"Ketemu kalian. Ternyata ada di sini!"
Mereka semua terkejut. Akihiro dan Mizuki berlari ke belakang Rei. "Kenapa kau tidak bilang kalau penjaga itu masih mengikutimu?" bisik Rei.
"A–aku tidak tahu! Kami pikir, dia itu telah kehilangan jejak kami. Dan sekarang, bagaimana dia bisa menemukan kami?" Tubuh Akihiro gemetar ketakutan.
Yuni menatap tajam pada si Penjaga itu. Ia maju ke depan. Mengarahkan tangannya ke belakang secara perlahan. Dengan isyarat meminta semua temannya itu untuk segera lari secepatnya.
"Yuni, apa yang kau lakukan?" tanya Dennis.
"Lari."
Ucapan Yuni tidak terdengar oleh yang lainnya. "Apa?"
"LARIII!"
Dengan cepat, Yuri mendorong Dennis untuk menjauh dari si penjaga itu. Lalu setelah itu, semuanya pun langsung lari dan menghindar dari si penjaga itu. Mereka berniat untuk tidak berpencar. Mereka akan selalu bersama agar tidak terpisah dan tertangkap oleh si penjaga malam.
Sambil berlari, Rei pun bertanya pada Yuni, "Yuni? Apa yang terjadi?"
"Penjaga itu ternyata adalah Chisi, kak!" Jawab Yuni cepat.
Semuanya terkejut. Mereka pun semakin melajukan langkah berlarinya. Sementara si penjaga yang diduga telah dirasuki Chika (atau dengan nama sebutannya adalah Chisi) itu semakin cepat mengejar mereka juga.
"Ba–bagaimana kau tahu itu Chisi?" tanya Akihiro.
"Matanya, kak! Matanya! Dan ia juga membawa senjata berupa palu raksasa bertongkat panjang yang biasanya digunakan untuk menghancurkan batu. Kini, kegunaan palu itu telah ia rubah untuk menghancurkan kepala kita!" Jelas Yuni.
Sambil berlari, semuanya sedikit menengok ke belakang. Ternyata benar saja. Sambil berlari, penjaga itu ternyata menggenggam sebuah palu raksasa di tangannya.
Semuanya berlari sampai ke tengah lapangan. Mereka berhenti sejenak untuk memikirkan tempat persembunyian yang aman. Tapi tidak sempat berpikir panjang, si penjaga itu semakin mendekat.
Mau tidak mau, Dennis dan yang lainnya harus berlari kembali. Tapi apa dayanya Adel. Dia telah kecapekan duluan. Dennis pun akan menggendong adiknya itu.
Semuanya bingung. Mereka harus berlari ke mana lagi? Apa mereka harus kembali ke kamar mereka? Tapi itu tidak mungkin! Yang mengejar mereka itu adalah Chisi dan bukan manusia biasa. Tidak akan mudah untuk kabur dari kejaran Chisi. Di manapun mereka bersembunyi, Chisi akan menemukan mereka.
Jadi, apa boleh buat, Rei mengusulkan untuk berpencar dan mengalihkan perhatian Chisi itu. Rei, Dennis dan Adel akan pergi ke arah kantin. Sedangkan Akihiro, Yuni dan Mizuki ke arah pintu gerbang dan taman.
Saat berpencar, ternyata Chisi itu mengejar Dennis, Rei dan Adel. Rei merasa geram. Ia sendiri akan mengalihkan Chisi itu.
Rei berlari ke arah lain dengan tujuan agar Chisi itu mengikuti dirinya dan bukan Dennis dan Adel yang ia kejar.
Tapi ternyata, ini gawat! Chisi itu hanya mengincar Dennis dan Adel. Dia tidak mengejar Rei yang berusaha untuk mengalihkan perhatiannya. Jadi, terpaksa, Rei harus mengejar Chisi itu.
"Gawat! Dugaan ku selama ini benar! Hantu itu hanya mengejar Dennis dan Adel saja!" Batin Rei.
"Dennis! Bertahanlah. Lari secepat yang kau bisa! Jangan sampai tertangkap olehnya!" teriak Rei.
Dennis mengangguk cepat. Dennis akan menuruti perkataan Rei. Tapi, entah kenapa, tiba-tiba saja langkahnya mulai melambat. Dennis terengah-engah. Ia mulai kelelahan dan kakinya terasa sakit. Apalagi, ia juga sedang menggendong adiknya.
"UWAAA! Kakak! Hantu itu semakin mendekat! Cepat, kakak!" Adel semakin memeluk Dennis. Ia ketakutan.
"Aduh! A–akan kakak lakukan sebisa kakak!"
Dennis akan bertahan sebisa yang ia lakukan. Tapi, karena langkah lari Dennis yang mulai sempoyongan, tak sengaja, Dennis tersandung akar pohon dan terjatuh.
Adel berhasil tertangkap oleh Chisi itu! Dia berteriak ketakutan. Dennis pun kembali bangkit dan langsung mendorong Chisi itu. Tapi, tidak seperti dugaanya, Chisi itu sangat kuat.
Chisi itu melepaskan Adel, lalu Chisi itu tersenyum pada Dennis. "Aku mengincarmu saja. Hihihi...."
BUAK!
Dengan cepat, Chisi itu mencekik leher Dennis dan langsung membenturkan tubuhnya ke batang pohon besar.
"Aduh!"
"KAKAAAAK!"
Rasanya sesak sekali. Dennis tidak bisa bernafas. Ia merasa, tubuhnya akan mati rasa. Tidak bisa digerakkan.
