Presdir Masuk Desa
Sinar matahari semakin terik saja, seorang gadis duduk di kursi rodanya. Mencatat satu persatu karung gabah yang dibawa petani. Handphone keluaran lama digenggamnya, mengamati pesan yang masuk.
"Tiga juta," gumamnya menghela napas kasar, berusaha tersenyum. Perlahan kursi roda kembali di gerakkannya, meraih kartu ATM-nya di laci. Memanggil salah seorang pegawai di gudang miliknya, guna menemaninya menuju ATM terdekat.
Lumpuh? Benar, begitulah kondisinya saat ini. Memiliki kekasih yang tengah menempuh pendidikan dokter spesialis. Haikal, begitulah nama kekasihnya. Kalangan atas? Bukan keluarga Haikal hanya buruh tani yang memiliki lahan kecil.
Semenjak usia 18 tahun dirinya menjalin hubungan dengan pemuda itu, hingga sang pemuda memutuskan kuliah di kota. Membantu membiayai kuliah kekasihnya dengan bekerja di ladang dan perkebunan luas milik ayahnya, hal itu yang dilakukannya.
Dirga adalah nama sang ayah. Orang terkaya di desa itu, sering disebut dengan istilah tuan tanah. Hidup yang sempurna bukan? Namun, saat usia 22 tahun terjadi kecelakaan yang membuat putrinya tidak dapat berjalan.
Haikal sempat pulang menjenguk kekasihnya, menggenggam erat jemari tangannya di rumah sakit."Aku akan kuliah di kota, menjadi seorang dokter, hingga dapat menyembuhkanmu," ucapnya penuh senyuman ketika memutuskan untuk menempuh pendidikan kembali sebagai dokter spesialis tulang.
Hana hanya tersenyum mendapati wajah tulus kekasihnya yang menggenggam jemarinya erat.
Sudah 8 tahun berlalu, dirinya hanya mentransfer uang. Sesekali bertemu dengan kekasihnya jika pemuda itu pulang kampung.
***
Hari berganti malam, Hana merenggangkan otot-ototnya, menatap halaman rumahnya yang luas. Hingga satu orang lagi datang padanya, Sena (ibu Haikal). Wajah memuakan yang terlihat tersenyum penuh maksud padanya.
"Hana, syukurlah kamu masih di rumah, Gio (adik Haikal) sakit. Ibu ingin membawanya berobat," ucapnya, menggenggam jemari tangan gadis yang duduk di kursi roda.
"Perlu berapa?" tanyanya.
"Satu juta," jawab Sena tanpa ragu.
"Gio sakit apa?" Hana mengenyitkan keningnya.
"Badannya panas, harus dibawa ke rumah sakit. Takutnya DB atau penyakit lainnya jadi lebih baik tes darah untuk berjaga-jaga," jawab Sena.
"Pak Kirjo!!" panggil Hana pada salah satu pegawai ayahnya."Antar Gio ke rumah sakit, bawa mobil di garasi," lanjutnya, merogoh saku memberikan kunci.
"Biar bibi saja, tidak usah merepotkan Kirjo. Berikan saja uangnya..." Sena menadahkan tangannya.
Hal ini tidak terjadi sekali, sudah sering terjadi, menganggap remeh gadis di hadapannya. Ayah Haikal? Pria paruh baya itu salah seorang buruh angkut di gudang milik Dirga. Sedangkan Sena, merias diri dan kerap bermain judi.
"Ini..." Hana menyodorkan uang 50 ribu rupiah.
"Kenapa segini!? Mana cukup untuk ke rumah sakit," ucap Sena geram.
"Cukup untuk berobat ke bidan atau mantri. Kalian tidak mempunyai kendaraan ke rumah sakit, diantar Kirjo pun tidak mau. Ya sudah, berobat di bidan saja..." jawab Hana acuh.
Plak...
Satu tamparan mendarat di pipi gadis yang duduk di kursi roda. Sena mengenyitkan keningnya kesal,"Aku akan mengadukan ini pada Haikal!! Nyawa adiknya dipertaruhkan tapi kamu!!" bentaknya.
"Kalau tidak mau, kembalikan 50 ribunya," Hana menadahkan tangannya.
Sena merajuk membawa uang pergi tanpa rasa malu, dengan langkah kesal, meninggalkan gadis yang duduk di kursi roda,"Dasar cacat!!" umpatnya, tidak sadar diri sudah hidup dari hasil kerja keras seorang gadis cacat.
Dirga menghela napas kasar, menghampiri putrinya,"Kenapa tidak diberikan saja? Hubunganmu dan Haikal nanti..." tanyanya.
"Tidak, biarkan saja, ayah hari ini Sari (ART yang bekerja di rumah mereka) masak apa?" tanyanya tersenyum sembari mencatat sesuatu di buku kecilnya.
"Tumis kangkung," Dirga menghela napas kasar, menatap putri satu-satunya, gadis yang akan mewarisi usahanya, telah berusia 30 tahun namun tidak kunjung dilamar kekasihnya juga.
