MINGGIR! WANITA ANTAGONIS INGIN KABUR

MINGGIR! WANITA ANTAGONIS INGIN KABUR

1.

Ming Yue membuka matanya dan berkedip tiga kali. Ini adalah hari ke tiga dia berada di dunia novel. Setiap kali dia bangun tidur tubuhnya terasa remuk dan kulitnya kemerah-merahan akibat bergesekan dengan kain kualitas rendah yang dia pakai. Mau bagaimapaun juga dia tidak bisa terbiasa dengan kasur keras dan selimut kasar yang ada di bawah tubuhnya.

Ming Yue memejamkan matanya berharap jika semua ini adalah mimpi buruk dan masih berada di dalam kabin pesawat VIP sambil memakan anggur yang dikupas kulitnya dan tanpa biji menuju ke Bora-Bora untuk liburan musim panas bersama ayahnya dan Xiaoyu, pelayan setianya, dan pesawatnya tidak pernah jatuh.

Sayangnya Ming Yue tetap berada di sini. Diatas kasur kualitas rendah yang keras dan selimut kasar, menjadi tokoh antagonis di dalam novel yang dia baca karena direkomendasikan oleh Xiaoyu sehari sebelum dia berangkat liburan.

Ming Yue di dunia ini dan dirinya yang asli memiliki nama yang sama dan bahkan wajah mereka juga sama. Kelebihannya Ming Yue versi novel memiliki payudara yang lebih besar dari cup A Ming Yue asli. Tapi dia sepuluh senti lebih pendek dan yang membuatnya lebih tidak bisa memerima bra cup C Ming Yue versi novel, kenapa? karena Ming Yue tidak punya uang! Walaupun tidak bisa dikatakan miskin tapi dibandingkan dengan kekayaan yang dia miliki di dunia asli, Ming Yue di dunia ini miskin!

Terlebih lagi dia bukan anak satu-satunya keluarga Ming dan harus berebut uang saku dengan dua saudara perempuan tirinya. Karena memiliki ibu tiri maka ayah kandungnya pun menjadi ayah tiri, dia tidak sayang kepada Ming Yue dan pilih kasih.

Karena ayah Ming tidak sayang kepadanya maka hidup Ming Yue di rumah ini tidak mudah. Tanpa dukungan dari ayah Ming dan dibawah tekanan ibu tiri yang tidak sabar untuk segera mengusir Ming Yue dari rumah, sikap pembantu di rumah ini juga kurang baik kepadanya. Mereka tidak menghormatinya dan bersikap semena-mena terhadapnya. Ibu kandung Ming Yue pergi meninggalkan rumah karena mengetahui perselingkuhan ayah Ming dengan sahabat baiknya. Sakit hati dan kabur keluar negeri setelah menandatangani surat cerai, menyisakan Ming Yue yang terlantar. Kalau bukan karena perjodohan dengan keluarga Lu, mungkin Ming Yue sudah di buang ke panti asuhan.

Satu-satunya keberuntungan yang dia miliki adalah menjadi tunangan dari Lu Ming. Putra pertama dari keluarga Lu yang tidak hanya berasal dari keluarga konglomerat tapi juga tampan, tinggi dan pintar. Ming Yue jatuh cinta pada pandangan pertama. Sayangnya, Lu Ming tidak memiliki perasaan yang sama dengan Ming Yue. Pertunangan itu semata-mata terjadi karena sebuah janji yang di buat oleh kedua kekek mereka. Awalnya Lu Ming menolak perjodohan itu, tapi karena kakek Lu yang mengancam akan berhenti melakukan terapi, Lu Ming terpaksa mau bertunangan dengan Ming Yue. Hasilnya, walaupun mereka sudah bertunangan selama lima tahun, tidak pernah ada pembicaraan menganai pernikahan.

