ZRAAAHSS....
"Rei!"
"Aaaaaakh!" Rei berteriak dan mundur perlahan ke belakang menjauhi Bu Risa sembari memegang mata kanannya yang telah disabet pisau itu.
Tadi nyaris saja pisau itu akan menusuk kepala Rei. Beruntung Rei masih bisa menghindar. Tapi, pisau itu malah mengenai mata kanan Rei.
Semuanya menghampiri Rei. Mereka langsung memeriksa mata Rei yang terluka itu. Beruntung hanya luka kecil di bagian kelopak mata dan tidak mengenai bola matanya.
Lalu tak lama kemudian, Bu Risa pun tertawa kepada mereka. Tawaanya terdengar menyeramkan dan sangat keras. "Haha..., Kalian masuk ke dalam perangkap kematianku! Sekarang, berdiam dirilah dan bersiap untuk menjadi korban berikutnya! Khu... Khu...."
"Korban? Apa maksudnya ini?!" batin Dennis panik setelah mendengar perkataan Bu Risa itu.
****
"Eh, Lisa ngapain ikutin aku terus, sih?!" tanya Akihiro. Ia pun berbalik badan menghadap ke arah perempuan berambut panjang yang dikuncir dua itu.
"Ish! Ngapain juga aku ngikutin kamu. Aku tidak akan melakukan ini kalau Rei tidak menyuruhku."
"Eh, Rei menyuruhmu untuk mengikuti aku? Tapi kenapa?"
"Cuma disuruh menemanimu. Ingat! Hanya menemani! Ogah amat aku akan menolongmu nanti!" Lisa melipat tangannya sambil membuang muka.
"Kalau gitu, lebih baik kau tidak usah mengikutiku saja. Merepotkan!" Akihiro kembali berbalik badan. Ia berjalan menyusuri lorong di dekat tangga itu. Apinya mulai menyebar ke bangunan atas sekolah. Akihiro harus cepat.
"Cish! Anak itu..." Lisa bergumam kesal. Tadinya ia ingin kembali ke luar dari sekolah. Tapi, tiba-tiba saja dia merasakan sesuatu yang tidak enak. Karena merasa khawatir, Lisa pun kembali berjalan mengikuti Akihiro.
"Siapa saja yah, yang belum aku selamatkan hari ini?" Pikir Akihiro mengingat jumlah dan nama para murid yang ia kenal. Akihiro pun berhenti sejenak. Ia akan menghitung jumlah teman-temannya dulu. "Hari ini, aku sudah melihat semuanya. Tapi... saat kejadian ini, siapa yah yang belum aku lihat? Hmmm...."
"Hei, bocah! Kenapa kau malah diam saja di situ? Katanya mau menyelamatkan semuanya!" gerutu Lisa yang tiba-tiba muncul di samping Akihiro.
Akihiro pun terkejut. "Kau mengagetkanku saja!" ia membentak. "Ini, sebenarnya, aku juga mau pergi mencari yang lainnya. Tapi aku bingung. Siapa saja orang yang akan ku selamatkan? Makanya, aku menghitung teman-temanku dulu."
Lisa tersentak. Ia mengerutkan keningnya. "Eh! Bodoh! Kau buang-buang waktu namanya!"
"Habisnya, aku bingung. Siapa yang masih ada di sini."
"Lebih baik, kita langsung cari saja!"
"E–eh, tunggu!"
Lisa berjalan melewati Akihiro. Akihiro pun juga berjalan mengikuti Lisa dari belakang. Akihiro melirik ke sekitar. Keadaanya sangat sepi. Lalu, Akihiro pun berjalan ke arah jendela. Ia melihat keadaan di luar gedung sekolah itu. Semuanya baik-baik saja. Beberapa murid lainnya yang mulai tenang. Mereka semua berkumpul di tengah lapangan setelah berhasil menyelamatkan diri. Tapi, Akihiro masih bingung dengan keadaan langitnya.
Sekarang masih jam 4 sore. Tapi kenapa langit hari ini gelap sekali. "Apa benar, amarah hantu itu jadi seperti ini?" Pikir Akihiro.
Lalu setelah itu, Akihiro kembali mengejar Lisa yang sudah tertinggal jauh. Menuju ke koridor berikutnya. Lisa dan Akihiro melihat koridor itu sudah mulai terbakar. Api berada di mana-mana.
"Kita tidak bisa melewati tempat ini." Kata Akihiro.
"Tapi, api itu hanya ada di pinggiran tembok saja. Jalannya masih belum terbakar. Ayo kita pergi saja!" Lisa dengan santainya melewati kobaran api itu. Akihiro hanya mengikuti Lisa dari belakang.
KREK... KRRRK....
Akihiro mendengar sesuatu. Dekat sekali dengannya. Ia pun menghentikan langkahnya. Melirik ke sekitar. Mencari asal suara itu.
KREKK....
Kembali terdengar lagi. Eh, ternyata suara itu ada di atas dirinya. Akihiro pun mendongak. Lisa berbalik badan menatap Akihiro yang sedang kebingungan sendiri.
