11.

Pada jam lima lewat empat puluh lima, penerbangan langsung dari Macau ke Shanghai mendarat di bandara tanpa ada hambatan.

Selepas dari check point di bandara Gu Anran langsung menyewa taxi untuk mengantarnya ke apartemen yang sudah dia sewa melalui website real estate online.

Supir taxi melirik pelanggannya lewat kacamspion, dia belum pernah mendapatkan pelanggan secantik wanita yang ada di jok belakang. Kulitnya putih bersih tanpa noda, wajahnya cantik seperti bidadari dan postur tubuh ideal seperti model-model majalah. Pakaian yang dia kenakan juga telihat mahal dan elegan. Supir taxi mengalihkan pandangannya kepada foto 3x4 yang dia gantung di bawah spion. Putrinya, walupun putrinya berjewat dan sedikit gemuk, menurut supir taxi sang putri tetap yang terbaik.

Gu Anran menggetakan giginya hingga terasa ngilu. Kedua tangnnya mengepal menahan amarah.

Ketika Gu Anran melihat masa depan, dia tidak menganggap Ming Yue sebagai ancaman. Walaupun Ming Yue merupakan wanita yang dipilih oleh keluarga Lu untuk menjadi menantu, Gu Anran tetap memandangnya sebelah mata karena wanita itu akan mati sebentar lagi.

Tapi berita yang dia baca saat di pesawat membuatnya berpikir jika keinginannya untuk mempercepat pertemuan dengan Lu Ming adalah sebuah kesalahan.

Karena dia merubah sesuatu, hal lain juga ikut berubah. Kejadian yang seharusnya belum terjadi, terjadi lebih awal dan yang membuatnya takut, sikap Lu Ming kepada Ming Yue tidak seperti yang dia tahu. Lalu kejadian yang seharusnya terjadi kepadanya malah Ming Yue yang mengalaminya.

Gu Anran yang tadinya beencana untuk menemuai Lu Ming secepatnya, merubah rencananya dan memilih untuk mengikuti alur. Hanya saja dia tidak bisa kembali lagi ke Macau, karena jika dia kembali lagi kesana dia tidak tahu apa dirinya bisa lepas dari kasino dan apakah dirinya tetap akan bertemu dengan Lu Ming disana. Maka untuk kejadian yang satu itu Gu Anran memilih untuk melewatkannya dan akan focus kepada apa yang akan terjadi setelah dirinya kembali ke Shanghai.

Tiga bulan lagi grup Lu akan membuka lowongan, Gu Anran nantinya akan lolos interview dan berhasil mendapatkan posisi sebagai sekretaris Lu Ming. Tapi karena ada beberapa hal yang berubah dia tidak berani bersantai-santai dan tetap menyiapkan semuanya dengan sunguh-sungguh.

Di satu sisi Lu Ming yangmendapatkan kabar dari paman Ahn jika kakek Lu jatuh pinsan.

Ketika mereka sampai di kediaman utama keluarga Lu, Lu Ming membangunkan

Ming Yue.

“Sudah sampai?” Ming Yue mengucek matanya. Tapi dia kebingungan saat melihat keluar.

“Kakek pinsan dan karena panik aku langsung putar balik.” Lu Ming menjelaskan lalu keluar duluan dan meninggalkan Ming Yue yang masih mencerna informasi.

Jadi sekarang dirinya sedang berada di rumah keluarga Lu? Ming Yue turun dari mobil dan mengamati sekitar.

Rumah keluarga Lu bergaya tradisonal dan memiliki halaman yang dipenuhi oleh berbagai macam bunga. Ming Yue terpesona dengan bunga warna warni yang bermekaran di depannya. Dia berhenti sejenak untuk menikmatinya tapi dia tidak berani menyentuhnya karena takut jika dia sentuh, tanaman itu akan menjadi layu dan mati.

Ming Yue sangat menyukai bunga dan memiliki hobi berkebun, tetapi hobinya itu tidak bisa disalurkan karena dia adalah pembunuh tanaman. Tanaman yang dia tanam tidak ada yang berhasil hidup dengan selamat, semuanya layu dan tidak bertahan satu minggu sebelum akhirnya mati. Sudah banyak tanaman yang dia bunuh. Tidak lagi terhitug jumlahnya. Mulai dari pohon cabai, kecambah kacang hijau, anggrek langgka yang harganya milyaran dan bunga peoni kesanyangan ayahnya, semuanya mati ditangannya. Setelah banyak epidose, dirinya memutuskan untuk menyerah dan menghentikan hobi berkebun yang dia miliki. Beralih menjadi penikmat tanaman dan tidak lagi menyentuh tanaman-tanaman itu.

Dia merasa berdosa kepada para almarhum tanaman yang mati di tangannya. Dan bersumpah tidak akan membunuh kerabat mereka.

