"AAAAAAAKH... BERIKAN DIA PADAKU! INGIN KUBUNUH! HIHIHI...."
Akihiro benar-benar sangat ketakutan saat ini. Dia tidak tahu harus berbuat apa-apa lagi. Sampai pada akhirnya, ia pun teringat dengan pesan Rei tentang tugasnya saat ini kalau dia harus melindungi dan menjaga Dennis.
Dalam keadaan seperti ini, apa yang harus Akihiro lakukan? Melawan? Atau kabur dan menjadi pengecut dan membiarkan Dennis dibunuh oleh Chisi?
Tidak!
Akihiro bukan tipe cowok yang seperti itu. Dia akan melakukan apa saja demi melindungi temannya.
Akihiro perlahan mundur ke belakang. Secepatnya, ia menutup gorden pembatas ranjang Dennis. Menutupi tempat Dennis berbaring sebelum Chisi datang mendekat dengan celurit di genggamannya.
Chisi semakin mendekat. Wajahnya menyeramkan dan kepalanya dimiringkan ke kanan dengan senyum yang menyeramkan. Chisi yang merasuki Lisa itu mulai menodongkan celuritnya pada Akihiro.
Akihiro melirik ke segala arah. Ia mencari senjata yang ampuh untuk melindungi dirinya maupun Dennis dari ancaman Chisi yang berbahaya itu.
Sampai akhirnya, Akihiro pun menemukan sebuah tongkat besi di samping meja obat. Fungsi tongkat itu adalah untuk mengambil sesuatu di tempat tinggi. Tapi kali ini, tongkat besi itu akan digunakan untuk melawan makhluk berbahaya itu!
Dengan cepat, Akihiro meraih tongkat itu dan langsung memukul tubuh Lisa. Lisa hanya terdiam saja. Ia melirik ke bawah. Melirik ke arah bagian tubuhnya yang dipukul itu. Lalu setelah itu, ia kembali menengok ke Akihiro sambil tersenyum lalu tertawa dengan seramnya.
"HIHIHIHIH...."
Akihiro membesarkan matanya. Ia tidak percaya ini. Setelah itu, Akihiro kembali memukul Chisi yang ada di hadapannya itu. Tapi, tetap tidak mempan. Lalu, sekali lagi, Akihiro kembali menyerang. Tapi tiba-tiba saja tongkat Akihiro dihadang oleh mata pisau celurit itu. Akihiro terkejut.
Chisi itu merebut tongkat Akihiro dengan cepat, lalu tiba-tiba saja makhluk itu mencengkram kepalanya Akihiro dan mengangkatnya ke atas.
Chisi semakin menekan genggamannya. Kepala Akihiro mulai mengeluarkan darah. Dia pun berteriak kesakitan. Tapi pada akhirnya, Akihiro berhasil melepaskan dirinya setelah ia menendang makhluk itu. Akihiro menjauh dari makhluk itu dan mendekati ranjang Dennis. Kembali mengambil tongkat sambil memegang kepalanya yang sedikit berdarah.
Pasti sakit sekali!
Tapi, Akihiro masih belum menyerah. Ia pun dengan cepat kembali menyerang makhluk itu dengan cara memukulnya dengan tongkat. Tapi kali ini, Akihiro memukul kepala makhluk itu dan berhasil!
Chisi kehilangan keseimbangannya dan terjatuh. Ini kesempatan Akihiro untuk membunuh makhluk itu.
Ia menindih tubuh Chisi, mengangkat tongkatnya, ujung tongkatnya itu akan menusuk kepala makhluk itu sampai dia mati.
"Maaatttiiii... kau!"
Tapi sebelum Akihiro menusuk makhluk itu, ia sempat teringat sesuatu. Beberapa perkataan Rei yang pernah ia ucapkan padanya.
"Chisi adalah manusia biasa yang dirasuki Chika."
"Manusia biasa...."
"Manusia biasa...."
Akihiro tersentak. Ia baru sadar kalau Chika ini telah merasuki tubuh Lisa. Dan Lisa itu adalah manusia biasa. Jika Akihiro membunuh makhluk itu, maka sama saja seperti ia membunuh Lisa. Yaitu manusia biasa.
Akihiro hanya terdiam. Ia tidak berani untuk menusuk makhluk itu karena takut dirinya juga akan membunuh Lisa. Bagaimana ini?
JLEB!
Akihiro terkejut. Ia menengok ke samping kirinya. Ia melihat, sebuah celurit telah menancap di lengan kirinya. Darah mulai mengalir dan rasa sakitnya pun mulai tidak tertahankan. Akihiro berteriak kesakitan. Ia berguling di lantai sambil memegang tangan kirinya yang terluka itu. Sampai pada akhirnya....
