Suara perkelahian masih terdengar. Dirga yang sudah tersulut emosi, tidak dapat menahan dirinya lagi.
"Juragan, saya minta maaf, Haikal nanti akan menjadikan Hana istri kedua, saya berjanji..." ucap Sito memegang lengan pakaian tuan tanah terkaya di kampung tersebut.
"Tidak perlu!! Kamu kira putramu seorang raja, seenaknya saja ingin menjadikan putriku yang berharga sebagai selir!! Bahkan jika dia raja sekalipun, aku tidak akan pernah rela putriku dijadikan istri kedua!!"
"Lagipula hanya untuk memiliki keturunan. Pria manapun yang diinginkan putriku, akan aku dapatkan..." ucapnya, melirik anggota keluarga Sena dan Sito yang telah babak belur.
"Kita kembali!!" perintahnya, pada para pekerja gudangnya, sembari mengusap sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah."Jono!!" teriaknya.
"Iya juragan!!" Jono merangkak keluar dari bawah meja prasmanan."Bawa Hana kembali!"
Jono kembali mengangkat gadis yang kesulitan berjalan itu ala bridal style. Mengikuti langkah Dirga, meninggalkan balai desa. "Terimakasih makannya!!" teriaknya pada Sito, masih mengangkat tubuh Hana.
Gadis yang tengah menahan tawanya, menatap ke arah Jono. Pemuda yang mengangkat tubuhnya."Kenapa tertawa?" tanyanya.
"Bukan apa-apa, tuan Presdir..." jawaban dari mulut Hana.
"Ingat diskon pupukku..." Jono tersenyum, menaikannya dalam mobil Jeep milik Dirga.
"Kamu bisa menyetir?" tanya Dirga, dijawab dengan anggukan kepala oleh Jono,"Tolong antar Hana pulang. Aku akan ke rumah kepala desa, meminta maaf sekaligus memberikan penjelasan..." ucapnya melempar kunci Jeep pada Jono.
"Siap juragan!!" Jono tersenyum, meraih kunci, mulai menyetir mobil melewati jalanan pedesaan yang tidak rata.
"Dasar..." Dirga menghela napas kasar, menatap kepergian sang pemuda dengan putrinya.
***
Mata Jono sedikit melirik wanita yang duduk di sampingnya, wanita dengan kebaya hitam, benar-benar berwajah cantik. Dengan leher putih yang...
Aku gemas ingin menggigit lehernya... batinnya menggenggam erat stir mobil Jeep. Namun sejenak menggelengkan kepalanya... Tidak, tidak boleh, dia itu calon istri yang buruk. Carilah calon istri super model yang tidak pintar. Mudah dibohongi, hidup tenang tanpa perdebatan... gumamnya dalam hati.
Bagaikan memilih memiliki pasangan hidup dengan kecerdasan seperti Patrick atau Squidward (tokoh animasi Spongebob Squarepants). Tentu lebih baik memiliki pasangan seperti Patrick yang bodoh, dapat ditinggalkan dan polos. Dari pada Squidward yang cerdas. Salah-salah satu tetes air pun akan dihitung olehnya.
Punya pasangan foto model paling hanya boros belanja, tidak akan meninggalkannya karena kehidupannya pasti juga akan bergantung pada seorang Jonathan Northan (Jono). Tapi memiliki pasangan seperti Hana? Wanita yang akan ikut campur masalah perusahaan. Wanita mengerikan yang dapat mengalahkannya jika ingin.
Sulit mengakuinya, namun wanita ini jika sudah marah maka kata-katanya bagaikan pengacara ternama dengan bayaran milyaran. Bukan istri idaman...
Hingga Hana menunduk sejenak menoleh ke arah lain. Menatap dari jauh, mereka akan melewati pasangan pengantin yang berjalan kaki. Wajah Jono tiba-tiba tersenyum...
"Diam, tersenyum, dan lihat ke arahku," perintahnya pada Hana. Hana tersenyum dan menurut, menatap ke arah Jono.
Mobil Jeep atap terbuka, itulah model mobil yang dimiliki Dirga. Hingga apa yang ada di dalamnya terlihat jelas.
Tin...tin...tin...
"Terimakasih meninggalkan anak juragan Dirga untukku!!" teriak Jono, tertawa mengejek Haikal. Dengan cepat mengecup kening Hana, kemudian kembali konsentrasi pada jalan pedesaan.
Haikal mengepalkan tangannya, melirik ke arah Zara, yang tengah berjalan kaki bersamanya. Kesal? Tentu saja, hanya anak tuan tanah yang cacat, tapi pemuda miskin itu terlihat bangga mengendarai Jeep seharga ratusan juta.
Setelah ini dirinya dan Zara akan kembali ke kota. Kemudian membawa salah satu Lamborghini, yang katanya dimiliki Zara. Satu? Tidak, Zara memiliki sekitar lima mobil mewah. Belum lagi milik orang tuanya yang tinggal terpisah.
