Pip... pip... pip....
Jam beker milik Dennis yang berada di atas meja di samping tempat tidurnya selalu berbunyi setiap detiknya.
Suasana hening sekali. Padahal baru jam 9 malam, tapi sekolah itu sudah terasa sepi sekali. Semuanya sudah tertidur, termasuk Rei yang sudah pulas di atas tempat tidurnya.
Tapi, bagaimana dengan Dennis?
Dennis masih terjaga. Ia terus memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur. Tapi tetap tidak bisa. Sampai akhirnya, ia terus merubah posisi tidurnya ke segala arah. Tetap saja tidak bisa.
"Tidur. Tidur. Tidur! Oh ayolah, aku hanya ingin tidur." Gerutu Dennis. Ia selalu bergumam-gumam.
"Kak Rei juga sepertinya sudah pulas amat, dah! Padahal sekarang kan baru jam 9 malam, sedangkan biasanya kan aku tidur jam 11 malam." Batinnya.
Dennis membalikkan badannya lagi menghadap ke tembok. "Apa yang harus kulakukan sekarang? Mau tidur saja susah. Baru jam segini kok udah sepi saja, yah?" kali ini, Dennis bergumam.
*TAP! TAP! TAP!*
*CKLEK!*
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dan pintu kamar itu pun terbuka sendiri. Dennis sangat terkejut.
"Eh, ada yang datang? Apa jangan-jangan itu si penjaga malam? Aku harus cepat tidur!" Dennis langsung memejamkan matanya dengan cepat.
"Cepatlah tidur! Aku takut kalau penjaga itu tahu kalau aku belum tidur dari tadi." Ujarnya dalam hati.
KRIIEEETT....
Ah, apa penjaga itu masuk?
"Kakak!"
Dennis tersentak. Ia kembali bergumam di dalam hati. "Kok, suara anak kecil? Apa penjaganya itu anak kecil? Eh!"
Dennis melihat sosok anak kecil dari depan pintunya. "Adel? Itu kamu? Ada apa?" Ternyata yang ada di depan pintu itu adalah si Adel.
"A–aku ingin ke kamar mandi, kakak! Tolong temani aku, dong. Aku takut."
"Ah, iya! Akan kakak antarkan. Tunggu sebentar!"
"Cepat, kak!"
"Iya, ini aku datang."
Dennis keluar dari kamarnya dan mengikuti adiknya pergi. Saat berjalan mendekati tangga menuju ke bawah, Dennis bertanya, "Adel, apa kau tahu di mana kamar mandinya?"
"Iya aku tahu! Kamar mandi ada di bawah di dekat kelas 9-C." Jawabnya. "Oh iya, kok kakak belum tidur?"
"Kakak belum mengantuk. Kan kamu tahu sendiri kalau kakak selalu tidur malam."
"Oh, iya!"
"Tadi juga udah dipaksain tidur, tapi tetap saja gak bisa!"
Adel tersenyum sambil menundukkan kepalanya. "Oh begitu, ya...."
Dennis dan Adel akhirnya sampai di depan tangga menuju ke bawah. Di bawah sana gelap sekali.
Dennis memperingati adiknya untuk berhati-hati saat turun ke bawah melewati tangga itu karena gelap. Tapi, peringatan Dennis sepertinya tidak didengarkan Adel. Adel hanya terdiam saja dari tadi.
"Adel?" Dennis memanggil adiknya. Tapi tidak ada sahutan dari orang yang ia panggil itu. Dennis pun memanggil adiknya lagi, tapi tetap tidak ada jawaban. Lalu, tiba-tiba saja, Dennis merasa merinding. Ia mulai curiga dengan keadaan sekitarnya. Ada sesuatu yang tidak enak di belakangnya.
Dengan berani, perlahan, dan berusaha untuk tenang, Dennis pun menengok ke belakang. Tapi, sebelum kepalanya melihat ke belakang, seseorang dengan cepat telah mendorongnya.
Dennis kehilangan keseimbangannya dari atas tangga itu. Tapi untungnya, Dennis masih bisa menahan kakinya agar tubuhnya tidak terjatuh ke bawah.
BUK!
Dennis terkejut. "UWAAAA!"
'Seseorang' yang ada di belakangnya itu kembali mendorong dirinya dengan kuat lalu menendang tubuh Dennis. Kali ini, Dennis tidak bisa menahannya. Ia pun berguling jatuh dari atas tangga. Membentur beberapa anak tangga sampai akhirnya, kepalanya menyentuh lantai di bawah tangga.
Darah yang keluar dari kepalanya, mulai membasahi tubuhnya. Rasanya sakit sekali. Sepertinya, tangan dan tulang lehernya akan patah. Dennis tergeletak bersimbah darah di bawah tangga dengan ruangan yang gelap itu.