***
Malam semakin gelap, Hana duduk di tepi tempat tidur, menghela napas kasar, mulai kembali belajar berdiri. Sedikit demi sedikit, menggerakkan kaki putihnya yang lemas, langkah pertama, hingga langkah kedua, akhirnya pada langkah ke tiga kembali terjatuh di lantai.
"Sial!! Hanya mengambil air saja sesulit ini!!" ucapnya menangis terisak. Menatap ke arah jendelanya yang menunjukkan langit berawan.
Berawan? Di tempat lain, tepatnya sebuah apartemen sewaan, hujan mengguyur dengan deras, disertai suara petir.
"Sayang kita jadi menikah kan?" tanya seorang wanita berbalut selimut tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Memeluk pemuda rupawan yang berbaring dengan selimut yang sama disampingnya.
"Iya, kamu memiliki butik sendiri. Aku sebentar lagi juga akan wisuda. Kita akan menggelar pesta pernikahan yang meriah," ucap Haikal tersenyum, mengeratkan pelukannya.
"Aku mencintaimu, besok belikan aku pakaian baru untuk datang ke acara wisudamu ya?" tanya Zara (sang wanita), dengan nada manja.
"Iya," Haikal kembali mencumbui tubuh wanita dalam dekapannya, memberikan rangsangan untuk melanjutkan kegiatan mereka.
Pakaian baru? Konyol bukan? Seorang pemilik butik ingin dibelikan pakaian baru oleh kekasihnya. Benar, Zara hanya berbohong, ingin menjerat calon dokter spesialis muda dalam pelukannya.
Haikal? Pemuda itu juga pembohong besar, mengatakan dirinya anak orang terkaya di desanya sehingga dapat meminta uang berapa saja.
Menikahi pemilik butik yang kaya dalam pelukannya, adalah keinginannya, guna melepaskan diri dari gadis cantik cacat yang membiayai kuliahnya.
Dengan sengaja keduanya berhubungan berkali-kali tanpa pengaman. Menginginkan menjerat pasangan yang dianggapnya memiliki status tinggi untuk menikah dengannya.
***
Di tempat lain...
Prang...
Seorang pemuda kembali melakukan kesalahan, menghela napas kasar merasa tidak ada pekerjaan yang cocok dengannya.
"Ini sudah yang kesekian kalinya!! Nathan!! Kamu dipecat!!" ucap seorang pria paruh baya membentak pemuda yang hanya tertunduk, memungut pecahan kaca di hadapannya.
Jemari tangannya gemetaran, kesal? Tentu saja. Pemuda itu berjalan keluar area restauran, merogoh phonecellnya.
"Kelvin, aku masih taruhan dengan kakakku bukan?" tanyanya pada seseorang di seberang sana.
"Iya tuan, jika anda dapat menghasilkan 100 juta tanpa bantuan dari kakak anda, dan mengambil bidang lain, selain bisnis. Anda dapat kembali," jawab Kelvin (sekretaris Nathan).
"Aku punya sebidang tanah di desa terpencil, yang belum disita kakakku. Aku ingin kesana saja belajar menjadi petani, tolong ambil sertifikat tanahnya di dalam lemari, paling atas," ucapnya tersenyum, memiliki ide lain setelah beberapa bulan terjebak sebagai orang miskin yang tinggal di kost-kostan kecil.
"Baik tuan..." Kelvin mengiyakan.
"Satu lagi, aku tidak bisa meminta bantuanmu untuk mengumpulkan 100 juta. Tapi aku bisa meminta bantuanmu untuk menghancurkan sebuah restauran kan?" tanyanya penuh senyuman.
"Restauran?" Kelvin mengenyitkan keningnya.
"Hancurkan Permata restauran, besok harus sudah menjadi tempat pembuangan sampah," ucapnya melirik restauran di belakangnya.
"Baik tuan," ucap sang asisten, bersamaan dengan Nathan yang mematikan panggilannya.
Jonathan Northan, begitulah namanya memulai karier bisnisnya di usia muda. Hanya hidup berdua dengan kakak laki-lakinya. Kakak beradik yang memulai usaha mereka dari nol.
Namun, kekejaman Nathan di dunia bisnis membuat sang kakak geram. Menghancurkan sebuah perusahaan hanya karena pemiliknya menumpahkan minuman beralkohol pada pakaiannya?
Bukan hanya itu, memecat pelayan jika salah sedikit saja. Tidak menghargai orang lain, memang sifatnya yang semua harus serba sempurna. Seolah seluruh dunia tertuju padanya.
Untuk itu, Joseph sang kakak, membuat perjanjian. Sang kakak yang masih membujang hingga sekarang akan menikah, jika adiknya bersedia menerima taruhan untuk hidup sebagai orang biasa.
Kakak beradik yang saling mengasihi itulah hubungan mereka. Hingga, Nathan bersedia meninggalkan segalanya, mencoba hidup sebagai orang biasa, menerima tantangan kakaknya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Eka suci
mirip Jefri ya beda pasangan saja
2024-07-04
0
mamae zaedan
orang kaya yang menyamar,,👍👍
lanjut thor🫰
2024-01-01
0
Sulaiman Efendy
PENIPU DITIPU.... KARMA...
2023-12-10
1