16.

Ming Yue mengeliat dan berguling ke sisi lain tempat tidur. Eh, kenapa kasurnya keras? Jelas dia ingat jika dirinya menginap di apatemen Lu Ming dan tidur di atas Kasur milik pria itu. Ming Yue meraba alas di bawahnya, memang keras… tapi hangat… ah, mungkin hanya perasaannya saja.

Di bawah tubuh Ming Yue, Lu Ming menahan nafas. Kalau sampai Ming Yue terbangun, tamatlah sudah dirinya.

Lu Ming merutuki dirinya yang tergoda oleh godaan. Seharusnya semalam setelah dia menenangkan Ming Yue dari mimpi buruknya dia langsung kembali ke sofa, bukan malah menuruti keinginan hatinya.

Saat bangun pagi ini Ming Yue mendapati Lu Ming di ruang makan sedang sarapan. Dia sudah melirik jam ada di dinding dan bertanya. “Kau tidak ke kantor?” Seharusnya Lu Ming sudah berangkat bekerja satu jam yang lalu. Pria itu setiap hari berangkat pada jam tujuh pagi dan pulang pada jam lima sore.

“Hujan.” Lu Ming menjawab seadanya tanpa menatap mata Ming Yue.

Ming Yue mengangguk. Sejak pagi tadi di luar hujan gerimis. Dia merasa maklum jika orang lain yang mengatakan alasan itu, saat cuaca sedang buruk seperti ini memeang lebih enak berada di dalam rumah, tapi kasus seperti ini tidak berlaku untuk Lu Ming. Dia digambarkan sebagai orang yang gila kerja. Sekalipun hujan badai atau alien menyerang bumi hingga fosil Dinosaurus bangkit, pria itu tetap kan berangkat ke kantor tepat waktu. Terlebih hanya hujan gerimis, hal sekecil ini tidak akan menghalanginya.

Dia tidak memikirkannya lebih lanjut dan ikut sarapan.

Setelah menghabiskan sarapannya Ming Yue pindah ke ruang tamu untuk menonton TV. Chanel yang dia buka adalah National Geographic yang sedang menayangkan film documenter kehidupan satwa liar dia hutan Afrika.

Ming Yue menyukai acara-acara seperti itu. Baginya melihat zebra yang sedang bernigrasi atau sekawanan singa yang sedang memangsa jerapah jauh lebih menarik dari pada tontonan drama idol yang sedang tren saat ini.

Beberapa waktu kemudian Ming Yue mulai menguap. Perutnya kenyang dan motif pada tubuh zebera itu merangsang rasa kantuknya.

Lu Ming turun dari tangga dengan berpakaian rapi. Baju rumahan yang dia pakai tadi sudah diganti dengan setelan jas formal berwarna navy dengan kemeja hitam lengkap dengan rompi dan dasi yang matching.

Ming Yue yang melihatnya mengakui jika pakaian menjadikan seorang pria. Dengan memakai jas ketampanan Lu Ming meningkat. Kakinya yang panjang semakin telihat panjang, postur tubuhnya yang memang sudah bagus sejak awal menjadi semakin menawan. Rambutnya ditata denggan rapi, di gel kebelakang. **** dan berbahaya.

Tapi bukannya terpesona Ming Yue malah mengerutkan hidung dan mendengus. Makhluk satu ini adalah sumber mala petaka dan marabahanya. Kalau dia hidup di jaman kerajaan, ketampanannya itu bisa menjadi tragedy yang mengakhiri sebuah dynasty.

Orang seperti dia tidak boleh ke luar rumah dengan menampakkan wajah di siang hari.

Lu Ming merasa terganggu dengan tatapan menyelidik dari Ming Yue, dia berpura-pura membenarkan letak dasinya.

Gerakan simple itu rupanya membuat Ming Yue jadi merasa sebal. Lihat! Belum keluar rumah saja dia sudah mau menggoda orang!

Ming Yue sungguh ingin mengarungi kepala Lu Ming dengan karung beras!

Lu Ming tidak mengerti arah pikiran Ming Yue berkata. “Mau ikut?” Dulu saat masih kecil ibunya sering memasang wajah yang sama dengan Ming Yue saat ini ketika ayahnya hendak berangkat kerja. Lalu ayahnya akan bertanya apakah ibunya ingin ikut ke kantor bersamanya, ibunya akan berpura-pura tidak tahu apa maksud ayahnya tapi pada akhirnya mereka akan pergi bersama.

Mungkin Ming Yue juga sama. Dia ingat Ming Yue tidak memiliki teman dan selalu pergi kemana-mana seorang diri, mungkin dia erasa kesepian dan bosan. Karena itu Lu Ming mengajaknya.

