High Quality

Dengan ragu Sito melangkahkan kakinya kembali. Kali ini bukan gudang, namun tempat penggilingan padi. Beberapa pekerja menatap sinis padanya, mengingat Haikal yang telah mempermalukan putri tunggal juragan mereka.

Sito mengepalkan tangannya, berusaha menahan perasaan malunya. Ini untuk Gio, beberapa minggu ini, anak keduanya itu memang masih dapat bersekolah namun harus pergi dari rumah tanpa uang jajan.

Sampai rumah pun, hanya memakan kerupuk dan nasi yang diberi kecap manis. Harus menebang tanaman bambu, ada kalanya membatunya menganyam. Pekerjaan dengan hasil tidak seberapa, berbeda jika bekerja pada Dirga. Setidaknya, Gio dapat memiliki uang jajan di sakunya walaupun sedikit, tidak juga perlu membantunya menganyam atau menebang bambu.

"Tidak pindah ke kota pak, sama mantunya yang punya butik?" sindir salah satu pekerja di penggilingan padi yang tengah menyeruput kopi hitam.

"Jangan gitu, anaknya kan dokter spesialis sudah lebih kaya dari juragan. Makanya jadi kacang lupa kulitnya," pekerja lainnya ikut menimpali.

"Sudah kaya, kenapa masih kerja ke juragan Dirga?" tanya salah seorang pekerja, menahan tawanya.

Sito hanya terdiam, menurunkan gabah yang baru datang dari mobil pick up... Ini untuk Gio... batinnya, menahan perasaan malunya.

Hingga Hana tiba-tiba datang dibantu turun dari mobil Jeep oleh pak Kirjo. Kursi rodanya didorong mendekat, gadis itu tersenyum di hadapan Sito.

"Hana, bapak ingin minta maaf atas perlakuan Haikal. Haikal sedang berusaha mengembalikan uangmu..." ucapnya sedikit menunduk penuh rasa bersalah.

"Hana sudah tidak apa-apa," ucapnya tersenyum kemudian menoleh pada pekerja lainnya,"Pak Sito bekerja untuk Gio, anak kalian juga rata-rata masih sekolah kan? Jika pak Sito ada salah, mohon dimaafkan. Kita sama-sama mencari uang untuk keluarga di rumah,"

Pekerja yang lain saling menoleh kemudian tersenyum, anak juragan mereka memang hanya duduk di kursi roda. Termasuk tipikal orang yang perhitungan, namun seperti halnya sang juragan Dirga. Hana peduli pada perkerjanya, tidak mementingkan egonya sendiri.

Mungkin karena inilah Sito begitu bahagia mengetahui hubungan Haikal dengan Hana dahulu. Dirinya mendapatkan menantu yang baik, sekaligus dapat membalas hutang budi pada juragannya. Dengan mengabdikan putranya untuk menjadi menantu dari Dirga.

Karena itu juga, begitu mengetahui Haikal memiliki hubungan dengan gadis kota, sekaya apapun, secantik apapun, sesempurna apapun yang diceritakan Haikal tentang sosok Zara. Sito tetap menentang, pernikahan yang terjadi tanpa restu darinya, selaku ayah Haikal. Dipersiapkan oleh Sena dan Haikal, sedangkan Sito hanya sekedar datang kala itu.

Inilah Hana calon istri yang dibuang oleh putranya. Anak dari orang yang menyelamatkan anak dan istrinya.

"Pak jangan sungkan dan malu lagi, kasihan Gio harus mencari bambu setiap hari..." ucap Hana tersenyum.

Sito menghela napas, tertunduk, mengangguk, air mata pria paruh baya itu mengalir, diseka dengan cepat olehnya. Kembali bekerja, membawa gabah. Pekerja lain juga berhenti berkata sinis padanya, memperlakukannya seperti biasa, seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Terimakasih... gumamnya dalam hati, menatap ke arah Hana yang tengah mengambil beberapa catatan beras yang akan dibawa ke gudang.

***

Matahari bersinar menyengat, buah dari tanaman cabai yang terkena air hujan mulai kering. Bunga-bunga yang baru bermunculan, pertanda pemetikan berikutnya tidak akan menghasilkan buah yang busuk.

Namun, memang presiden direktur tidak sabaran. Jika dalam bisnis bertindak dengan cepat, agar proyek yang sudah gagal dapat diperbaiki. Atau proposal yang tidak berkualitas langsung diganti dengan proposal baru. Itu adalah keputusan bisnis yang bagus.

Berbeda dengan tanaman, yang memerlukan kesabaran. Mengetahui saat tanam dan panen yang baik. Tanaman cabai yang mulai kembali berbunga itu di babat habis olehnya.

"Jurus sabit berputar!!" ucapnya menebas dan mencabut penuh semangat. Mungkin tanaman cabai itu tengah menangis mengetahui ajal yang menjemputnya di tangan Presdir tidak sabaran."Kulitku yang putih jadi kotor, jari tanganku juga kapalan," keluhnya, tetap tersenyum penuh semangat.

