Malam- Pukul 8....
Sekolah itu telah sepi. Semua murid pergi ke ranjang mereka masing-masing untuk segera tidur. Tapi, apakah semuanya melakukan hal yang sama?
Di kamar Dennis dan Rei, mereka sedang mempersiapkan peralatan yang akan dibawa. Mereka akan bersiap-siap malam ini.
"Dennis, jangan lupa bawa senternya!" suruh Rei.
"Tentu saja, kak!"
Tak lupa juga mereka membawa ponselnya masing-masing. Sekarang, karena semuanya sudah siap, mereka pun menaiki tempat tidur mereka masing-masing untuk berpura-pura tidur sampai menunggu si penjaga malam itu lewat di depan kamar mereka.
Sambil tiduran, Dennis hanya memainkan ponselnya. Ia sedang melihat-lihat album karena ia sangat rindu dengan Ibu dan Ayahnya di kota. Ia hanya bisa melihat wajah kedua orang tua mereka lewat foto-foto di album itu.
Lalu tak sengaja, Dennis menemukan satu video yang ada di dalam album ponselnya. Ia tidak tahu itu video apa. Sebelumnya, Dennis tidak pernah menggunakan kamera ponselnya untuk merekam.
Layar depan video itu hanya background hitam. Lalu karena penasaran, ia pun membuka videonya. Ia menekan tombol play dan seketika video itu terbuka.
Dennis melihat rekaman itu dengan menggunakan earphone-nya. Ia mendengar sesuatu. Sebuah suara gesekan karpet yang kasar. Video yang tidak jelas. Ia akan mematikannya dan menghapusnya. Tapi, sebelum itu, di detik ke 37, Dennis sempat mendengar suara seseorang dari dalam video itu. Suara yang terlihat samar. Suara seperti erangan manusia dan bunyi nafas yang dipercepat.
"Tolong akuuu...."
Suara itu sangat jelas!
Suara seorang anak kecil yang meminta tolong? Apa Dennis salah dengar?
Tak lama setelah suara itu, layar video yang tadinya hanya warna hitam, seketika berubah menjadi berwarna. Di dalam rekaman, diperlihatkan sebuah ruangan yang berdebu dan kotor. Eh! Sepertinya itu bawah kolong tempat tidur.
Itu benar-benar di dalam tempat tidur. Apa mungkin, saat ponselnya terjatuh ke bawah tempat tidur satu hari yang lalu itu, tak sengaja menekan kamera dan tombol perekam, ya? Tapi, bagaimana dengan suara erangan itu?
"Tolong akuuu..., tolong, hah. Hah. Tolong...."
Suara itu lagi! Terdengar semakin jelas dan keras. Kedengarannya sangat dekat. Mata Dennis hanya terpaku pada layar ponselnya itu.
Lalu tak lama kemudian, ada sesuatu yang membuatnya terkejut. Tiba-tiba saja, layar ponselnya itu merekam sosok wajah yang menyeramkan dan penuh darah. Seorang anak kecil yang Dennis lihat tadi siang.
Setelah melihat sosok itu, Dennis pun berteriak dan langsung melempar ponselnya. Ponselnya itu ternyata terlempar ke arah Rei dan mengenai kepalanya. Rei sangat terkejut karena Dennis tiba-tiba saja berteriak.
"Dennis? Kau kenapa?" tanya Rei sambil menghampirinya dengan cepat.
"Vi–video itu! Ponselku. Di ponselku ada...."
"Ada apa?" Rei kembali berdiri. Ia mengambil ponsel Dennis yang ada di atas tempat tidurnya. Lalu ia pun melihat ke layar ponsel Dennis.
"Ada apa dengan ponselmu? Di sini hanya ada foto wanita. Eh, apa ini Ibumu?"
Dennis terkejut. Ia langsung mengambil ponselnya dari tangan Rei dan langsung melihatnya. "Iya. Ini Ibu. Eh? Kok?!"
Saat Dennis memeriksa isi Album ponselnya, ia sudah tidak menemukan rekaman Video yang menyeramkan itu lagi. Sudah tidak ada lagi Video itu. Kenapa tiba-tiba bisa hilang? Apa kehapus? Atau bagaimana?
"Apa kau rindu Ibumu?" tanya Rei.
Dennis mengangguk pelan sambil menggenggam erat ponselnya itu. Ia berusaha untuk tenang dan tidak memikirkan tentang video itu lagi.
"Enak sekali, ya? Kau masih memiliki Orangtua. Kau tahu? Sejak bayi aku sudah ada di sini. Aku dibuang oleh orangtuaku. Dan aku pun dibesarkan di sekolah ini. Selama hidupku, aku hanya mengetahui lingkungan sekolah ini. Dan aku belum pernah keluar dari gerbang di depan sana itu." Jelas Rei.
"Eh? Kau tidak pernah keluar? Tapi kenapa?" tanya Dennis tidak percaya.
"Entahlah. Aku dilarang untuk keluar dari sekolah ini. Ingin sekali rasanya melihat pemandangan di luar sana. Eh, kok aku malah curhat begini, sih?" Rei menggaruk-garuk kepalanya dan merasa malu karena sudah menceritakan tentang dirinya pada Dennis.
"Ah, tidak apa-apa. Justru sangat baik jika kau, eh! Maksudnya kakak. Jika kakak ada masalah bisa langsung bicarakan padaku saja. Jangan dipendam. Karena itu akan membuat kakak terasa semakin menderita." Jelas Dennis.