Alasan lainnya, dia masih menunggu Ming Yue menceritakan apa yang terjadi semalam, dari mna asal luka bakar itu. Alasan selebihnya itu dikarenakan dia tidak percaya untuk meninggalkan Ming Yue sendirian di rumahnya.

Ming Yue yang mendapatkan pertanyaan tidak terduga seperti itu, terdiam. Dia mematikan televisi dan mendekat kepada Lu Ming. Dia menempelkan telapak tangannya pada kening Lu Ming.

Tidak panas, suhunya normal. Tapi kalau tidak sakit kenapa Lu Ming bersikap aneh? Apa mungkin mengukur suhu dengan cara seperti ini tidak efektif.

Ming Yue menautkan alisnya, mungkin dia harus menggunakan cara yang satunya. Ming Yue berjinjit, tapi karena perbedaan tinggi diantara mereka dia tidak bisa mencapai tujuannya. Ming Yue kemudian menarik dasi Lu Ming hingga membuat pria itu membungkukkan badan baru dia bisa menyatukan dahi mereka berdua.

Lu Ming menjadi kaku, dia tidak mengedipkan matanya. Wajah Ming Yue, dilihat jarak sedekat ini, Lu Ming tidak adanya cela dan mulus seperti bagian putih pada telur rebus, tidak ada pori-pori yang membesar dan dari dahi mereka yang saling bersentuhan dia bisa merasakan kelembutan kulit Ming Yue yang sangat halus. Lu Ming bisa mencium aroma tubuh Ming Yue yang bercampur dengan *shower*gel miliknya. Nafas yang Ming Yue hembuskan, dia menghirupnya. Lu Ming menelan Ludah. Dia menurunkan pandangan matanya, tapi itu adalah tindakan yang salah. Begitu matanya melihat bibir Ming Yue yang merah dan basah, jantungnya berdebar tidak karuan. Nafasnya tercekat dan dia tidak dapat mengalihkan pandangan.

Bibir itu, dia penasaran bagaimana rasanya jika bersentuhan dengan bibirnya. Apakah selembut dan sekenyal seperti yang ada dia impikan. Dia hanya perlu bergerak sedikit dan Lu Ming akan segera tahu bagaimana rasanya.

"Apa yang kau lakukan?” Lu Ming melakukannya.

Sensasi saat bibir mereka bertemu seperti ada aliran listrik yang menyengat. Lu Ming menjilat bibir Ming Yue dan mengamati reaksinya, gadis itu kaget, matanya membelakak tapi tidak mendorongnya. Lu Ming memberanikan diri untuk ******* bibir itu.

Yang Ming Yue rasakan saat ini adalah shock. Matanya dipenuhi oleh wajah Lu Ming dan kepalanya kosong. Dia tidak bisa berpikir dengan jernih mengenai apa yang sedang terjadi saat ini. Lu Ming mencuimnya?

Dia pernah melihat kejadian seperti ini satu kali di dalam drama yang dia tonton bersama Xiaoyu, saat itu dia tidak mengerti kenapa orang-orang melakukan ciuman. Menurutnya kegiatan saling bertukar saliva itu sangat menjijikkan dan tidak higienis. Dia tidak pernah membayangkan jika suatu hari dia akan membiarkan orang lain memasukkan lidah mereka ke dalam mulutnya.

Tapi saat Lu Ming menjejalkan lidahnya ke dalam mulutnya dan mulai mengaduk-aduk isi mulutnya, rasa jijik yang Ming Yue antisipasi tidak datang.

“Ming Yue close your eyes.”Lu Ming berkata di sela-sela kesibukannya mencium Ming Yue.

Mata Ming Yue perlahan menutup dan Lu Ming mengikutinya.

Lu Ming tahu, setelah dia menyerah pada nafsunya, hubungannya dengan Ming Yue sudah tidak memiliki jalan untuk mundur lagi. Tapi dia tidak menyesalinya dan menikmati momen saat ini.

Lu Ming menyusupkan tangannya ke belakang kepala Ming Yue dan memperdalam ciumannya.

Terpopuler

Comments

@shiha putri inayyah 3107

@shiha putri inayyah 3107

wah,,, wah,,, Lu ming nyosor Ming Yue...🙈🤭🤭🤣🤣🤣

2023-10-16

0

inayah machmud

inayah machmud

akhirnya lu ming nyosor ming yue. ..

2023-08-24

0

Wulan Falisha

Wulan Falisha

ra ngiro

2022-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!