Bagi Ming Yue, Lu Ming adalah oasis yang dia temukan di padang pasir. Dia menaruh harapan besar dari perjodohan itu. berharap dirinya bisa sukses menjadi nyonya Lu dan hidup dengan terpandang. Untuk itulah dia tidak perduli dengan sikap dingin Lu Ming kepadanya. Ming Yue dengan giigh melakukan segala cara untuk mendekati Lu Ming. Setiap hari mengirim bekal makan siang, mengiriminya pesan selamat pagi dan selamat malam, tidak absen memberinya hadiah setiap ada hari perayaan. Semua itu dia lakukan untuk mengambil hati Lu Ming. Walaupun dia tahu jika semua itu berakhir di tempat sampah, Ming Yue tetap tidak berhenti melakukannya. Tidak perduli jika dirinya menjadi bahan tertawaan dan lelucon, dia terus menempel kepada Lu Ming.

Dengan begitu bodoh Ming Yue mencintai Lu Ming, melakukan segala cara untuk membuat Lu Ming jatuh cinta padanya, tanpa tahu jika dirinya hanya sebuah karakter antagonis yang digunakan oleh author untuk mempromosikan hubungan para pemeran utama. Karakternya ada untuk menambahkan bumbu percintaan pemeran utama dan akan dibuang setelah masa keguaannya habis. Sungguh kasihan.

Ming Yue di sini tidak berniat untuk merebut posisi pemeran utama wanita, dia terlalu malas melakukan hal itu, tapi karena dia telah bertasmigrasi dan menggatikan Ming Yue di dunia ini maka dia tidak akan membiarkan dirinya digunakan dan berakhir naas.

Karena Lu Ming dan dirinya tidak akan berakhir bersama, Ming yue akan berhenti mengejarnya dan memilih menjadi teman Lu Ming yang akan menyediakan jasa makcomblang untuk tokoh utama pria dan wanita, setelah mereka berhasil mengalahkan riantangan dan bersama Ming Yue akan meminta biaya admin yang tinggi dan hengkang dari hadapan mereka.

Benar kata pepatah jika memikirkan hantu maka setan akan datang. Ponselnya yang di letakkan di nakas berbunyi. Telpon masuk dari Ibu Lu Ming.

Ming Yue mengangkatnya dan mendapatkan informasi jika saat ini Lu Ming sedang sakit dan di rumah sendirian. Ibunya menyuruh Ming Yue untuk datang ke apartemen Lu Ming dan memeriksa keadaannya.

Walaupun Lu Ming tidak menyukainya, ibunya cukup puas dengan Ming Yue dan menganggapnya sebagai menantu masa depan. Ming Yue dan ibu Lu Ming memiliki hubungan yang cukup dekat dan sering pergi membeli baju bersama.

Ini adalah momen yang tepat untuk memperbaiki hubungannya dengan Lu Ming dan satu langkah untuk menjadi temannya. Ming Yue menyanggupi permintaan Ibu Lu Ming.

Satu jam kemudian Ming Yue sudah berada di depan pintu apartemen Lu Ming membawa tas kertas berisi bubur putih dan obat. Ming Yue menekan bell dan menunggu orang yang ada di dalam untuk membukakan pintu.

Tidak ada jawaban, Ming Yue menekannya lagi.

Masih sama, tidak ada tanda-tanda pintu akan terbuka, Ming Yue menjadi tidak sabar dan menekan bell berulang-ulang.

Karena terlalu bersemangat tangan Ming Yue merasa tangannya pegal. Dia berhenti menekak bel dan memijit pergelangan tangannya.

Dirasa Lu Ming tidak akan membuka pintu untuknya, Ming Yue merasa sedikit marah. Dengan kesal dia menendang pintu dan berbalik akan pergi.

Tapi belum ada tiga langgkah ponsel di dalam tasnya bergetar. Ming Yue mengeluarkannya dari dalam tas dan mendapatkan pesan dari ibu Lu Ming, isinya kode masuk apartemen Lu Ming.

Ming Yue masuk kedalam apartemen Lu Ming dan terpesona dengan interiornya. Apartemen Lu Ming besar dan luas tapi kosong melompong tanpa furniture lain selain yang dibutuhkan, tidak terasa seperti rumah yang dihuni manusia. Dingin dan kaku.