"Hmm, baiklah kalau begitu. Eh, ngomong-ngomong, sebaiknya, ayo kita kembali ke ranjang sebelum si penjaga itu datang ke kamar ini. Semua anak di sini sudah tidur, loh!" Rei berdiri dari atas tempat tidur Dennis. Ia berjalan ke ranjangnya sendiri.
"Baiklah!"
****
-Pukul 10
[Rei, kau ada di mana? Aku dengan Mizuki sudah ada di bawah tangga! Cepat kau ke sini.]
"Baiklah. Kami datang!"
Telpon diakhiri. Ternyata Akihiro dan Mizuki sudah menunggu di lantai bawah. Di kamar Dennis, semuanya telah berkumpul. Ada Adel dan Yuni. Mereka akan keluar dari kamar.
Si penjaga malam itu sudah lewat 30 menit yang lalu. Mungkin saat ini, si penjaga itu telah pergi jauh memeriksa dan patroli malam ke tempat lain.
Dennis, Rei, Adel dan Yuni, perlahan membuka pintu. Di depan sana sudah terlihat gelap. Semua lampu telah dimatikan. Mereka hanya berbekal senter saja untuk melihat jalan. Rei yang akan memimpin.
Semuanya terlihat aman. Kalau begitu, mereka akan turun dari tangga dengan hati-hati. Tapi tiba-tiba saja si penjaga malam itu lewat di depan tangga di bawah sana. Rei terkejut dan langsung mematikan senternya. Mereka berhenti bergerak. Beruntung, si penjaga itu hanya lewat saja.
Lalu, karena sudah merasa aman, semuanya pun kembali berjalan menuruni tangga. Semuanya selalu melirik ke sekitar, mengawasi dan saling menjaga apabila si penjaga itu muncul lagi.
Saat sampai di bawah. Mereka ternyata tidak menemukan Akihiro dan Mizuki. Katanya mereka menunggu di bawah tangga. Tapi di mana mereka?
Sambil berjalan, Dennis pun berbisik pada Rei yang ada di depannya. "Kak Rei, sebenarnya, bagaimana bentuk si penjaga malam itu?"
"Aku juga tidak tahu." Jawabnya singkat.
"Eh, bukankah kau sendiri sudah merasakan pukulannya? Itu berarti kau sudah tahu wujudnya dong!"
"Aku tidak tahu. Si penjaga itu menyerang dari belakang. Dia seketika memukul kepala dan punggungku dengan cepat sampai akhirnya aku jatuh pingsan dan tidak sempat melihat wujudnya, apalagi wajahnya." Jelas Rei.
"Sebenarnya, apa yang kau lakukan sampai-sampai kau kena pukul oleh si penjaga itu? Kakak mau ke mana?" tanya Dennis lagi.
"Sebenarnya, aku hanya ingin pergi ke tempat yang akan kita tuju saat ini."
Dennis tersentak. "Eh? Benarkah?"
"Iya. Dari dulu, aku selalu ingin pergi masuk ke dalam bangunan itu. Tapi tidak pernah berhasil. Karena aku selalu diawasi oleh si penjaga itu. Makanya, ini adalah kesempatanku untuk pergi bersama kalian. Aku harap, kita tidak bertemu oleh si penjaga itu!"
Dennis, Adel dan Yuni pun mengangguk pelan. Mereka juga berharap begitu, agar mereka bisa berkeliling dan melihat isi dari bangunan tua itu.
Ternyata, Rei itu adalah anak yang nakal. Tidak bisa dibilangin dan selalu berkeluyuran malam. Entah apa yang sudah membuatnya jadi tertarik untuk mengunjungi bangunan tua dan menyeramkan itu pada malam hari ini.
"Haduh, Akihiro dan Mizuki ada di mana, sih?" gumam Rei. "Kita tidak menemukan mereka."
Dennis dan Adel menggeleng. Lalu tiba-tiba saja, Yuni merasakan sesuatu yang mendekat ke arahnya.
TEP!
Adel terkejut. Ia merasa ada yang telah menyentuh pundaknya. Semuanya berbalik badan dan menatap ke Adel.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Seseorang dengan suara berat tiba-tiba terdengar. Adel mengira kalau tangan yang memegang pundaknya itu adalah si penjaga malam. Tapi ternyata....
"Eh, kalian ke mana saja? Kami mencari kalian, loh!" Itu Mizuki.
Dan yang memegang pundak Adel itu adalah Akihiro yang sedang mempermainkan mereka dengan berpura-pura menjadi si penjaga malam.
"Maaf, tadi kami sempat ketahuan oleh si penjaga malam itu saat ada di depan tangga. Makanya kami lari dulu. Tapi untungnya, kami berhasil kabur dari si penjaga itu. Hebat, kan, kami?" Jelas Akihiro.
"Ketemu kalian. Ternyata ada di sini!"
Dari kegelapan di belakang Mizuki dan Akihiro, tiba-tiba saja muncul si penjaga malam itu!
Mereka semua terkejut. Ternyata wujud dari si penjaga malam itu adalah seorang satpam dengan wajah menyeramkan dan badan yang besar dengan ototnya yang kuat.
Bagaimana ini? Mereka telah ketahuan!
To be Continued- Eps 10 >>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Minaa
seremmm
2021-10-27
0
𝓘'𝓶 𝓰𝓲𝓻𝓵.
duh pakai ketahuan lgi sma si penjaga malam
2021-02-15
2
Humayrah Az Zahra
aduuhhh pakek katahuan kek
2021-01-08
1