20.

Lu Ming menatap tangan Ming Yue yang berada di pundaknya, kemudian dia menaikkan pandangannya hingga matanya bertemu dengan mata Ming Yue. “Siapa?” Lu Ming memang ingin tahu siapa orang itu, tapi jika Ming Yue tidak ingin mengatkannya dia punya cara sendiri untuk tahu. Tidak sulit untuk menemukan orang itu. Tapi dia akan merasa lebih senang jika dia tahu dari Ming Yue sendiri.

Ming Yue tidak menjawab.

Dia terus tersenyum hingga membuat Lu Ming semakin curiga. Ming Yue adalah tipe orang yang akan tersenyum saat dia memiliki pikiran jahat. Lu Ming menaikan alisnya, tapi dia tidak berkata apa-apa. Dan membiarkan Ming Yue untuk bertindak semaunya.

Gu Anran yang berdiri di hadapan mereka menundukkan kepalanya.

Dia berusaha untuk menyembunyikan keinginannya untuk mencabik-cabik Ming Yue. Berani-beraninya dia menyentuh Lu Ming. Lu Ming adalah miliknya. Hanya dia yang diperbolehkan untuk menyentuhnya.

Senyum Ming Yue semakin merekah melihat Gu Anran sedikit demi sedikit kehilangan ketenangan.

Ming Yue semakin yakin jika saat ini dua tokoh utama itu belum saling jatuh cinta. Kira-kira apa yang akan Lu Ming lakukan jika dia tahu Gu Anran adalah pelakunya mengingat betapa marahnya pria saat melihatnya terluka.

Apa Lu Ming akan memecatnya? Membuangnya ke pulau terpencil? Ming Yue semakin senang membayangkan Gu Anran hidup sebagai Tarzan.

Kalau Gu Anran dan Lu Ming tidak bersatu, itu artinya tidak ada ancaman untuk Ming Yue. kalau sampai itu benar terjadi, Ming Yue tidak perlu meninggalkan kota. Dia bisa terus menikmati hidupnya dengan santai.

Tapi Ming Yue tidak percaya diri. Dua orang ini di takdirkan sebagai pasangan yang saling bucin. Bisa saja Lu Ming tiba-tiba jatuh cinta kepada Gu Anran lalu mereka akan bersam-sama membuat Ming Yue K.O. Dan yang akan hidup sebagai Tarzan adalah dirinya.

Di dalam alam bawah sadarnya, Ming Yue menggelengkan kapalanya. Tidak, tidak. Itu tidak boleh terjadi. Ming Yue harus tetap bertahan, setidaknya sampai dia siap untuk pindah ke gunung.

“Sekretarismu sangat cantik.” setelah berkata begitu, Ming Yue berlari keluar.

Lu Ming melihat kepergian Ming Yue dengan dahi berkerut.

Begitu Ming Yue hilang dari pandangan barulah dia meneruskan pekerjaannya.

Gu Anran juga merasa heran dengan Ming Yue yang tiba-tiba kabur. Padahal tadi dia jelas-jelas ingin membuat masalah untuknya. Tapi dia tidak mempermasalahkan hal itu, asal Ming Yue tidak berada di dekat Lu Ming, dia merasa lebih baik. Mengenai penyebab Ming Yue yang tiba-tiba kabur Gu Anran tidak penasaran.

Baru setelah Ming Yue keluar dari gedung Grup Lu dia bisa merasa tenang. Pikirannya yang kacau mulai kembali tertata. Saat itulah dia sadar jika dirinya kabur tanpa membawa tasnya.

“Sial.” Ming Yue merutuki kebodohannya. Bagaimana dia bisa pulang tanpa uang. Dan kenapa hari ini panas sekali!

Ming Yue melihat café tidak jauh dari tempatnya berdiri, dia memutuskan untuk berteduh di sana.

Setelah dia masuk dia memesan air dingin dan meminta bantuan kepada pelayan untuk meminjamkan ponsel kepadanya.

Ming Yue berusaha mengingat nomor kontak orang yang bisa dia minta tolong untuk menjemputnya. Tapi tidak mengingat nomor orang lain selain milik Lu Ming. Dengan terpaksa dia menekan tombol panggil.

Panggilan pertamanya di tolak.

Ponsel Lu Ming berdering saat dia hendak memasuki ruang meeting. Nomor tidak di kenal, dia menolak panggilan itu.

Tidak lama kemudian ponselnya kembali berdering, Lu Ming mengabaikannya. Tapi pada panggilan ke tiga dia mengangkatnya. “Halo.”

“Lu Ming ini Ming Yue. Tasku ketinggalan, biasakah kau antarkan kepadaku. Aku ada di café depan perusahaan.” Ming Yue berkata dan langsung menutup telpon.