Sebelum ia menutup matanya, Dennis melihat ada adiknya yang berdiri di atas tangga sana dengan senyum yang keji. Ia pun tertawa seperti kuntilanak. Tapi sedikit agak menyeramkan. Ia ternyata menertawakan kakaknya itu.
"Hihihi..., tadi kakak bilang, kakak tidak bisa tidur, kan? Khu, Khu..., sekarang aku sudah membantumu untuk tidur. Tapi tidur selamanya, hihihi.... Selamat malam, Dennis!"
****
Hey, kau sudah dengar berita ini belum?
Tentang apa?
Masa kamu belum tau, sih? Itu loh..., soal kemarin!
Oh! Tentang anak yang terjatuh di tangga itu, bukan?
Ah, iya itu! Aku dengar anak itu mati. Benar gak sih?
Emang anak itu mati?
Kok, kamu nanya balik sih, bodoh! Aku juga gak tau!
Ya elah... masa baru masuk sekolah ini saja sudah mati duluan? Dasar payah!
Hahahaha..., kau benar! Dia itu payah.
Kan sudah aku bilang!
PLUK!
Seseorang telah merangkul kedua anak perempuan yang sedang berbicara itu dan berbisik, "Hello..., bisa kalian hentikan, tidak? Menggosipkan orang itu tidak baik, loh!"
Seketika, kedua perempuan itu tersentak kaget. Mereka langsung menjauh dari orang yang ada di belakang mereka itu.
"Eh, ada Kak Mizuki! Selamat pagi!"
"Iya, kak! Soal yang tadi, kami minta maaf!"
Setelah kedua anak perempuan mengatakan itu, mereka pun langsung berlari meninggalkan orang yang telah mengejutkan mereka tadi.
Orang itu adalah Mizuki Hanasita. Dia adalah salah satu dari anggota OSIS di asrama. Dia seorang wanita yang cantik dan baik hati. Suka menolong, tapi jika ia marah, bisa terlihat menyeramkan juga.
"Aku heran sama anak-anak di sini! Kerjaannya ngegosipin orang mulu. Giliran digosipin balik pada kagak mau. Terus bertemu dengan kakak kelas malah pada kabur. Dasar tidak sopan!" gerutu Mizuki sambil berjalan di lorong di lantai 2.
"Hei, Mizuki-Chan!"
Dari belakang, ada seseorang yang memanggilnya. Mizuki tahu siapa orang itu. Itu pasti....
"Ohayo, Mizuki- Chan! Doko ni ikimasu ka?" (Pagi, Mizuki! Kau mau ke mana?)
Orang itu adalah Akihiro Daisuke. Nama 'Akihiro' itu adalah nama samaran saja karena dia seorang wibu yang suka jejepangan. Nama aslinya adalah Dian Syahputra. Dia adalah mantan pacar Mizuki. Nahasnya, mereka berpacaran hanya dengan waktu satu hari saja.
"Kau ngomong apa, sih? Bahasanya aneh!" bentak Mizuki. "Aku tidak mengerti."
Akihiro tersenyum. "Itu kan bahasa Jepang! Masa kamu gak ngerti, sih?"
"Cukup pakai bahasa Indonesia saja. Sekalian aku juga mau lancar bahasa Indonesia-nya."
Akihiro mengangguk cepat. Lalu ia pun kembali membuka mulutnya. "Oh iya! Ngomong-ngomong, kamu mau ke mana?"
"Aku mau ke UKS." Jawab Mizuki.
"Kamu sakit?"
"Tidak! Aku hanya ingin menjenguk anak yang sakit di sana."
"Oh, begitu. Aku pikir kau benar-benar sakit." Gumam Akihiro. "Mmm..., apa aku boleh ikut denganmu?"
"Hmm, baiklah! Kau boleh ikut. Kan sekalian temani aku."
"Hai! Arigatou!" (Baik! Terimakasih!)
---
"Ngomong-ngomong, UKS ada di mana ya?" tanya Akihiro.
"Itu ada di sana!" jawab Mizuki.
"Kalau begitu, kita belok kiri."
"Iya, iyaaa...."
****
Tap... tap... tap....
Mizuki dan Akihiro akhirnya sampai di UKS. Mereka melihat ada Rei yang sedang berdiri di depan pintu UKS itu. Mizuki pun berlari dan menyapa Rei.
"Hei, Rei!"
"Eh?" Rei yang sedang memikirkan sesuatu, tiba-tiba saja terkejut saat mendengar suara Mizuki yang memanggilnya. Rei menengok.
