungguin Maminya jadi sembuh deh." Ucap Dokter.
" Iya." jawab Nathan singkat.
" Bagaimana keadaannya Dok?" Tanya Nesha menatap Dokter.
" Perkembangan yang luar biasa Nyonya Farhan, sekarang Nathan sudah membaik, selalu usahakan untuk tetap di sampingnya, dan jangan bebani pasien dengan pikiran yang bisa menghambat perkembangannya, saya sarankan turutilah apa yang dia mau buatlah pasien merasa bahagia, pastikan minum obat dengan teratur besok siang sudah boleh pulang." Terang Dokter.
" Makasih dok, tapi maaf saya bukan Nyonya Farhan." Elak Nesha.
" Berselisih dalam rumah tangga itu biasa Nyonya tapi jangan lama lama, kasian anaknya yang akhirnya jadi korbannya, apalagi sampai masuk Rumah Sakit begini kasihan kan, baiklah saya pamit undur diri, masih banyak pasien yang harus saya tangani dan maaf jika saya mencampuri urusan pribadi anda Nyonya." Ucap Dokter.
" Tidak masalah Dok, saya ucapkan terima kasih Dokter." Sahut Nesha.
" Sama sama, nari." Setelah mengucapkan itu, Dokter pamit undur diri di ikuti oleh perawat.
" Kenapa diam saja sih Pak, harusnya bapak itu bantu jelasin donk masa saya di panggil Nyonya Farhan situ diem aja, gak rela banget gue di sebut Nyonya Farhan orang gue masih muda gini masa' jadi istri duda tua kaya' kamu Pak." Sungut Nesha setelah kepergian Dokter.
" Memangnya kenapa?" Tanya Farhan santai.
" Ya salah lah Pak, Orang aku bukan Istri Bapak, apalagi mendengar omongan Dokter tadi seolah olah aku yang salah, aku yang gak bisa jagain anak, sory ya bukan sifatku banget, kalau aku udah punya anak aku akan menyayangi anakku dan tidak akan membiarkan anakku kekurangan kasih sayang." Ketus Nesha memutar bola matanya malas.
" Anggap saja sebentar lagi kamu jadi Nyonya Farhan, jadi biarkan mereka berasumsi seperti itu." Canda Farhan menatap Nesha.
" Sorry gak minat." Sahut Nesha.
" Gak minat kok nyebut dirinnya sendiri sebagai Mami, kalau kamu mau jadi Maminya Nathan kan berarti kamu mau donk jadi Nyonya Farhan alias istrinya Tuan Farhan yang tak lain adalah gue." Sindir Farhan membuat Nesha mati kutu.
" Tau ah, Bodo' amat! Ngomong sama beruang kutub utara itu tidak ada hasilnya yang ada aku dapat dinginnya." Nesha mengerucutkan bibirnya membuat Farhan gemas.
" Siapa beruang kutub utara?" Tanya Farhan menatap Nesha.
" Kamu." Sahut Nesha.
" Mana ada beruang seganteng gue." Cebik Farhan.
" Ya itu faktanya ada, beruangnya sedang duduk sambil bersedekap dada." Ujar Nesha.
" Kalau aku beruang kamu apa? Istrinya beruang donk." Ucap Farhan.
" Idih amit amit." Sahut Nesha.
" Mami cama Papi napa belantem cih, Athan ndak tuka." Ujar Nathan. Farhan dan Nesha menatap ke arah Nathan Saking asyiknya berdebat keduanya lupa dengan adanya Nathan di sana.
" Tidak sayang... Mami itu sedang bercanda kok sama Papi kamu, yakan Pi?" Tanya Nesha menatap Farhan. Farhan hanya menganggukkan kepala saja.
" Ya udah sekarang Nathan istirahat ya biar cepet sembuh supaya kita bisa cepat pulang." Ujar Nesha.
" Baik Mi." Jawab Nathan.
" Pinternya anak Mami.... Nathan memang anak yang baik." Nesha mengelus kepala Nathan.