Lu Ming memandangi layar ponselnya. Ming Yue… Lu Ming menghirup nafas dalam-dalam. Dia sudah tidak heran jika itu Ming Yue. Selain wanita itu siapa lagi yang berani memerintahnya dan menutup telpon duluan.

Lu Ming memerikasa jam di ponselnya. Masih ada satu setengah jam sebelum meeting makan siang di hotel Paradise.

Dia memasukkan ponselnya ke dalam saku dan melanjutkan langkahnya memasuki ruang meeting.

Gu Anran yang berada di belakan Lu Ming bisa mendengarnya dengan jelas. Dia tersenyum tipis. Ming Yue pikir siapa dirinya berani memerintah Lu Ming.

Ming Yue tidak menyangka jika Lu Ming tidak segera mengantarkan tasnya. Satu jam sudah berlalu dan pria itu tidak kunjung datang.

Dia memesan makan dan minuman karena yakin Lu Ming akan segera datang. Tapi sekarang dia sedikit cemas. Apa sebaiknya dia amabil sendiri tasnya, tapi di luar sangatlah panas. Ming Yue tidak punya energi untuk berpanas-panasan.

Terlebih lagi pemilik café tidak akan mengizinkannya untuk meniggalkan café tanpa membayar terlebih dulu.

Ming Yue berniat untuk meminjam ponsel lagi, tapi tidak jadi begitu dia melihat orang yang dia tunggu-tunggu masuk ke dalam café.

Ming Yue ingin menyusulnya tapi langkahnya terhenti. Kenapa Gu Anran juga ikut?

Apa kemajuan mereka secepat ini?

Ming Yue mengigit bibir bawahnya. Tidak heran sih, mereka sudah ditakdirkan. Ming Yue menatap Lu Ming dan Gu Anran. Mereka juga terlihat sangat cocok.

Ming Yue memalingkan wajah dari mereka. Walaupun dia sudah siap menerima kenyataan itu, rasanya tetap sedikit tidak nyaman ketika melihat Lu Ming bersama dengan orang lain. Itu semua pasti karena selama ini Ming Yue terlalu dekat dengannya dan sudah menganggap Lu Ming sebagai teman. Seorang teman tidak akan merasa senang jika tahu pasangan temannya bukan orang yang baik. Pasti karena itu!

Lu Ming tidak melewatkan antusiasme Ming Yue saat mata mereka bertemu. Bibirnya sudah setengah jalan ingin tersenyum. Tentu dia langsung sadar ketika Ming Yue berubah menjadi lesu.

Dugaannya tidak salah, Ming Yue merasa terganggu dengan sekretaris barunya.

Lu Ming menyeriangai. Dia merasa senang. Ini adalah pertama kalinya Ming Yue menunjukan rasa tidak senang terhadap orang di sekitarnya. Sebelumnya Ming Yue tidak peduli dengan siapapun yang ada di dekatnya. Mau dia perempuan, laki-laki, tua, muda, cantik atau jelek Ming Yue tidak akan terpengaruh. Karena itu Lu Ming tidak percaya dengan pernyataan cinta Ming Yue.

Lu Ming mempercepat langkahnya. “Sudah lama menunggu?” Lu Ming mengetuk meja di depan Ming Yue.

“Dimana tasku. Aku harus cepat pulang.” Ming Yue tidak menyadari jika suaranya sedikit ketus.

Lu Ming menaikkan alisnya. “Tidak jadi ikut ke Paradise Hotel?” dia bertanya dengan santai. Saat ini wajah cemberut Ming Yue terlihat begitu imut di matanya, ternyata Ming Yue juga bisa cemburu.

Mendengar kata Paradise Hotel, Ming Yue bertambah kesal. Siapa yang mau menjadi orang ketiga dan mengganggu mereka berkencan! Ming Yue melirik sengit kepada Lu Ming.

“Buatkan saja aku kartu keanggotaan, aku akan datang sendiri!” Ming Yue mendengus.

“Ming Yue jangan seperti anak kecil. Kita akan terlambat kalau tidak segera berangkat.” Lu Ming hendak menarik tangan Ming Yue untuk ikut dengannya tapi ditepis oleh Ming Yue.

“Siapa yang mau ikut.”

Terpopuler

Comments

@shiha putri inayyah 3107

@shiha putri inayyah 3107

ada yg ngerasa cemburu tapi masih menyangkal perasaan nya sendiri..🤭🤣

2023-10-16

1

inayah machmud

inayah machmud

ming yue mulai merasa cemburu dgn kedekatan lu ming sm gu anran tapi dia masih belum menyadari perasaan nya. .

2023-08-24

1

Wulan Falisha

Wulan Falisha

🤗

2022-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!