****
Kelas 6-A-
Dennis, Adel, Rei, Mizuki, Yuni dan Akihiro sudah berkumpul di tempat biasa mereka. Yaitu, bertempat di kelas 6-A, yang merupakan kelas kosong yang sudah lama tidak ditempati. Mereka jadikan ruang kelas itu jadi tempat pribadi saja. Tempatnya tidak terlalu luas, dan terletak di lantai paling atas yang jarang dilewati oleh orang lain. Jadi, bakalan aman!
"Jadi sekarang, kenapa kita berkumpul? Apa kau sudah mendapatkan informasi yang penting?" tanya Mizuki penasaran.
Dennis menggeleng tidak tahu. Tapi Rei mengangguk. "Iya. Si Chika. Hantu itu mengancam kita semua!" ujar Rei sambil berbisik.
"A, apa maksudmu?" Akihiro terkejut.
"Dia meminta kita untuk mencarikan si pembunuh yang sudah membunuh dirinya itu, jika tidak, salah satu dari kita akan mati!" jelas Rei.
Seketika semuanya terkejut. Mendengar cerita Rei, mereka jadi ingat kejadian yang sama tadi malam. Semalam, Hantu Chika itu merasuki tubuh Dennis dan mempergunakan tubuhnya itu untuk mengucapkan kalimat yang sama, yaitu "Temukan pembunuh diriku, atau salah satu dari kalian akan mati!"
"Hantu itu mengancam kalian lagi?" tanya Mizuki.
"Lagi?" Rei menelengkan kepalanya.
"Iya. Kemarin malam, hantu itu juga berkata hal yang sama. Dia merasuki tubuh Dennis, dan hantu itu pun menunjuk ke Adel. Apa maksudnya itu?" jelas Mizuki.
"Iya, kak! Aku takut sekali!" Adel memeluk kakaknya. Dennis pun mengelus kepala adiknya itu.
"Apa maksud Kakak? Aku dirasuki oleh siapa?" tanya Dennis.
"Apa kau tidak sadar? Hantu Chika itulah yang merasukimu." Jawab Mizuki.
"Sepertinya, Chika hanya mengincar Dennis saja." Ujar Rei.
Dennis terkejut. "Mengincar untuk apa? Memangnya apa salahku?!"
"Itu benar juga. Apa salah Dennis sampai-sampai Chika marah padanya?" Gumam Akihiro. Ia sepertinya mulai menggunakan otaknya untuk berpikir.
"Mungkin, Chika tidak suka dengan kedatangan murid baru." Timpal Mizuki.
"Iya yah!" Akihiro mendongak. "Dennis dan Adel kan anak baru di sini. Mungkin saja, Chika itu ingin berkenalan dengan kalian berdua, haha...."
"Apa benar begitu?" Dennis agak ragu.
"Iya hin aja, lah!" Akihiro menepuk-nepuk pundak Dennis.
"Bukan seperti itu. Kalau hanya ingin mengganggu biasa, hantu Chika itu tidak mungkin sampai berniat ingin membunuh Dennis. Sudah dua kali ini, Chika menjadi Chisi untuk berusaha membunuh Dennis. Sepertinya ada masalah lain yang belum aku ketahui. Tapi apa?" Pikir Rei.
"Teman-teman, ancaman seperti ini tidak boleh disepelekan. Kita harus segera mencari si pembunuh Chika itu!" tegas Rei. Semua mata terpaku pada Rei. Mereka juga mulai berpikir.
"Bagaimana cara kita mencari pembunuh itu?" gumam Dennis. "Ah, bagaimana kalau kita pergi ke bangunan tua itu lagi?"
Mizuki terkejut. "Eh?! Untuk apa? Kau tahu, kan? Terakhir kali kita ke sana, tempat itu sangat berbahaya!"
"Tapi, bisa saja kita menemukan sesuatu di tempat itu."
"Dennis benar. Terakhir kali, kita menemukan cerita penting dalam buku usang di tempat itu yang ditulis oleh seseorang yang menceritakan tentang Chika. Dan siapa tahu saja, jika kita menemukan buku itu lagi, kita bisa mendapatkan info lain." Jelas Akihiro.
"Tumben sekali otakmu pintar." Puji Rei. "Untuk kali ini, Hiro benar! Kita harus mencari buku itu!"
"Buku harian Chika." Semuanya menengok ke arah Yuni.
"A, apa?"
"Kita hanya harus mencari buku harian Chika di tempat itu." Kata Yuni lagi.
"Eh? Kenapa kita harus mencari buku itu?" tanya Akihiro.
"Karena, Chika adalah anak yang suka menulis. Ia selalu menceritakan pengalamannya lewat buku yang ia miliki. Kalau kita dapat buku itu, mungkin kita bisa mendapatkan beberapa cerita tentangnya dan memecahkan misteri ini!" jelas Yuni.
"Bagaimana kau tahu kalau Chika suka menulis cerita?" tanya Rei.