"Eh, apa yang kau lakukan?" tanya Lisa.
KREEKK... BRUSS....
"Lisa! Awas!"
BRUK!
Seketika, langit-langit di koridor itu runtuh karena bagian-bagian kayunya terbakar habis oleh api. Makanya, triplek di atas sana terjatuh.
Akihiro mendorong Lisa untuk menjauh agar tidak tertimpa kayu-kayu terbakar yang jatuh itu. Untung saja mereka masih sempat menghindar.
"Apa yang kau lakukan?!" Lisa mendorong Akihiro dari hadapannya. Mereka tadinya sempat berpelukan. Itu membuat Lisa semakin jijik.
"Ma–maaf! Aku tidak sengaja!" Akihiro kembali berdiri dengan cepat. Lisa juga melakukan hal yang sama. Lisa terkejut saat melihat sesuatu di hadapannya itu. Sudah banyak kayu yang berantakkan dengan api yang tersebar di mana-mana. Jalan keluar dari gedung sekolahnya telah tertutup. Lalu, bagaimana mereka bisa keluar?
"Ada satu jalan lagi. Lewat pintu barat." Kata Akihiro.
"Kita harus keluar dari sini!" tegas Lisa.
"Tapi bagaimana dengan anak-anak yang terjebak?"
"Dirimu saja sedang dalam bahaya, dan sekarang, kau malah lebih mementingkan orang lain, gitu?!"
Akihiro berpikir sebentar. Lalu, ia pun kembali mendongak dan mengerutkan keningnya. Ia menggeleng pada Lisa. "Tidak bisa! Aku tidak bisa meninggalkan anak-anak yang masih ada di gedung ini. Pokoknya aku harus menyelamatkan mereka!"
"Kau gila?! Apa kau tahu mereka itu ada di mana? Jika mereka tidak ada, maka nyawamu akan sia-sia!" Lisa menarik tangan Akihiro.
"Tidak akan sia-sia jika kita menggunakan nyawa ini untuk berbuat kebaikan." Akihiro tersenyum pada Lisa. "Seseorang punya nyawa bukan hanya digunakan untuk menikmati hidup di dunia, tapi bagi orang yang pintar, nyawa itu digunakan untuk menolong orang yang sedang membutuhkan. Karena... Mati dengan banyak dosa itu tidak keren, loh!"
Akihiro melepaskan tangannya dari genggaman Lisa. Lalu setelah itu, Akihiro pun kembali berlari. Ia akan menuju ke lantai 2.
Tapi, untuk kali ini, Lisa tidak ikut dengan Akihiro. Ia ingin pergi ke pintu keluar di sebelah barat yang dikatakan Akihiro tadi. Ia ingin menyelamatkan dirinya sendiri ketimbang keselamatan orang lain.
Tapi setelah Lisa berbalik badan, tiba-tiba ia mendengar suara seseorang yang berteriak dari lantai atas.
"UWAAAA!"
Lisa terkejut. Ia menengok ke belakangnya. Lisa mendengar suara teriakkan Akihiro. Jelas sekali. Karena merasa khawatir, Lisa pun langsung berlari kembali ke tempatnya tadi. Lalu, ia pun menaiki tangga menuju ke lantai 2. Karena ia tahu kalau tadi, Akihiro pergi ke lantai itu.
"BOCAAAH! DI MANA KAU?!" teriak Lisa.
Tidak ada jawaban. Jantung Lisa semakin berdetak kencang.
"Eh? Kenapa aku malah merasa khawatir dengan si bocah itu, sih?! Aduh... ada apa ini?" pikir Lisa sambil memegang dadanya. "Perasaan apa ini?"
Lisa kembali berlari menyusuri lorong itu. Ia sedang mencari Akihiro. Lalu tak lama kemudian, saat Lisa melewati koridor dekat dengan kelas kakak kelas, ia melihat Akihiro di sana. Akihiro sedang duduk bersandar di dinding di depan kelas 3-A. Lisa pun berlari menghampiri Akihiro.
"Eh, bocah! Kenapa kau..., eh?!"
Lisa terkejut. Ia melihat Akihiro sedang dalam keadaan tak sadarkan diri di sana. Apa yang telah terjadi padanya?
TEP! TEP!
Lisa mendengar suara hentakan kaki yang sangat keras dan terdengar besar. Ia pun menengok ke belakang dan terkejut. Ternyata di belakangnya itu, tepat di depan pintu kelas 3-A, muncul sosok besar menyeramkan. Itu si penjaga malam yang masih dirasuki oleh Chisi!
Kenapa dia bisa ada di sana?!
To be Continued- Eps 20 >>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Aldwiipratama El-syaki
gara" akhiro Lisa mati
2023-10-13
0
Nurhalimah Al Dwii Pratama
akhiro bodoh tar lisa mati lg
2021-05-24
0
Dzastiana Ana
akihirox goblok ap gimana sih,,,gereget bacax,bukanx cari temen"x sendiri malah nyri org lain
2021-01-18
1