"Eh, Mizuki dan Akihiro? Ah! Syukurlah kalian ada di sini!" Rei menghampiri Mizuki dan Akihiro.
"Ada masalah apa, Rei?" tanya Mizuki.
"Ayo ikut aku sebentar! Ada yang ingin aku bicarakan. Ini penting!" Rei berjalan melewati Mizuki dan berbisik. "Kita harus ke tempat yang sepi!"
"O–oke!"
****
Mereka bertiga pergi ke lorong dan ruangan yang sepi. Tepatnya berada di lantai paling bawah dekat dengan gudang.
Rei dan Mizuki duduk berdua di atas kursi panjang. Sedangkan Akihiro dipaksa duduk di bawah saja.
"Nah, sekarang kau mau ngomong apa?" tanya Mizuki.
"Aku ingin memberitahu sesuatu yang sangat penting." Rei menengok ke arah Akihiro. "Eh, kamu, sini mendekatlah!"
Tapi ternyata, Akihiro terlalu dekat dengan Rei. Dekatnya sampai pipi Akihiro bersentuhan dengan Rei. Hal itu membuat Rei geram. Ia langsung mendorong wajah Akihiro jauh-jauh dari hadapannya.
"Jangan terlalu dekat juga!" bentak Rei. Ia menghembuskan nafas panjang, lalu kembali menatap Mizuki.
"Baiklah, ayo kita lanjutkan! Zuki, apa kau kenal Dennis?" tanya Rei. Mizuki menelengkan kepala. "Anak baru yang sekamar denganku. Kau mengenalnya, tidak?" lanjut Rei.
Mizuki menyentakkan mata. "Iya! Anak yang kemarin jatuh dari tangga itu, bukan?"
"Iya. Itu dia!"
"Oohh! Iya aku tahu orangnya. Memangnya ada apa dengannya? Apa anak itu baik-baik saja?"
Rei menundukkan kepalanya dan menjawab, "Keadaannya tidak baik."
Mizuki terkejut dan langsung berdiri dari kursinya. "Apa maksudnya 'tidak baik'? Apa jangan-jangan anak itu beneran mati? Karena aku dengar dari murid lain kalau dia itu mati!"
Rei tersentak dan langsung menatap tajam pada Mizuki. "Kau jangan ngomong gitu! Dia tidak mati!" bentak Rei tiba-tiba. Ia pun kembali menundukkan kepalanya. "Di–dia tidak mati." Gumamnya.
Mizuki kembali duduk di kursinya. Ia membuang muka dari Rei dan bertanya, "Lalu sekarang bagaimana keadaanya?"
"Dia mengalami pendarahan di kepalanya dan entah kapan dia bisa bangun lagi!"
"Oh, begitu. Kasihan juga anak itu. Lalu sekarang apa yang kau khawatirkan darinya?" tanya Mizuki.
"Aku hanya takut. Aku takut kalau Dennis kena terror. Dan aku juga takut kalau nanti, dia bakal jadi korban berikutnya. Sama seperti kasus yang waktu itu." Jelas Rei.
"Kena terror oleh siapa?" tanya Mizuki lagi.
"Chika!"
"Hah? Siapa Chika itu? Ada di mana dia?" tanya Mizuki bingung.
"Masa kau tidak tahu siapa Chika itu. Oh iya, aku baru ingat kalau kau itu kan Newbie di sekolah ini, hehe..." Ejek Akihiro.
Perkataanya membuat Mizuki semakin geram. Ia pun kembali berdiri dari kursinya dan langsung mengepal tangannya. "Siapa yang kau panggil Newbie, hah?! Justru yang Newbie itu kau!"
"Sudah cukup kalian berdua!" bentak Rei. Lalu ia menengok ke Akihiro. "Hiro! Kalau kau tahu tentang Chika, coba tolong jelaskan ke Zuki. Termasuk dengan khasus yang waktu itu!"
Mizuki kembali duduk dan melipat tangannya. "Nah! Ayo coba jelaskan semua tentang itu padaku. Newbie yang sok pintar!"
Akihiro menyipitkan matanya sambil tersenyum. Ia pun mengangguk. "Iya, deh! Akan aku jelaskan. Sebenarnya Chika itu adalah–"
"TUNGGU!"
Semuanya terkejut saat ada seseorang yang menghentikan pembicaraan Akihiro. Semuanya menengok ke arah samping kiri mereka.
"Eh? Siapa itu?"
To be Continued- Eps 5 >>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Aulia Lia
lanjut lagi
2022-05-27
0
siapa ini
Baru baca segini dah merinding,apa lagi baca full.Auto mati megang hp😁
2021-10-22
1
Minaa
serem tapi seruuuuuuuu
2021-10-21
0