Lu Ming sudah sampai di pintu bangunan utama dan akan masuk, menoleh kebelakang karena tidak mendengar langkah kaki Ming Yue.

Di belakang tidak jauh dati tempatnya dia melihat Ming Yue yang sedang membungkuk di depan sekumpulan bunga mawar. “Ming Yue.” Lu Ming memanggilnya.

Ketika mereka masuk ke dalam rumah, kakek Lu yang katanya pinsan sedang minum teh ditemani oleh paman An dan sama sekali tidak menunjukan tanda-tanda sedang sakit.

“Yueyue cucu kesayangan kakek.” Kakek Lu langsung menyambut Ming Yue tanpa menghiraukan Lu Ming.

“Kakek…” Ming Yue dengan suara manis yang dibuat-buat menyambut pelukan kakek Lu.

Kakek Lu mengingakan Ming Yue kepada kakek Huo yang tinggal di sebelah rumahnya dan selalu memberinya lollipop saat dia masih kecil. Ming Yue sangat menyukai kakek Huo dan sering bermain ke rumahnya. Tapi ketika Ming Yue naik kelas lima kakek Huo harus pindah ke rumah anaknya. Ming Yue baru tau kalua ternyata kakek Huo sudah lama sakit ketika mendengar berita kematiannya, saat itu Ming Yue menangis semalaman. Itu adalah pertama kalinya dia mengalami kehilangan.

Karena itulah ketika berjumpa dengan kakek Lu, Ming Yue merasa ada sebuah ikatan yang membuatnya menyukai kakek Lu secara instant.

Setelah berpelukan kakek Lu menyuruh Ming Yue duduk di sampingnya, menuangkan teh untuknya dan memberikan semua snack yang ada dimeja kepada Ming Yue. Mereka asik berbincang dan melupakan Lu Ming yang masih berdiri

“Hmm!” Lu Ming berdehem untuk menunjukan keberadaanya.

Tapi tidak ada yang mengubrisnya.

“Yueyue cicipi kue ini. Kakek menyuruh Ahan untuk menambahkan buah persik.” Kakek Lu menyodorkan sepiring kue yang baru dibawa keluar oleh pelayan.

Ming Yue mengambil sepotong dan dengan lahat memakannya. “Enak sekali kek. Yueyue sangat suka.” Ming Yue menambil satu potong lagi setelah potongan pertama habis.

Lu Ming yang terabaikan duduk di kursi tunggal di sebelah mereka. Setiap kali Ming Yue datang, Lu Ming tidak akan dibutuhkan. Lu Ming sudah terbiasa dengan hal itu. dia selalu menjadi manusia transparan saat Ming Yue berkunjung.

Lu Ming ingin menuangkan teh untuk dirinya sendiri tapi apa yang dikatakan paman Ahn membuatnya semakin jengah. “Tuan muda jangan. Itu adalah teh buah persik.”

Lu Ming tidak paham dengan pilih kasih yang terjadi di keluarga ini. Siapa yang sebenarnya cucu keluarga Lu? Ming Yue bahkan belum resmi menjadi anggota keluarga Lu tapi perlakuan yang dia dapat jauh lebih baik dari dirinya.

Jika hal ini tidak terjadi di depan matanya Lu Ming tidak akan percaya jika kakek Lu adalah orang yang penyayang bisa bersikap lembut. Sejak kecil, yang Lu Ming tahu kakeknya adalah orang yang tegas dan keras. Dia dan saudara sepupunya dididik oleh kakek Lu dengan didikan yang ada di akademi militer. Itulah sebabnya semua laki-laki di keluarga Lu sangat disiplin, termasuk para wanitanya.

Karena itulah saudara-saudara perempuan Lu Ming juga tidak menyukai Ming Yue. Tidak ada satupun dari mereka yang diperlakukan seperti Ming Yue.

“Lu Ming ikut kakek ke ruang belajar.” Kakek Lu berkata.

Lu Ming mengangguk.

Sebelum mengikuti kakenya ke ruang belajar yang ada di lantai atas, Lu Ming merubah posisi Ming Yue yang tertidur di sofa agar lebih nyaman lalu menyelimutinya dan menyuruh paman Ahn untuk mengawasinya.

Tadi ketika Ming Yue tertidur di mobil dia mengalami mimpi buruk dan Lu Ming takut hal itu terjadi lagi.

Terpopuler

Comments

@shiha putri inayyah 3107

@shiha putri inayyah 3107

Lu ming di kacangin sama kakek Lu dan Ming Yue.🤣🤣🤣

2023-10-16

0

inayah machmud

inayah machmud

cie,,, lu ming di kacangin sm ming yue dan kakek lu...😂😂😂

2023-08-23

0

Wulan Falisha

Wulan Falisha

ngantuk tp pngen bc terus

2022-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!