"HIROOOO!"
Seseorang datang dari pintu depan. Itu ternyata Rei. Rei memasuki ruang UKS dan langsung berlari menghampiri Chisi (Lisa) yang sedang berdiri di hadapan Akihiro. Rei menggenggam kepala Chisi itu lalu membenturkannya ke lantai. Lalu setelah itu, secepatnya, Rei membacakan sesuatu yang membuat Chisi itu berteriak kesakitan.
Lalu tak lama kemudian, Chisi pun keluar dari tubuh Lisa. Wujudnya terlihat. Ternyata, Chika itu adalah sosok seorang anak kecil yang memakai seragam sekolahan.
Sosok Chika itu menembus langit-langit UKS dan menghilang. Rei merasa lega. Ia berhasil mengusir hantu itu. Lalu setelah itu, ia pun mengangkat tubuh Lisa yang tak sadarkan diri ke atas tempat tidur. Lalu setelah itu, ia membantu Akihiro untuk menghentikan pendarahannya itu.
Rei mengambil perban yang panjang, lalu langsung mengikatnya di lengan Akihiro. Akihiro mengerang kesakitan. Rei berusaha untuk lebih pelan-pelan.
"Tahanlah. Sedikit lagi!"
"Ssshhh... Aw! Aw! Sakit...."
Tak lama setelah itu, beberapa anak lainnya pun akhirnya datang ke tempat kejadian. Adel, Mizuki dan Yuni datang. Mereka terkejut melihat keadaan UKS yang sudah kacau, berantakan dan penuh bercak darah. Lalu, mereka menghampiri Akihiro.
"Hiro, maafkan aku!" Rei merasa bersalah. Ia menatap serius pada Akihiro. "Seharusnya aku tidak memberikan tugas seperti ini padamu."
"Ah! Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja! Jangan khawatir."
"Baiklah kalau begitu." Rei menepuk-nepuk kepala Akihiro. "Kerja bagus!"
Akihiro mengangguk sambil tersenyum. Lalu setelah itu, Mizuki datang mendekatinya. Ia akan mengobati tangan Akihiro itu.
Mizuki mengambil kotak P-3K yang ada di sana. Ia mengambil obat penyembuh dan perban baru untuk membalut tangan Akihiro yang terluka.
Saat Mizuki memegang tangan Akihiro, seketika, tubuhnya memanas dan wajahnya memerah. Sudah lama Mizuki tidak dekat dengan Akihiro. Padahal, belum lama ini, mereka baru saja putus. Tapi, Akihiro dengan Mizuki tetap menjalin hubungan. Walaupun hanya sebagai sahabat dekat.
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Mizuki lirih sambil menatap Akihiro.
"I–iya! Makasih."
Setelah Akihiro mengucapkan itu, Mizuki pun kembali berdiri. Akihiro juga mengikuti Mizuki. Mereka berdua menghampiri ranjang Dennis.
"Ah! Jadi dia yang namanya Dennis?" tanya Mizuki.
Adel mengangguk. "Iya! Kasihan kakak!"
"Tenang saja. Dia baik-baik saja. Sebentar lagi, dia akan segera sadar."
Adel terkejut. "Heh? Bagaimana kakak bisa tahu?"
"Eh! Kakak hanya menduga saja." Rei tertawa kecil. Mizuki melebarkan matanya sambil menatap Rei yang sedang senyum-senyum sendiri. Ia baru pertama kali melihat Rei yang tersenyum. Apalagi tertawa.
Rei yang ia kenal, itu selalu dingin dan cuek. Pokoknya, ekspresi Rei yang tadi telah membuat Mizuki terkejut.
Tiba-tiba terasakan pergerakan. Pergerakan dari ranjang tidur Dennis. Semua mata terpaku pada Dennis. Mereka melihat tangan Dennis perlahan bergerak. Mereka sudah tidak sabar melihat mata Dennis terbuka.
Adel mulai tersenyum lebar. Ia melihat mata Dennis terbuka. Secara perlahan. Matanya Dennis mulai terbuka! Semuanya mulai mendekat!
"Yeay!"
To be Continued- Eps 7 >>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Aldwiipratama El-syaki
tmn Adel si cikha
2023-10-12
0
Echi Oche
agak diluar nalar juga ya sudah tau ada siswa cidera bocor kepala kok tdk dibawa kedokter
biasanya UKS juga ada guru yg menjaga
2023-09-07
0
lissa
Numpang tanya saja mmg tokoh utama murid sekolah.. Tp pihak guru kmn... Smp ada yg cedera kok ga da guru dokter atau apa
2022-05-25
0