"Karena..., aku bisa berkomunikasi dengannya." Nada bicara Yuni kembali datar. Dennis dan Adel terkejut. Ternyata Yuni bisa melihat makhluk itu.
Semuanya mengangguk paham. Dennis kembali membuka matanya dan bertanya, "Kapan kita akan pergi ke tempat itu lagi?"
"Saat ini, detik ini juga!" Rei beranjak dari kursinya dengan cepat. "Ayo cepat!"
Rei berlari keluar ruangan itu. Yang lainnya juga mengikuti Rei. Mereka akan kembali ke bangunan menara tua itu untuk menemukan Buku harian Chika.
****
Saat sampai di tempat itu, semuanya langsung memasuki bangunan itu. Mereka membuka pintunya dan langsung berpencar mencari buku yang sedang mereka cari.
Semuanya sudah mencari ke setiap sudut ruangan lantai pertama itu. Semua tak dan buku telah dioeriksa. Tapi, mereka tetap tidak menemukan buku kecil itu.
Lalu, untuk pencarian lebih lanjut, Yuni memutuskan untuk berlanjut ke lantai 2. Semuanya menaiki tangga kayu yang sudah hampir runtuh itu. Dengan hati-hati dan perlahan-lahan, akhirnya semuanya bisa melewati tangga kayu itu.
Di ruangan berikutnya, semuanya hanya melihat ruangan yang luas tapi terlihat kosong. Apa yang akan mereka cari di sana? Debu? Dedaunan kering? Bukan itu yang mereka cari!
Kalau begitu, lanjut saja ke lantai ke-3. Tapi, saat mereka ingin berlanjut ke lantai berikutnya, di depan tangga, Adel menginjak sesuatu yang tertutupi daun yang banyak. Adel menyingkirkan daun-daun itu dan mencari sesuatu yang menutupinya.
Ternyata itu boneka beruang! Boneka yang dilihat Adel semalam!
"Ini boneka Chika." ujar Yuni dengan nada pelan.
"Coba aku lihat!" Dennis mengambil boneka itu dari tangan adiknya. Ia menatap sekilas mata boneka itu. Tapi tiba-tiba, tubuh dan tangan Dennis bergetar dengan cepat. Lalu, seketika, Dennis pun berteriak. Ia melihat sesuatu di dalam pikirannya!
~
Chika, boneka ini akan menjadi milikmu. Jagalah baik-baik dia.
*Wah! Terima kasih. Aku menyukainya.
Kyaaaa! Jangan ganggu aku! Pergi sana!
Kau tidak bisa kabur ke mana-mana. Hahahaha... kemarilah*....
*Tidak! Menyingkir dariku!
Tap, tap, tap....
Berhenti kau! Jangan lari*.
Berhenti mengejar ku! Kyaaaa....
GUBRAK!
~
"UGH!"
"Dennis? Ada apa?!" tanya Mizuki panik.
"Apa kakak melihat sesuatu?" tanya Yuni.
Dennis menggeleng pelan sambil memegang kepalanya. Lalu matanya sedikit melirik ke arah boneka yang digenggamnya.
Ia menjawab, "Ta, tadi itu... aku melihat ada Chika."
Semuanya terkejut. "Eh? Benarkah? Lalu apa yang terjadi?"
"Aku tidak mengerti. Pada awalnya, Chika diberikan boneka ini oleh seseorang. Lalu, tak lama kemudian, bayangan itu memperlihatkan adegan yang mengerikan. Seseorang telah mengejar Chika dari lantai 3. Lalu karena Chika berlari sambil memegang boneka ini. Ia berlari tak melihat arah, ia pun tersandung kakinya sendiri saat berlari menuruni tangga ini. Ia pun terjatuh dari atas tangga. Bonekanya terlepas dari genggamannya. Chika pun terbaring di bawah sini dengan darah yang ada di mana-mana. Sepertinya, lehernya itu patah!" jelas Dennis.
"Eh! Tidak mungkin!" Akihiro terkejut.
"Lalu, bagaimana dengan orang itu? Orang yang mengejar Chika. Apa kau sempat melihat orang itu?!" tanya Rei cepat.
Dennis menggeleng pelan. "Tidak. Tidak terlihat. Ini aneh."
"Berarti, pembunuhnya adalah orang yang mengejar Chika itu." Kata Mizuki.
"Orang itulah yang telah menjatuhkan Chika dari atas tangga ini dan membunuhnya!" timpal Akihiro.
"Kalau begitu, ayo kita periksa atasnya!" Rei dan yang lainnya kembali menaiki lantai berikutnya.
Apa yang akan mereka temukan di atas sana?
To be Continued- Eps 14 >>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
✳️Nåtåßÿå_ßÿå✳️🐣
kalo dijadikan film pasti sangat seru, apalagi kalo versi anime😉
2021-06-13
2
Nurhalimah Al Dwii Pratama
denis ceritakan nma keyaa
2021-05-24
0
Intan Indriyani
kyaaa!!bagus banget ceritanyaaa kyaaa
2021-04-02
1