19.

Persis seperti yang ada di dalam ingatannya. Kantor Lu Ming didesain dengan minimalais, membosankan dan dingin. Seperti gurun yang kosong tanpa penghuni.

Ming Yue menghampiri rak buku yang ada di ruangan itu. Mencari buku mana yang bisa dia baca diantara koleksi membosankan milik Lu Ming. Matanya jatuh pada Classic: An Investor’s Anthology, sebelum bertransmigrasi ke dunia ini Ming Yue sudah membaca buku itu sampai pada halaman ke lima. Buku ini isinya sama membosankannya dengan buku-buku lain yang direkomendasikan oleh ayahnya. Tapi kalau boleh mengulang waktu dia akan menyelesaikan membaca buku ini dan tidak membaca novel picisan yang judulnya dia tidak ingat dan tidak akan terpelosok ke dalamnya. Pasti sekarang dia masih bersama dengan ayahnya berlayar keliling Eropa.

Ming Yue menghela nafas. Dia sudah menerima nasib dan akan dengan sepenuh hati hidup sebagai Ming Yue yang sekarang. Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin di kehidupan ini Tuhan ingin memberikan apa yang tidak bisa dia dapatkan di kehidupannya yang dulu. Yaitu: Penderitaan!

Dia mengambil buku itu dan berjalan menuju sofa kulit berwarna hitam yang ada di ruangan itu. Dia duduk di sana lalu membuka pada halaman terakhir yang dia baca.

Tiba-tiba Ming Yue teringat akan sesuatu. “Lu Ming apa kau bertemu dengan orang yang menarik akhir-akhir ini?” Ming Yue tidak tahu apakah Lu Ming pergi ke Macau dan bertemu dengan Gu Anran seperti yang ada di dalam novel. Yang jelas tiga bulan sudah berlalu dan belum ada tanda-tanda kemunculan tokoh utama.

“Tidak ada.” Lu Ming menjawab singkat.

“Tidak ada? Sama sekali?” Ming Yue merasa aneh, bukankah Lu Ming jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Gu Anran? Mestinya pertemuan pertama mereka sangat berkesan dan tidak terlupakan. “Sungguh tidak ada yang menarik?” Ming Yue ingin memastikan, mungkin Lu Ming merasa malu untuk bercerita. “Misalnya kau bertemu dengan wanita cantik yang membuat hati berdebar-debar.”

Lu Ming mengangkat kepalanya dan menatap Ming Yue. Pandangan matanya tertuju pada bibir Ming Yue, satu-satunya hal yang membuat hatinya berdebar saat ini.

“Tidak ada.” Lu Ming menghentikan pikirannya sebelum terjadi hal yang tidak-tidak dan kembali fokus bekerja.

Ming Yue tidak bisa bertanya lebih lanjut. Jika Lu Ming tidak ingin mengatakannya, pria itu tidak akan mengatakannya sampai akhir.

Dua orang itu sibuk dengan kegiatan masing-masing hingga suara ketukan pada pintu terdengar dari luar.

“Masuk.” Lu Ming berkata.

Ming Yue tidak tertarik untuk tahu siapa yang datang. Tapi telinganya tergelitik ketika mendengar suara yang familiar.

Benar saja, begitu dia menoleh, dia melihat wajah wanita gila kemarin malam. Pantas saja Ming Yue merasa jika wanita itu mengenalinya. Script standar dalam cerita CEO, pasti ada karyawan yang ingin menjadi Cinderela. Dia akan melakukan beberatap trik beauty untuk menggoda CEO dan berharap bisa naik ke atas ranjang bersamanya lalu naik ke atas pelaminan dan happily ever after. Tapi sayangnya CEO dalam cerita roman picisan selalu bicin dengan pasanganya dan tidak termakan godaan, lalu Cinderela tadi akan berakhir dengan dipecat. Plot seperti itu selalu menarik pembaca dan Ming Yue yang mendapatkan kesempatan untuk meyaksikan kejadian detik-detik seseorang kehilangan pekerjaan secara langsung merasa harus menikmati pertunjukan dengan sepenuh hati.

Dia meletakkan bukunya dan mengambil piring beserta kukis untuk teman menonton kemudian dia menghadap ke arah panggung.

Ming Yue tersedak remah-remah kukis ketika dia berhasil membaca kartu identitas karyawan wanita itu. Gu Anran. Wanita gila itu adalah Gu Anran. Tokoh utama yang dia tunggu-tunggu. ****! Ming Yue mengingat kejadian kemarin malam. Tamatlah sudah dirinya! sikapnya kemarin malam pasti telah menyinggung Gu Anran. Kesempatannya untuk berteman dengan tokoh utama sudah hangus.