Ming Yue melepas sepatunya dan memakai sandal rumah. Berdasarkan ibu Lu Ming, Lu Ming menggunakan kamar yang ada di lantai dua. Ming Yue langsung naik dan membuka satu dari dua pintu berwarna putih yang letaknya bersebelahan.

Pintu pertama terbuka, ruangan itu kosong dan tidak ada Lu Ming di dalamnya. Ming Yue menutupnya kembali dan membuka pintu yang lain.

Ketika pintu itu terbuka udara dingin menampar wajah Ming Yue, dia ingin menutupnya kembali tapi matanya melihat Lu Ming terbaring di lantai.

Ming Yue segera masuk dan mencari remot AC. Setelah mengatur suhu ruangan menjadi normal barulah dia mendekati Lu Ming.

Ming Yue mengulurkan tangannya dan menepuk bahu Lu Ming. Tapi dia buru-buru menarik tangannya, tubuh Lu Ming sangat panas dan dia berkeringat dingin. Ming Yue menyimpulkan jika Lu Ming mengalami demam.

“Lu Ming..” Ming Yue memanggilnya. Lu Ming harus segera pindah dari lantai, meskipun ada karpet tebal yang menjadi alasnya lantai tetaplah tidak nyaman untuk orang sakit.

“Lu Ming. Lu Ming!” Ming Yue memanggilnya lagi, tapi Lu Ming tidak menyahut dan hanya membuka matanya sebentar lalu menutupnya lagi.

Lu Ming yang merasa sangat pusing dan tidak bertenaga samar-samar mendengar namanya dipanggil. Siapa? Siapa yang datang? Tapi karena kepalanyaterasa semakin sakit ketika dia membuka matanya dia kembali menutupnya dan mengabaikan siapa pun yang memanggilnya itu.

“Kau harus pindah ke tempat tidur.” Ming Yue mengguncangkan tubuh Lu Ming.

“Uhh..” Lu Ming mengerang lemah dan mendorong tangan Ming Yue dari tubuhnya.

Ming Yue merasa dirinya tidak akan bisa memindahakan Lu Ming ke tempat tidur, tidak ingin mencobanya dan mencari alternative lain. Dia mengambil selimut dan bantal dari tempat tidur Lu Ming, biar saja Lu Ming tetap di lantai yang keras tapi dia harus dihangatkan. Dia tetap akan sembuh kan kalau tidak kedinginan?

Setelah dirasa cukup hangat, Ming Yue mengeluarkan termometer dan obat demam yang dia beli di apotek di dekat toko bubur lalu mengecek suhu Lu Ming, 38.9, tidak perlu memanggil dokter. Berdasarkan pengalamannya Lu Ming akan sembuh setelah minum obat penurun demam dan dikompres.

“Lu Ming minum ini.” Ming Yue meletakkan sebutir obat di bibir Lu Ming.

Setelah menunggu beberapa saat dan Lu Ming tidak bereaksi, Ming Yue mencubit dagu Lu Ming, memaksanya membuka mulut lalu memasukan obat itu.

Lu Ming merasakan sesuatu yang pahit di lidahnya dan menolak untuk menelannya, dia mendorong obat itu keluar dengan lidahnya, tapi tangan Ming Yue bergerak lebih cepat dan membekap mulut Lu Ming. Alhasil Lu Ming menelan obat pahit itu.

Selesai memberinya obat Ming Yue membuka paket byebye fever dan menempelkannya pada dahi Lu Ming.

Lu Ming merasakan sesuatu yang dingin menyentuh dahinya, terasa nyaman dan sakit kepanya sedikit berkurang Lu Ming kembali tertidur.

Terpopuler

Comments

✨imouto_sora"~

✨imouto_sora"~

AKU MAMPIRRR, THOR
SEMANGAT YA😉

2024-01-16

0

@shiha putri inayyah 3107

@shiha putri inayyah 3107

mampir

2023-08-24

0

Lili Lilii

Lili Lilii

byebye fever gak tuh🤣

2023-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!