Namun itu hanya sejenak, bagaikan guntur yang menggelar, Hana kini tengah berada di punggung Kelvin. Sekretaris cekatan yang melompati pematang sawah bagaikan ninja. Tidak lecet, jatuh, atau terluka sedikitpun.

Hingga akhirnya berhenti di hadapan bosnya...

"Ke... kenapa kamu yang mengantarnya kemari?" tanya Jono kesal.

"Hana menitipkan makanan untukmu. Jadi sekalian aku mengantarnya kenari," jawabnya cengengesan, yang sebenarnya hanya mencari kesempatan untuk menggedong Hana di punggungnya.

Jono mengenyitkan keningnya kesal, berjalan ke belakang tubuh Kelvin, meraih Hana mengangkatnya ala bridal style. Kemudian mendudukkannya di pematang sawah.

"Kelvin ini untukmu," Hana memberikan salah satu kotak.

"Terimakasih..." Kelvin mulai duduk, namun dengan cepat dicegah Jono.

"Maaf, tapi air minum terbatas. Kamu makan di gudang saja. Nanti, aku yang akan mengantar Hana pulang..." ucapnya tersenyum, namun mengeluarkan aura yang bagaikan harimau ingin menerkam Kelvin.

"A...aku makan di gudang saja. Terimakasih Hana, sampaikan salamku pada juragan Dirga. Bilang dari calon mantunya..." ucap Kelvin berlari malu-malu, berjalan melewati pematang sawah dengan cepat.

Hana hanya dapat tertawa kecil,"Sepupumu lucu..."

"Lebih lucu mana? Aku atau dia?" tanyanya memelas.

Hana melirik tanaman cabai yang setelah gagal panen pertama, kembali berbunga, dibabat habis oleh Jono. Wajahnya seketika pura-pura tersenyum, pria ini sungguh berbuat konyol."Kamu lebih lucu..."

"Benarkah? Aku memang lebih segalanya dibandingkan dengan Kelvin," ucapnya membanggakan dirinya sendiri, mencuci tangan kemudian membuka kotak bekal yang dibawa Hana.

"Jono, jika aku bisa berjalan, apa kamu akan menyukaiku?" tanyanya, tertunduk.

"Menyukai itu masalah hati dan tipe, bukan masalah bisa berjalan atau tidak," jawab Jono sembari mengunyah makanannya.

"Bagaimana ciri-ciri menyukai atau mengetahui tipe?" Hana kembali bertanya.

"Akan ada rasa yang berbeda ketika mencium atau dicium olehnya," Jono kembali menjawab.

Tidak menyadari gadis itu mengepalkan tangannya, bergerak cepat mencium pipi Jono. Pria yang tiba-tiba membulatkan matanya terkejut, hatinya berdebar cepat, terasa bagaikan berbunga-bunga hanya dengan bibir gadis itu mencium pipinya.

"Ada rasa yang aneh ketika mencium pipimu..." ucap Hana menatap tajam padanya, mata gadis polos yang benar-benar indah.

"Rasa yang aneh? Seperti apa?" tanya Jono dengan hati yang gelisah. Jantung berdegup cepat, bahkan ketika berciuman dari bibir ke bibir dengan temannya dari negara lain tidak membuat segelisah ini.

"Asin...rasa keringat..." ucapan polos dari seorang Hana.

Seketika adrenalin yang tadinya terpacu menjadi down. Jono kehabisan kata-kata, mulai kembali makan.

"Jono apa begitu rasanya menyukai seseorang? Asin?" tanyanya, menjawab rasa di indra pengecapnya, bukan perasaan hatinya yang berdebar tidak menentu.

"Jangan bertanya padaku!!" Jono kesal berucap dengan mulut penuh.

"Kamu presiden direktur yang berpengalaman, pasti tau perbedaan menyukai dan tidak. Lagipula kamu lebih memahami tentang wanita dan pasangan yang saling menyukai, jadi..." ucap Hana tertawa.

"Diam atau aku akan menggerogotimu!!" Jono menghentikan aktivitas makannya. Semakin cerewet mulut Hana semakin gemas pula dirinya untuk ingin mengetahui rasa dari bibir original itu.

Tidak ada yang menyadari Kelvin masih berada disana mengamati dari jauh. Awalnya dirinya menyangka Nathan hanya bermain-main, tapi ekspresinya bos-nya saat ini...

Bibir Kelvin perlahan menipis, kemudian tertawa sekencang-kencangnya dari sudut terasering yang lumayan tersembunyi,"Presiden Direktur high quality, seleranya sama-sama pedesaan!!"

Bersambung

Terpopuler

Comments

weny

weny

oalah hana hana ya asin la wong kringetan hedeh....

2022-11-26

1

Misschery

Misschery

neng...neng....
asin....ya neng.....

2022-10-15

1

Misschery

Misschery

bang jono kena telak sama si kelvin.....
adhuh.....kocak.....

2022-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!