Adel berlari menghampiri Chisi itu. Ia menggigit tangan Chisi yang sedang mencekik leher Dennis itu. Lalu seketika, tubuh Chisi itu mengeluarkan asap hitam. Matanya semakin memerah dan ia berteriak kesakitan.
Dan pada akhirnya, Chisi itu melepaskan Dennis. Ia lebih mementingkan tangannya yang digigit itu. Dennis terjatuh. Ia memegang lehernya dan terbatuk-batuk. Berusaha untuk bernafas dengan lancar kembali.
"Kakak. Kakak tidak apa-apa?" tanya Adel cemas.
"Ah! Tidak apa-apa. Terima kasih."
Chisi itu kembali bangkit lagi. Ia berjalan sambil membawa palunya itu ke arah Dennis dan Adel. Kemudian, Chisi itu mengangkat palunya ke atas dan berniat untuk memukul Dennis dan Adel. Tapi ternyata tidak bisa....
BUK!
"Tidak semudah itu untuk membunuh temanku, Chika!"
Rei menahan palu itu. Kemudian, ia pun menaiki tubuh si penjaga itu dan duduk di atas pundaknya. Dengan cepat, Rei menggenggam kepala si penjaga itu. Membisikkan sesuatu dengan cepat. Dan seketika, Chisi itu merasa kesakitan seperti kejadian sebelumnya.
Tapi sepertinya, Chisi yang kali ini lebih kuat. Ia bisa menggerakkan tangannya kembali. Chisi itu menggenggam tubuh Rei dengan kuat. Rei berusaha untuk bertahan. Ia tetap fokus membacakan sesuatu yang akan membuat Chisi itu keluar dari dalam tubuh manusia.
Dengan kukunya yang panjang, Chisi itu mencengkram tubuh Rei. Seketika, mulut Rei mengeluarkan sedikit darah. Rei tetap fokus. Tidak mempedulikan tubuhnya itu terluka. Mizuki, Akihiro dan Yuni akhirnya datang. Mereka melihat pertarungan Rei melawan Chisi itu.
Darah mulai menetes. Entah itu dari Chisi atau tubuh Rei yang mulai terluka.
"UWAAAA!"
Asap hitam keluar dari tubuh Chisi itu sendiri. Lalu dengan cepat, Rei membenturkan kepalanya ke kepalanya Chisi itu.
Chisi itu berteriak kesakitan. Lalu pada akhirnya, kumpulan asap hitam besar dengan bayangan sosok menyerupai manusia keluar dari dalam tubuh si penjaga malam itu dengan cepat.
Mereka kembali tenang. si penjaga malam itu terjatuh. Begitu juga dengan Rei. Rei langsung tak sadarkan diri semenjak ia membenturkan kepalanya itu pada Chisi yang tadi. Tidak hanya itu, penyebab lainnya mungkin karena luka cakar di tubuh Rei. Semuanya menduga seperti itu.
Tapi Yuni menggeleng. Ia menganggap semua dugaan teman-temannya itu salah. "Rei kehilangan energinya. Dia menggunakan semua kekuatannya untuk mengusir makhluk itu." Jelas Yuni.
"Apa maksudmu? Apa Rei punya kekuatan untuk mengusir makhluk-makhluk jahat itu?" tanya Dennis bingung.
"Iya. Seperti itu."
"Ah! Kasihan. Kalau begitu, aku akan mengobati luka-lukanya!" Mizuki membuka tasnya dan mengambil kotak P-3K dari dalam tasnya. Mizuki akan membuka baju Rei, karena lukanya berada di dalam. Tapi, saat Mizuki sedikit membuka kancing bajunya, tiba-tiba saja Rei membuka matanya.
Mizuki tersentak dan langsung menutup kembali tubuh Rei dengan bajunya. Rei terduduk dan celingak-celinguk dengan bingungnya mencari sesuatu.
"Di mana Chisi itu? Apa dia sudah pergi?!"
Semuanya mengangguk. Mereka merasa senang dan lega karena Rei baik-baik saja. Rei pun mengangguk pelan. Lalu ia melihat kemejanya yang sedikit terbuka. Rei langsung menutupnya kembali.
Rei kembali berdiri. Tapi tiba-tiba saja, rasa sakit di perutnya itu muncul kembali. Mizuki langsung mendekati Rei.
"Rei! Kau terluka. Aku harus mengobatimu terlebih dahulu!"
Rei mengangguk pelan. Mizuki pun tersenyum. Ia kembali membuka kotak P-3K itu. Lalu mengambil obat oles dan perban untuk membalut lukanya.
Sementara Mizuki mengobati Rei, Dennis dan Akihiro iseng-iseng saja berjalan-jalan di sekitar sana. Ternyata mereka ada di depan kantin dengan taman Bunga di depannya.
Dari sana, Dennis bisa melihat bangunan tua yang tinggi itu. Tadinya mereka akan pergi ke sana. Tapi betapa terkejutnya Akihiro dan Dennis. Mereka kira, bangunan itu kosong. Tapi, kenapa ada cahaya yang bersinar dari dalam jendelanya? Dan sosok manusia di dalamnya?
Dennis dan Akihiro akan menghampiri tempat itu berdua saja. Tapi, tiba-tiba saja mereka dikejutkan oleh suara seseorang yang memanggil mereka dari belakang.
Siapa itu?!
To be Continued- Eps 11 >>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Tina Naida
mending pindah asrama. 😥
2021-04-10
0
AdeOpie
kenapa Cika cuma ngincar si Deniss
2021-03-29
0
Marciana Tamba
kalo aku tinggal di asrama kek gitu, mendingan kluar dr situ, dari pd diteroro mulu
2021-03-15
0