“Uhuk.. uhuk..” Ming Yue terbatuk. Dia buru-buru menyambar air.

Rupanya takdir mereka berdua untuk menjadi musuh tidak dapat diubah.

Gu Anran yang tidak tahu jika ada orang lain di dalam ruang presiden Lu menoleh ke sumber suara dan tidak kalah kaget dengan apa yang dilihatnya. Senyum yang dia pasang terjeda dan rahangnya mengeras. Ming Yue! bagaimana bisa wanita itu berada di ruangan ini? Di dalam novel tidak pernah diceritakan hal semacam ini. Ming Yue memang beberapa kali mengunjungi kantor Lu Ming tapi dia akan langsung pergi setelah bertengkar dengan Lu Ming dan diusir olehnya. Juga setiap kali wanita itu datang, para karyawan akan ramai membicarakannya. Gu Anran tidak mendengar satu orangpun membicarakan kedatangan Ming Yue.

Gu Anran tidak senang dengan keberadan Ming Yue tapi dia hanya bisa diam untuk sekarang. Tujuannya sekarang adalah membuat Lu Ming jatuh cinta kepadanya, baru setelah itu dia bisa memberesi Ming Yue.

Tapi hingga saat ini dia belum berhasil. Semua cara yang dia gunakan untuk mendekati Lu Ming tidak membuahkan hasil. Gu Anran merasa menyesal sudah melewatkan pertemuan pertama mereka. mungkin saja jika mereka tetap bertemu di Macau, menaklukkan Lu Ming tidak akan sesulit ini.

Jika dia tidak mengikuti jalan cerita dan mengubah atau mempercepatnya maka alurnya akan ikut terpengaruh dan bahkan semakin menjauhkannya dari cerita aslinnya. Dan kejadian semalam menjadi sebuah pelajaran baginya. Karena dia berbuat sesuatu yang tidak ada di dalam cerita hasilnya kejadian lain yang tidak ada di dalam cerita juga ikut terjadi. Gu Anran hanya bisa menyesalinya sekarang.

Dia memalingkan wajahnya dari Ming Yue dan focus memperhatikan Lu Ming yang sedang menandatangi dokumen. Jari-jari Lu Ming Panjang dan ramping. Sangat indah untuk dilihat. Gu Anran tersenyum. Dia tidak pernah membayangkan jika pria seperti Lu Ming akan menjadi pasangannya.

Tapi senyum Gu Anran kembali menghilang ketika dia melihat Ming Yue sudah berada di samping Lu Ming dan meletakkan tangannya pada bahu pria itu.

Ming Yue tersenyum dan berbicara kepada Gu Anran tanpa mengeluarkan suara. ‘Aku masih menunggu pembayaran darimu.’ Ming Yue mengedipkan satu matanya. Kalau dia tidak bisa berteman dengan Gu Anran dan mengubah takdirnya, maka dia akan menjadi penyerang sampai menang.

Dia juga merasa jika Gu Anran bukan wanita yang simple seperti penggambaran di dalam novel. jika firasatnya benar maka dia harus mencegah Lu Ming jatuh cinta dengan Gu Anran. Walaupun Ming Yue tidak berminat untuk merebut posisi pemeran utama dan memenangkan Lu Ming sebagai doorprizenya, Ming Yue merasa dia harus membalas kebaikan Lu Ming selama ini. Kalau bukan karena uang dari Lu Ming dia tidak akan bisa hidup dengan nyaman, juga sebagai ucapan terima kasihnya kepada pria itu atas telpon tengah malam mereka.

“Lu Ming apa kau masih ingin tahu siapa orang yang melukaiku kemarin malam?” Ming Yue berbisik di telinga Lu Ming. Walaupun dia berbisik dia memastikan jika suaranya terdengar oleh Gu Anran.

Terpopuler

Comments

@shiha putri inayyah 3107

@shiha putri inayyah 3107

benar Ming Yue jgn kamu biar kan Lu ming bersama gu anran perempuan licik dan manipulatif,,, lagi pula yg di cintai Lu ming sekarang itu sebenarnya kamu Ming Yue..

2023-10-16

1

inayah machmud

inayah machmud

gu anran yg terlihat baik dan lembut ternyata tidak lebih dari wanita yg jahat, licik penuh akal bulus,dan iri dengki. ..

2023-08-24

1

Wulan Falisha

Wulan Falisha

yo iku

2022-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!