Tentunya Haikal pernah datang ke rumah wanita itu. Rumah megah seperti istana negara, lampu kristal besar menggantung di ruang tamu, dengan mobil mewah berjejer rapi. Tapi apakah itu benar-benar rumah Zara? Tentunya tidak, sejatinya itu adalah rumah kosong dimana pemiliknya tengah berbisnis ke luar negeri. Sedangkan satu majikannya lagi entah kemana.
Zara hanya mengenal pembantu yang bertugas membersihkan dan menjaga rumah, hingga dirinya dapat masuk dengan mudah membawa Haikal. Mengaku-ngaku rumah besar di pusat kota itu miliknya.
***
Hana masih tertegun, meraba keningnya sendiri.
"Seharusnya kamu berterimakasih, Presdir ini berbaik hati menyelamatkan harga dirimu," ucapnya kala mobil baru saja terhenti, di depan rumah terbesar di desa tersebut. Kemudian kembali mengangkat tubuh Hana."Kenapa diam saja, jangan-jangan tidak pernah ada pria yang mencium keningmu selain ayahmu ya!?" guraunya.
Hana mengangguk, masih dalam dekapan Jono yang membawanya masuk,"A...aku!! Cepat bawa aku pulang!!"
Bahkan keningnya saja tidak pernah dicium? Sebenarnya gaya pacaran macam apa yang dijalaninya... batin Jono menipiskan bibir menahan tawanya.
Sejenak menatap bibir gadis yang tengah dibawanya masuk, bibir yang benar-benar indah. Otaknya juga berfikir refleks, apa bibirnya juga masih original?
Dadanya bergemuruh, baru menyadari betapa halusnya tangan yang selalu mengalung di lehernya.
Tubuh itu didudukkannya, berusaha bersikap biasa-biasa saja. Padahal ingin rasanya menggigit leher itu karena gemas. Entah kenapa...
"Se... sebenarnya bagaimana hubunganmu dengan Haikal sebelumnya? Kenapa berciuman saja tidak pernah?" tanyanya memulai pembicaraan, berharap dapat mengalihkan perhatiannya sendiri dari leher indah di hadapannya.
"Adat desa berbeda dengan kota. Disini jika ada yang tinggal sampai melewati tengah malam dapat dicibir sebagai pasangan mesum. Kalau Haikal kemari dulu, biasanya hingga jam 9 malam sudah pulang," jawabnya.
"Jadi kalian pacaran tapi bahkan tidak pernah berciuman?" tanya Jono menipiskan bibir menahan tawanya.
Hana mengangguk,"Awalnya sebelum kecelakaan, kami akan menikah setelah dia mendapat gelar dokter. Tapi setelah aku kecelakaan, dia berkata akan mengambil gelar dokter ortopedi untuk menyembuhkanku,"
Dan pada akhirnya Jono tertawa juga, bahkan hingga memegangi perutnya,"Kamu yang pintar bisa ditipu juga!?"
Wanita itu menghela napas kasar, sedikit tertunduk,"Apa ada yang bersedia menikahi wanita cacat? Wanita yang seharusnya melayani suaminya. Mengurus anak-anaknya, karena itu aku hanya ingin mengambil harapan terakhir. Janji Haikal padaku..." ucapnya.
Tawa Jono terhenti, membungkuk di hadapan Hana yang tengah duduk di sofa. Dagu wanita itu diangkat jemarinya,"Hanya memilliki satu kelemahan kamu sudah setakut ini? Aku pernah melihat pasangan yang sama-sama tidak sempurna. Suaminya bisu, istrinya buta, mereka bahkan hidup di bawah garis kemiskinan,"
"Wajahmu cantik, pintar dan juga anak dari tuan tanah. Akan ada pria yang mencintaimu. Tersenyumlah..." lanjutnya. Mengecup keningnya Hana, ingin menghiburnya, yang bagaikan kehilangan rasa percaya diri.
Tidak menyadari, Dirga yang baru datang tersenyum aneh, kembali berbalik pergi. Entah apa yang ada di fikirannya.
***
Rumah mewah itu terlihat juga akhirnya. Tidak sabar lagi rasanya Zara untuk merebahkan dirinya diatas tempat tidur pengantin, yang besar.
Sampai saat ini, wanita itu belum mengerti juga. Hingga pada akhirnya masih memakai tata rias pengantin dirinya mendekati rumah Dirga.
"Kamu mau kemana!?" Haikal memegang pergelangan tangan Zara, yang hampir mendekati gerbang.
Gerbang besi besar dengan mobil Jeep terlihat terparkir di depannya.
"Rumahmu, kenapa mobil yang dinaiki wanita cacat itu ada disini?" tanya Zara, masih menyangka rumah di hadapannya adalah milik Haikal.
"Ini rumah juragan Dirga, bukan rumahku..."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
merti rusdi
halunya ga kaleng2 pada yah 😂
2023-08-27
0
Hanipah Fitri
dua dua nya hanya tukang tipu 🤣😆
2023-01-25
1
UTIEE
hahahahahaha
2023-01-09
3