Nesha menunggui Nathan sampai sore hari. Mereka hanya bertiga, karna Mama Rena kembali kerumah. Setelah sore hari, Nesha membantu Nathan mengelap badannya. Dengan telaten Ia memakaikan pakaian. Setelah itu Nesha menyuapi Nathan, sungguh seperti seorang ibu sungguhan.
" A.. ayo udah hampir habis nih." Ucap Nesha dengan sesendok bubur di tanganya.
" Athan enyang Mi." Nathan menutup mulutnya.
" Beneran dah kenyang nih, Gak mau lagi, padahal enak lho." Bujuk Nesha.
" Udah ya Mi, api Mami janan malah ya." Nesha tersenyum mendengar ucapan Nathan.
" Mami tidak marah kok, Masa' Mami marah sama pangeran tampan kesayangan Mami sih." Nesha mengecup pipi Nathan.
" Pi obatnya donk." Ucap Nesha menatap Farhan yang sedang sibuk di sofa. Ia sengaja melibatkan Farhan untuk ikut andil dalam mengurus putranya.
Farhan segera mengambil obat Nathan di atas nakas. Ia menyuapkan obatnya ke mulut Nathan. Dengan patuh Nathan menerimanya.
" Pinter anak Mami." Puji Nesha.
" Anak papi juga donk." Timpal Farhan.
" Yeiiii Athan cangat cenang, cekalang Athan unya Papi dan Mami, Athan cayang kayian." Celoteh Nathan. Nesha dan Farhan saling pandang. Nesha merasa bersalah telah memberi harapan palsu pada Nathan.
" Mami juga sayang kamu." Ujar Nesha.
Setelah itu Nathan tertidur, mungkin efek dari obatnya membuatnya mengantuk. Nesha menghampiri Farhan yang sedang duduk disofa, Ia duduk disamping Farhan.
" Pak." Farhan menoleh kearah Nesha.
" Ada yang mau saya bicarakan sama Bapak." Ucap Nesha.
" Katakanlah." Titah Farhan.
" Emmmm gimana ya pak ngomongnya, Intinya saya merasa bersalah sama Nathan, Saya merasa seperti memberi harapan palsu padanya, saya ingin Bapak segera memberi pengertian kepada Nathan kalau saa bukan Maminya." Ujar Nesha.
" Kenapa harus saya? Bukankah kamu sendiri yang menyebutmu sebagai Maminya, Saya tidak memintanya kan? Jadi kamu saja yang berbicara padanya." Farhan tersenyum melihat Nesha jadi salah tingkah.
"Eh.. Maafkan atas kelancangan saya Pak, tadinya saya hanya ingin membuat Nathan sadar aja Pak, Tapi ternyata tidak semudah yang saya bayangkan, Nathan anak yang peka dan tidak mudah di bohongi." Sesal Nesha.
" Kenapa kamu tidak mencoba menjadi Maminya aja." Saran Farhan.
" Emang boleh Pak, Nathan jadi anak saya gitu, kalau boleh saya mau banget, saya sudah menyanyangi Nathan seperti anak saya sendiri." Cerocos Nesha.
" Boleh, tapi hanya ada satu cara." Farhan menatap mata Nesha.
" Saya akan mengadopsinya Pak." Jawab Nesha polos.
" Enak aja, Lagian kamu belum boleh mengadopsi anak, apalagi kamu belum menikah." Terang Farhan.
" Lalu caranya gimana?" Tanya Nesha polos.
" Menikahlah denganku." Tegas Farhan.
" Ha????." Nesha terbengong, Menikah dengan Farhan? Duda anak satu berumur tiga puluh tahun, apa nggak ketuaan ya? Pikir Nesha
Jangan lupa like dan komentnya ya...
Terima kasih untuk readers yang sudah mensuport author semoga sehat selalu...
Miss U All....
TBC......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Praised94
terima kasih 👍
2024-01-30
1
Erlinda
jujur Thor untuk cerita nya kok aq kurang sreg cuma karena omongan Nathan yg cedel bikin aq tertarik ..lucu aja
2023-09-10
0
🅽🅸🅳🅰
secara tidak langsung farhan pgn sha jdi mami nya nathan
2022-05-24
2